Ali Prilly Behind The Stage

By fidamlda

48.2K 2.2K 60

Jika kalian bertanya, 'apakah mereka memiliki sebuah hubungan nantinya?' jawabannya adalah... You will be can... More

ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 1
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 2
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 3
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 4
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 5
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 6
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 7
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 8
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 9
INFO STORY
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 10
Sorry :( Thisn't Story (:
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 12

ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 11

2.5K 158 3
By fidamlda

Wkwk maaf deh hayati ingkar janji lagi =D.

Engga deh, kali ini gak mau janji-janjian ah -,- aku kapok :|

Aku yang bikin janji, tapi aku sendiri yang ingkar, hohoo.. i'm sorry :D

Oiya, karena lagi gatel banget tangannya buat next chapter ini. Jadi aku publish aja deh..

Maaf kalo ceritanya membosankan ;) buabaaiii ;)

Komentar kolom :

   -" bagus bgt crita'a Next kak_" -@wenynahadiyani

   -" lanjut dong lanjut seru tau_" -@okeudn_



HAPPY READING ;;)

♡EXTRA CHAPTER♡
.
.
.
.

" ayo cepat cepat!! Kita gak punya banyak waktu! Prilly, gritte, mila, michelle, dahlia, ayo cepat! Nanti ke buru selesai sesi pemotretan nya." ucap bu nizka yang terlihat sedikit panik.

Prilly yang masih memoleskan wajah nya pun langsung dipercepat. Gritte yang sedang menata rambutnya juga dipercepat.

Dahlia yang sudah selesai pun langsung turun kebawah dan menunggu yang lainnya bersama bu nizka.

Dikamar lain, mila juga masih sedikit sulit memakai sepatunya. Dan michelle pun hanya tinggal mengambil sling bag bunga nya dan turun ke bawah bersama mila.

Kini yang masih sibuk tinggalah prilly dan gritte.

" prilly !! Gritte !! Ayo turun!!." Ucap bu nizka sedikit berteriak dari bawah.

Disatu sisi, prilly dan gritte pun sudah selesai memakai sepatu nya. Dan mereka berdua pun turun ke bawah dengan tegesa-gesa.

Mereka disambut tatapan kesal oleh dahlia, mila, dan michelle.

Gritte dan prilly hanya meringis tak berdosa.

" lelet lo! Kaya siput!." Ucap dahlia dengan nada jengkel.

" hehe.. sorry deh sorry.. yaelaah,- ya--"

Belum sempat prilly berbicara, bu nizka langsung memotong ucapannya.

" sudah sudah gak usah bahas itu lagi! Ayo cepat kalian masuk ke dalam mobil. Dan jangan lupa buat bawa baju ganti kalian."

Ke-lima princess bu nizka pun mengangguk paham.

" iya, sudah bu." Kata prilly.

Mereka pun berjalan keluar, dan masuk ke dalam mobil, dan disambut sapaan pagi oleh pa rudy → seorang sopir antar jemput mereka.

Kini mereka sedang berada dalam perjalanan. Semua sibuk dengan smartphone nya masing-masing.

Bu nizka yang menatap mereka satu persatu pun hanya memutar bola matanya malas.

Dahlia, sedang serius bermain game turbo racing ( download aja di playstore, seru ko. Lah? :v )

Gritte, ia sedang berchatting ria dengan kekasihnya, arief.

Kalau mila, ia sedang sibuk berselfie alay bersama dengan dahlia, dan michelle.

Sedangkan prilly, ia sedang serius. Bahkan lebih serius dari yang kalian kira. Ia kini sedang berchatting dengan ali.

Orang yang menjadi bodyguard nya kali ini. Ia benar-benar jengkel. Karena ali selalu menggodanya dan selalu bilang bahwa ia tidak bisa menjemputnya setelah sesi pemotretan ini.

Ia berdecak sebal sendiri. Sampai ia membalas chat ali dengan tulisan kapital.

" POKOKNYA GAK BISA! LO HARUS JEMPUT GUE! LO HARUS TRAKTIR GUE! KALO NGGAK, lo bakal  gue tambahin hukumannya DUA KALI LIPAT!!."

Diketiklah oleh prilly dan mengirimnya untuk ali.

Dan ali pun membalasnya dengan pasrah, ia akan menjemputnya. Meski hari ini ia sedang tidak enak badan.

.
.
.
Tak lama mobil pun terparkir di depan studio pemotreran Ggirls5 seperti biasa.

Semua nya pun prepare untuk pemotretan nanti.

Gritte, dan prilly memakai pakaian couple. Ia memakan pakaian kemeja kotak-kotak merah ati. Dan memakai celana joger pants.

Rambut prilly di biarkan kebawah. Sedangkan itte, ia menguncir rambutnya seperti biasa. Namun rapi.

Michelle, Mila, dan Dahlia. Mereka memakai kemeja kotak-kotak berwarna biru tua. Dan juga celana senada dengan gritte dan prilly.

Rambut dahlia di tata dengan dikuncirnya rambut tersebut dan memakai topi snapback yang bertulisan love boy!. Sangat keren.

Sedangkan mila, ia menata rambut nya dengan mengkritingkan rambuh bawahnya dan memakai topi snaback hitam polos, hanya ada logam emas segitiga di tengah nya.

Michelle, dengan gaya simplenya. Ia hanya menjuntaikan rambutnya ke bawah dan memakai kacamata dengan kaca bening dan gagang kacamata berwarna hitam.

Dengan penampilan yang bermacam-macam, simple, elegan, yang membuat para fans nya masing-masing terpesona melihat penampilan mereka.

Dengan sesi pertama, posisi mereka sedang tertawa bersama. Dengan ekspresi yang sangat tertangkap. Dan membiarkan aura kegembiraan mereka terpancar melalui lampu kamera tersebut.

Sesi kedua.

Mereka sama-sama meletakkan siku tangan kirinya di pundak satu sama lain.

Mulai dari prilly yang menahan bahunya untuk siku tangan gritte. Dan gritte menahan bahunya untuk siku tangan dahlia, dan sampai terakhir di michelle.

Dengan berbagai ekspresi. Prilly dengan mimik eksotis.

Gritte yang juga memasang wajah eksotis, bersama dengan prilly.

Dahlia, menampilkan gigi putihnya dan tersenyum cantik.

Mila dan Michelle yang juga tersenyum manis.

Jepretan demi jepretan. Hingga akhirnya mereka break terlebih dahulu. Dengan diberi durasi 10 menit.

Dan waktu ini membuat prilly leluasa berchatting bersama ali. Karena urusan tadi belum selesai.

Tak ada satu pun yang boleh menganggu waktu yang ditunggu-tunggu oleh prilly.

" PING!!! "

Dibalasnya chat dari prilly.

" apa?."

Prilly berdecak sebal. Membuat nya jengkel. Ia pun mengetiknya dengan cepat karena kesal.

" heh! Jangan pura-pura lupa deh! Gue tau kok kalo lo inget!."

" apa? Soal apa? Yang gue jemput lo buat ke cafeteria? Iya..iya gue inget ko."

Seulas senyuman kemenangan terlukis dibibir prilly. Dia sangat senang.

Senang buat di traktir! Bukan karena mau ketemu dia!. Ucap nya dalam hati

.
.
Mereka kembali untuk sesi pemotretan ke tiga setelah selesai break.

Dengan berjalannya sesi tersebut, sampai ada sosok yang sedang melihat perempuan diantara mereka.

Sosok tersebut duduk disamping bu nizka. Mereka pun berbincang-bincang.

Prilly yang menatap sosok tersebut pun langsung menghampirinya setelah ia selesai pemotretan.

" ali?." Tanya prilly. Ali menoleh padanya dan tersenyum manis. Melihat itu prilly langsung mengalihkan pandangannya. Ia tak mau ali melihat wajahnya yang memerah.

" hei, udah selesai." Prilly lagi-lagi semakin merona. Saat dagu nya ditarik oleh ali untuk menatapnya.

Prilly hanya mengangguk kikuk. Ali pun hanya tersenyum menahan tawanya karena melihat prilly yang gugup, seperti sedang berhadapan dengan kepala sekolah karena ingin di kenakan SP-3.

" yaudah kalo gitu, jadi gak?." Ali yang berbicara seperti itu langsung di balas anggukan mantap oleh prilly.

Semua yang ada disana hanya tersenyum geli. Melihat sikap prilly yang mau tapi malu. Alias....

" munafik lo pril!." Ucapan tersebut langsung keluar begitu saja dari mulut gritte. Yang membuat prilly menatap tajam padanya. Gritte pun hanya terdiam. Meski dalam hatinya ia tertawa sangat kencang.

" yaudah, kalian duluan aja gih. Kita juga mau nonton dulu." Canda bu nizka. Prilly hanya merengek.

" aaa bu nizka.. ko gitu, giliran aku yang ngajak pada gak mau. Giliran aku pergi, kalian nonton. Ga adil!." Ngambek prilly sambil memanyunkan bibirnya. Membuat orang yang berada disini gemes padanya. Termasuk ali.

" ih gemes gue sama lo!!!."

" aww.. sakit itte!!." Prilly memegangi pipinya yang terasa sedikit sakit karena cubitan dari sahabatnya itu.

" haha tenang aja babe. Gue dan yang lain gak bakal kemana-mana sampai lo datang. Paling kita cu--"

Ucapan gritte diputus oleh prilly yang langsung menyambar ucapannya begitu saja.

" jangan jangan jangan!!! Pleessee jangaaan...! Tunggu gue aja.. atau kalau gak, kalian nyusul aja, gimana? Nanti kita ketemuan."

Semua yang berada disitu mencerna apa yang diucapkan prilly. Akhirnya semua mengangguk setuju.

" dan begitu, nanti ali suruh cs nya ikut nyusul juga." Lanjut prilly

Dan setelah prilly melanjutkan kata-katanya, langsung saja ia diberi tatapan mematikan oleh ke empat sahabatnya.

" o-ow.." ucap prilly langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.

" jangan coba-coba!."

" jangan cari masalah sama gue, curut!."

" jangan macem-macem, kerdil!."

" sekali aja lo berbuat yang engga-engga dan berhubungan dengan gue, gak akan lepas dari iketan gue, mercon!."

Ke empat sahabatnya itu langsung mendekat padanya secara perlahan, yang otomatis membuat prilly memundurkan ke belakang.

Setelah prilly mencerna ucapan mereka. Langsung saja prilly membalas tatapan membunuh yang lebih tajam dari pada mereka.

Membuat mereka kembali normal dan bingung dengan sikap prilly seketika.

" tadi lo bilang apa?! Hah?!! Curut?!! Kerdil?!! Mercon?!!." Ucap prilly yang mulai menggebu-gebu.

Dan disaat itulah prilly hendak memukul ke empat sahabat itu yang sudah ketakutan. Namun sebuah tangan meraih tangannya prilly dan menarik pinggangnya.

Hingga membuat nya jatuh ke dalam dekapan. Prilly langsung menoleh pada seseorang yang menahannya tadi dengan cepat.

Prilly semakin kesal. Karena ali tiba-tiba saja langsung memeluknya dan menahannya untuk memukul sahabatnya. Ah bukan, sepertinya prilly sudah kesal. Sampai ia tak menganggap mereka sahabat.

" jangan marah-marah gitu. Jelek liat muka lo begini." Ucap ali santai yang masih membawa prilly ke dalam dekapannya.

Prilly seketika membulatkan matanya dan langsung saja menggigit tangan ali. Yang membuat ali dengan terpaksa melepaskan dekapannya.

" heh!! Lo juga!!."

" apa?! Ko gue?." Ali bingung dengan prilly yang langsung menuduhnya ditambah menunjuk pada wajahnya.

" jelas lo!! Pertama, lo nahan tangan gue buat  mukul mereka!. Kedua, lo langsung bawa gue ke dalam dekapan lo gitu aja!. Ketiga, lo bilang gue tadi apa? Jelek?!!...."

" kalo gue jelek. Artinya lo lebih jelek dari yang gue kira!!!." Lanjut prilly. Ia langsung keluar begitu saja dengan wajah yang masam.

Ia menghiraukan panggilan yang menyebut nya terus menerus.

Sampai akhirnya ada sebuah tangan menahannya. Ia berhenti tanpa menoleh pada orang itu.

Ia sudah mengira bahwa yang memegang lengannya adalah seseorang berlengan kekar, ia ali.

" prilly?."

Prilly terkejut dengan suara yang ternyata bukanlah suara serak khas ali. Namun ini berbeda.

Prilly dengan perlahan menoleh ke belakang, mulai dari melihat tangannya yang dipegang oleh seorang itu, hingga ia terbelalak matanya karena tak percaya pada apa yang di lihatnya kini.

Sahabatnya sejak ia SMA, sungguh ini luar biasa dugaannya. Ia bertemu lagi dengan orang yang selalu mendengarkan curhatannya dan selalu memberikan ku semangat jika aku sedang rapuh.

" Waw ternyata ini beneran lo?!! Gue beneran gak percaya!."

" Raihan !!?."

" iya ini gue!."

Berhamburnya prilly ke dalam dekapan sahabat smp nya dulu. Prilly sangat merindukannya. Ia memeluk sahabatnya ini sangat erat.

Dan dilepasnya pelukan itu oleh prilly. Ia menatap wajah raihan yang mengalami perubahan.

Raihan yang dulunya culun, kutu buku, dan selalu memakai kacamata bulatnya. Tapi sekarang, sekarang ia terlihat tampan.

Gayanya yang cool, elegant, keren, dan erghh yang bikin semua orang meleleh.

" hey, lo gak ada perubahan ya pril. Tetep kecil dari dulu." Ucap raihan yang menepuk pundak prilly.

" aww.. aduh aduh.. sakit pril sakit.. aw.." prilly mencubit perut sahabatnya itu kesal.

" lo juga! Selalu gak berubah! Selalu ngeledekin gue mulu dari dulu!!." Ucap prilly sambil memanyunkan bibirnya.

" ahaha, ih gemes gue sama lo! Iii gemes gemes gemes!." Ucap raihan dengan suara menirukan anak kecil.

" aaawww!!." Pekik prilly saat raihan mencubit kedua pipinya dengan gemas.

" raihan! Eh tapi lo banyak perubahan fisik ya, dulu lo kutu buku banget! Tapi sekarang, lo malah waw !!." Ucap prilly memujinya.

" ah gak usah berlebihan kale pril."

" dih gue serius kali han, lo berubah drastis tis tis!!."

" haha iya deh iya terserah lo."

Prilly yang mulai merasa pegal pun akhirnya diajak oleh raihan ke sebuah cafe yang tak jauh dari tempat sesi pemotretan itu.

Prilly pun duduk didekat kaca yang memperlihatkan jalan raya disana.

" lo mau pesan apa? Biar gue yang traktir." Ucap raihan. Prilly dengan mata berbinar ia memilih vanila latte.

Raihan pun memanggil pelayan tersebut dan memesan sebuah minuman yang dipesannya dan pesanan prilly.

" Udah lama banget gak ketemu! Gue kangen sama pipi chubby lo!." Ucap raihan.

Prilly sangat senang bisa bertemunya kembali setelah beberapa tahun yang lalu, saat ia masih menginjak duduk dibangku SMA. Ternyata dunia memang sempit.

" ah lo mah gitu!." Ucap prilly mengalihkan pandangan ke cafe tersebut.

" udah punya pacar?." Tanya raihan yang menatap prilly.

Prilly tersenyum kecut dan menggeleng sambil memainkan jarinya di meja dan mengetuk-ngetuk kecil.

Raihan mengangguk mengerti.
" sama, gue juga gak punya."

" ohh hehe.. tapi gue gak nanya."

Raihan hanya terkekeh malu.

Tak lama pesanan pun datang. Raihan memberikan secangkir vanila latte pada prilly. Dan prilly mengambil minuman tersebut dan menyeruput pelan.

Prilly membuka smartphone yang berada disamping cangkir coffe tersebut.

Tiba-tiba ia tersendak dan membuat raihan sempat panik hingga ia mengusap punggung sahabatnya itu.

" aduh hati-hati dong!." Ucap raihan setelah selesai mengusap punggung prilly.

Prilly hanya terkekeh dan membuat raihan menggeleng kepalanya.

Gue lupa! Gue kan ada janji sama ali!!!!!!. Teriak prilly dalam hati.

" astaga! Pril, sorry ya gue harus cabut duluan. Gue ada latihan band di studio. Semuanya udah gue bayar. Gue duluan ya pril." Raihan menepuk bahu prilly dan ia terlihat sedikit panik.

" ohh oke.. hehe.. see you ya!." Prilly tersenyum pada raihan.

Sebelum raihan pergi dari cafe tersebut, ia sempat meminta nomor telpon sahabatnya. Sampai akhirnya ia pergi meninggalkan cafe tersebut.

Prilly menghela nafasnya lega. Syukurlah gue gak harus ngusir raihan. Ucap prilly dalam hati sambil mengelus dadanya.

" oiya, ali!!!."

Dengan tergesa-gesa ia lagi-lagi melupakan ali.

Prilly membuka bbm dan ternyata ada 10x PING!!! dan 5 kali bbm darinya. Prilly pun membaca bbm nya kata demi kata.

Bbm pertama.
Woi! Ngapain ngambek sih?! Gue kan cuma bercanda kale. Lo mah di seriusin, yaudah deh gue minta maaf yah.

Bbm kedua.
Widih baru ketemu orang, maen peluk aja! Siapa tuh? Cowok lo?.

Bbm ketiga.
Asik banget ya sampe bbm gue gak di read-read! Eh jadi gak?!!.

Bbm keempat.
Sekali lagi gak bales bbm gue, gue batalin. Gak peduli siapa yg bikin janji ini. Yang jelas, yang bikin janji ini sendiri ingkar janji!.

Dan bbm kelima.
Udah gue batalin. Gue cabut pril. Sorry.

Astaga!! Mampus!! Apa yang harus gue lakuin!! Gue lagi dan lagi udah ngelupain dia! Gue yakin, pasti dia marah besar, dan gak mau bales bbm gue lagi. Ck!!

Prilly pun akhirnya keluar dari cafe tersebut. Ia melirik jam yang setia melingkar ditangannya. Sudah pukul 4 sore.

" ya tuhan, waktu cepet banget sih!." Desah prilly.

Ia akhirnya pulang ke rumah untuk mandi dan bersiap-siap kembali.

Prilly menyetop taxi dan menaiki taxi tersebut. Selama diperjalanan, fikirannya terus menerus memikirkan ali.

Ali
   Ali
      Ali
         Dan
            Ali.

Prilly mengusap-usap wajahnya kasar. Ia terlihat sangat frustasi.

Entah mengapa, gue merasa bersalah banget! Gue.. gue juga bingung! Karena, gue gak enak juga kan sama ali? Masalahnya, kan gue yang buat janji, tapi pada akhirnya gue juga yang ingkar!! Bodoh!!.

" neng, sudah sampai."

Prilly tersadar dari lamunannya.
" eh.. mm makasih ya pak."

Prilly memberi dua lembar kertas merah kepada sopir taxi. Ia pun turun dan masuk ke dalam.

.
.
" wow yang habis ketemu sama orang lain, terus pelukan, terus nyuekin ali. Enak banget ya." Sindir ule.

Prilly yang mendengar itu hanya menghiraukannya. Ia tetap berlanjut mengambil kimono nya dan menuju kamar mandi.

Usai mandi, ia pun memakai pakaian kemeja pink peach polos dengan jeans hitam dan rambutnya memakai kupluk senada dengan bajunya.

Ia pun mengambil sling bag dan turun ke bawah. Ia memakai sepatu converse dennis berwarna pink peach.

Saking terburu-burunya, sampai ia tak sadar bahwa sedari tadi bu nizka memanggilnya. Sampai bu nizka menyentuh bahu prilly, ia baru menoleh.

" eh bu.. hehe ada apa bu?." Tanya prilly yang sedang duduk disofa bersampingan dengan bu nizka.

" kamu mau kemana, pril?." Tanya bu nizka balik.

" a..aku..aku mau ke..."

" ke rumah siapa, sayang?."

" ke.. kerumahnya...personil Gb5." Jawab prilly

Ia memang jujur. Karena ia berniat untuk menemui salah satu personil mereka, ali. Ia ingin meminta maaf padanya. Ia tau ia salah karena telah mengingkari nya.

Tapi begitu pun juga, ia juga gak bisa hanya bercakap ria dengan sahabat smp-nya dan saling pamit kembali. Dan entah kapan bertemunya.

Saking asyik nya, prilly menjadi lupa.

.
.
Prilly berniat ke rumah mereka menaiki taxi. Taxi pun datang dan ia langsung naik ke dalan mobil.

Selama diperjalanan, ia selalu berfikir apa yang akan diucapkan kepada ali.

" cara minta maaf nya gimana ya? Mm.."

Prilly terus memikirkan cara untuk meminta maaf padanya.

" li, gue minta maaf. Soalnya gue ketemu sahabat sma gue. Masa gue harus cabut gitu aja sih?. Ah jangan-jangan! Terlalu bertele-tele."

" ekhem... li, sorry ingkar janji. Tadi gue ketemu sahabat gue, dan gue kangen berat sama dia. Makannya gue lupa deh.... Eh.. kenapa gue malah curhat sih?."

" aaaahh gue binguuunggg!!! Gimana iniiii ma--"

Ketika prilly sedang mengacak-acak rambutnya frustasi, tanpa sadar ia ditanya oleh pak sopir padanya.

" neng.."

" eh, i..iya pak?."

" kita mau tujuan kemana?."

Dan disaat itulah, prilly seketika diam. Ia memikirkan bahwa ia sangat bodoh karena tidak mengetahui dimana alamat rumah nya.

Mampus. Prilly merutuki diri sendiri.

" em... pak, bapak tau alamat Boyband Gb5 gak?." Tanya prilly pada pak sopir yang sedang menyetir.

" oohh yang personil nya cakep-cakep itu neng? Ah iya bapak tau, soalnya waktu itu juga ada yang minta kesana sama bapak."

Prilly menghela nafas lega. Entah bagaimana jika ia tak tahu alamat rumahnya.

Tapi... kalau bapak sopir ini tau alamat rumah mereka, berarti dia tau gue juga dong?!! Secara kan gue pernah show di serpong bareng Gb5 ?!!

Prilly pun akhirnya bertanya pada pak sopir tersebut.

" pak, berarti bapak tau dong siapa saya?." Tanya prilly hati-hati. Penasaran. Itulah perasaan prilly sekarang.

Prilly yang melihat raut wajah pak sopir melalui kaca depan dan pak sopir sedikit kebingungan sambil menggaruk kepala.

" emm... siapa ya neng?."

Prilly langsung membelalakan matanya. Benar-benar gak percaya. Sebegitu terkenal nya gb5 sampe gue gak dikenalin?

" em.. pak, saya salah satu personil girlband Ggirls5."

Prilly tersentak ke depan. Membuat kepalanya mengenai jok mobil yang ada di depan.

Karena pak sopir yang terlihat terkejut dan langsung memberhentikan mobil nya secara tiba-tiba.

" aww.." prilly meringis.

" n..non.. p..prilly?!." Pak sopir seketika gugup saat mengetahui siapa prilly itu.

Prilly yang tahu. Akhirnya ia memberikan senyuman terbaiknya pada pak sopir tersebut.

" iya pak? Ada apa?."

" i..ini.. ini beneran non prilly?." Ucap pak sopir yang masih menganga karena tak percaya.

" iya pak, ini saya prilly." Ucap prilly memberitahuinya kembali.

" bo..boleh.. s..saya minta tanda..tangan non?." Tanya pak sopir tersebut hati-hati.

Lalu dengan senang hati prilly memberikan tanda tangannya pada sebuah kertas putih polos.

" ma..makasih non." Ucap pak sopir yang sangat senang telah mendapat tanda tangan prilly.

" iya pak. Yaudah sekarang antar aku ke rumah Gb5 ya pak."

Pak sopir tersebut mengangguk paham dan menghidupkan kembali mobilnya. Kemudian mereka kembali dalam perjalanan.

Setelah sampai.

" nih pak." Ucap prilly memberikan beberapa lembar kertas berwarna pink muda sebelum ia turun dari mobil.

Pak sopir menggeleng dan tersenyum. Membuat ia menghernyit jidatnya tanda ia tak mengerti.

" begini non, non gak usah bayar. Itu buat non saja, karena non telah memberi saya tanda tangan." Ucap pak sopir itu pada prilly.

" pak, saya wajar kasih ini untuk orang yang suka sama saya. Karena itu, saya juga merasa dihormati, dihargai. Jadi ambil aja uang ini. Untuk tambahan kebutuhan ekonomi keluarga bapak." Ujar prilly dengan sangat sopan.

" tapi non, nanti saya akan bilang pada bos saya. Saya rela gaji saya dipotong hanya untuk non." Ucap pak sopir itu sedikit terharu namun ia juga merasa tak enak.

" pak, udah ambil aja. Kalau engga, saya marah loh!." Dengan tegas prilly mengancam pada pak sopir tersebut.

Pak sopir membalas dengan senyuman karena bersyukur. Benar-benar baik hati dan tidak sombong.

" terimakasih non, prilly." Ucap pak sopir tersebut.

Prilly tersenyum sebelum menjawab.
" sama-sama pak--"

" pak hendrik."

" ah iya pak hendrik."

Prilly pun kemudian turun dari mobil tersebut dan masuk menuju rumah yang besarnya tak jauh beda dari rumah bu nizka.

Ia tak perlu lagi izin kepada satpam yang menjaga rumah tersebut. Karena satpam itu telah mengetahui prilly.

Lalu ia masuk ke dalam. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu. Sampai ada seorang paruh baya yang tetap cantik sambil membawa kain lap dan kemoceng tersenyum padanya.

" non prilly kan? Ya allah sudah lama gak ketemu, eh.. tapi kan bibi gak pernah ketemu. Ah ini pertama kalinya bibi ketemu non prilly! Kamu cantik sekali ya ternyata."

Bi tuti namanya. Ia memang sedikit cerewet, namun dalam pekerjaan, ia sangat rajin dan baik sekali.

Prilly hanya terkekeh kecil dan menggelengkan kepala.

" oiya aduh maaf non sampai lupa. Silahkan masuk non, non nyari siapa? Biar nanti bibi yang panggilin. Ah biar bibi tebak, pasti non prilly lagi cari tuan ali ya?."

Dengarkan? Begitu bawel sekali bibi yang cantik ini.

" mm..iya bi hehe.."

Bi tuti hanya tersenyum kemenangan. Dugannya benar.

Dan prilly pun akhirnya masuk ke dalam dan ia pun duduk disofa. Sambil menunggu ali ke bawah. Ia akhirnya melihat foto-foto ali dan yang lainnya di sebuah meja khusus yang dipenuhi foto-foto.

Prilly mengambil foto ali yang sangat tampan di foto. Dengan pakaian kaos singlet putih serta dengan garis warna merah dan biru. Di foto tersebut ali sedang memegang sebuah minuman.

Lalu ia meletakkan foto itu kembali. Dan ia mengambil foto ali lagi dengan senyuman yang manisnya hingga mata hitam lekatnya menyipit. Bisa dibayangkan? Pasti.

Dan melihat foto itu membuat prilly seketika berdebar. Entahlah, padahal hanya foto.

" serius banget."

Mendengar suara itu secara tiba-tiba membuat prilly langsung meletakkan foto itu yang nyaris terjatuh karena terkejut.

Prilly menoleh ke belakang. Dan di lihatnya sosok yang tadi berada di foto.

" a..ali.." ucap prilly gugup sambil menundukan wajahnya. Jujur, perasaan ia kini adalah takut. Takut jika ali masih marah karena tadi siang.

" ada angin apa ke sini?." Ucap ali secara singkat dan cepat.

Tuh kan masih marah. Uhh. Desah prilly di dalam hati.

" a..anu.. gu..gue mau.. mi--"

Belum sempat prilly melanjutkan bicaranya, karena ali langsung memotong ucapannya.

" gak perlu. Lagian juga buat apa? Emang kejadian tadi siang masih berlaku? Bukannya udah kadaluarsa bareng sama janji kemaren?." Ucap ali datar.

Prilly memberanikan untuk mendongkak wajahnya agar menatap ali.

" iya gue tau li. Tapi kan emangnya gue gak boleh minta maaf?... Se--"

Lagi lagi ali mendahului perkataannya.

" lo juga udah bilang iya. Berarti itu tanda nya lo juga udah anggap kejadian tadi siang kadaluarsa dong. Oh gini aja deh ya, lebih baik lo balik sekarang. Dan anggap aja perjanjian kemaren gak ada.." ucap ali dengan memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.

" ...karena gue juga udah anggap gak ada. Eh tapi gue kembali inget karena barusan lo ungkit lagi. Jadi gimana? Lupain aja yang tadi. Sekarang lo balik aja ya, tuh sana. Minta jemput sama cowok yang kemaren." Ucap ali lagi sambil menatap ke luar tanpa menatap prilly yang ada di hadapannya.

Bukannya marah, kesal. Tapi ternyata prilly malah tersenyum devil. Ali yang merasa prilly menatap nya aneh pun melirik prilly.

" kenapa ngeluarin senyuman devil? Gak pantes! Makin jelek!." Ucap ali datar.

Prilly tetap menghiraukan ucapan ali yang menjelekannya, namun dari nada suaranya ali terdengar sedikit gugup.

" lo cemburu yaaaa???." Ucap prilly lantas begitu saja. Ia masih tetap mengeluarkan senyuman devilnya dan berniat menggodanya.

" a..apa? Gue cemburu? Hh.. iya! Kenapa?!." Ucap ali yang tetap datar namun gugup.

Prilly yang berniat menggoda ali langsung menganga.

" a..apa?." Ucap prilly dengan mulut yang sedikit terbuka.

Ali yang melihat wajah prilly sangat ingin tertawa kencang. Namun mengingat ia sedang pura-pura marah dan kesal, akhirnya ali hanya menutup mulut prilly.

" mingkem. Lalat banyak." Ucap ali tanpa menatap mata prilly.

Prilly yang merasa mulutnya ditutup oleh ali membuatnya merasa panas disekitar pipinya. Namun cepat-cepat ia tepis.

Prilly kembali tersenyum. Namun kali ini ia tersenyum mengembang. Tanda kemenangan. Hahahaha!. Teriak prilly dalam hati.

" tapi gue sadar diri. Gue bukan siapa-siapa lo. Lo juga bilang sebaliknya kan? Artinya kita impas." Ucap ali mengalihkan pandangan.

Prilly yang mendengar perkataan itu merasakan bahwa tubuhnya menegang.

" iya kan?." Tanya ali lagi.

Gak bisa berkutik. Gerutu prilly dalam hati.

.
.
Hujan lebat turun dengan derasnya bersamaan dengan angin yang tetap setia nya menemani hujan.

Prilly memeluk kedua bahunya dengan kedua tangannya menyimpul. Ia benar-benar merasakan kedinginan meski ia berada di dalam rumah.

Ia menggosok-gosokkan kedua tangannya lalu ditiup nya kedua tangan itu.

" nih teh nya." Seseorang itu pun duduk berhadapan demgan prilly yang dihalangi oleh meja kaca.

Prilly memberikan senyum simpul dan mengambil secangkir teh hangat itu lalu ditiupnya teh itu kemudian ia teguk dengan pelan.

" udah lumayan hangat?."

Prilly mengangguk pelan. Ia mencari pandangan disekitar rumah ini. Mencari keberadaan orang lain. Namun, rumah ini sepi. Atau mungkin mereka sedang pergi? Tapi kenapa mereka meninggalkan ali? .

Prilly tersadar dari lamunannya saat ali menepuk tangannya didepan wajah prilly.

" mereka lagi keluar." Ucapnya singkat. Ali seperti paranormal, atau semacam itu. Karena ia dengan tiba-tiba bisa menebak pikiran dan pertanyaan prilly.

Prilly menoleh padanya, ia menatap ali bingung. Seakan ali kembali membaca tatapan itu. Ia mengerti.

" karena gue lagi ga enak badan, makannya mereka pergi bersama tanpa gue."

Prilly sedikit terkejut. Namun dengan cepat ia menangguk paham.

" emang lo sakit apa?." Tanya prilly sebiasa mungkin. Ia tak ingin suaranya seperti seorang kekasihnya yang panik mendengar pacarnya sakit.

Ali terdiam sesaat sebelum menjawab. Mungkin kah ia harus jujur, tapi memangnya salah jika ia jujur. Entah mengapa ia tak ingin merasa dikasihani.

" gue.. cuma demam biasa aja." Ucap ali datar.

Prillu menyipitkan kedua matanya dan menyelidik kedua bola mata ali. Ia mencari tahu kebohongan didalamnya.

" lo bohong." Ucap prilly memancingnya.

Merasa ali tertangkap, ali langsung dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya.

" gue? Gue gak bohong ko." Ucap ali biasa. Ia benar-benar memasang ekspresi yang tepat. Ia berhasil membuat prilly mengangguk mengerti.
★★★★★★★★★★★★★★★★★★

Haii gimana bagian episode kali ini?

Kirim ke komentar kalian yaaa..

Tengkyuu tengkyuu very much yang masih setia di cerita APBTS iniiii... I LOVE YOU :* :D

Udah ah cape-,- yakin dah 1000% jari author keriting drastis =D

Da-ah ;*

→→→Tinggalkan vote&komentar ;) ←←←

Continue Reading

You'll Also Like

314K 19.7K 55
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
1.4M 114K 140
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.1K 211 15
Ini hanya kisah tentang tujuh sahabat yang berusaha memecahkan misteri di sekolah mereka. Konstruksi yang telah terbangun puluhan tahun itu membuat k...