ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 12

3.2K 145 11
                                    

Menyesap secangkir teh panas disaat hujan lebat seperti ini memang membuat hangat tubuh. Namun, jauh lebih hangat jika seseorang menemani dia yang sedang kedinginan dan menggigil.

" gimana, udah rada hangat?." ucap ali seraya  mengambil remote dan menyalakan televisi yang berada dihadapan mereka.

Prilly pun mengangguk kepala dengan sedikit kaku. Aneh. Perasaan ini ko jadi kaya berubah yah. Fikir prilly. Cepat cepat ia menggeleng kepala untuk membuatnya sadar dari lamunan.

" Pril?. "

Dengan alangkah terkejutnya ia saat ali tiba-tiba memanggilnya. Entah, mungkin karena fikiran yang ada dalam diri prilly membuat dirinya melamun.

" Gue dari tadi manggil lo!. " Lagi, ia kembali terkejut dan melebarkan pupil matanya.

"  eh maaf li...gue lagi ngga konsen. " prilly memang sedang tidak konsen, namun ia dengan cepat harus menangkap, mendengar apa yang ali katakan. Agar ia tidak menjawab melantur kemana-mana.

Sedang ali tersenyum manis dihadapan prilly. Menampakkan matanya yang terlihat sipit ketika tersenyum.

Shit! Kenapa dia makin tampan!?. Teriak prilly dalam hati. Membuat gadis dalam batinnya meloncat-loncat diatas kasur dan menggigit bantal yang sedang ia pegang.

" Tampan. " satu kata yang tanpa sadar dilontarkan oleh prilly. Ia mengucapkan kalimat itu dengan wajah yang memang sudah seperti terhipnotis.

" Gue emang tampan dari lahir. " ujar ali menahan tawa saat melihat dagu prilly yang semakin lama semakin kebawah. Dia ini memang baru pertama kali melihat pria tampan dihadapannya, atau dia seketika terkena serangan rabies.

" Hey, jangan lihatin gue kaya gitu! Gue tau gue emang tampan, tapi jangan begitu lihat muka gue-nya. " ucap ali yang mulai sedikit risih. Tepat disaat itulah prilly mulai sadar dan langsung membuang wajahnya ke belakang.

Jangan sampai ali lihat muka gue!! Lo memalukan pril!. Ali bisa ilfil sama lo dalam detik ini juga!.

" Udah sadar, mba?." ujar ali menyergap bahu nya dan memutarkan tepat dihadapan ali.

Sedang prilly malah menutup wajahnya se-erat mungkin. Ia takut jika nanti ali melihat wajahnya yang benar-benar panas.

Ali bingung dengan sikap prilly yang tiba-tiba seperti anak kecil yang malu pada laki-laki yang ia sukai. Akhirnya dengan rasa penasaran pun ali perlahan menyentuh tangan prilly untuk melepaskan tangan itu dari wajah mungilnya.

Wajah prilly semakin memanas saat ia merasakan bahwa ali akan membuka tangannya. Gawat gawat gawaaat!.

Dan terbukalah tangan itu dari wajahnya. Namun yang membuat prilly heran dan disatu sisi juga lega adalah ali tidak tertawa, terkekeh kencang, atau bahkan merendahkan. Ia justru kembali menampilkan senyuman manis, benar-benar manis. Membuat prilly mulai merasa nyaman dengan keadaan dan terbawa suasana.

Tanpa sadar ali dan prilly saling bergenggam tangan erat dan bertatap-cukup lama.

Krieet..

" Aliiiiii i'm is here!!!." seseorang datang disaat waktu mereka mulai benar-benar terbawa suasana.

Membuat mereka melepaskan tangan dan mengalih pandangan satu sama lain.

Shit!. Gerutu ali dalam hati.

Ali dan Prilly pun menoleh pada seseorang yang suaranya adalah wanita asing-bagi prilly dan tidak untuk ali. Wanita itu berdiri tepat didepan pintu sambil membawa beberapa tas belanjaan.

Ali Prilly Behind The StageWhere stories live. Discover now