My Boy Was a Killer

By onyxnotavaible

278K 16.9K 887

[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik] More

Chapter 00 - Prologue
Chapter 01 - New Student and New Murder
Chapter 002 - I Found You but, What the hell are you doing?!
Chapter 03 - Well, You're a Murderer, Right?
Chapter 04 - One Night with Cute Serial Killer? Why Not?
Chapter 05 - Something Weird
Chapter 06 - What a Group?!
Chapter 07 - Weird Killer Group? Again?
Chapter 08 - Hello my Victim!
Chapter 09 - What is this Feeling?
Chapter 10 - Care
Chapter 11 - Rival
Chapter 12 - Broken [Jason]
Chapter 13 - Fallin Love?
Chapter 14 - a Plan
Chapter 16 - I love Him..to [Kina]
Chapter 17 - Beginning of the War(?)
Chapter 18 - Dear Sister
Chapter 19 - Im Sorry and Goodbye [Ken]
Chapter 20 - Inner Fight ~ Last Fight
Chapter 21 - Order ~ The Begining of The New Team!!
Chapter 22 - What The?!
The Last Chapter - The Last ~ Happily Ever After
Epilog
PHP dan Promot
Promosi lagi
Sudah Publish!

Chapter 15 - Past [Zebel]

7.2K 489 51
By onyxnotavaible

Kina POV

Suasana pagi hari ini lumayan menyenangkan. Meski masih pagi-pagi buta, namun tawa sudah terpecah disini, di halaman sekolah. Yah, aku sudah berada di sekolah. Karena hari ini, kita akan berkemah!!

"Hoahm..masih jam 05.00...." gumam pemuda disebelahku yang sedari tadi hanya menguap dan kembali menyandar di tembok, tidur. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ze, siapa suruh kau begadang bermain game Call of Duty di warnet hingga pagi. Mentang-mentang kau sudah sembuh.." kataku. Ia hanya mendengus napas kesal.

"Cerewet..tapi, terimakasih..senang kau menasehatiku.." ucap Ze yang langsung membuatku tertegun dengan wajah sedikit memanas. Urk..dia ini kenapa sih? Kenapa tiba-tiba sikapnya jadi agak lembut(?) dan manis(?) ? Apa demam kemarin yang membuatnya begini?

Hah..aku jadi kangen Sherin. Dia juga suka berkemah dan menjadi salah satu 'pelawak' disini.

Puk.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang membebani bahu kiriku. Saat aku meliriknya, benar saja!! Kepala Ze bersandar di bahuku yang sontak membuatku salah tingkah.

"Ze!!" Kataku pelan agar tak terdengar yang lain. Namun bukannya menjauh, ia malah jatuh dan terlelap di pahaku. Aliran panas terasa di wajahku.

"Hmmph!!" Geramku menahan malu.

**

"Nah, karena sudah jam 06.10, dan bis nya sudah datang, kita akan berangkat. Dan yang dibelakang, jangan pacaran pagi-pagi!!" Kata ketua kelas, Lily, sambil menunjuk ke arahku dan Ze. Aku yang menyadari hal itu langsung mendorong Ze kesamping dan menggelengkan kepala.

"A--aku gak berpacaran dengannya!!!" Kataku panik dengan wajah memanas. Ze yang terlempar pun terbangun dan hanya mengusap kepalanya dan mengintip di sela-sela jarinya.

Kami menjadi pusat perhatian. Tak sedikit yang berbisik dan tersenyum jahil. Dan sekilas, aku melihat Sutha membenarkan letak kacamatanya, dan sekilas melirikku dengan tatapan sinis.

Aku tertegun sesaat, sebelum Ze menarik tanganku ke arah barisan murid-murid yang mengantri masuk bis.

***

-Didalam bis-

"Oh..Mc Donald have a farm, iaiayo..!!"

Seisi bus bernyanyi gembira dengan lagu yang tampaknya, lagu anak Tk(?). Namun meski begitu, kami bergembira. Menghapus rasa bosan dalam perjalanan.

Sementara aku dan yang lain bernyanyi,berdiri dan bertepuk tangan ria, Ze malah asik mendengarkan musik menggunakan headset dan tertidur.

"Dia ini.." gumamku sambil menatapnya malas. Aku kembali duduk di tempat dudukku yang berada di sebelah Ze. Tak menghiraukan teman-teman dan guru yang masih bernyanyi. Dengan iseng aku mencabut salah satu headset Ze dan mencoba mendengarkan lagu apa yang ia dengarkan.

I will be, all that you want..
And get myself together, cause you keep me from the falling apart
All my life, i'll be with you forever
To get you through the day
And make everything okay...

Lirik lagu yang kukenal, Avril Lavigne yang lagunya berjudul 'I Will Be'.

Aku tak tahu jika Ze, menyukai lagu ini. Kukira ia menyukai lagu yang berbau rock atau lagu yang seram mengingat ia seorang pembunuh.

Aku menikmati lagu ini.

Hingga...

Ciiit!!Brak!!

Bus yang kami naiki tiba-tiba seperti menabrak sesuatu. Teman-teman yang tadinya bersenang senang, kini berteriak takut. Bu guru yang berada di depan, dengan cepat berlari ke depan, melihat dan bertanya apa yang terjadi pada bis.

Aku tak dapat mendengar apa yang di katakan bu guru karena anak-anak gadis alay yang berteriak dan merengek gak jelas, contoh : "aku gak mau mati muda!! Aku belum nikah!! Aku belum nembak dia!!" -_-

Beberapa saat kemudian, bu guru datang dengan ekspresi lega. Ia mengatakan "tak ada yang perlu dikhawatirkan, tadi hanya menggores sedikit tepi trotoar! Sekarang tenang ya!!"

Anak anak menghela napas lega dan suasana kembali hening seiring perjalanan berlanjut.

Aku melirik sebelah ku, Ze, yang masih tertidur. Astaga dia ini!!

***

Jeff POV

"Benar mereka akan berkemah di hutan ini?" Tanyaku pada Ben yang sedari tadi hanya memainkan PSP nya. Ben menghela napas dan menatapku kesal.

"Kalau aku bilang disini, ya disini!! Apa kau meragukanku? Apa kau tak percaya pada kemampuanku meng-stalk BBM Ze?" Keluh Ben panjang lebar. Aku hanya menatapnya malas. Entah kesambet apa dia sampai-sampai menjadi cerewet seperti ini.

Well, kata Ben sih, Ze dapat BC BBM dari temannya tentang berkemah dihutan ini. Dan kesempatan ini mendukung rencana kami sebelumnya. Tapi, aku sedikit gak yakin. Masa iya dihutan seram seperti ini dijadikan tempat berkemah?

Dengan bosan, aku memainkan pisauku yang cantik ini. Ah..pisau ini..

Kenapa aku jadi ingat Liu ya?

***

Sutha POV

Kina...

Kina..

KINA!!!

Kenapa aku sangat kesusahan mendapatkannya?! Padahal sudah sekian lama aku mengejarnya?!

Kenapa bukan aku yang mendapatkan perhatian Kina?! Kenapa harus Zebel itu?!

Cih..

Aku disini, di kursi paling belakang, memperhatikan Kina dan Ze yang duduk bersebelahan. Tanganku berada di dalam kantong celanaku, menggenggam erat sebuah pisau.

Aku benci Ze!! Dia merenggut Kina dariku! Memang siapa dia?! Hanya anak sok keren dan lugu!! Aku yakin, ia pasti akan sangat takut jika aku berhadapan dengannya dengan membawa pisauku ini...

"Hm..hm..hm!" Gumamku menahan tawa sambil membenarkan letak kacamataku.

Kina POV

Bus sudah berada di tepi hutan. Tak kusangka kita akan berkemah dihutan ini.

Hutannya sangat... seram.

"Ayo anak-anak! Kita turun! Tempat kita membangun tenda ada beberapa meter dari sini!! Dan, jangan sampai ada yang tertinggal! Ikuti rombongan!" Kata bu Jolly. Entah hanya perasaanku saja, atau semuanya sangat tidak berminat untuk turun dari bus?

"Pemandangan yang indah..." gumam seseorang di sampingku yang entah kapan ia terbangun.

"Apanya yang indah?" Balasku pelan sambil menatap Ze malas.

***

Kami berjalan di jalan setapak di hutan. Dipimpin oleh bu Jolly dan Pak Sehan. Sungguh, semakin kedalam, semakin mencekam. Aku sampai jadi paranoid karena merasa jika ada yang memperhatikan kami, di seluruh penjuru hutan ini.

Sedangkan Ze, ia malah berjalan sangat santai sambil menikmati memandangan mencekam ini. Wajar sih.

Aku melihat sekelilingku lagi. Anak-anak tampak sangat ketakutan apalagi anak-anak gadis alay di bus tadi.

"U-uh!!" Suara kesakitan terdengar di sampingku. Ze tengah memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Raut wajahnya menampakkan rasa sakit mendalam.

Dengan khawatir aku bertanya sambil memegang bahu Ze.

"Kau tak apa?" Tanyaku. Ze mengangguk pelan. "Hanya sedikit pusing--uh..arg!!" Kini Ze terjatuh di tanah dengan lututnya yang menahan tubuhnya. Ia masih memegangi kepalanya. Aku tak bisa mengatakan kalau aku tak panik melihatnya.

"ZE!!" Ucap ku agak keras sambil memegangi tubuh Ze. Rupanya, suaraku mengundang tatapan dari anak-anak dan guru. Mereka tampak panik(?) Dan dengan berlari kecil menghampiri Ze dan aku.

"Zebel, kau kenapa?!" Tanya bu Jolly sambil mengecek keadaan Ze. Dari menyentuh dahinya dan denyut nadinya(?). Ze tak menjawab, masih memegangi kepalanya yang sepertinya sangat terasa sakit itu.

Dan dalam beberapa menit, tubuh Ze melemas. Ia jatuh pingsan.

Jujur, aku panik sampai menangis.

Ze POV

Dimana aku?

Arg..gelap sekali disini. Siapa yang mematikan lampunya?!

"Minggir kau!!"

Tunggu, suara ini?!

"Cepat minggir!! Brengsek!!"

A..yah?!

Setelah itu, semua menjadi terang. Aku berada di suatu rumah yang familiar. Yang baru kusadari ini adalah rumahku dulu.

Aku berdiri disini, di pinggir tembok, melihat ayah, ibu dan..

Aku?

Bukankah itu diriku waktu masih berumur 9 tahun? Ah, imut juga diriku dulu ya?

"Berikan uangnya!!"

Dan menyedihkan.

Ah, rupanya aku berada di masa lalu kelamku. Atau memoriku?

Aku melihat diriku meringkuk di pojokan, menatap lemah pada sosok yang dengan sangat berat hati kupanggil ayah yang kini tengah memukuli ibu.

Ah..dulu aku sangat lemah dan penakut..aku akui itu.

"Uang itu untuk biaya sekolah Ze!! Bukan untukmu!!" Kata ibu dengan amarah dan air mata akibat menahan sakit di raga dan batin. Wajah ayah memerah karena marah, lalu menendang ibu ke lemari hingga menyebabkan salah satu figura foto keluarga jatuh.

Diriku yang masih kecil itu merangkak pelan ke arah figura foto itu, mengambilnya dan memeluknya, sebelum sebuah tendangan mementalkan diriku ke tembok.

"Anak brengsek!!" Kata ayah sambil menatap ku dengan tatapan benci.

Mataku sayu, figura yang tadinya kupeluk, terjatuh lagi ke lantai.

Aku lupa seperti apa foto di figura itu.

Dengan santai, aku berjalan ke arah aku yang masih kecil itu. Menatap foto pada figura itu.

Seorang bocah laki-laki berambut hitam, dipeluk dengan seorang gadis berambut hitam twintail. Wajah keduanya hampir mirip.

"Zu..ra..." suara lemah keluar dari mulut kecil diriku.

Zura...ah!! Bukankah dia kembaranku? Wah..kejam sekali aku sampai melupakannya. Sayangnya, ia sudah tewas dibunuh ayah. Hahaha. Ayah brengsek. Aku tak akan memaafkanmu sampai mati!!

"Kau wanita tak.berguna! Mati saja kau!!" Suara berat ayah terdengar diiringi dengan suara petir yang tiba-tiba muncul.

Ayah berjalan ke dapur, mengambil pisau. Aku tak terkejut, karena aku tahu apa yang akan terjadi.

Aku yang masih kecil membelalak kaget. Lalu menatap horor pada ayah yang berjalan ke arah ibu dengan sebuah golok.

Ini bagian yang kusuka.

"Mati saja kau jalang!!!" Kata ayah sambil mengangkat goloknya. Dan belum beberapa menit, ayah sudah mengerang kesakitan karena aku menggigit bahunya hingga berdarah. Dan ia gagal membunuh ibu.

Goloknya terlempar jauh ke belakang. Dan dengan cepat, aku mengambil golok itu dan menebas kaki ayah.

"Arrrggg!!!!!" Erang ayah sambil tersungkur di lantai. Darah mengucur banyak dari kakinya. Dan aku tersenyum gila.

Wah..seram juga senyumku saat masih berumur 9 tahun .-.

Aku melanjutkan pembantaianku pada ayah. Dengan sekuat tenaga, aku mengyunkan golok ini ke leher ayah dan..

Slasshh!!

Kepala ayah terpisah dari lehernya, horay!!

Ayah yang malang..tewas ditangan anak.kecil berusia 9 tahun.

Hahaha!!

"Menikmati masa lalumu, Ze?"

Apa?!

***

Ken POV

"Ken!" Aku mendengar suara gadis yang sangat kukenal. Aku menoleh dan tersenyum.

"Ada apa, Claire?" Tanyaku. Claire, gadis berambut merah berkacamata, sangat manis. Tak akan ada yang percaya jika ia seorang kanibal.

"Sudah saatnya..." kata Claire serius. Aku yang awalnya tersenyum, langsung serius dan mengangguk.

Saatnya menyelesaikan tugasku. Membawa senjata hidup itu ke markas KSN ini.

Jason POV

Aku masih berdiam diri di kasur sampai ada telepon di hp ku yang menggangguku.

Aku melihat id call nya, dan rupanya dari orang yang tak kuduga.

Dengan cepat aku menjawabnya.

***

"Baiklah...aku mengerti..." jawabku sebelum yang diseberamg memutus telepon.

Aku berjalan ke arah lemariku. Mengobrak-abrik isinya dan mengambil sesuatu yang menjadi ikon seorang pembunuh. Pisau.

Bukan sembarang pisau. Pisau ini terukir namaku dan jabatan(?) Ku di RR.

Aku mengambil sebuah kain merah, bukan kain biasa, ini adalah jubah merah dari RR.

Saatnya kembali ke tugas.

Eh, aku harus menulis pesan ke Kina.

Aku tak mau pulang-pulang malah disambut dengan tendangannya gara gara pergi lama tanpa pemberitahuan.

***

Masky POV

"Master, bisa kau katakan kenapa.kami dikumpulkan disini?" Tanyaku pada Slenderman diiringi oleh anggukan yang lain.

"Aku memanggil kalian untuk memberitahukan sesuatu yang darurat..!" Kata Slenderman pada kami. Darurat?

"Seperti apa?" Tanya EJ.

"Ya, darurat bagaimana?" Tanya Hoodie. Slenderman menghela napas lalu menjelaskan semuanya yang membuat kami tertegun.

Slenderman juga menjelaskan rencana.

"Jadi, kita akan melakukan penjagaan di hutan itu sampai Jeff dan Ben berhasil memancing Ze ke Mirror, begitu?" Tanya EJ to the point. Slenderman mengangguk.

Jadi begitu...baiklah..kurasa perang besar akan dimulai untuk memperebutkan itu.

TBC....

------------------------

A/n : hueeee(?) Maaf banget nget nget!!
Kayanya udah hampir sebulan aku gak nongol dan ngelanjutin cerita ini T-T
Eh? Hampir Sebulan atau lebih ya? '-')a
Ah sudahlah...

Oke..entah berapa kali aku minta maaf, aku benar-benar author yang tidak bertanggung jawab T^T
#siapasajagamparauthorpliss

Oh, ya, maaf lagi kalau chap ini sedikit amburadul ._. Mungkin karena efek ngntuk yang teramat sangat dan ide yang hampir surut jadi begini deh .-.

Btw kalo ada yang nanya author kemana aja selama sebulan ini,author hanya bisa menjawab... "latihan pencak silat". Karena gak ada kegiatan lain selain itu T.T bagi yang kangen(?) Sini aku peluk!! #ditendangkeplanetpluto

Jika.berminat, monggo vote dan komennya ^^)/

Continue Reading

You'll Also Like

83.5K 56 12
(SEDANG DI REVISI TOTAL) Tentang Aura Jovanka si gadis yang menjadi incaran kaum Vampire berkat darahnya yang murni. scrlyrrnz (EXO FANFICTION) Updat...
3.1M 143K 32
[Cerita dihapus - pindah ke Dreame] Aku Clara Larasati. Mencintai pria posesif yang semakin memelukku dengan tingkah dan pikiran egoisnya. Dia tak pe...
Obsessed By ondeondeenakjoss

Mystery / Thriller

89.7K 5.6K 8
Apa yang kamu rasakan ketika ada seorang pembunuh yang sedang berkeliaran di sekolah dan ternyata ia terobsesi denganmu?
21.1K 2.5K 17
Kisah Chaeyoung dan Limario yang saling musuhan dan berakhir dengan keduanya terpaksa menikah gara gara perjodohan. Kira kira bagaimana kisah pernika...