Green Earphone

Por justmimu

118K 12.7K 472

Seorang Rapper, Park Chanyeol dari EXO bisa menyukai Mi Ra hanya karena earphone hijau miliknya?! Bagaimana m... MΓ‘s

[ATTENTION]
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 [THE END]
Sequel : 2
[CUAP-CUAP]

Sequel : 1

4.4K 465 41
Por justmimu

3 tahun sudah berlalu sejak itu. Aku dan Chanyeol sudah makin dewasa sekarang dalam menghadapi masalah. Masa lalu itu membuatku tersenyum senang dan juga merasa merinding mengingatnya.
















***

"Yak yak! Mi Ra!" pekik Yoori menggoyang-goyangkan tubuhku yang sedang minum kopi.

"Apa?!" bentakku terganggu.

"Ini oppa mau gelar konser lagi. Menyebalkan!" cacinya sambil melihat ponselnya mencari info EXO.

"Kenapa? Dulu kau sangat suka jika ada konser EXO," ucapku membenarkan letak syal merah yang aku pakai.

"Dulu ya dulu! Aku kan kesusahan dengan ini," ucapnya sambil menunjuk sesuatu di perutnya. Aku melihat sebentar lalu tertawa. "Apa?"

"Habisnya, kalian baru kenal, baru pacaran, langsung menikah saja. Repot kan sekarang," jawabku sambil mengaduk kopi di hadapanku. Ya, Yoori sekarang sudah menikah dengan Sehun oppa. Itu benar-benar berita yang sangat menghebohkan se-Korea dan mungkin seluruh dunia yang suka dengan EXO.

Bahkan kami sekarang jadi dua orang yang nasibnya sama. Berhubungan dengan member EXO dengan fans yang ... yah tak semuanya menyukai kami. Bukan begitu?

"Daripada kamu. Sudah 3 tahun pacaran masih perawan," ledeknya melihatku.

"Yak!" Aku berdiri lalu menjitak kepalanya. "Jaga mulutmu, nanti anakmu bisa mencontoh sikapmu ini. Mau apa?"

"Eh, tidak!" jawabnya sambil memegang perutnya sendiri yang sudah jalan 6 bulan. "Lagipula, masa kau tidak kepikiran untuk menikah?"

"Bukan begitu ..." jawabku.

"Kau jangan terus berkutat dengan bukumu. Walaupun sekarang kau sudah resmi jadi penulis, tetap saja kau harus pikirkan hubunganmu dengan Chanyeol oppa. Umurmu kan sudah 24 tahun."

Aku menghela napas menanggapinya.

"Aku juga sebenarnya ingin mempertanyakannya ..."

















***

"*Jadi kapan?"

"*Mah, nanti kalau udah waktunya, ya," ucapku sambil memainkan ujung rambut.

"*Jangan dinanti-nanti ah ..." ujar beliau terdengar memaksa.

"*Iya mah ..."

"*Entar jadi perawan tua loh hahaha!" sahut seseorang dengan nada ledekkannya.

"*Citra, berisik!" ucapku kesal.

"*Bulan depan sepupu kamu mau nikah. Kamu mau pulang ke Indonesia?" tanya ibu.

"*Iya mah, nanti aku pulang ya. Udah ah nanti tagihannya mahal," ucapku mulai menghindar.

"*Yaudah, jangan lupa pesan mama. "Cepet Nikah", ya?"

"*Iya iya. Dadah, I love you," ucapku sambil menutup telfon. Aku lalu menghela napas pasrah. "Umur segini sering banget yang ngomong, "Cepet Nikah"." gumamku pelan.

"Kau bicara apa?" tanya seseorang di belakangku.

"Oh, kapan kau masuk?" tanyaku melihat Chanyeol sudah masuk ke dalam apartemenku. Sejak aku jadi penulis, aku memang memisahkan diri dari Bibi dan Paman.

"Daritadi. Nih, aku bawakan makanan. Aku simpan di kulkas ya." Aku hanya mengangguk saja.

"Terima kasih," ucapku. Chanyeol melepaskan jaketnya lalu duduk di sofa sebelahku. Tangan kanannya terulur untuk merangkul leherku. Lalu tangan kirinya mengambil sebelah earphone yang aku pakai.

"Hmm? Tak ada lagunya," ucapnya heran sambil melihatku.

"Tadi aku habis telfon ibu," jawabku. Dan dia hanya mengangguk mengerti. "Kau lelah?"

"Lumayan," jawabnya sambil mengotak-atik ponselku dan memutar lagu. Matanya lalu terpejam mendengar alunan musik yang dia putar. Aku masih tetap terdiam melihatnya, lalu aku menunduk dan menghela napas.

"Kau kenapa?" tanyanya sambil meihatku karena aneh.

"Oh? Tidak," jawabku sambil nyengir kuda.

"Jangan sembunyikan sesuatu dariku. Mengerti?" tanyanya mendekatiku.

"Iya oppa~" jawabku sok-sok manja. Dia tersenyum lalu mencubit pipiku dan menciumnya. "Arrgghh hentikan!"

Kami memang mesra seperti biasa. Walau aku kurang suka skinship, tapi aku bahagia jika Chanyeol melakukannya.

Sialnya, terkadang sekarang memikirkannya terlalu serius. Kemesraan ini lama-lama jadi hambar gara-gara orang-orang terus mendesakku.

Tentang kapan aku akan menikah.
















***

"Kau harus terus sindir dia tentang menikah! Mengerti?"

Ucapan Yoori terus saja terngiang dalam kepalaku.

Apa aku harus mencobanya?

Aku masih diam di atas kasur dengan posisi telungkup.

"Yak, kau kenapa?" tanya Chanyeol duduk di kasurku. Aku menggeleng. Lalu dia juga ikut membaringkan dirinya di sampingku.

"Yak, kau tak boleh tidur di sini!" ucapku sambil menjauhkan diri darinya.

"Kenapa?"

"Kita tak boleh seperti ini sebelum menikah!"

Eww, memalukan!

"Apa? Ahahaha kau ini terlalu jauh pikirannya! Sampai ke menikah-menikah segala," ucapnya menertawakanku. Aku hanya cemberut.

Apa-apaan reaksinya itu?

Aku lalu bangun dan duduk sambil menyandarkan punggungku.


Mi Ra

Ini benar-benar tidak bekerja!!!

Send

Aku lalu menghela napas sambil menyimpan kembali ponselku. Meredam pelan-pelan amarah yang entah kapan datangnya.

"Kau ini kenapa, sih? Daritadi menghela napas terus. Ada sesuatu yang menganggumu?" tanyanya duduk di sampingku. Aku lalu menatapnya cukup lama.

TING TONG!

Aku menoleh ke arah pintu. "Siapa?" bisikku sambil beranjak.

"Hey, kau belum menjawab pertanyaanku," ucapnya. Aku lalu kembali menatapnya dan mencium pipinya. Membuat dia kaget karena aku tak biasa melakukan ini padanya.

"Kau tahu aku sangat mencintaimu?" tanyaku sambil kembali beranjak untuk membuka pintu. Sementara Chanyeol masih mencerna apa yang aku katakan tadi.

"Hello~! Keluarga bahagia datang~!" pekik Yoori dengan senang. Aku yang baru saja membuka pintu kembali menutupnya lagi. "Woo! Woo~ Apaan, sih?"

"Siapa?" tanya Chanyeol mendekatiku. "Ah, Yoori dan Sehun."

"Wahh, di apartemen berdua. Rambut kalian acak-acakkan. Apa yang tadi sedang terjadi?" tanya Sehun sambil terkekeh dengan tampang mesumnya.

"Ahhh, sudahlah. Mau apa?" tanyaku greget.

"Ah Mi Ra. Maaf aku merepotkanmu. Yoori ngidam," ucap Sehun sambil menunjuk Yoori.

"Ngidam apa?" tanyaku heran.

"Makan malam di rumahmu," jawab Yoori sambil terkekeh.

"Dasar merepotkan," ucapku tapi tetap menyuruh mereka masuk ke dalam.


















***

"Aku agak kaget loh membaca pesanmu tadi. Untung aku sedang dalam perjalanan ke rumahmu. Aku akan membantumu sekarang!" ucapnya mengepalkan tangannya padaku yang sedang memasak. Terlihat sangat antusias.

"Lupakan saja," jawabku pelan.

"Hey~" Yoori mengelus pucuk kepalaku saat melihat wajahku yang sangat kusut. Dari raut muka, sepertinya dia paham dengan apa yang aku rasakan.

Chanyeol memang tidak peka!

"Ada apa?" tanya Chanyeol heran dengan yang Yoori lakukan.

"Yak, oppa! Kapan kau akan melamar Mi Ra?"

KLANG!!!

Pertanyaan Yoori membuat aku menjatuhkan sendok yang sedang aku gunakan untuk mencicipi masakan dengan tiba-tiba. Dengan segera aku menatap keduanya secara bergantian.

"Maaf," ucapku tersenyum kaku dan membawa sendok itu. Lantas mendekati Yoori dan membisikkannya sesuatu. "Itu terlalu frontal, bodoh!" bisikku.

"Habisnya ..."

Aku memelototinya karena kesal, tal lupa beberapa omelan kecil agar dia lebih mengerti suasananya.

"Memang kenapa?" tanya Chanyeol menengahi.

"Hyung, kalian sudah 3 tahun menjalin hubungan masa tidak ada pikiran untuk menikah? Aku saja dan Yoori langsung menikah," ucap Sehun dengan tiba-tiba mendekati kami. Entahlah sejak kapan datangnya.

"Mi Ra kan tidak mungkin jadi perawan tua," celetuk Yoori sambil pura-pura menangis. Membuatku diam-diam mencubit tangannya pelan.

"Ah, karena kita masih menjalankan karir dulu, kan?" ucapku sambil melihat Chanyeol yang balas menatapku. "Dan jangan katakan itu lagi!"

Aku menunjuk Yoori dan Sehun secara bergantian dengan jengkel.

"Argghhh!!!! Haruskah aku ngidam kalian menikah?" tanya Yoori sambil mengacak rambutnya sendiri. Terlihat fristrasi pada hal yang sama sekali bukan urusannya.

"Kenapa kau yang kesal, sih? Sudahlah, makanan kan sudah siap. Ayo kita makan!"

















***

Beberapa minggu pun berlalu. Semenjak kejadian itu, aku melarang Yoori dan Sehun untuk menyindir Chanyeol tentang pernikahan. Aku takut dia malah tak nyaman nantinya.

CUP!

"Kau ada kerjaan, kan? Kenapa masih di sini? Dan berhentilah mencium pucuk kepalaku Chanyeol~" ucapku mengusap pucuk kepalaku sendiri. Kami sedang di perpustakaan, ini masih tempat umum kan? Tapi daritadi dia menciumku tanpa rasa malu.

"Habis, kau tak pernah membalas ciumanku," jawabnya merenggut. "Bahkan, selalu aku yang mengawalinya."

"Apa ciuman itu penting?" tanyaku. Chanyeol melihatku sedikit terkejut. "Maksudku, aku tak nyaman kalau kita jadi pusat perhatian, Chanyeol."

"Apa salahnya mengumbar kemesraan?" tanya Chanyeol tiba-tiba ketus.

"Bukan begitu. Tapi kalau kau melakukan itu hanya untuk mengumbar kemesraan, aku tak merasakan cinta dari setiap sesuatu yang kau lakukan," jelasku dengan kesal.

"Sudahlah, aku pergi saja." Dia berdiri lalu meninggalkanku sendirian.

Harusnya aku yang marah, kan? Ck!

"Hhhh~ apa aku salah lagi?" desahku sambil memijat keningku sendiri. "Argghh apa yang harus aku katakan pada ibu kalau aku belum tahu apa-apa tentang pernikahan?"
















***

AUTHOR POV

Beberapa hari setelah itu. Mi Ra dan Chanyeol jadi jarang bertemu. Entah karena kesibukkan masing-masing atau komunikasi yang berkurang.

Padahal dalam hati masing-masing, keduanya teramat menahan rindu.

"Hyung, kau kenapa?" tanya Sehun heran.

"Tidak baik," jawab Chanyeol seenaknya.

"Itu ... dari kapan sih kau tak mengangkat telfon dan membalas pesan Mi Ra? Ckckck, sudah hampir beratus-ratus," ucap Sehun sambil menunjuk ponsel Chanyeol yang tergeletak begitu saja di atas meja.

"Apa aku egois karena belum memikirkan pernikahan?" tanya Chanyeol tib-tiba. Sehun menghela napas mendengarnya, mungkin topik kali ini sedikit serius.

"Apa kau tak ada niatan untuk menikahinya, hyung?" tanya Sehun melembut.

"Aku sudah menyiapkannya. Hanya sedang memilih waktu yang tepat," jawab Chanyeol menunjuk kotak merah kecil di meja yang dekat dengan tempat tidurnya.

"Hanya karena maalah waktu?" tanya Sehun.

"Itu sangat sulit Sulit," jawab Chanyeol menatap Sehun. "Hhhhh~'

"Kita para lelaki mungkin bisa menikah kapan saja, hyung. Tapi perempuan tidak mungkin. 24 tahun bahkan sudah ..." Ucapan Sehun tertahan. Lalu dia menepuk pundak Chanyeol. "Kau bisa lebih bahagia kan jika sudah menikah? Tak akan lagi merasa ada benteng yang akan menghalangi kalian."

"Sayang~" sapa Yoori datang tanpa permisi.

"Uwah, kenapa tak di rumah?" tanya Sehun lalu mencium pucuk kepala Yoori.

"Aku kebetulan di sekitar sini. Jadi mampir deh ke dorm hehehe," jawab Yoori.

Chanyeol memperhatikan mereka yang sedang berbincang sekarang. Padahal Yoori sedang hamil, kenapa masih datang ke sini? Pikir Chanyeol. Kadang mereka terlihat konyol. Mereka tertawa bersama tampak bahagia. Tanpa sadar, Chanyeol juga tersenyum.

'Inikah kebahagiaan itu?' batinnya iri.

"Ah iya, oppa!" Sapaan Yoori membuyarkan lamunan Chanyeol. "Mi Ra tak mengangkat telfonku dari kemarin. Apa kau tahu dia kenapa?"

"Dia juga tak menghubungiku. Kemarin itu terakhir tapi aku tak mengangkatnya," ucap Chanyeol mengambil ponselnya.

"Kalian kenapa? Ishhh~" cibir Yoori pada Chanyeol.

"Kau sudah cek apartemennya?" tanya Sehun pada Yoori.

"Aku sudah mengeceknya. Tapi dia tak ada. Apa aku harus menelfon Bibi, ya?" tanya Yoori sambil mengambil ponselnya.

"Coba saja," ucap Sehun. Chanyeol menegakkan badannya dari posisi duduknya sekarang.

"Halo bibi? ... Ah iya baik ... oh iya bi, aku mau tanya. Mi Ra kemana ya? Kok akhir-akhir ini sulit dihubungi? ... Ya? ... Eh Apa? ... ah ya. Dadah bibi!" jawab Yoori kaku.

"Ada apa? Dimana dia?" tanya Sehun bingung. Lalu tiba-tiba mata Yoori berair. "Sayang~ kenapa?"

"Apa kejadian dulu harus terulang lagi?" tanya Yoori tiba-tiba membuat Chanyeol dan Sehun bingung.

"Kau bicaralah yang jelas Yoori. Jadi dia kem-"

"Dia pulang," ucap Yoori memotong perkataan Chanyeol dan melihatnya. "Ke Indonesia."

Sontak saja mata Chanyeol membulat mendengarnya.



"Apa ...?"

Seguir leyendo

TambiΓ©n te gustarΓ‘n

95.7K 10.6K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.βžβ–«not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
13.4M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...