Part 15

4.2K 482 19
                                    

" ...Ra. Mi Ra. HEY!" Panggilan Chanyeol yang terakhir tadi membuat aku menjatuhkan pulpen yang sedang aku pegang. Tak lupa menghancurkan lamunanku.

"Apa?" tanyaku.

"Kau ini kenapa? Daritadi melamun terus," tanyanya. Kini kami sedang di ruang tamu. Tanpa menjawab, aku segera bersiap untuk pergi ke perpustakaan.

"Tidak apa-apa," jawabku.

"Tapi akhir-akhir ini kau jadi sering melamun," ucap Chanyeol menyusulku keluar. Aku dan dia masuk ke dalam mobilnya untuk pergi ke perpustakaan. "Coba cerita."

"Aku kan sudah bilang tidak ada apa-apa. Sudahlah ..." jawabku dengan lemas. Sebenarnya ada sesuatu yang membebani pikiranku. Sudah ada tiga surat teror yang datang padaku.

Yang pertama, "Kau menyebalkan!"

Yang kedua, "Kau tak tahu malu!"

Dan yang terakhir, "Kau tak pantas dengan Chanyeol oppa!"

Sebenarnya, aku sudah menghiraukan beberapa surat itu. Tapi, surat terakhir benar-benar ... menyakitkan.

Aku tak pantas dengannya ...















***

Saat sampai di perpustakaan, aku disapa oleh beberapa fans Chanyeol yang mencoba menjalin hubungan baik denganku. "Halo eonnie!" sapa mereka biasanya.

"Hai," jawabku dan aku pergi meninggalkan Chanyeol di mobil. Saat aku mendekati meja yang biasa aku pakai, ibu penjaga perpustakaan sedang membersihkan kursi yang biasa aku duduki.

"Bibi, kau sedang apa?" tanyaku ramah.

"Ah, tadi ada gadis yang dengan tiba-tiba mengotori meja ini. Dengan saus, terigu dan lainnya. Benar-benar menghamburkan makanan," omelnya terlihat lelah.

"Mengotori?" tanyaku. Lalu aku melihat benda putih di bawah meja. Seperti surat.

Ya, itu surat!

Lalu aku menghampiri bibi tadi dengan agak kaku.

"Bibi, bagaimana kalau aku saja yang membersihkan sisanya?" tawarku. Bibi itu melihatku dan menggeleng. "Ayolah~"

"Apa tidak apa-apa?" tanyanya sambil berdiri tegap dan aku mengangguk semangat.

"Lagipula, bibi masih banyak pekerjaan, kan?" tanyaku. Lalu bibi itu memberikan lapnya padaku.

Saat tahu beliau sudah meninggalkanku, aku segera ke bawah meja dan mengambil surat itu. Baru saja aku ingin membukanya, Chanyeol sudah berdiri di belakangku.

"Kau sedang apa?" tanyanya, aku dengan cepat memasukkan surat itu ke dalam tas dan bersiap untuk berdiri. Tapi, naas aku lupa bahwa aku di bawah meja.

DUKK!

"Ah!" pekikku sambil keluar dari bawah meja. "Sakit..."

Lalu chanyeol berjongkok dan melihatku.

"Kau terlihat bodoh," ucapnya sambil mengusap kepalaku. "Kau sedang apa di bawah meja?"

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku sambil menyingkirkan tangannya di kepalaku. Masih malu. "Mencoba menjadi lelaki romantis, begitu?"

"Berisik!" ucapnya lalu membantuku bangun. Aku segera mengacungkan lap padanya.

"Aku membantu bibi membersihkan meja yang biasa kita pakai, tadi ada yang jahil mengotoinya hehe ..." jawabku.

Green EarphoneOù les histoires vivent. Découvrez maintenant