Sweet moment (14+)

By itspus

99.8K 3K 29

More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Please banget Tolong Baca
Info !!
Baca Dong

Part 9

8.9K 294 3
By itspus

***

"Gak, lo ga boleh pindah! Kalau lo mau pindah dari apartemen ini, lo mau tinggal dimana lagi!"

"Ya gue ga tau! gue cuma mau ngelupain semuanya, gue cuma mau itu!" Teriak (Namakamu) dengan histeris.

"Oh, Astaga (Namakamu).." Iqbaal lalu memeluk (Namakamu).

"Gue udah cape dengan semuanya Baal, gue udah cape! hks."

Bagaimana ini? Jika (Namakamu) pindah, tidak akan ada lagi yang bisa di goda Iqbaal, tidak akan ada lagi

"Jangan pergi (Namakamu), gue sayang sama lo." Lelaki ini mengeratkan pelukan nya, sepertinya ia benar-benar tidak mau kehilangan (Namakamu).

"Gue sayang sama lo." Ia mengulang lagi perkataan itu dengan sangat dalam dan tulus, tanpa disadari (Namakamu) lalu mengadahkan kepalanya.

"Apa? Lo sayang sama gue?"

Iqbaal terlonjak kaget dan sontak lalu melepaskan pelukannya. Lelaki ini benar-benar terlihat begitu sangat salah tingkah, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

"Ng ngga, lupain." Iqbaal mengibaskan tangan nya untuk melupakan omongan nya tadi.

"Tapi (Namakamu), gue mohon lo jangan pindah dari sini. Gue mohon," Iqbaal lalu mengalihkan pembicaraan nya, ia menatap (Namakamu) dengan teduh.

"Udah terlalu banyak kenang-kenangan gue sama Bidi disini, udah terlalu banyak." Lirih (Namakamu), Iqbaal menghela.

"Gue ngerti kok, gue ngerti. Tapi apa dengan lo pindah, masalah itu bakal selesai gitu aja? Iya? Nggak kan," (Namakamu) terdiam.

Iqbaal benar, belum tentu ia akan bahagia jika pindah dari apartemen ini. Ia tidak mudah melupakan kejadian konyol itu.

"Ayo lah (Namakamu).. Gue kangen sama lo yang dulu. Gue ga pernah liat lo nangis, gue ga pernah liat lo sedih, mana lo yang dulu! Lo yang slalu ceria, bukan lo yang lemah cuma karna cowo pengkhianat itu."

"Lo bener baal. Ngga ada guna nya juga cowo kaya dia ditangisin," lirih (Namakamu).

"Nah, gitu dong... Kan seger nge dengernya!" Ucap Iqbaal dengan penuh antusias, (Namakamu) tersenyum tipis.

"Gue balik dulu ya ke apartemen gue. Oh yaa, thanks makanannya tadi-"

"Eeeeh, tunggu tunggu tunggu. Gue ikut yaa, gue mau pinjem sapu sama lo, soalnya sapu gue ilang ga tau kemana." (Namakamu) mengangguk kan kepalanya, lalu ia dan Iqbaal keluar dan memasuki apartemen (Namakamu) yang bersebrangan ini.

~

"Nih, sapu nya."

"Wuih, makasih sayang." (Namakamu) lalu bergidik jiji saat Iqbaal melontarkan perkataan itu padanya:3

"Udah gih, sana pergi." (Namakamu) mendengus.

"Ga mau, wle." Iqbaal menjulur-julur lidah nya ke (Namakamu).

"Tuh kan, resek nya keluar lagi." (Namakamu) mendelik kesal

"Biarin," Iqbaal menatap (Namakamu) dengan sensual.

"Udah gih baal sana, ish" ucap (Namakamu) dengan kessal, Iqbaal lalu tertawa geli.

"You kiss me now." Lagi-lagi pria itu berkata dengan sensual.

"Apa?! Lo udah gila ya! Mana mungkin lah." Seketika itu, Iqbaal tersenyum miring.

"Jangan munafik deh lo! Giliran sama Bule Papua aja- ga pernah nolak," Iqbaal membuang pandangan nya kesembarang arah, ia menyindir wanita itu.

"Jaga ucapan lo ya!" (Namakamu) menatap tajam ke arah Iqbaal.

"Memang kenyataan nya gitu, kan?" Ucap Iqbaal dengan santai, lalu ia ingin pergi sambil membawakan sapu itu.

"Iqbaal!" Langkah Iqbaal terhenti, ia lalu membalikan tubuhnya.

Tak disangka, (Namakamu) lalu meraih tubuh Iqbaal dan mencium bibir seksi itu dengan brutal. Iqbaal sedikit terkejut, tapi ia berusaha mengontrol jantung nya yang begitu berdetak kencang itu

Iqbaal lalu membuang sapu itu kesembarang arah. Dengan senang hati, Iqbaal lalu memegang pinggul (Namakamu) dengan erotis dan membalas ciumannya.

Lama-kelamaan, ciuman itu semakin brutal, jemari Iqbaal juga perlahan turun ke bokong (Namakamu), ia mengelus nya. Masih dalam posisi ciuman, Iqbaal menuntun (Namakamu) untuk berbaring di tempat tidur.

Kini tubuh Iqbaal telah menindih (Namakamu), "angkat tubuh lo." Bisik Iqbaal disela ciuman nya.

(Namakamu) sedikit mengangkat tubuhnya, membiarkan jemari Iqbaal memasuki belakang (Namakamu) dan membuka kan pengait bra itu.

Nb: ingat yaa, Iqbaal itu lagi ga pake baju, bertelanjang dada.

(Namakamu) juga ingin melorot kan celana santai Iqbaal, namun di tengah-tengah suasana panas itu, bel apartemen pun berbunyi.

Sontak (Namakamu) lalu menolak tubuh Iqbaal dan bangkit berjalan ke arah ambang pintu. Iqbaal terbaring, nafasnya terangah-angah. Lalu ia mengumpat, siapa sih yang mengganggu moment nya itu

~

Saat (Namakamu) membuka pintu apartemen nya, wajahnya berubah menjadi datar.

Pria itu, mau apalagi dia kesini? Tidak punya urat malu kah ia?

"Mau apalagi kamu kesini." Ucap (Namakamu) dengan dingin.

"Aku dateng kesini mau jelasin semua nya (Nam..), aku bisa jelasin semuanya." Bryan menatap (Namakamu) dengan teduh.

"Apalagi yang mau kamu jelasin Bid, apalagi! aku udah kasi kepercayaan aku sama kamu, aku udah berusaha, tapi kenapa kamu tega sama aku, kenapa! hks, kenapa.." (Namakamu) memukul-mukul dada bidang Bryan.

"Pukul terus aku (Namakamu), pukul! Kalo itu memang bisa ngelampiasin kekecewaan kamu sama aku, aku tau aku salah."

"Aku benci sama kamu, aku benci! KITA PUTUS!"

"Putus?" Bidi mengangguk-nganggukan kepalanya, Lalu ia ingin menampar perempuan itu, namun tiba-tiba saja Iqbaal datang dengan terlanjang dada.

"Ada apaan nih?" Iqbaal berdiri disamping (Namakamu), wajahnya terlihat begitu polos.

"Oh, jadi ini alasan lo buat mutusin gue." Bidi tersenyum devil, Iqbaal mengerutkan dahinya? (Namakamu) dan Bryan putus? Benarkah? Pikirnya.

"Oke kita putus, Dasar pelacur!" Cibir Bryan, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan (Namakamu).

Tubuh (Namakamu) langsung beringsut lemah, ia lalu memeluk kedua lututnya dan menangis.

Pelacur? Mungkin apa yang dikatakan Bryan itu benar, ia sudah tidak suci lagi. Kenapa dengan mudah nya ia memberikan semua itu, kenapa?! Rasanya ingin sekali ia melompat dari jendela apartemen yang bertingkat delapan ini. Lalu mati!

Ia benar-benar sudah tidak sanggup untuk hidup, benar-benar tidak sanggup.

Iqbaal ikut berjongkok di hadapan (Namakamu), menatap (Namakamu) dengan iba.

"(Namakamu).." Panggil Iqbaal dengan lembut, ia ingin menghapus air mata yang mengalir deras dipipi wanita ini.

"Jangan sentuh gue! Gue ini cuma pelacur, perempuan yang mudah di tiduri sama siapa pun! hks"

"(Namakamu), kamu ga gitu." Iqbaal lalu memeluk (Namakamu).

"Gak, lepasin! Lepasin!" (Namakamu) terus memberontak, tetapi Iqbaal tetap kekeuh memeluknya.

"Ga (Namakamu), aku ga akan lepasin kamu. Denger ya.. Kamu, bukan pelacur." Ucap Iqbaal dengan pelan, ia mengecup puncak kepala (Namakamu) yang terus memberontak untuk dilepaskan pelukannya.

Iqbaal benar-benar prihatin dengan kondisi (Namakamu)

Orang-orang yang berlalu lalang memerhatikan kedua insan ini. Ada apa dengan mereka ? Mungkin itu lah pertanyaan yang ada di benak orang-orang itu.

.

Makasih yang udah baca cerita ini..
Oh iya ini part terakhir ya dan cerita ini resmi saya STOP.

Karena saya sadar cerita ini makin absurd jadi maaf kalo saya AKHIRI DISINI dan ceritanya Gantung haha:))

Sekali lagi terimakasih banyak udah baca dan vote cerita abal-abal saya.

Continue Reading

You'll Also Like

95.8K 6.3K 44
Siapa lagi kalau bukan Ari Irham ? Dia baru aja masuk ke dunia perfilman dan sudah memiliki ratusan ribu followers di instagram dan twitternya , tent...
31.6K 2K 26
[COMPLETED] Selamat membaca🗾 • 11-12-2019 • 20-05-2020 ✅ 'ini aku (namakamu) bukan chelsea'
22.9K 2.1K 65
"Kalau jodoh gak akan kemana, kamu harus yakin dengan hal itu." "Kalau jodoh? Kalau tidak bagaimana?" "Ya kita harus terima, karena itu sudah takdi...
45K 3.3K 30
ON GOING!!! (Namakamu) Zayra adalah seorang istri yang sangat mencintai suaminya Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. (namakamu) bersyukur dirinya adalah gadi...