Green Earphone

By justmimu

118K 12.7K 472

Seorang Rapper, Park Chanyeol dari EXO bisa menyukai Mi Ra hanya karena earphone hijau miliknya?! Bagaimana m... More

[ATTENTION]
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 [THE END]
Sequel : 1
Sequel : 2
[CUAP-CUAP]

Part 11

4.6K 538 9
By justmimu

Setelah kejadian itu, Chanyeol kembali selalu menemuiku. Begitu juga sekarang, kami sedang di perpustakaan seperti biasa. 

"Chanyeol, kau tidak bekerja?" tanyaku memperhatikan dia yang sudah menemaniku selama berjam-jam di sini. Dia menoleh dan mendongak.

"Ada sih, tapi nanti siang," ucapnya sambil tertawa. "Kenapa? Kau ingin aku pergi dari sini?"

"Ya," jawabku singkat sambil kembali fokus dengan laptop. 

"Mi Ra, kenapa kau tak mengganti earphone-mu dengan warna dan model lain?" tanya Chanyeol cuek dengan jawabanku tadi. 

"Aku suka warna hijau, aku suka earphone itu. Apa urusanmu?" tanyaku sewot. 

"Euhhh," jawabnya sambil menimpukku dengan buku.

Aishh menyebalkan!


















***

Sudah pukul tiga sore, aku sudah di rumah dan tak melakukan apa-apa. Yoori juga tak datang kemari. Sangat membosankan.

Aku keluar dari kamar dan mendudukkan diri di sofa. Kebetulan, paman ada di sana.

"Oh? Kau bisa keluar kamar juga ternyata, paman sempat berpikir kau seperti pengantin baru saja," ucap paman menonton acara sepakbola. 

"Paman ini ..." jawabku mendudukkan diri di sampingnya dengan sewot.

"*Mira, lelaki yang suka ke sini. Paman terkadang melihatnya, dia siapa*?" tanya paman dengan Bahasa Indonesia. 

"*Bukan siapa-siapa kok,*" jawabku menggeleng. Lalu bibi datang menyimpan camilan di atas meja depan sofa. 

"*Pacarmu, ya?*" ledek bibi dan aku sontak menggeleng. "*Dia sering ke sini. Tapi Mira, bibi rasaya tak asing dengan wajahnya.*"

"*Makanya, paman sama bibi jangan terlalu sibuk bekerja. Aishh kurang update jadinya,*" ucapku meledek. "*Dia itu ...*"

Aku mengambil remot dari paman dan memindahkan channel TV.

"*Mira, kamu ngapain? Itu tadi lagi seru-serunya," ucap paman. Aku hanya nyengir dan menunjuk TV dengan ujung dagu. Lalu bibi dan paman dengan kompak melihat ke tempat yang dimaksud yang kebetulan ada comeback EXO.

"*Oh, jangan bilang dia ini ...*" ucap bibi menutup mulutnya kaget dan melihatku. Aku hanya mengangkat bahu. 

"*Artis, Mira?*" tanya paman dan aku hanya mengangguk. "*Waaa hebat ya berpacaran dengan artis.*"

"Kan sudah kubilang kita tidak berpacaran paman" elakku. 

"*Tapi Mira, hati-hati loh. EXO itu sangat terkenal, kan? Bibi tidak mau terjadi apa-apa denganmu jika kau ketahuan berteman dengannya oleh orang banyak."

"*Kalau berteman saja kan tidak apa-apa bi ...*" ucapku pelan sambil kembali menyerahkan remot.

Kalau teman, tak apa ...
















***

 Beberapa minggu kemudian, Chanyeol menghilang entah kemana. Memang sih sebelumnya dia mengatakan akan ada konser, aku tahu dia pasti sibuk. Tapi, yang aku tahu konser juga sudah berlalu lama. 

Kini aku di perpustakaan sendiri, tiba-tiba Chanyeol menelfonku dan menyambungkannya dengan video call. 

"Annyeong~" sapanya pecicilan dan aku tak menjawabnya. 

"Ada apa?" tanyaku mencoba ketus walau ketika aku melihatnya, perasaan senang menyelimutiku. Setelah itu kami mengobrol banyak hal selama beberapa jam.

"Chanyeol.." panggilku menghentikan ketikan di laptop. 

"Apa?"

"Kenapa ... kenapa kau jarang ke sini?" tanyaku sedikit terbata.

Sial, aku menyesal. Kenapa juga aku harus bertanya?

"Kenapa? Kau rindu padaku?" tanyanya meledek dan aku langsung memelototinya. Setelah menertawakanku, dia terdiam. "Sebenarnya ada sesuatu terjadi di sini. Tapi aku akan segera menyelesaikannya."

"Sesuatu ada apa?" tanyaku bingung. Tapi Chanyeol tidak menjawabnya, dia bilang tidak apa-apa dan memutuskan telfonnya. "Ada apa sih?"
















***

Sudah pukul lima sore. Aku segera membereskan barang-barangku dan bergegas pergi. Baru saja aku keluar dan berjalan beberapa langkah, seseorang melempariku dengan sesuatu yang bau tepat pada rambutku. 

PLUK!

"Ah! Apa ini?" tanyaku kaget. "Telur?!"

Aku lalu melihat beberapa perempuan yang mungkin lebih muda dariku. Mereka menatapku penuh kebencian.

"Apa yang kalian laku-" Belum sempat aku selesai bicara, mereka juga mulai melempariku dengan tomat dan terigu. 

"Kau! Dasar perempuan tak tahu malu!" teriaknya. Beberapa orang lewat hanya melihatku tampa mau membantu. 

"Apa maksud kalian?" tanyaku heran, aneh sekaligus kesal dengan apa yang mereka lakukan. Kenal saja tidak, kan?

"Tak usah banyak omong!" ucap salah satu dari mereka. Tapi pandanganku malah jatuh pada seseorang dari kejauhan yang sedang memperhatikanku. Dia memakai jaket hitam, setelah tahu aku melihatnya, dia berbalik. Jaket di belakang punggungnya bertuliskan, "SLoveC".

Salah satu orang yang mengelilingiku mendorongku dari belakang. Untunglah aku tak jatuh, dan dia melemparkan tomat padaku.

GAH! Aku sungguh tak tahu ada apa ini?!

Baru saja aku ingin melawan, Yoori datang dan memarahi mereka. Dia bilang, dia akan melaporkan pada polisi dengan tindakan mereka ini. 

"Mi Ra! Mi Ra! Kau tak apa-apa?" tanya Yoori khawatir melihat keadaanku. Dia menuntunku untuk pulang. 

"Yoori, ada apa ini?" tanyaku pelan. "Aku sungguh tak tahu apa salahku. Mereka dengan tiba-tiba menyerangku. Para perempuan gila!"

"Mi Ra, tenang ya," ucap Yoori ragu-ragu. Saat sampai rumah, bibi kaget melihat keadaanku. 

"Mi Ra, Oh Tuhan! Apa yang terjadi padamu?" tanya bibi panik. Aku menggeleng karena aku sendiri pun tak tahu ada apa dengan mereka tadi. "Cepat kau mandi dulu."

"Mi Ra," panggil Yoori menahanku yang ingin mandi. "Ada yang ingin aku beritahu padamu."

"Apa?" tanyaku masih bingung.

Apa ada kaitannya dengan kejadan tadi?

Yoori lalu menyalakan TV di ruang tamu. Aku berdiri mematung melihat berita yang Yoori tunjukkan padaku. Mataku membulat, tanganku bergetar dan dadaku mulai berdegup kencang. 

Di layar TV, ada berita tentang kedekatanku dengan Chanyeol. Yoori sudah memindahkannya ke channel lain, tapi beritanya tetap sama. Yaitu mengenai kedekatanku dengan lelaki itu.

Muncul juga beberapa fotoku dengan Chanyeol. Saat kita di perpustakaan, saat Chanyeol mengajariku gitar di taman malam hari, saat aku dan Chanyeol berbagi earphone dan masih banyak lagi.

Kenapa bisa aku tak berpikir bahwa mungkin ada yang menguntit Chanyeol lalu mengambil foto-foto itu?

"Oh Tuhan ..." Aku menutup mulutku dengan tanganku sendiri saking kagetnya. Berita itu menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru Korea dan mungkin sampai ke luar negeri. Mengingat popularitas EXO yang sedang ada pada puncaknya.

"Ada sesuatu yang harus kau selesaikan Mi Ra. Kau ... dan Chanyeol oppa," ucap Yoori melihatku dengan nanar.

Benar ucapan bibi beberapa minggu lalu. Aku tak boleh terlalu dekat denganya. Walaupun hanya sebatas teman ... 

Kini, sesuatu yang aku takutkan sedari dulu terjadi juga. Tuhan, apa yang harus aku lakukan?
















***

Setelah kejadian itu, paman dan bibi melarangku untuk keluar rumah. Pernah beberapa kali aku memaksakan diri keluar dari rumah dan hasilnya tetap sama. Aku pulang dengan keadaan sangat berantakan.

Aku juga sudah beberapa kali menghubungi Chanyeol karena memang ada sesuatu yang harus kita selesaikan. Tapi dia tak ada kabar sama sekali, bahkan untuk muncul di televisi. 















***

"Mi Ra, makan dulu," ucap bibi di luar kamarku. 

"Aku tidak lapar bi," jawabku lemas lalu menghela napas.

"Kau jadi jarang makan sejak masalah ini ada. Bibi khawatir," ucap bibi. 

"Tapi aku tidak apa-apa kok," jawabku masih tiduran di atas kasur. Aku sedang membaca beberapa pesan yang Yoori kirimkan padaku. Yoori bercerita bahwa dia juga sedikit kewalahan menghadapi wartawan menggantikanku.

"Mi Ra, sesuap saja," bujuk bibiku tak henti-hentinya. Lalu aku terbangun dan duduk. 

"Kalau aku lapar aku pasti makan," jawabku berkukuh. 

"Aishhhh cepat keluar dan makan!" ucap seseorang di luar sana dengan suara beratnya, membuatku terlonjak kaget.

Itu bukan paman.

Dengan cepat aku berlari ke arah pintu dan membukanya. Mataku membulat sempurna melihat orang itu. 

"CHANYEOL!" teriakku kaget.





















***

Kini aku dan Chanyeol duduk di sofa ruang tamu. Bibi dan paman ke kamar dan meninggalkan kami berdua. Lama kami terdiam, dan aku memutuskan untuk berbicara.

"Kenapa kau bisa ke sini? Bagaimana keadaanmu?" tanyaku ragu-ragu. Memanglah ini sudah pukul sebelas malam, tapi tidak menutup kemungkinan dengan adanya masalah ini, banyak wartawan sedang memantau. 

"Aku ke sini bersama supir, manager yang menyuruhku begitu. Mengenai keadaanku, tak mungkin aku jawab kalau aku tidak apa-apa dan aku yakin kau juga sedang tidak baik-baik saja," jelasnya melihatku. "Bagaimana denganmu setelah tahu berita itu?"

"Kau pun tahu apa yang fansmu lakukan padaku. Kenapa masih bertanya?" tanyaku tertawa renyah. 

"Hanya memastikan," jawabnya. 

"Jadi, apa yang membuatmu datang ke sini dengan susah payah?" tanyaku. 

"Manager yang menyuruhku ke sini. Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Manager menyuruh kita untuk bilang kebenarannya bahwa kita memang tak ada hubungan apa-apa. Kita ... hanya teman." jelas Chanyeol terlihat tak rela saat mengatakannya. 

DEG!

Aku tahu. Aku tahu ini akan terjadi dan aku tahu kita memang hanya sebatas teman. Tapi, kenapa begitu menyakitkan?

"Baiklah," jawabku mengangguk. "Kita memang tak ada hubungan apa-apa. Jadi kita harus menjelaskannya pada semua orang." 

Lalu, lama kami terdiam. Aku bergelut dengan pikiranku dan achanyeol yang diam-diam memperhatikanku. 

"Kau ... kau akan melakukannya?" tanya Chanyeol. 

"Hm? Kenapa bertanya begitu?" tanyaku mencoba mengontrol perasaanku sendiri yang masih kalut. "Tentu saja. Aku tak mau terlalu lama berurusan dengan fansmu."

"Kukira kau akan menolaknya," jawabnya kecewa. "Karena jika kau menolaknya, aku pun akan menolaknya."

"Kenapa?" tanyaku mulai terbata. 

"Kau tahu benar perasaanku padamu. Walau aku tak tahu bagaimana perasaanmu padaku," ucapnya dan aku lalu tersenyum tipis. 

"Kau bahkan tidak pernah mengatakan apa-apa padaku," ucapku mengejek tapi aku tahu apa yang dia maksud tadi.

Tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku, dan meremas pakaianku.

Kenapa? Kenapa baru sekarang aku harus merasa bahwa aku ... aku memang menyukainya. Kenapa harus sekarang di saat masalah sedang menyelimutiku dan Chanyeol?

"Mi Ra?" panggil Chanyeol melihatku yang sedang bergelut dengan batinku sendiri.






Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Continue Reading

You'll Also Like

126K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
106K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
301K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
419K 4.4K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...