Look For Black Eyes

By _miselium_

582K 9.8K 32

For English translation, please check my profile! Viola Manson pikir tunangannya Sean Kingston, hanya memilik... More

Chapter 00
Chapter 01 - The Beginning
Chapter 02 - Sean Kingston
Chapter 03 - Meet Again
Chapter 05 - Lunch Box
Chapter 06 - Engagement Day
Chapter 07 - Act Like A Lady
Chapter 08 - Fight
Chapter 09 - Sponsor

Chapter 04 - The Same Black Eyes

22.1K 1.2K 2
By _miselium_

Hari ini ingin mengajak Thysa makan ramen di rumah makan dekat universitas. Sudah lama Viola tidak makan besar, terakhir kali dia makan besar saat pertemuan kedua orang tuanya dengan orang tua Sean. Saat itu bahkan dia menahan nafsu makannya karena lirikan tajam dari Ibunya.

"Viola". Thysa sedang duduk disebelah kanannya memanggil. Memang jika di universitas Thysa harus memanggil Nona Mudanya dengan nama untuk menutupi identitasnya. Karena tidak ingin mengulangi kesalahan saat Nona Mudanya di bangku sekolah menengah, Thysa secara pribadi menyamar menjadi mahasiswa untuk mendampingi Viola.

"Mari kita pulang, kelas sudah selesai. Aku ingin mengajakmu makan ramen." Viola sangat bersemangat.

Thysa tersenyum tipis dengan wajah kakunya. Hanya saat membicarakan makanan Nona Mudanya bisa begitu bersemangat.

Belum sempat mereka keluar dari kelas Claire, teman sekelas mereka menepuk bahu Thysa.

"Ingin ikut bersama kami malam ini?"

Thysa melirik datar pada tangan Claire yang menepuk bahunya. Seluruh angkatan mengetahui dinginnya sifat Thysa, yang bahkan menurut mereka terlihat sangat keren, ditambah perawakannya yang tinggi langsing namun cantik dan terlihat kuat menambah karismanya. Claire merupakan gadis seksi yang bergaul dengan kalangan terkenal. Sejak awal kuliah dia ingin menarik Thysa memasuki pergaulannya karena merasa dia sangat cocok. Namun dimata Thysa hanya ada Viola. Hal itu membuat Claire menjadi kesal terhadap Viola.

"Tidak." Jawab Thysa datar.

Claire tertawa canggung karena penolakan. "Bagaimana dengan Viola?"

Viola sedikit terkejut dengan ajakan itu. Karena tubuhnya yang mungil, terlihat lemah, dan sifatnya yang dingin susah untuk di dekati, pakaiannya juga biasa saja. Viola dianggap angin lalu oleh temen sekelasnya. Viola tidak pernah mengikuti kegiatan sosial dan selalu menghindar tidak ingin menarik perhatian.

Viola tidak suka dengan mereka yang hanya memandang status untuk berteman. Untuk saat ini status Thysa tidak diketahui oleh mereka, dan itu semakin membuat Thysa semakin menarik karena mereka terlalu penasaran dengan status Thysa, bahkan mereka yang dari keluarga besar saja tidak bisa mengetahui identitas dari keluarga mana dia berasal, mereka selalu berfikir bahwa Thysa berasal dari keluarga yang sangat kuat. Beberapa orang termasuk Claire selalu ingin dekat dengan Thysa.

Jika mereka tahu bahwa Thysa adalah pelayannya dan dia ternyata berasal dari keluarga Manson, Viola yakin pasti banyak sekali orang yang akan berteman dengannya untuk menjilat.

Saat ini berbanding terbalik, Thysa sangat popular. Banyak yang ingin berteman dengannya, sedangkan Viola tidak dipandang.

Sebenarnya Claire menyuruh seluruh anak populer termasuk Thysa untuk datang ke klub. Mereka ingin bersenang-senang, awalnya Claire hanya ingin mengajak Thysa, namun karena Thysa sangat menempel pada Viola akhirnya terpaksa Claire mengajak Viola juga. Berhubung Viola juga sedikit pusing setelah pertemuannya dengan Zanet akhirnya dia setuju dengan ajakan Claire.

Thysa sedikit terkejut dengan tanggapan Nona Mudanya, namun sebagai pelayan pribadi dia harus selalu mengikuti keinginan Viola.

Dan disinilah mereka. Di klub dengan musik yang bising. Bisa dia lihat Claire yang mengundangnya berada di sudut bersama anak popular lainnya. Dengan malas Viola menghampiri kumpulan tersebut.

"Kalian sudah datang?" Sebenarnya Claire hanya ingin menyambut Thysa.

"Hm." Viola menanggapi ringan.

"Duduk disebelah sini." Claire memberikan tempat duduk kepada Thysa. Disana hanya ada satu tempat tersisa seakan sejak awal Claire memang hanya menyediakan satu tempat.

Viola mendengus dingin melihat tingkahnya. Thysa dengan sigap memberikan tempat duduk tersebut kepada Viola lalu berdiri disamping seolah menjaga.

Claire menyerngit melihat tindakan itu. Karena merasa tidak pantas akhirnya Claire meminta pelayan untuk menyediakan satu bangku lagi untuk Thysa. Setelah bangku datang Thysa duduk dengan tenang disebelah Nona Mudanya. Thysa sedikit berbisik kepada Viola untuk tidak minum alkohol, karena semua tau bagaimana jadinya jika Viola menyentuh alkohol. Viola hanya bergumam setuju.

"Aku ingin berbicara dengan Thysa, bisakah kita berganti tempat duduk?" Pria disebelahnya menatap kesal seolah Viola adalah pengganggu.

Viola menahan tawa miris, ternyata tujuan Claire membawa mereka kesini karena pria ini tertarik dengan Thysa. Sedikit ingin menggoda akhirnya Viola berganti tempat duduk. Thysa ingin protes namun Viola menatap tajam seolah menyuruhnya mengikuti permainan ini.

Claire merasa senang. "Ini Tuan Muda dari keluarga Berg, Austin. Dia memintaku untuk mengenalkannya padamu." Dengan pelan Claire berbisik di telinganya "Jika kamu bisa mendapatnya hidupmu akan bahagia, keluarga Berg hampir sekaya keluarga Manson yang terkenal itu."

Thysa hanya menatap datar seolah meremehkan omongan Claire. Keluarga Berg sebenarnya masih jauh dibandingkan keluarga Manson, Claire hanya melebihkan.

Austin melihat itu semakin tertarik. "Aku sudah lama memperhatikanmu, tapi kamu tidak pernah mau ikut acara kami."

"Salam kenal, Tuan Muda Berg."

"Panggil aku Austin. Aku sangat tertarik padamu". Austin mengambil botol anggur dan menuangkannya kedalam gelas didepan Thysa.

Penampilan Austin mewah layaknya Tuan Muda kaya, namun terlihat flamboyan sehingga Thysa sedikit merasa jijik. Mengikuti keinginan Nona Mudanya akhirnya Thysa meminum anggur tersebut.

Austin terus menggoda Thysa sambil memberinya anggur seolah ingin membuat Thysa mabuk. Viola hanya bisa tertawa didalam hati. Bahkan racun saja tidak bisa melumpuhkan Thysa.

"Apakah ini temanmu juga?" Austin melirik Viola yang berada disebelahnya.

"Eh... Ya... namanya Viola, dia dekat dengan Thysa". Claire dengan enggan mengenalkan Viola.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan memberikanmu hadiah karena sudah menjaganya." Austin menatap sombong pada Viola.

Viola rasanya ingin meledak dalam tawa. "Apakah kamu sangat menyukainya?"

"Ya, aku sangat menyukainya, apakah kamu ingin menjadi milikku juga?" Austin mengangkat tangannya ingin menyentuh dagu Viola namun sebelum sampai Thysa sudah memelintir tangan Austin.

"Ah..! Sakit..! Lepaskan!"

Namun Thysa semakin memutar tangan Austin. Tangannya seperti ingin patah. Itu terasa sangat sakit. "Beraninya kamu ingin menyentuh Viola dengan tangan kotormu?"

Claire dengan panik mencoba melepaskan tangan Thysa dari Austin. "Lepaskan! Jangan menyakiti Austin!" Namun bukannya membantu, Claire malah terhempas keras ke lantai karena dorongan tangan Thysa yang lain.

Austin masih merintih kesakitan. "Lepaskan! Dasar wanita gila! Jika tidak aku akan menghancurkan seluruh keluargamu!"

"Coba saja jika kamu bisa, kita akan melihat keluargaku yang hancur atau keluargamu yang hancur." Thysa melepaskan tangan Austin setelah puas. Viola bersiul sambil menonton adegan ini seolah sedang menonton film.

"Beraninya kamu menyumpahi keluarga Berg?" Claire panik ketakutan karena ini juga bagian dari tanggung jawabnya telah membawa Thysa kesini.

"Claire, jika kamu tidak ingin ikut hancur sebaiknya mulai sekarang jauhi aku dan Viola." Setelah itu Thysa membawa Viola keluar dari klub dengan amarah yang masih menyala.

Viola hanya bisa tertawa melihat kejadian ini. "Akhirnya aku bisa melihatmu marah, itu suatu hiburan."

Thysa menatap datar. "Nona Muda, sebaiknya jangan pernah bergaul dengan mereka lagi."

Viola melirik Thysa mengejek. "Baru kali ini aku melihatmu digoda pria."

"Berhenti menggoda saya Nona Muda."

Viola mengangguk pelan masih terlihat geli. "Baiklah mari kita pulang, aku cukup puas dengan hiburan hari ini."

"Saya akan mengambil mobil."

Thysa berjalan keparkiran meninggalkan Viola di depan. Biasanya saat pergi ke universitas Viola selalu menggunakan Bus, namun karena undangan Claire sangat larut malam Viola setuju dengan Thysa membawa mobil.

Viola memainkan ponselnya sambil menunggu. Baru saja dia membuka ponselnya, seorang wanita tidak sengaja menabraknya, menyebabkan ponselnya terjatuh.

"Maafkan aku." Wanita itu meminta maaf lalu mengambil ponsel Viola yang terjatuh. Karena terjatuh terlalu keras ponsel Viola memiliki beberapa retak pada layarnya.

"Ponselmu retak maafkan aku." Wanita itu terlihat sedang gelisah.

Viola mengambil ponselnya dari tangan wanita itu, menatap wajah wanita yang sudah menjatuhkan ponselnya. Viola sedikit terkejut melihat betapa hitamnya mata wanita itu seperti matanya saat tidak memakai lensa kontak biru. Di negara ini hanya beberapa orang memiliki mata hitam legam.

Viola tersadar lalu menjawab. "Tidak apa-apa."

"Aku akan menggantinya, tapi saat ini aku ada urusan mendesak. Ini kartu namaku, kamu bisa menghungiku untuk ganti rugi, sekali lagi maafkan aku." Wanita itu sekali lagi meminta maaf sambil memberikan kartu namanya, lalu dengan tergesa berjalan menuju parkiran meninggalkannya. Viola menatap kartu nama bertuliskan Syaile Dawson beserta nomor kontak.

Beberapa menit kemudian Thysa datang membawa mobil. Mereka berangkat menuju apartemen Viola, mengantar Nona Mudanya pulang kemudian Thysa kembali ke rumah besar Manson memberitahukan kejadian tersebut kepada ayahnya.

Continue Reading

You'll Also Like

365K 18.3K 41
Hanya kisah seorang Freya yang kehidupannya tiba tiba berubah.
17.9K 677 35
OPEN PO NOVEL MULAI DARI 28 NOPEMBER - O6 DESEMBER 2023 (PO KILAT) Cek Instagram: abigail_kusuma95 Warning 21+ *** Sejak dulu yang Audrey cintai hany...
28K 3.2K 51
ROMANCE DEWASA 21+ Harap Bijak dalam membaca! ***** Ini kisah tentang Gaby, wanita angkuh yang sangat perfeksionis. Gaby menikah dengan Gibran atas d...
17.6K 1.6K 31
⌠Spin off of the story 'Suit and Tie' | Dapat dibaca secara terpisah⌡ Pada usia muda, Ruby Alette Tyson sudah menjabat sebagai Chief Exec...