My Boy Was a Killer

By onyxnotavaible

278K 16.9K 887

[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik] More

Chapter 00 - Prologue
Chapter 01 - New Student and New Murder
Chapter 002 - I Found You but, What the hell are you doing?!
Chapter 03 - Well, You're a Murderer, Right?
Chapter 04 - One Night with Cute Serial Killer? Why Not?
Chapter 05 - Something Weird
Chapter 07 - Weird Killer Group? Again?
Chapter 08 - Hello my Victim!
Chapter 09 - What is this Feeling?
Chapter 10 - Care
Chapter 11 - Rival
Chapter 12 - Broken [Jason]
Chapter 13 - Fallin Love?
Chapter 14 - a Plan
Chapter 15 - Past [Zebel]
Chapter 16 - I love Him..to [Kina]
Chapter 17 - Beginning of the War(?)
Chapter 18 - Dear Sister
Chapter 19 - Im Sorry and Goodbye [Ken]
Chapter 20 - Inner Fight ~ Last Fight
Chapter 21 - Order ~ The Begining of The New Team!!
Chapter 22 - What The?!
The Last Chapter - The Last ~ Happily Ever After
Epilog
PHP dan Promot
Promosi lagi
Sudah Publish!

Chapter 06 - What a Group?!

11.7K 745 12
By onyxnotavaible

Ze POV

"Akhirnya aku menemukanmu...Zebel Redflake..." kata sebuah suara yang entah dari mana asalnya. Aku menoleh kiri dan kanan, tak ada apapun.

"Kau tak akan bisa menemukan kegelapan di balik kegelapan..." kata orang itu itu lagi. Aku mengeluarkan pisauku.

"Siapa kau? Apa maumu?" Tanyaku dingin. Aku mendengar suara tawanya yang terdengar insane.

Oke, aku juga pernah tertawa seperti itu saat mencincang korbanku.

"Kau adalah orang yang kami cari Zebel, kau juga akan menjadi bagian dari kami..." kata suara itu lagi. Urk..oke aku mulai muak dengan ini.

Aku memejamkan mataku, menatajamkan pendengaranku dan instingku. Aku tahu cara ini jarang berhasil, namun sesekali berguna juga.

Aku tersenyum saat aku sepertinya  mengetahui posisi orang itu dan dengan cepat, kulemparkan pisau itu ke arah bayang-bayang di sebelah kiriku.

"Urk...kuakui kau hebat juga, tak heran mengapa master sangat menginginkanmu...." kata suara itu lagi. Kali ini aku mendengar seseorang melangkah ke arahku dari bayang-bayang tadi. Sedikit-demi-sedikit, aku bisa melihat wujudnya.

Wajahnya pucat, atau bisa kubilang seputih kertas? Oh, i dont care!! Ia mengenakan hoodie putih dan tengah memegang pisau dapur penuh bercak darah. Aku yakin itu pisauku yang baru saja menancap di perutnya, karena ada darah merembes dari perutnya.

Tapi tunggu, ia tersenyum? Tidak, itu wajar bagi pembunuh gila, namun senyum itu terlalu lebar dan panjang! Matanya juga terbuka lebar, terlihat garis hitam melingkari matanya. Ia tak berkedip.

Aku tahu, kurasa aku pernah membaca ceritanya di internet. Ciri-ciri fisik seperti itu...

"Jeff The Killer? Aku baru tahu, rupanya kau nyata huh?" Tanyaku santai nan dingin. Ia hanya tersenyum(?), well, dia memang tersenyum.

"Jeff The Killer? Heh, maaf saja, tapi sayangnya bukan. Aku hanya bernasib sama dengannya." Jawabnya. "Aku Ken Rainstorm, kau bisa memanggilku Ken. Aku kemari, untuk mengajakmu bergabung dalam sebuah grup pembunuh.. apa kau tertarik?" Tanya Ken.

Aku menggeleng. Ken hanya menghela nafas.

"Aku memaksa loh..." katanya. "Ini bahkan lebih bagus dari pada grup pembunuh cerita internet Creepypasta.." katanya membuatku terkekeh pelan.

"Haha..Creepypasta, huh?, lantas apa grup pembunuh bodohmu itu?" Tanyaku dingin. Ken hanya melihatku kesal.

"Killer Society Network" jawabnya. Ini membuatku tertawa.

"Aku tak akan masuk kelompok pembunuh bodohmu itu..." jawabku selesai tertawa lalu menatapnya dingin.

"Kurasa tak bisa secara halus, ya?" Kata Ken sambil melempar pisauku ke arahku. Aku sukses menangkapnya. Aku melihat Ken mengambil pisaunya dari dalam saku hoodienya. Oke, aku tahu apa artinya ini.

"Wanna play hurt, huh?" Kataku sambil menyunggingkan senyum. Ken juga tampak menyunggingkan senyum yang hanya bisa dilakukan oleh pembunuh.

----------

Kina POV

Baiklah...belanjaan sudah selesai!! Aku juga sudah membayar di kasir. Mbak kasirnya judes ._.

Oke, hello? Who care's about caseer?? My fuckin mind!!

Aku melihat keluar minimart dan mendapati motor Ze yang terparkir di pinggir trotoar, tanpa Ze diatasnya.

"Oke...kemana dia?" Tanyaku. Aku membuka pintu minimart dan berjalan keluar. Kutoleh kiri kanan namun tak menemukan jejak Ze.

"Urg...kemana dia?!" Gumamku kesal.

??? POV

Zebel Redflake....

Jadi itu namanya..

Hm..kurasa aku terlambat menemukannya, si mulut robek itu yang duluan menemukannya.

"Sial!!" Gumamku sambil tersenyum. Namun kurasa, anak itu tidak menerima tawarannya dengan baik.

"Hihihihi...."

Aku akan mendapatkan bocah itu bagaimana pun caranya. Jika aku membantunya, ia pasti akan berterimakasih padaku.

Dan jika tidak, aku akan memaksanya dengan caraku.

Just wait for me...

Kina POV

Oke, sudah hampir setengah jam aku menunggu. Kemana sebenarnya anak ini?!

"Ck!! Aku jalan aja!!" Kataku kesal sambil beranjak berdiri dan berjalan sebelum sebuah tangan menggenggam tanganku.

Aku menoleh.

"Ze?! Darimana aja kau?!" Tanyaku. Ze hanya menunduk. "Ze?" Tanyaku sambil memegang dagu Ze, menengadahkan wajahnya ke arahku. Dan..

"ZE?! KAU BERDA--" belum aku menyelesaikan panikku, Ze menutup mulutku dengan tangannya.

"Jangan teriak. Sekarang aku lemas...bawa aku kerumahmu..." kata Ze sambil menyandarkan kepalanya di pundakku. Membawanya kerumahku?! Lagi?! Oke, kali ini tak apa!!

"Oke oke... tapi aku ga bisa naik motor.." ucapku yang dibalas dengan gelengan kepala Ze di pundakku.

"Terserah naik apa aja, naik angkot boleh, naik taksi boleh, jalan kaki juga boleh..." gumam Ze. What?! Jalan kaki?! For God sake, seriously?!

"Yang serius!!" Kataku agak panik, membuat orang-orang yang lewat menatap kami seperti pasangan aneh.

"Ayo sini, bareng aja..." sebuah suara pemuda yang familiar dan suara mobil yang juga familiar terdengar di kanan jalan. Aku menoleh dan mendapati seorang pemuda yang 5 tahun lebih tua dariku, mengendarai mobil jeep nya.

"Kakak?!" Tanyaku. Ya, pemuda itu adalah kakakku. Jason Rose.

"Pacarmu sekarat tuh, apa habis kelahi sama preman yang mau malak kamu?" Tanya kak Jason ngasal, membuatku salting.

"Pacar?! Hell no!!" Teriakku setengah marah dan malu. Urk..rasanya, ingin sekali aku melempar mesin minuman di belakangku ke muka kak Jason jika ia begitu. Kak Jason hanya terkekeh melihatku. Lalu kembali memasang wajah serius.

"Bawa dia masuk. Sepertinya lukanya parah..." kata Kak Jason. Aku mengangguk dan menuntun Ze yang lemas ke dalam mobil.

"Mau diantar ke rumah sakit, rumahnya, atau rumah kita?" Tanya kakak. Aku menatap Ze. Memang lebih baik kita ke rumah sakit, namun Ze berkata lain.

"Aku...kerumah kalian..." katanya pelan.

"Pilihan yang bagus..." jawab kak Jason. Heh?

Kakak pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh agar sampai dirumah dengan cepat.

"Eh? Gimana dengan motormu?" Tanyaku pada Ze. "Biarkan saja, nanti juga balik sendiri..." gumamnya sambil menutup matanya. Dia pikir motornya itu karpet ajaib jaman aladin apa, yang bisa balik sendiri?

Kadang rasanya, aku ingin meninju perut Ze jika ia bertindak menyebalkan dan seenaknya.

***
Kami sampai dirumah. Kak Jason membantuku mengantar Ze masuk ke dalam rumah. Setelah berdebat sebentar, akhirnya kami sepakat(?) untuk membaringkan Ze di kamar ku.

Saat Ze sudah berada di kamarku, aku bergegas ke dapur untuk mengambil air dan handuk.

Ze POV

Ck! Ken sialan!!

Jika saja aku menyadari serangannya, pasti tak akan begini.

Aku mengingat-ingat kejadian tadi.

Flashback《

Ken menyerangku tanpa henti dengan pisau dapurnya, namun aku bisa menangkisnya dengan tepat dan cepat. Ia tak memberiku kesempatan menyerang, cih.

Aku lengah saat merasa ada yang memperhatikanku dari kejauhan, diluar lorong ini, yang sukses membuat Ken menebas dadaku dan menusuk perutku.

Aku jatuh kebelakang dalam posisi duduk saat Ken menarik pisaunya. Ia berjalan ke arahku dan mencekikku.

"A..apapun yang kaulakukan, ak..aku tak akan...masuk kelompok bodohmu..itu..!!" Kataku terengah-engah dan tercekik. Ken menyunggingkan senyum.

"Keras kepala, namun kuakui kau hebat. Dengar, kuberi kau kesempatan. Pikirkan permintaan master untuk memintamu bergabung,.." kata Ken sambil menggores pipiku dengan pisaunya hingga berdarah. Ini tak sakit, aku sering mendapat luka begini.

Aku terkekeh pelan. "Jika aku gak mau?" Tanyaku dengan tatapan santai.

Ken tersenyum. Ia menggores dahi bagian kiriku dan berkata.

"Kurenggut sesuatu yang berharga darimu..heheheh..."

Buk!!

Aku memukul wajah Ken hingga ia melepas cekikannya dan terpental agak jauh. Ia terbatuk-batuk lalu menatapku. Dari mulutnya, aku bisa melihat darah yang mengalir pelan.

Aku menyeringai.

"Kau tak tahu apa-apa soal diriku, jadi jangan sembarangan mengatakan sesuatu yang 'berharga' milikku, karena aku tak memiliki hal itu..." kataku dingin sambil mengambil pisauku yang tergeletak di tanah. Namun ia menyeringai.

"Bagaimana dengan...ibumu...?"

Deg.

Aku tertegun di tempat. "Jangan coba-coba menyentuhnya!!" Kataku sambil menggenggam pisauku dengan erat. Ia tersenyum lagi.

"Kau tak akan bisa menyentuhnya.. jika kau sentuh dia, ku bunuh kau!!" Kataku sambil mengacungkan pisauku ke arah Ken. Ia tertawa, tertawa bagai orang gila. Yah, dia memang gila.

"Kita lihat saja..hahaha.." kata Ken sebelum ia menghilang di kegelapan.

"Cih.." aku tak akan membiarkan Ken menyentuh ibuku. Aku sudah menjaganya selama 9 tahun bahkan rela membunuh ayahku yang pemabuk agar tak membuat ibu menderita lagi. Aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada ibu.

"Karrgg!!" Aku mengerang saat merasakan rasa sakit di perutku dan rasa perih di dadaku. Ken keparat.

Aku berjalan dengan lunglai ke arah jalan terbuka lalu mendengar suara Kina yang mengomel.

Aku tak sadar tersenyum, lalu berjalan tertatih ke arahnya dan menahannya sebelum ia pergi.

》Flashback End《

"Ze!! Buka bajumu!!"

Aku mendengar suara Kina yang terdengar panik yang membuyarkan lamunanku.

"Hah?" Tanyaku cengo. Kina yang berada di depanku memasang muka kesal.

"Lepas bajumu!!" Katanya lagi.

Aku mengangkat bahu lalu melepas seragamku yang sudah berwarna merah. Kini yang tersisa hanya tubuhku yang telanjang dada, dengan luka tusuk diperut dan luka tebasan panjang di dada.

Aku melirik Kina yang menatapku dengan wajah merah padam. Lalu keluar cairan merah dari dalam hidungnya.

"Kau mimisan tuh..." gumamku santai. Kina yang baru menyadari hal itu langsung mengambil tisu di meja sebelahnya dan menghalau darah dari hidungnya.

"Jangan pikirkan aku. Sini, biar aku bersihkan lukamu." Kata Kina sambil menyentuh lukaku dengan handuk hangat. Aku meringis kesakitan.

Lalu beralih ke perutku. Luka tusukannya tidak terlalu dalam, namun sakitnya dalem(?).

"Bagaimana kau bisa terluka seperti ini?" Tanya Kina pelan. Aku tak ingin menceritakan kejadian tadi pada Kina karena ini bukan urusannya dan ia tak terlibat dalam hal ini. Jadi aku hanya membuang muka. Kina melihatku dan diam. Kurasa ia mengerti.

Kina mengambil perban dari dalam kotak dibawah kasurnya. Lalu melilitkannya di lukaku. Kina sangat terampil dalam melilitkan perban(?).

"Aku pernah mengikuti PMR dulu. Dan ini pertama kalinya aku mengobati seseorang dengan luka seperti ini." Kata Kina seakan tahu apa yang dipikiranku. Aku hanya diam. Terus memandangi wajahnya yang manis.

Apa yang kupikirkan?! Kaarg!!

"Selesai! Aku akan membawakanmu baju ganti dan akan mencuci bajumu. Kau diam dan duduk saja disini." Kata Kina sambil pergi dan menutup pintu kamarnya.

Hening. Kuakui ruang kamar Kina ini sangat nyaman. Semua tertata rapi dan tak satupun kulihat atribut perempuan seperti boneka, atau sesuatu yang berwarna pink disini. Meski hanya ada beberapa jepit rambut dan ikat rambut.

Tok tok tok

"Masuk." Kataku. Aku melihat kakak Kina masuk ke dalam kamar ini dengan muka serius.

"Ada apa kak Jason?" Tanyaku polos. Ia duduk di sebelahku.

"Aku tahu siapa kau..." katanya sambil tersenyum.

Sejenak, aku merasakan jantungku berhenti.

"Tahu soal apa?" Tanyaku mencoba santai. Ia masih tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya ke telingaku. Membuatku merinding ngeri entah kenapa.

"Kau...pembunuh.."

TBC...

-------------------------

A/N : So, author putusin untuk enggak masukin anggota Creepypasta karena kata kakak author itu akan merusak cerita ._.
#authortakutsamakakak

Tapi(!), author kasih OC author yang ciri-cirinya mirip sir JTK, Ken Rainstorm. Nanti bagaimananya Ken bisa mirip JTK akan dijelasin di chap selanjutnya entah chapter berapa :v #slapped
Dan bagaimana Jason tahu kalau si Ze itu pembunuh? Dan siapa sebenarnya Jason itu? Liat di chap selanjutnya ajeh :v #diinjekReaders

Vomment-nya diterima banget loh!!!
\('0'\   /'0')/

Continue Reading

You'll Also Like

31.5K 2.6K 6
❝Hanya ada kita berdua❞ Bisik Ray pada gadis yang berada dalam pelukan nya. Setelah kehilangan Norman--Sahabat mereka. Sifat Ray berubah, lelaki itu...
1.8K 165 4
Hai, namaku Sara! Aku tidak memiliki kakak ataupun adik, aku hanyalah anak tunggal. Saat itu Papa dan Mamaku sedang menghadiri suatu acara diluar kot...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.6M 550K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
23.7K 2.5K 12
Hanna... Seorang gadis cantik yang tinggal hanya berdua dengan ibunya, memiliki kehidupan yang baik dan damai. Setelah pernikahan ibunya dengan seora...