My Boy Was a Killer

By onyxnotavaible

278K 16.9K 887

[TAMAT] "Dia pembunuh yang manis..." [Baca 'Dead End' untuk cerita yang lebih baik] More

Chapter 00 - Prologue
Chapter 01 - New Student and New Murder
Chapter 002 - I Found You but, What the hell are you doing?!
Chapter 03 - Well, You're a Murderer, Right?
Chapter 05 - Something Weird
Chapter 06 - What a Group?!
Chapter 07 - Weird Killer Group? Again?
Chapter 08 - Hello my Victim!
Chapter 09 - What is this Feeling?
Chapter 10 - Care
Chapter 11 - Rival
Chapter 12 - Broken [Jason]
Chapter 13 - Fallin Love?
Chapter 14 - a Plan
Chapter 15 - Past [Zebel]
Chapter 16 - I love Him..to [Kina]
Chapter 17 - Beginning of the War(?)
Chapter 18 - Dear Sister
Chapter 19 - Im Sorry and Goodbye [Ken]
Chapter 20 - Inner Fight ~ Last Fight
Chapter 21 - Order ~ The Begining of The New Team!!
Chapter 22 - What The?!
The Last Chapter - The Last ~ Happily Ever After
Epilog
PHP dan Promot
Promosi lagi
Sudah Publish!

Chapter 04 - One Night with Cute Serial Killer? Why Not?

15.3K 900 38
By onyxnotavaible

"Aku pulang.."

Aku menutup pintu rumahku. Orang tua dan kakak ku masih belum pulang.

"Mereka ini...hanya peduli pada pekerjaan dan kegiatan mereka saja..." gumamku sambil berjalan ke arah kamarku.

Aku melepas seragamku dan langsung membaringkan tubuhku dikasur. Aku melihat langit-langit kamarku yang dilukis menjadi seperti langit malam berbintang yang di cat dengan cat yang bisa menyala di kegelapan, dan jika lampu kamarku dimatikan, langit-langit kamarku akan berubah menjadi seperti angkasa.

"Terlalu banyak yang terjadi hari ini..." gumamku pelan sambil menutup mataku.

Kruuu~

Tiba-tiba aku merasa lapar ._.

Dengan cepat aku melesat ke dapur. Dan apa yang kutemukan di meja makan? Hanya piring kosong -_-

Kruuu~

"Arg!! Sabarlah perut!!" Kataku sambil menepuk pelan perutku. Aku membuka kulkas dan mengambil beberapa sayur. Aku akan memasak sup.

Namun belum apa-apa, suara telepon rumahku berbunyi. Aku segera menuju ruang keluarga dan mengangkat telepon.

"Halo?"

"Kina, maafkan mama sebelumnya, mama ada keperluan dengan teman lama mama, jadi mungkin mama akan pulang larut atau enggak pulang besok pagi. Kamu jaga diri ya?"

"Oh? .... i-iya ma..." jawabku datar.

"Baiklah, dadah..*tut*"

Aku berjalan meninggalkan telepon. Namun baru dua langkah, telepon berbunyi lagi.

Dengan malas, aku mengangkat telepon.

"Halo?"

"Nak, ini papa, papa ada meeting dengan client hari ini, dan kemungkinan tak bisa pulang hingga besok, tolong katakan pada ibumu ya? Baiklah, sampai nanti..*tut*"

"Waw..." kataku sambil meletakkan gagang telepon di tempatnya. Jadi, hari ini aku sendirian nih? Mama ada keperluan dengan temannya, ayah ada meeting, sedangkan kakak, ah, aku malas memikirkan manusia satu itu.

Yang seperti ini sudah biasa bagiku. Sangat biasa.

Aku berjalan ke dapur. Tentu saja untuk melanjutkan memasak.

Ze P.O.V

Aku berada dirumah. Aku benar-benar lelah hari ini. Kurasa aku akan libur dari kerja malam.

Aku duduk di sofa empuk kesayanganku dan mengambil remot lalu menyalakan TV ku. Dengan iseng, aku mengganti-ganti channel. Dari channel kartun, berita, sinetron, film horor, film lawak, dll. Tapi aku merasa ada yang aneh.

Ah, ya benar! Kenapa tak ada berita pembunuhan hari ini? Bukankah tadi siang aku membunuh Marsha dkk? Dan bukankah tadi aku mendengar ada seseorang mengatakan 'polisi' ? Aneh.

Drrrt...Drrrt!

Aku merasakan getaran di dalam celah sofaku. Ah? Apa handphoneku jatuh? Aku merogoh kantung celanaku dan mendapati hp-ku berada di kantong. Kalau bukan hp-ku lalu hp siapa?

Aku meraba celah sofaku dan aku merasakan ada sesuatu yang tipis, keras dan berbentuk kotak. Aku menariknya dan mendapatkan handphone. Handphone siapa?

Aku menyalakan hp itu dan sekarang aku tahu ini milik siapa.

Dari foto walpapernya yang berupa 'selfie' ini,...

"Kina..." gumamku sambil tersenyum. Bagaimana bisa handphonenya tertinggal dan dia tidak menyadarinya? Dasar.

Iseng-iseng, aku membuka kunci layarnya.

"Hah..ceroboh. Ia bahkan tak memberi kata sandi atau pola pada handphonenya..." kataku sambil menjelajahi menu hpnya.

Aku membuka menu 'kontak'. Kucari nomor handphonenya dan kucatat. Lalu BBM. Aku meng-scan kode QR nya.

Selesai dengan itu, aku membuka galeri.

"Waw, penuh dengan foto..." kataku. Aku melihat semua foto miliknya. Banyak sekali foto anime disini dan juga foto selfie yang tak kalah banyaknya. Dasar narsis.

Aku membuka salah satu foto selfie nya.

Di foto ini, ia memasang pose yang 'imut', dengan senyum yang manis dan beberapa pose tangan. Rambut hitam panjangnya yang diikat twintail membuatnya terlihat lebih childish.

"Ze? Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Kamu kesambet(?) ?" Tanya ibuku yang memecah lamunanku. Aku tersentak kaget dan melirik ibuku yang menatapku heran dari dalam dapur. Dengan tergopoh-gopoh, aku memasukan hp Kina dalam kantong bajuku.

"Senyum? Ibu salah liat mungkin.." jawabku santai. Ibu tersenyum dan berjalan ke arahku dan duduk di sebelahku.

"Ibu tahu kamu lagi suka sama seseorang.." kata ibu asal ceplos. "Suka sama seseorang? Itu gak mungkin bu." Jawabku. Ya, selama hidupku, aku tak pernah menyukai orang. Ibu masih tersenyum dan membelai rambut hitam berantakan ku.

"Kamu gak bisa bohong sama ibu..semua itu terlihat jelas di matamu.." kata Ibu. Di mataku? ._.

"Ibu, pinjam kaca dong..."

"Buat apa?"

"Aku ingin lihat mataku. Kan kata ibu semua terlihat jelas dimataku?" Tanyaku polos pada ibu. Ibu yang mendengarku malah tertawa terbahak-bahak. Kenapa? Apa aku melakukan hal yang lucu? ._.

"Kau ini Ze, kau ini sangat polos.." kata ibu sambil mengacak-acak rambutku. Aku hanya terdiam, bingung.

"Yang ibu maksud dengan 'semua terlihat jelas si matamu' itu, perasaan dan ekspresi mu." Kata ibu.

Oke, sampai sini aku mengerti ._.

Aku mengangguk tanda mengerti. Ibu membelai rambutku lagi.

"Bu, aku mau pergi sebentar boleh?" Tanyaku. Ibu mengangguk. Ibu selalu membolehkanku pergi karena selalu mengira aku internetan di warnet. Padahal di setiap malamnya, aku pergi mencari korban. Kadang aku merasa bersalah padanya. Tapi untuk hari ini, aku libur melakukan kerja  malamku. Karena,..

Aku akan kerumah Kina. Tentu saja untuk mengembalikan hpnya. Memangnya mau apa lagi? -_-

***

Bruum...! Cklek!

Aku mematikan mesin motorku tepat dirumah Kina. Aku berjalan ke arah pintu rumahnya.

Tok tok!

"Iya tunggu sebentar!!" Kata suara seseorang dari dalam. Aku bisa mendengar suara langkah kaki dari dalam.

Cklek!

"Hi!" Sapaku dingin.

Kina P.O.V

"Ze? Ada perlu apa kau kesini?" Tanyaku pada Ze yang kini sudah ada di depan mataku. Ia menatapku dingin. Gawat. Jangan-jangan ia ingin membunuhku? ._.

Ia merogoh sesuatu dari kantong bajunya. Oh tidak..firasatku tidak enak ._.

"Nih!" Kata Ze sambil menarik tanganku dan meletakkan handphone...HANDPHONE KU?! Sejak kapan?!

"Ah?! Sejak kapan--"

"Kau menjatuhkan dan meninggalkannya di celah sofaku.." kata Ze memotong kata-kataku.

"Karena aku sudah mengembalikannya, jadi aku akan pulang sekarang." Lanjut Ze sambil membalikan tubuhnya.

"Tunggu!!" Kataku tiba-tiba sambil menggenggam lengan baju Ze. Ia tampak terkejut, namun tetap memasang wajah dinginnya. "Ada apa?" Tanyanya sembari membalikkan tubuhnya. "Um...makasih.." jawabku setengah gugup. Ze hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Baiklah...aku pulang y--"

"Tunggu!!" Kataku memotong perkataan Ze. Ia menatapku dengan tatapan yang mengibaratkan kata 'apa lagi sih?'.

"Aku...aku mau kau..mampir dulu disini..." kataku terbata-bata. Ze menatapku heran. "Untuk apa aku mampir ke rumahmu? Toh juga gak penting..." katanya. Urg...Kata-katanya membuatku sakit hati -_-

"Aku memasak sup dan karena kebanyakan, aku tak bisa memakannya sendiri. Jadi aku mau kau menemaniku makan..." pintaku pada Ze berharap ia meng-iya-kan.

"Lagipula, aku sendirian dirumah. Aku takut." Tambahku. Ia menghela napas.

"Kau takut dirumah sendirian, tapi kau malah mengundang pembunuh untuk menemanimu, dasar aneh..." kata Ze pelan sambil menghela napas.

Ah iya, dia benar!._.

Tapi tetap saja, aku tidak ingin sendirian dirumah meski aku sudah sering berada di rumah dalam keadaan sendirian.

"Gak mau tahu!! Pokoknya harus temenin!!" Kataku sambil mendorong masuk Ze.

"Oi!!" Kata Ze sambil menahan tubuhnya. Tapi karena posisinya yang tidak mendukung, ia jadi mudah untuk didorong masuk.

***

"Selamat makan!!" Kataku sambil tersenyum pada Ze. Ia hanya menatapku dengan ekspresi pocker face. Didepannya, sudah ada mangkok sup yang kusediakan untuknya dan siap makan(?).

Aku memakan sup ku. Begitu juga Ze. Ia menyeruput(?) Kuah sup. Awalnya ia biasa saja, namun lama-kelamaan, raut wajahnya berubah. Ia juga makin melahap dengan cepat sup buatanku. Aku hanya tertegun melihatnya._.

Dia ini laper, atau doyan?._.

"Sluurrrp..ah.." kata Ze sambil mengelap kuah sup yang menetes dari bibirnya yang sexy.

What the hell im thingking?! -_-

"Um...apa sup nya masih ada lagi?" Tanya Ze. Aku mengangguk dan menunjuk panci di dekat kompor yang tentu saja isinya sup. Ze langsung melesat dan mengambil sup. Aku melihatnya hanya tersenyum. Entah kenapa, aku merasa nyaman dengannya.

Padahal ia pembunuh dan bisa saja hari ini aku dicincang ._.

***

"Ah...kuakui, masakanmu tadi benar-benar enak! Sayang cuma sedikit.." kata Ze sambil duduk santai di sofa ruang keluarga milikku. Cuma sedikit, padahal kau yang menghabiskannya dalam sekali tengguk(?)

Yang terakhir itu abaikan.

Soal masakanku yang dibilang enak, yah... terimakasih Ze.

"Kina..." panggil Ze. Aku menoleh.

"Hm?"

"Boleh aku menginap?" Tanya Ze. Apa?! Menginap?!

"Me-menginap?!" Tanyaku. Ia mengangguk. "Kenapa? Kau takut padaku?" Tanya Ze. Aku mengangguk. Dia hanya menghela napas.

"Aku tak akan membunuhmu. Bukankah aku sudah berjanji tak akan membunuhmu asalkan kau tidak membocorkan rahasiaku pada polisi?" Kata Ze sambil menutup mata.

Memang waktu itu dia berjanji ya? Seingatku dia hanya mengancamku -,-

"Jadi, apa boleh?" Tanya Ze lagi. Aku memikirkannya sejenak.

"Um...boleh deh..." jawabku. Ze pun langsung tersenyum sambil masih menutup matanya.

***

Beberapa menit berlalu, kami masih berada di ruang keluarga. Aku melihat Ze yang tampaknya sudah tertidur. Baru dibilang boleh nginep, sudah langsung tidur aja -_-

Aku memperhatikan wajahnya. Wajahnya saat tidur ini sangat manis. Aku bahkan tak bisa membayangkan jika pemilik wajah manis nan polos ini adalah pembunuh berdarah dingin.

Semakin aku memperhatikan wajahnya, aku semakin merasa ngantuk._.

Aku melihat jam dindingku yang kini menunjukan pukul 23.30. Tanpa basa basi aku langsung berjalan ke kamar. Namun langkahku terhenti karena seseorang menarik bajuku.

Ze memegang bagian bawah bajuku seakan tak ingin aku pergi meninggalkannya. Kukira ia terbangun, namun jika dilihat dari wajahnya yang tampak pulas itu, aku yakin ia sedang tertidur. Aku menarik bajuku berharap agar lepas dari genggamannya. Namun ia malah mencengkram bajuku. Aku hanya menghela napas dan dengan sedikit terpaksa aku duduk di sebelahnya.

Ada perasaan aneh saat aku duduk disebelahnya. Antara perasaan senang dan gugup. Aku melihat tangannya. Ia masih mencengkram bajuku -_-

Saat aku menyenderkan leherku di senderan sofa, tiba-tiba..

Puk.

Ze menyandarkan kepalanya di bahuku. Ini sontak membuatku terkejut! Aku bisa merasakan wajahku memanas saat ini. Jantungku berdegub sangat kencang.

Aku melirik Ze. Ia masih tertidur. Wajahnya sangat tenang dalam keheningan malam. Tanpa sadar, aku tertawa pelan.

Lalu, aku pun ikut tertidur dalam keheningan ini.

TBC....

Continue Reading

You'll Also Like

6K 1.6K 22
Mencintai dua nama dalam satu hati, bagaimana bisa? Tentu saja ketiganya akan tersakiti. Menungguh cinta lama yang akan kembali, atau menungguh cinta...
83.5K 56 12
(SEDANG DI REVISI TOTAL) Tentang Aura Jovanka si gadis yang menjadi incaran kaum Vampire berkat darahnya yang murni. scrlyrrnz (EXO FANFICTION) Updat...
546 148 30
[ Update setiap hari Minggu] [ Sebelum dibaca jangan lupa di follow] [ Dilarang Plagiat] Cover by Kak Wafi Namaku Fay Di saat seusia remaja serin...
1.8K 165 4
Hai, namaku Sara! Aku tidak memiliki kakak ataupun adik, aku hanyalah anak tunggal. Saat itu Papa dan Mamaku sedang menghadiri suatu acara diluar kot...