PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN...

By frantastickris

31.2K 2.1K 443

PUBLISHED ON nulisbuku.com | yang ini hanyalah free 10 chapter preview + link yang berisi cara membeli. Untuk... More

Apa itu XIAT? -Q&A and short Behind The Scene
PROLOG|
01| (Yourname)
02| Greyson
03 | (yourname)
04 | (yourname)
05| Greyson
06| Greyson
07 | (yourname)
08 | (yourname)
09| (yourname)
34 | (yourname)
35 | Greyson
EPILOG / Q&A
HOW TO BUY #GrabACopy
XIAT IS LIVE NOW! // GO GRAB YOURS
please this is important:')

10 | (yourname)

1K 137 36
By frantastickris

dedikasinya belum hehe, mungkin tiap dua chapter sekali baru gue kasih dedikasi. sekalian 2-2.

--

10 | "All I wanna hear her say is 'Are you mine?' " – R U Mine [Arctic Monkeys]

-

"Jadi... ini yang lo mau?" Dini bertanya waktu itu kepada YN. Mereka berdua berada di balkon kamar YN yang berada di lantai dua. Dini menatap YN, sedangkan YN menatap ke hamparan bangunan rumah yang begitu luas tanpa ujung. Langit siang berwarna biru cerah tanpa awan. Angin sejuk berhembus lumayan sering, namun tidak meredakan gejolak perasaan YN.

Dia menghela napas, masih belum mau memandang balik sahabatnya. "Nggak juga sih." akunya. Dini tidak buru-buru menyela.

"Tapi nggak... Maksud gue... Mungkin ini cuma trauma aja. Kejadian yang dulu itu, tau kan?"

"YN, lo nggak bisa terus-terusan nyembunyiin perasaan lo." kata Dini. "Kenapa lo bertahan sama dia kalau gitu?"

"Gue sayang sama Greyson." sahut YN tegas. Tapi sorot matanya berkata lain. "Gue udah susah payah ngedapetin Greyson, masa gue ngelepas dia gitu aja?"

Dini menggeleng. "Kalau gitu, itu namanya bukan sayang. Sekarang liat lagi. Dia udah berapa hari gak ngasi lo kabar?"

"Sebulan... lebih seminggu, sih. Tapi dia bisa aja sibuk. Gue liat dari fanbase katanya Greyson lagi siapin album—"

"Fanbase," ulang Dini. "Lo pacarnya. Lucu tau gak, pas lo malah tau informasi soal pacar lo dari fanbase alih-alih dia."

Tenggorokan YN mulai tercekat oleh rasa panas. Dini mengatakan apa yang persisnya ia pikirkan. Alhasil, pemikiran-pemikiran yang lebih buruk yang selama ini ia simpan malah keluar semuanya. Detik itu juga.

"Dia baik-baik aja," kata YN setelah menundukkan kepala. Ditekurinya ukiran besi pembatas balkon kamarnya sendiri dengan ekspresi murung. "Semuanya udah aman. Corbin udah dipenjara. Semua itu udah lewat dua tahun. Greyson baik-baik aja..."

Dini memeluknya dari samping dan terisak. Dinding pertahanan YN seketika runtuh. Dia memejamkan matanya dan air mata mulai berjatuhan diikuti isakan parau.

Berhari-hari setelah itu berlalu seperti biasa. Tidak ada perubahan. YN tetap berbaring lesu di kamarnya sepulang sekolah. iPhone di tangannya dengan aplikasi Twitter terbuka, terhubung dengan headset dan terpasang di kedua telinganya. Namun sekeras apapun lagu yang diputar oleh YN, kegelisahannya tidak berkurang sama sekali. Satu-satunya yang bisa membuatnya tenang adalah kabar dari Greyson. Greysonnya langsung.

Dia kemana, gumam YN dalam hati sambil terus me-refresh Direct Message. Tidak ada perubahan.

YN menjatuhkan iPhonenya ke sisi lain kasur. Dia berguling ke arah yang sebaliknya, menekan headset makin dalam ke telinganya dan mencoba memejamkan mata. Kepalanya berdenyut luar biasa sakit memikirkan Greyson. Sudah beberapa bulan terakhir Greyson selalu hilang kabar, dan meskipun akun fanbase tentang dia selalu menginfokan soal pembuatan album dan lain sebagainya, hati YN tidak pernah sepenuhnya tenang.

Bagaimana jika Greyson mulai bosan dengannya? Bagaimana jika Greyson menemukan orang baru? Bagaimana jika Greyson melupakannya? Apakah dia memang betul-betul sibuk atau hanya—YN tidak mengharapkan ini, tapi bisa jadi 'kan, Greyson mengarang alasan padanya? Dia menghilang, tidak memberi kabar selama berbulan-bulan. Apakah itu yang namanya rasa 'sayang'? Meninggalkan pesan pendek 'Hi I miss u, take care bye' lalu menghilang hingga sebulan lebih kemudian dan kembali dengan mengulang kalimat yang serupa, 'Hi I miss u how's life?'. Basa-basi tidak penting.

YN berbalik lagi, meraih iPhonenya, menyalakannya. Dia memandangi lockscreennya yang adalah foto dia dan Greyson saat terakhir bertemu. Dua tahun yang lalu, di hotel bundaran HI, setelah konser Greyson yang terakhir di Indonesia. YN ingat waktu itu Greyson sempat membawakan lagu Animal In The Night, dan mengundang salah satu lucky fan ke panggung. Hanya saja lucky fan itu terlalu gugup sampai-sampai dia tidak ada bernyanyi sama sekali.

Di foto itu YN memasang wajah aneh ke kamera, dan Greyson sedang mencium keningnya. YN mencoba mengenang saat itu namun rasanya sudah tak seberapa. Rasanya sudah lama sekali, seperti berjuta-juta tahun lalu alih-alih cuma dua tahun.

Air mata menetes begitu saja dari pelupuk kiri YN. Kemudian, yang kanan.

YN menyimpan iPhonenya ke bawah bantal, kemudian terisak sendirian. Lagi.

-

Malam-malam-malam berikutnya, YN duduk dimeja belajarnya, mencoba mengerjakan soal-soal fisika untuk persiapan ulangan besok. Dengan headset di telinga dan lagu berputar, dia tampak begitu konsentrasi mengerjakan soal-soal, meski kebanyakan nomor soal berujung diberi tanda lingkaran yang menandakan bahwa dia tidak tahu/ragu-ragu.

iPhone disampingnya bergetar. Notifikasi masuk. YN mengabaikannya.

Kemudian iPhonenya bergetar tak henti-henti. Panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Meski merasa terganggu karena dia sedang bersemangat menghitung jawaban (YN yakin rumus yang ia pakai sudah benar dan bisa memecahkan soal itu), dia meletakkan pensil dan menjawab panggilan.

"Halo?"

"Hello? YN?"

Tekanan darah YN seketika turun semua. "Greyson?"

-

"C'mon, let's get in. Eh wait, your suitcase," Greyson berlari kecil ke bagasi taksi, kemudian mengambil koper yang sebelumnya sudah dikeluarkan lebih dulu oleh supir. YN memerhatikan saat pacarnya itu membayar ongkos taksi, sebelum kembali menghampirinya sembari menarik koper. Tanner juga baru selesai membayar ongkos taksinya. Hari pertama YN tiba di Wembley.

"Let me—" YN hendak mengambil kopernya dari tangan Greyson, tapi ditolak. "No, no. Let yourman works, okay?"

Dia seketika ingin tertawa. "Baru gini aja mendadak bilang yourman. Tadi waktu dibangunkan, malah mengigau hahaha!"

"Eh..." pipi Greyson memerah. "Really? You... you mean... I did that?!"

YN hendak mengejeknya saat teriakan heboh datang dari seberang. "OMG THAT'S GREYSON !!!!!!"

"GREYSOOOON!!!"

Segerombolan cewek membawa-bawa poster muncul dari kejauhan dan mereka semua berlari ke arah Greyson, YN dan Tanner. Beberapa petugas keamanan hotel seketika keluar, dan langsung membuat batas perlindungan untuk Greyson. Salah satu satpam meminta agar mereka bertiga bertugas. Greyson langsung menarik tangan YN dengan tangan satunya dan bersama masuk ke dalam lobi.

"Grey, those are En—"

"Later babe, okay? I have to sleep," katanya cuek sambil mengajak YN jalan ke arah lift. Tanner berhenti dan berbincang dengan penjaga lobi. YN hanya diam, bahkan sampai mereka tiba di kamar Greyson di lantai empat. Ada yang salah dengan Greyson, dia bisa merasakannya. Greyson dikenal ramah terhadap semua penggemarnya, tapi kali ini dia menarik diri. Untuk sekadar melambaikan tangan pun dia tidak. Menghindar. YN ingin bertanya kenapa Greyson bersikap sekasar itu tadi, tapi setelah ia melihat rauh wajah Greyson, dia memilih bungkam.

YN menangkap gurat yang lebih dari sekadar lelah. Ini pertemuan pertama mereka, dan YN sudah membayangkan pertemuan yang lebih menyenangkan. Tapi sedari tadi semuanya berjalan biasa-biasa saja. Greyson kelihatan seperti punya sesuatu yang dipaksakan. Sesuatu yang membuatnya tidak bisa bersemangat. Sesuatu yang menekan batinnya dari dalam.

Dia bukan Greyson, sebuah suara berbisik dalam kepalanya.

Diam, perintah dirinya sendiri.

Kau tidak kenal dia. suara itu bersikukuh, entah kenapa.

-

YN membuka matanya perlahan. Kepalanya pening.

Hal pertama yang ia lihat adalah plafon abu-abu kusam. Ia menatap plafon itu lama sampai kesadarannya benar-benar terkumpul sepenuhnya. Peningnya berangsur-angsur menghilang, tapi digantikan dengan semburan perasaan yang lebih tidak mengenakkan: ketakutan, kebingungan, kepanikan. Semuanya menjadi satu memenuhi kepala YN yang kosong melompong.

Dia segera bangkit dari posisi tidur dan duduk. Dia juga agak terkejut mendapati dirinya tidur. Seorang remaja lelaki berambut cokelat duduk memunggunginya. Dia memakai sweater abu, jeans, sepatu dan ia duduk membungkuk. Tangannya saling meremas satu sama lain. Ada bekas luka panjang di wajahnya. Bekas luka itu masih merah dan basah, yang YN yakin cowok itu dapatkan baru-baru ini.

Cowok itu berbalik dan menatap terkejut saat melihat YN. Matanya melebar, irisnya cokelat hazel. YN seperti pernah melihat sepasang iris tersebut sebelumnya, bahkan dalam berbagai ekspresi yang berbeda, tapi entah dimana dan kapan...

"YN! Astaga, demi Tuhan! Kau sudah sadar!" cowok itu langsung memeluk YN erat-erat. Sentakan keras menghantam perut YN, dan ia makin ketakutan. Didorongnya cowok itu jauh-jauh.

Kekecewaan langsung menghiasi wajah ganteng cowok itu. Tunggu, ganteng? YN merasa geli setelah menyadari bahwa cowok itu memang ganteng. Bentuk wajahnya maskulin, tapi saat melihat bentuk pipi dan bibir cowok itu, YN merasa bahwa dulu—saat cowok itu masih kecil—wajahnya pasti imut-imut seperti bayi.

"YN, kenapa?" tanyanya dengan suara serak.

"S-siapa..." bibir YN gemetar. "Siapa kau?"

Alih-alih menjawab, cowok itu malah tampak terguncang. YN tidak mengerti apa yang sedang berlangsung. Perasaannya terus-terusan mengatakan kalau dia tahu cowok itu... Bukan, lebih dari sekadar tahu. Tapi saat dia menggali ke dalam pikirannya lebih jauh, dia tidak mendapatkan apa-apa.

Cowok itu mencoba mengulurkan tangannya, namun tiba-tiba tidak jadi. "Kau ingat namamu?"

"YN." jawabnya lancar.

"Kau ingat darimana kau berasal?" tanya si cowok lagi.

"Apa maumu?"

"Aku hanya bertanya."

YN berpikir sebentar, kemudian menjawab juga. "Indonesia. Aku dari Indonesia."

Lama sekali, cowok itu tidak menjawab. Sorot kepedihan di matanya makin lama jadi makin nyata. YN hanya menunggu, seraya berusaha menenangkan debaran jantungnya yang sia-sia saja. "Dokter itu benar." katanya pada akhirnya. "Lokasi benturannya... Kau tetap akan ingat detil-detil umum. Tapi tidak dengan kenangan terkuatmu."

Rasa penasaran YN mengalahkan ketakutannya untuk sekejap, "Maksudmu?"

"Kau benar-benar tidak ingat aku?"

YN menggeleng. "Kau bisa terus menanyakan hal yang sama seharian tapi aku tidak ingat kau."

"Baiklah," dia mengulum senyum pahit. "Kenalkan, aku Greyson Chance."

"Grey...son?"

Dia mengangguk. "Iya. G-r-e-y-s-o-n. Chance. Greyson Chance. Kau ingat sekarang?"

Selang beberapa saat menegangkan bagi mereka berdua, YN berusaha sekuatnya untuk mengingat. Greyson, Greyson, sekecil apapun itu tentang Greyson, kumohon?—dia memohon pada pikirannya. Keningnya sampai berkerut, dan peluh mulai bercucuran.

"Maafkan aku Greyson Chance," kata YN pada akhirnya.

Greyson Chance tidak berkata banyak setelah itu. []

#question: just comment what do you think about this chapter *lavs emoji*


Continue Reading

You'll Also Like

30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
456K 46K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...