Flashback story: on
"Awww sakitt!! Sial!"
"Ah! Haruka kamu kenapa!?"
'Bagiku ini adalah hari paling sial. Argghhh..'
Aku merutuki hari yang bagiku sial. Seperti saat ini.
★
★
★
★
flashback story: off
Semua murid terlihat panik melihatku termasuk gio. Tak terkecuali pak rizky. Dia terlihat lebih panik.
"Telfon ambulans sekarang juga!"
Teriak pak rizky pada salah seorang murid.
Di ambulance..
"Aduhhh sakit!!!"
"Kamu harus tahan ya haruka. Kita akan sampe di rumah sakit kok"
Kata gio menenangkanku.
"Kamu sabar ya haruka"
Pak rizky juga ikut menenangkanku.
-♥-
Sampai di rumah sakit aku langsung dibawa ke UGD.
"Aduhhh sakit dok!!"
"Iya iya sabar kita akan berusaha untuk mengobati tanganmu ya"
"Iya terima kasih dok"
Aku menangis tersendat-sendat karena sakit yang kualami di tanganku.
Sedangkan di luar ruang UGD sudah terdapat melodi, ayana, nabilah, gio, pak rizky, mama, dan papaku.
"Aduh pak, apa yang terjadi pada anak saya!? Kok hal ini bisa terjadi!?"
Mamaku menanyai pak rizky daengan wajah yang sangat cemas.
"Begini bu, mungkin saja tadi di lab IPA saat ada praktikum tentang baham kimia, anak ibu tidak berhati-hati. Jadi beginilah akibatnya."
"Bapak bagaimana sih!? Bapak itu harusnya memperhatikan semua siswa bapak. Kalau bapak memperhatikan siswa bapak dengan baik, pasti haruka tidak akan jadi seperti ini!"
"Sudah tenang ma. Tenang dulu. Jangan marah-marah sama pak rizky. Lagian kan mungkin memang haruka yang ceroboh. Kita gak bisa seutuhnya menyalahkan pak rizky."
"Ahh! Terserah papa deh! Ini kan anak papa sendiri! Masa malah lebih ngebelain pak rizky sih!?"
"Sssttt sudah sudah ma. Ini rumah sakit. Jangan marah marah disini. Kalo mau nanti aja kalo udah pulang ya."
"Papa ini apa apaan sih!?"
"Sudah sudah. Lebih baik ibu duduk dulu agar tenang bu. Dan saya juga minta maaf atas keteledoran saya yang tidak memperhatikan murid saya. Sekali lagi saya minta maaf ya bu."
Pak rizky kemudian meminta maaf pada mama. Dan mama ku pun memaafkannya. Akhirnya..
"Iya iya saya maaafkan"
"Sebelumnya maaf om,tante. Tadi itu sebenarnya kesalahan saya. Saya tidak sengaja menyenggol tabung kecil berisi cairan kimia di meja. Jadinya cairan itu tumpah dan mengenai tangan haruka. Maaf om,tante. Saya benar-benar merasa bersalah"
Gio mengakui kesalahannya di depan orang tuaku!? Tidak salah sepertinya aku menyukai cowok seperti dia. Orangnya sangat bertanggung jawab ternyata. ^^
"Sudah nak kami sudah memaafkan kamu. Lebih baik kamu doakan haruka agar tangannya bisa disembuhkan"
"Terima kasih om,tante. Terimakasih :)"
Setelah itu, dokter pun keluar daru ruang UGD.
"Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya? Apa tangannya luka parah?"
Mamaku sudah tidak sabaran dan langsung nerocos pada dokter -_-
(Duhhh si mamanya haruka nihh ya kebelet banget kayaknya. Haha :v)
"Keadaan anak ibu baik-baik saja. Mungkin lukanya tidak besar. Tapi tangannya sementara harus diperban."
"Tapi, saya boleh melihat keadaan anak saya dok?"
"Tentu bu. Silahkan. Kalau begitu saya permisi dulu"
"Iya dok. Terima kasih
Ketika semua masuk ke dalan ruang UGD...
"Sayang, tangan kamu gak apa-apa kan?apa masih sakit?terus lukanya besar gak?kamu besok gak usah sekolah dulu ya?aduhh mama cemas nihh sama kamu. Nanti biar mama minta surat dokternya. Kamu pasti tadi gak hati hati nihh. Lain kali hati hati ya. Jangan bengong. Jangan meleng. Jangan melamun. Jangan menghayal yang tidak tidak."
Tanpa babibu lagi, mamaku angsung nerocos bertanya padaku. Dan aku? Aku hanya melongo seperti sapi ompong
"Iya ma, aku gak apa-apa. Lagian ini cuma kena zat kimia doang kok. Mama aja yang berlebihan. Coba nanti kalo aku misalkan kecelakaan ditabrak truk semen trus dari arah berlawanan ada truk sampah trus ditambah keserempet semut rang-rang. Lebih parah mana ma?"
"Ya lebih parah yang tadi lahh. Udah kamu istirahat dulu aja ya. Mama sama papa mau pulang dulu. Okay?"
"Okay ma"
"Melodi?ayana?nabilah?"
"Iya tante. Kenapa?"
Mereka yang namanya merasa disebut langsung menyahut serempak.
"Kalian jaga haruka baik-baik ya."
"Iya tante. Pasti."
"Dan kamu gio. Kamu jangan coba coba menyakiti anak saya lagi"
Mamaku menunjuk nunjuk gio dengan telunjuknya.
"Ah, iya tante."
"Bye sayaangg. Muach"
"Bye ma"
Mamaku mengecup keningku. Dan pergi meninggalkan aku bersama dengan ayahku. Danbyang tersisa sekarang hanya ketiga sahabatku, pam rizky, Dan.. ya! Sama makhluk tampan ini tentunya. Hehe ^-^
"Eh iya. Dan saya harus buru-buru kembali ke sekolah. Saya pamit dulu anak-anak. permisi"
"Iya pak"
Kami semua menjawab serempak. Dan sekarang tinggal ketiga sahabatku dan gio saja.
N
"Hmm haruka. Yang tadi kejadian di lab IPA maaf ya"
Gio memecah keheningan diantara kami semua.
"Oh. Gak apa-apa. Lukanya juga gak serius kok"
"Kalo begitu, bagus deh :)"
Gio mulai tersenyum kepadaku dan menampakkan lesung pipinya! >_<
"Oh iya. Ngomong-ngomong mama kamu over protective juga ya"
"He..eh..iya. emangnya kenapa?"
"Gak kok. Cuma ngomong aja."
"Oh"
Tiba-tiba ketiga temanku berdehem keras
"EKHEM!!"
"Kok kita disini cuma jadi nyamuk doang ya?"
Melodi tersenyum jahil padaku
"Girls, mendingan kita keluar aja yuk. Daripada lumutan disini."
"Okay!"
Ayana dan nabilah menjawab serempak lalu pergi keluar ruangan bersama dengan melodi juga.
"Oh iya. Aku mau bertanggung jawab kok. Atas semua yang kulakukan ini. Aku akan menebusnya dengan menemanimu disini. Seharian."
'Hah!?yang benar saja ini! Ini ..ini..bukan mimpi kan!? Cubit aku!cubit aku sekarang jugaa! Rasanya seperti ada kupu kupu di perutku sekarang. Aku seperti ingin menjerit karena bahagia.'
Dalam benakku aku merasa bahagia sekali.
"Tentu. Kau boleh menemaniku seharian. Akubtak akan menolak kok. Lagian aku juga pasti akan kesepian."
"Bagaimana kalau sekarang kita bermain ular tangga?"
"Memangnya kamu bawa ular tangga??"
"Iya. Aku bawa. Setiap hari."
"Untuk apa?"
"Udah udah. Jangan dipikirkan. Kita sekarang mulai main ya. Kita suit oke?"
(HAH!?gio bawa-bawa uler tangga ke sekolah setiap hari??buat apaan coba. Cogan begini mainnya uler tangga. Hadehhh.. -_-)
"Oke. Suit jepang bagaimana?"
"Tentu. Aku tidak takut denganmu. Meskipun kau jago suit jepang"
"Aku juga tidak takut denganmu gio revando putra. Haha"
-♥-
Author's POV
Mereka berdua terlihat sangat bahagia saat bermain ular tangga. Mereka tertawa lepas dengan senangnya. Dan tanpa mereka sadari, ketiga teman haruka (nabilah,melodi,ayana) sedang memperhatikan mereka berdua dari jendela pintu ruang UGD.
Tapi salah satu dari ketiga teman haruka ada yang menatap dengan sorot mata tajam.pertanda cemburu. Orang itu adalah.. NABILAH. Ya, nabilah juga terkena first love. Seperti haruka. Saat tadi nabilah melihat ada gio. Dia merasa kalau dia menyukai cowok itu. Mungkjn. Itu hanya mungkin. Dan baru perkiraan.
-♥-
Haruka's POV
Tiba tiba ada suster yang membawa nampan berisi bubir ayam dan susu saat aku dan gio sedang seru setunya main ular tangga.
"Haruka, ini. Dimakan buburnya ya. Dan jangan lupa minum susunya."
"Baik sus. Terimakasih ^^"
"Suster pamit dulu yaa. permisi."
"Iya silahkan sus."
Setelah suster itu pergi dari ruangan. Tiba tiba gio mengambil bubur dimeja. Dan ingin menyuapiku.
"Nihh kamu makan ya haruka. Tangan kamu kan masih sakit. Jadi biar aku yang suapin kamu ya :)"
Gio mengeluarkan senyuman manisnya lagi. Lagi!?
'Deg..deg..deg..deg..duhhh kok jadi deg-degan begini ya? Jantungku jadi mau loncat keluar nihh >_< '