WE GOT MONEY

By NoorHae

826 34 11

More

WGM - 2
WGM - 3
WGM - 4
WGM - 5
WGM - 6
WGM - 7
WGM - 8
WGM - 9
WGM - 10
WGM - 11
WGM - 12
WGM - 13
WGM - 14
Attention~~~

WGM - 1

231 3 1
By NoorHae

♡♡♡

Lee Dong Hae menyeret kakinya tanpa tujuan. Pikirannya yang masih gusar selaras dengan penampilannya yang berantakan. Nilai lebih yang ia punya ialah tampangnya yang rupawan sehingga orang yang melihat dirinya saat ini tidak mengira kalau pria itu sedang memiliki masalah. Atau dengan kata lain, bisa saja disebut orang gila. Jika ada orang gila seperti dia, mungkin ada yang sukarela untuk merawatnya sampai kembali normal.


Kronteng

Ditendangnya sebuah kaleng softdrink yang menghalangi jalannya agar menyingkir jauh. Dia tak tergugah untuk memungutnya lalu memasukannya ke dalam tong sampah. Dong Hae terlalu tak acuh akan hal itu. Pikirnya, karena dikota ini sudah ada para pekerja kebersihan yang memang sudah tugas mereka untuk membersihkannya. Dan dia sendiri tak ingin mengotori tangannya untuk membantu meringankan para pekerja tersebut.

"Tuan, seharusnya anda membuang kaleng itu ke dalam tong sampah. Bukan menendangnya seolah kaleng tersebut akan lenyap dengan kaki anda." Dong Hae yang merasakan sindiran tersebut menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping kiri. Seorang wanita yang sedang duduk dibangku dekat pohon poplar menunjuk kaleng softdrink yang tadi ditendangnya. Kaleng itu tepat berada dihadapan wanita berkacamata itu sekitar lima jengkal.

Dong Hae yang memang sedang memiliki mood buruk menatapnya dengan sinis. "Kenapa tidak kau buang saja. Bukannya tong sampah berada disamping bangku yang kau duduki." Kalimat Dong Hae membuat wanita itu berdecak sebal. Wanita yang - tadi, sedang membaca buku itu menghentikan aktivitasnya. Diselipkan diantara halaman buku yang sedang dibacanya dengan sebuah pembatas, lalu mengatupkannya sehingga tertutup rapat. Dengan santai dia bangun dari duduknya dan berjongkok untuk mengambil kaleng tadi.

"Aku akan membuangnya dengan cara seperti ini."

Kronteng

Kaleng tersebut kini telah berada didekat kaki Dong Hae. Ya, wanita itu justru melempar balik kaleng tersebut ke arah Dong Hae berdiri.

"Dan anda harus mengubah cara pandang anda jika melihat sampah disekitar ada. So, lakukan apa yang memang harusnya dilakukan. Meringankan pekerjaan para pekerja kebersihan akan membuat mereka senang meskipun itu hanya sebuah kaleng atau puntung rokok yang kita temui lalu membuangnya ke tong sampah. Memangnya anda tidak takut mendapat sanksi dari pihak kebersihan kota jika ketahuan melakukan hal tadi?" Dong Hae mendengus mendengar ceramah wanita diseberangnya yang berjarak sepuluh meter dari tempatnya berpijak.

"Lakukan saja sendiri!" Dong Hae pun meninggalkan wanita itu. Dia mengabaikan kaleng yang teronggok dihadapannya. Kakinya kembali melangkah sesuai keinginannya. Merasa tak mendapat protes atau petuah wanita tadi membuat dirinya cukup senang.

"Tch... apakah dia ingin menjadi orang yang dibenci lingkungan?" Cibir wanita itu setelah Dong Hae kembali membawa kakinya melangkah.


♡♡♡

"Tch... apakah dia ingin menjadi orang yang dibenci lingkungan?" Kudengar wanita itu mencibirku. Kuhentikan kakiku lalu berbalik menghadapnya. Dia sedang memungut kaleng softdrink itu. Dan kini sedang mengajak tubuhnya untuk berdiri tegak. Matanya menyipit melihatku yang kini sedang memperhatikannya.

Tak ku hiraukan tatapan ketidaksukaannya terhadapku. Dengan cepat kupaksa kakiku untuk menemuinya.

Kraaaak

Kurebut kaleng yang sedang dipegangnya. Dia cukup kaget dengan tindakanku. Apalagi saat melihat kaleng yang sudah beralih ke tanganku saat ini tidak utuh bentuknya seperti awal dia memegangnya.

"Yak! Dengar! Kalau kau memprotesku lagi. Aku tak akan segan meremukanmu seperti kaleng ini!" Kuremuk kaleng yang ku genggam dengan erat dan membuatnya semakin mengerut. Dan wanita dihadapanku ini tak ada rasa takut sedikitpun dengan tindakanku itu. Sekarang aku merasa seperti orang bodoh melakukan hal ini dihadapan seorang wanita.

"Jika Tuan mengibaratkan wanita seperti kaleng yang Anda remuk. Bukankah artinya Tuan menyakiti diri Anda sendiri tanpa kesadaran hm?" A-apa yang dimaksudkannya? Segera kubuang kaleng itu sembarangan.

"Lalu membuangnya sesuka Tuan." Bibirnya menyunggingkan senyum yang begitu tegas. "Cukup beruntung aku telah bertemu dengan Anda. Jika suatu hari kita dipertemukan lagi, setidaknya aku telah mempersiapkan diri kalau diperlakukan seperti kaleng tersebut." Dan dia memutar tubuhnya kembali melangkah ke bangku taman tadi. Sedangkan aku masih mematung memperhatikan dirinya. Lee Dong Hae kenapa kau hanya membisu! Makiku pada diri sendiri.


♡♡♡


"We Got Money?" Kataku bingung. "Itu acara apa?" Tanyaku lagi. Ji Hyun menghembuskan napasnya sehingga ponytail-nya tersingkap memamerkan kening indah yang dimilikinya. Eihs, abaikan tentang ponytail Ji Hyun. Yang aku butuhkan sekarang adalah penjelasan tentang We Got Money. Apakah itu acara semacam Who Wants To Be Millioner? Kalau seperti itu aku menyerah deh. Otakku tidak memiliki IQ yang mumpuni untuk mencapai level-level dalam setiap pertanyaan yang akan diajukan. Aigoo, sekarang aku menyadari diriku yang teramat bodoh. Haaaaa...

"Jika aku jelaskan apa yang akan kau lakukan? Mau mencoba mengikuti lagi seperti beragam kuis keberuntungan yang kau ikuti itu? Atau mempermalukan diri lagi seperti sebulan lalu yang justru tak menghasilkan apapun?" Aish, kenapa dia itu cerewet sekali sih. Dan kenapa pula membahas kejadian yang telah berlalu. Membuatku kembali memikirkannya lagi, padahal aku sudah menguburnya sedalam mungkin.

"Kau tahu kan aku akan melakukan apapun asalkan mendapatkan uang hm? Setidaknya aku tak menjual diriku pada pria hidung belang kan? Selagi hal positif menghasilkan uang, maka akan kucoba, Namjiji..." Aku sekuat mungkin menahan agar tidak menggeram dan mengamuk pada sahabatku ini. Huft...


"We Got Money itu acara Reality Show yang bisa dibilang akan menjadi program andalan disalah satu televisi swasta. Program baru ini menuntut pesertanya untuk menunjukan sisi kehidupannya bersama seseorang dalam jangka waktu 3 bulan. Seseorang yang dimaksud disini ialah jika dia wanita maka akan bersama seorang pria dan sebaliknya." Ji Hyun menghentikan penuturannya dengan penegasan. Dan otakku mulai mencari-cari maksud perkataannya. Seketika mataku melotot. Ji Hyun hanya menganggukan kepalanya seolah mengetahui apa yang akan aku katakan.


"Masih mau kulanjutkan penjelasannya atau kau mencari tahu sendiri di website televisi tersebut?" Kuterima penawarannya untuk minta dilanjutkan. Jika masih kurang paham aku akan mencarinya disitus naver.


"Kau tahu We Got Married?" Ah acara televisi yang saling dipasangkan dengan aktor atau aktris itu. Tentu aku tahu. Ku anggukan kepalaku agar Ji Hyun tidak menunggu lama untuk berucap.


"Jika We Got Married adalah pasangan selebritis, maka We Got Money diperuntukan bagi para pasangan kekasih yang ingin mendapatkan uang tapi mereka harus bertanggungjawab dengan apapun yang telah ditentukan oleh produser acara tersebut."

"Pasangan kekasih? H-ha...?" Sampai tahap penjelasan ini memang mengejutkan. Jadi ini alasan Ji Hyun menyuruhku menyerah saja saat bertanya tadi. Hwuaaaaah aku membutuhkan uang itu. Hadiahnya menggiurkan. Sungguh. Siapapun pasti berlomba untuk mendapatkannya. Hyaaa kalau tidak serumit ini aku akan maju. Kekasih? Memangnya mencari kekasih seperti mencari buku tulis yang banyak dijajakan ditoko buku dan toko-toko yang menjual semacam itu.

"Jika kau ketahuan berbohong dengan pasanganmu, maka kau akan dituntut ganti rugi selama acara yang kau ikuti. Jika kau tidak sanggup untuk membayar denda, mereka akan menempuhnya dengan jalur hukum. Dan kau tau apa maksud semua itu kan, Yuun?" Sial. Bagaimana bisa program acara itu sangat ketat. Dan Ji Hyun seperti peramal. Tahu saja apa yang akan ku perbuat. Apa sebaiknya menyerah? Tapi jika aku menemukan pria yang dapat diajak bekerjasama dengan baik dan rapih, kurasa semua itu akan berjalan mulus.


"Dan mereka yang akan mengikuti program tersebut akan dilakukan tes uji, diantaranya detektor kebohongan. Aku hanya mengetahui bagian yang ini saja karena yang lain adalah rahasia. Mungkin, ya mungkin mereka akan mengikuti para peserta tanpa diketahui. Yaa semacam merekam dengan kamera tersembunyi aktivitas pasangan yang menjadi peserta." Haruskah aku memaki lagi? Uwaaaaaah aku lebih ingin meraung daripada memaki. Dua setengah dari lima milyarku, haruskah ku buang begitu saja?


"Aku takut kau kerasukan jika banyak mendengar hal ini. Lebih baik kita segera ke Cafe sebelum terlambat. Kajja, ku dengar akan ada barista baru..." Tubuhku lemas dan lunglai. Demi apapun aku membutuhkan uang itu. Aku harus mencari caranya! Tekadku.

♡♡♡

Kona Beans Cafe


Suasana Cafe terbilang santai. Karena ini hari senin yang tak seramai hari sabtu dan minggu. Lagu yang diputar pun semakin menghangatkan kondisi Cafe. Lagu-lagu ballad penuh keromantisan itu mengalun diseluruh ruangan Cafe. Meski ini bukan bulan Februari dimana musim dingin akan berakhir dan juga bukan pula bulan Maret dimana musim semi akan dimulai, lagu yang mungkin sudah dipilih sebagai playlist oleh si pemilik Cafe benar-benar pas untuk dinikmati disuasana siang yang lumayan panas diluar sana.

"Maaf mengumpulkan kalian secara mendadak", ujar seorang pria berlesung pipi itu ramah. Ya sosok ini adalah pemilik Kona Beans Cafe tempat Ji Hyun dan Hwa Hyeon bekerja. Berdasarkan gosip yang menyeruak dikalangan pelayan, Cafe ini akan kedatangan Barista baru seperti yang Ji Hyun katakan pada Hwa Hyeon saat mereka berbincang dikampus.

"Gwanchanseumnida Manager Park", sahut mereka serempak.


"Mungkin kalian sudah membicarakan tentang barista baru seperti yang kalian dengar. Hari ini, aku akan memperkenalkannya dan mempekerjakannya sekaligus. Untuk Sung Min-ssi kuharap kau bisa membimbingnya karena bagaimana pun kau senior dibidang ini. Dan bagi yang lain bisa kapanpun mengajarkan hal yang perlu diketahuinya tentang Cafe ini. Baiklah, silahkan kemari Dong Hae-ssi." Manager Park pun memanggil barista bernama Dong Hae tersebut untuk berdiri disebelahnya.


"NEO!" Teriak seorang gadis dengan keterkejutannya yang luar biasa. Semua orang kini menatapnya begitupun Dong Hae. Pria itu pun sama terkejutnya. Matanya melotot penuh saat menyadari seorang gadis yang pernah berhadapan dengannya seminggu yang lalu ditaman.

"Wah kalian sudah saling mengenal ya. Ah, aku jadi bernapas lega karena Dong Hae tidak akan merasa terasingkan."

'Apa? Terasingkan? Hahahah sangat lucu bualanmu, Park Jung Soo-ssi. Aku bahkan tak berniat untuk peduli dengannya. Sirheo!'

"Hei Yuun mau sampai kapan kau memasang wajah ingin tempur seperti itu?" Bisik seseorang disamping Yuun yang tak lain adalah Ji Hyun. Yuun yang sudah kehilangan reaksi terkejutnya segera berpaling untuk tidak melihat Dong Hae.

"Annyeonghaseyo, Lee Dong Hae imnida. Aku barista baru di Cafe ini. Mohon bantuan kalian semua. Bangapseumnida." Dong Hae mengakhiri perkenalannya. Dan seketika suasana menjadi riuh saat Dong Hae memamerkan senyumannya. Tentu riuh, yang berteriak para pelayan wanita terkecuali Yuun. Ji Hyun hanya tersenyum biasa. Justru dia ingin menertawai sahabat yang berdiri disampingnya penuh kegelisahan.


"Oke. Sekarang kalian bisa kembali melanjutkan pekerjaan. Terimakasih atas waktu yang kalian luangkan." Dan Manager Park pun segera melangkah pergi untuk kembali ke ruangannya.


♡♡♡


"NEO!" Seketika aku menolehkan kepalaku saat mendengar teriakan yang mengacu padaku tersebut. Dan... alangkah terkejutnya saat melihat siapa sosok itu. Gadis yang seminggu lalu cekcok mulut denganku hanya karena sebuah kaleng softdrink!


"Wah kalian sudah saling mengenal ya. Ah, aku jadi bernapas lega karena Dong Hae tidak akan merasa terasingkan."


Hahaha kenal? Tak terasingkan? Tch, siapa juga yang mau mengenalnya dan mengumpankan diri agar merasa tak terasingkan jika bersamanya? Andwaeyo!

Seperti yang diminta Manager Park, aku memperkenalkan diriku daripada menyahuti teriakan gadis itu. Tch, semakin besar kepala dirinya jika kutanggapi.

"Annyeonghaseyo, Lee Dong Hae imnida. Aku barista baru di Cafe ini. Mohon bantuan kalian semua. Bangapseumnida." Kecuali gadis berkacamata itu. Lanjutku dalam hati.


"Oke. Sekarang kalian bisa kembali melanjutkan pekerjaan. Terimakasih atas waktu yang kalian luangkan." Setelah mengakhiri perkenalan ini. Manager Park pun kembali bergegas ke ruangannya. Sedangkan kami semua bersiap kembali memulai tugas masing-masing.

"Dong Hae-ssi ayo biar ku ajari kau meracik Coffee dan minuman andalan Cafe ini." Pria yang mungkin bernama Sung Min itu mengajakku ke meja seperti yang berada di Bar-bar. Kalau diperhatikan desainnya memang agak mirip. Tapi perlu kalian ketahui ini murni Cafe bukan Bar atau Klub Malam yang lebih banyak menjual alkohol dan sejenisnya daripada coffee atau softdrinks. Sekalipun ada mungkin telah dicampuri alkohol atau apapun itu yang bisa memabukanmu. Bagaimana bisa aku tahu? Tentu aku tahu. Seminggu yang lalu aku baru dipecat dari Bar tempatku bekerja hanya karena aku salah meracik minuman pesanan seseorang yang ternyata member VVIP di Bar itu. Dan setelah kesialan itu aku kembali dipertemukan kesialan lain. Ya, insiden kaleng softdrink. Lalu sekarang aku harus bekerja ditempat yang sama dengannya? Kesialan apalagi yang akan ku dapatkan setelah ini? Arrght...


"Kau melamun?" Cukup tersentak saat Sung Min mendekatkan wajahnya dihadapanku. Aish bagaimana bisa pria ini lebih terlihat cantik dan imut dibanding para pelayan wanita di Cafe ini? Omona! Apa yang aku pikirkan sih!

"Aniya. Aku hanya sedang memikirkan apakah aku bisa meracik coffee dengan baik...hehehe..." kekehku yang ku dengar begitu canggung. Tapi Sung Min menyambutnya dengan senyuman ramah. Kumohon jangan tersenyum seperti itu. Membuatku merinding dan ngeri saja.


"Oppa... Caramel Macchiato dua. Orange Juice satu. Dan tiga Pie Apple." Kalian bisa dengar betapa sok imutnya gadis itu saat ini. Padahal hanya menyampaikan pesanan customer saja. Memanggil Sung Min dengan sebutan Oppa? Huh, apa dia tak punya tatakrama untuk memanggilnya lebih formal seperti Sunbae atau Sung Min-ssi. Dia seperti kekasihnya saja memanggil seperti itu. Yang aku yakin gadis ini bukanlah tipe wanita Sung Min.

"Baiklah akan ku buatkan. Kau tunggu sebentar yaa Yuun." Dengarkan? Bahkan Sung Min mengatakannya biasa saja tanpa gelagat rayuan. Gadis ini pecicilan sekali.

"Kenapa kau melihatku seperti itu!" Ujarnya ketus.

"Siapa juga yang sedang melihatmu! Tch, percaya dirimu terlalu tinggi!" Sahutku tak kalah sengit. Ku dengar kekehan Sung Min.

"Kenapa tertawa?" Tak dikomando kami... ah bukan, bukan, lebih tepatnya dia mengikuti pertanyaanku pada Sung Min.

"Aigoo... kalian berdua benar-benar lucu. Dulu tak pernah ada pertengkaran seperti ini antara aku dan Yuun. Sepertinya meja ini akan penuh keriuhan ya dari sebelumnya kekekek..."

"Haish..." desisku sebal.

"Lebih baik cepat selesaikan pesananku, Oppa!" Gadis ini benar-benar berisik dan cerewet. Aku akan mem-blacklist-nya dari daftar pelayan yang akan ku layani!

"Araseo. Sabarlah sedikit Uri Yuun sayang..." Seketika aku tersedak saat mendengar sapaan terakhir Sung Min. Perkiraanku meleset. Ku kira pria itu tak pandai merayu. Tch, sungguh pasangan yang menggelikan.


"Dong Hae-ssi, kau bisa membantuku untuk menyiapkan Pie?" Apa aku tak salah dengar? Membuat Pie? Hahaha lucu. Aku bekerja disini sebagai barista bukan pattisier! Mana tahu cara membuat Pie dan semacamnya! Yang kutahu hanya meracik coffee dan minuman.

"Oppa aku tak ingin customer kita mengalami keracunan karena Pie buatannya. Lebih baik Oppa saja yang membuat..."


"Aku akan melakukannya!" Sahutku dengan penuh penekanan. Rautnya seolah mempertanyakan kalimat pernyataanku tadi. Demi apapun didasar perasaanku sangat ciut seperti yang dikatakannya akan membuat keracunan customer di Cafe ini, yang mana ini adalah hari pertamaku bekerja. Aku tak mau dipecat dihari pertamaku. Kalau perlu pecat saja gadis dihadapanku ini. Hei aku sedang membutuhkan uang!!!

"Lalu kenapa kau masih mematung disitu? Pintu dapurnya ada disebelah kananmu." Shit! Aku ingin memukul mulut gadis ini dengan wajan panas bekas membuat Pie!


Dengan langkah berat, aku bergerak memasuki pintu yang berada disebelah kananku yang memang menyambung langsung ke dapur. Dan jantungku justru berdegup seperti memainkan gong. Tak adakah yang dapat membantuku!!!


♡♡♡

Dong Hae masih memandangi peralatan membuat Pie dihadapannya. Bahan-bahan yang seharusnya dia olah masih utuh belum tersentuh. Beberapa pegawai Cafe bagian dapur hanya memperhatikannya tanpa bergerak untuk membantu atau sekadar bertanya. Sejak sepuluh menit yang lalu, dia hanya menghela dan menghembuskan napasnya.

"Yak! Customerku sudah menunggu pesanannya! Kau itu mengerjakan apa sih didapur? Kalau memang tidak bisa membuat kenapa menyanggupi!!! Aish!" Yuun memasuki dapur dengan raut penuh amarah. Wajahnya terlihat sekali kesal pada sosok yang tadi menyediakan diri untuk membuatkan Pie pesanannya. Biasanya kalau Sung Min yang mengerjakan, dalam waktu bersamaan semua selesai. Sedangkan untuk kali ini dia harus menunggu dua kali lipat. Ini baru sekali terjadi, jadi dia bisa memaklumi. Kalau hal ini terulang, mungkin Lee Dong Hae akan dimangsanya dengan menyuruh pria itu menjadi pelayan daripada Barista dan Chef.


Yeoja gila. Kenapa tidak dia saja yang membuatnya!!!

"Menyingkirlah!" Dong Hae yang mendapat pengusiran dari wanita dihadapannya langsung melangkah menuju pintu untuk kembali ke meja pembuatan Coffee.

"Bagaimana bisa Manager Park merekrutnya sebagai pegawai Cafe ini sih!" sungut Yuun sambil mengambil bahan-bahan yang akan diraciknya. Dong Hae menghentikan kakinya. Dia yang secara langsung menjadi bahan sindiran wanita itu berbalik arah kembali ke tempat tadi dia hanya berdiam diri menontoni tepung, margarin, telur dan beragam bahan untuk membuat cake dan roti.

BRAK

Dong Hae menggebrak meja dengan kedua tangannya. Yuun memekik menahan teriakan yang akan keluar dari mulutnya. Beberapa pegawai yang berada didalam dapur itu pun cukup tersentak dengan tindakan Dong Hae.

"Kau kerasukan hah!" Umpat Yuun tanpa takut.

"Asal kau tahu. Aku bekerja disini itu sebagai BARISTA bukan PATTISIER, CHEF atau semacamnya yang dapat membuat kue. Apa aku salah direkrut oleh Manager Cafe ini HAH!" Suara Dong Hae meninggi dan penuh penekanan disetiap kata yang menurutnya butuh penegasan agar wanita didepannya berhenti mencemooh dirinya.

"Huh! Apa kau lupa saat tadi kukatakan biar Sung Min Oppa saja yang membuat pie-nya ketika dia menyuruhmu? Kau amnesia?"

DDANG

Yuun membanting sendok kayu untuk mengaduk adonan. Sementara yang lain hanya menonton perdebatan mereka. Sedangkan Dong Hae tak mengelak mendengar pernyataan Yuun yang memang benar. Tapi karena tak mau disalahkan Dong Hae mencari akal untuk memposisikan wanita itu sebagai si pembuat kesalahan.

"Dan kau lupa kalau kau takut customer Cafe ini keracunan kan? Lalu kenapa kau diam saja dan tidak masuk ke dapur huh!" Dong Hae menyerangnya balik. Yuun yang mendengar itu melotot tak percaya dengan tuturan pria dihadapannya yang begitu licik memutar balikan fakta.


"Lalu kenapa kau diam saja saat didalam dapur ini ada pegawai yang bisa membantumu huh! Tch, pengecut!" Dong Hae sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi. Tangannya yang hampir melayangkan penggiling adonan terhenti diudara karena ada yang menahannya.

"Sebelum Manager Park melihat pertengkaran ini lebih baik kau, Dong Hae-ssi kembali ke tempatmu dimeja Coffee. Dan Yuun, kembali ke posisimu sebagai pelayan. Jangan sampai kalian menghancurkan dapur ini. Ppaliwa!" Perintah Sung Min dengan suara yang lantang mengagetkan semuanya. Yuun yang tahu situasi langsung mengangguk menuruti dan segera berlari keluar dapur. Dong Hae seolah tak rela perdebatannya terpotong. Tapi mendengar perkataan Sung Min seperti itu lebih baik dia mengalah untuk saat ini daripada Manager Park datang dan memecatnya. Pegawai lain hanya mengelus dadanya lega. Bagaimanapun Sung Min menyelamatkan dapur ini yang bisa saja akan hancur dalam sekejap mata kalau pria itu tak menahan Dong Hae yang hampir melempar gilingan ke arah Yuun atau benda-benda yang dapat pecah belah.


Sung Min tak menghiraukan pegawai lain. Dia langsung membuat adonan pie yang menjadi pesanan customer Cafe ini. Meski telinganya mendengar bisikan-bisikan para pegawai tentang kejadian beberapa menit lalu, dia tetap fokus dengan pekerjaannya.


♡♡♡


Bagimana bisa Manager Park menjadikannya pegawai? Aigoo... bahkan dia lebih cocok jadi anggota gangster. Benar-benar mengerikan.


"Fyuuuh... untung kepalaku masih utuh..." Legaku setelah keluar dari dapur.

"Memangnya ada yang mengincar kepalamu, Yuun?" Ji Hyun menghampiriku yang sedang berada diluar Cafe. Aku memilih menjaga diluar daripada didalam dan berhadapan dengan pria berotak psikopat seperti Lee Dong Hae.

"Nde... Barista baru berotak sinting itu hampir melempar kepalaku dengan penggiling adonan. Aish, aku tak habis pikir Manager Park mempekerjakannya sebagai Barista? Hooo astaga... Dia lebih cocok jadi anggota Gangster dan Yakuza atau jangan-jangan... dia itu mantan preman?"

"Ya! Jangan menuduh tanpa kau punya bukti Yuun. Kau ingin dituntut hoh?" Segera ku gelengkan kepalaku. Kenapa akhir-akhir ini Ji Hyun hobi sekali mengaitkan kejadianku dengan tuntutan. Membuatku resah saja.

"Hei Yuun... kau jadi mengikuti WGM eoh?" Tuh kan aku jadi memikirkannya lagi.

"Kapan terakhir pendaftarannya?" Aku benar-benar tidak tahu berita ini. Jadi hanya Ji Hyun lah sumber beritaku untuk mendapatkan yaa tentunya uang. Dia sahabat yang begitu berjasa hingga aku bisa bekerja disini dengan beragam pertimbangan. Ya aku terlalu mengajukan banyak persyaratan pada Manager Park saat melamar menjadi pegawai ditoko ini. Dan tak menyangka kalau Manager Park mengabulkannya. Tanpa rasa malu aku bersorak saat itu juga dihadapan beliau.

"Kau masih memiliki waktu dua bulan. Yaa semoga saja ada pria baik hati yang menjadikanmu kekasih dan dia pun mau mengikuti acara ini..." Doamu sungguh tulus Nam Ji Hyun. Semoga pria ketus itu tersadar dari sikapnya yang kelewat cuek. Bagaimana bisa kalian masih bertahan hingga enam bulan tanpa kencan dan hal lainnya? Astaga...


"Ya! Kenapa kau melamun memandangiku?"


"Ahahaha... aniyo hihihi... kenapa aku tidak menyuruhmu saja dengan kekasihmu itu untuk mengikuti acara ini ya? Kalian kan murni pasangan kekasih meskipun aku ragu kalian itu pasangan kekasih tipe apa hahahaha..."

"Menyebalkan! Kau pikir aku akan menyerahkan uangnya padamu kalau aku menjadi pemenang?" Aish, ternyata dia punya sifat pelit juga.

"Sangat menyebalkan ketika aku mengetahui kalau sahabatku ternyata pelit!" Sesekali menyindirnya tak apa kan? Buktinya Ji Hyun hanya terkekeh-kekeh.

"Omona! Sekarang jam berapa Ji?" Ji Hyun menyodorkan tangan kirinya padaku. Ku lihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. 15.00. Aigoo... aku telat!

"Ji-ya, aku terlambat. Maaf yaa aku harus meninggalkanmu sendiri. Bye..." Segera aku berlari ke dalam Cafe menuju ruang ganti untuk mengganti seragamku dengan pakaian milikku. Tak ku pedulikan saat tatapan sinis milik Dong Hae sekilas melintas disudut mataku.

♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 11K 20
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING!!!🔞 YANG GAK SUKA CERITA BOYPUSSY SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI! CAST N...
232K 20.5K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
76.8K 6.8K 77
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
51.2K 4.8K 30
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...