WGM - 2

53 2 0
                                    

♡♡♡

"Saranku yaa lebih baik kau mengikuti program acara itu Hae. Aku sangat yakin dengan wajahmu yang terbilang tampan ini akan sangat mudah mendapatkan wanita yang mau menjadi kekasih pura-puramu. Kau bisa membayarnya setelah program yang kau ikuti itu kalian akhiri kan?" Apa yang dikatakan Eun Hyuk memang benar. Tapi apa mereka akan sanggup menjalaninya dihadapan kamera? Dan lagi aku tak nyaman berlaku mesra dihadapan kamera dengan wanita yang tak ku sukai meskipun itu wanita bayaranku. Memikirkan ini sungguh membuat frustasi. Hadiah uang dua koma lima milyar itu sungguh menggiurkan. Aku yakin tak akan ada orang yang berpura-pura tak menginginkannya. Setiap orang yang berada diposisiku pasti akan melakukan apapun demi memenangkannya. Manusia kan jika melihat uang dengan nominal yang memuaskan akan kalap. Sama sepertiku. Terhimpit hal ini itu membuatku rela bekerja apapun asalkan menghasilkan uang.

"Ditempat kerjamu yang baru tak ada wanita yang menjadi incaranmu kah?" Ada. Dia menjadi incaranku untuk berdebat. Seketika aku menyadari kalau pertanyaan Eun Hyuk bukan itu jawabannya. Aish... sial!

"Eopseo..." Eun Hyuk yang sedang menyesap Ice Cappucinno miliknya melihatku ragu. Dia langsung menjauhkan bibirnya dari ujung sedotan lalu memandangiku.

"Pembual. Dari rautmu terbaca kalau disana ada sosok yang menarik perhatianmu, Tuan Mokpo." Menarik perhatian? Hahahaha ya ya ya menarik perhatian untuk adu mulut itu benar.

"Ck, kau ingin tahu? Ya ada gadis yang begitu menarik perhatianku sejak awal sebelum menginjakan kaki di Kona Beans Cafe. Bahkan aku ingin melakban mulutnya setiap kami berhadapan. Tch, wanita yang pernah mengomeliku hanya karena menendang kaleng softdrink ternyata bekerja di Cafe yang sama denganku."

"Jeongmal?" Eun Hyuk pun terkejut. "Kalau begitu kalian berjodoh. Bukankah hal itu bisa disebut Takdir Tuhan?" lanjutnya yang membuatku tersedak saat akan menelan ice bubble tea yang sedang ku minum.

"Uhuk...uhuk... ya jangan membicarakan hal kramat itu saat ini." Tubuhku seketika merinding mendengar ucapan Eun Hyuk tentang Takdir. Aku tak ingin mengalami hal-hal semacam itu yang banyak dijadikan drama ditelevisi. Errr...

"Lalu kau ingin aku mencarikannya untukmu seperti yang selalu kau minta hoh?" Kalau meminta Eun Hyuk untuk mencarikan wanita untuk mengikuti acara ini apakah pilihan yang benar? Seleranya selalu membuat kepalaku pening. Wanita yang dipilihkannya selalu ekstrem. Kalau aku menurutinya sama saja dengan menjebloskan diriku ke penjara.

"Kalau kau mencarikannya sesuai persyaratanku, apa kau sanggup?" Eun Hyuk menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Lalu matanya menelisik setiap jengkal diriku.

"Diotakmu saat ini yang kau butuhkan ialah seorang wanita penurut, tidak glamour, memiliki wajah agak sendu dan yang terpenting dapat diajak bekerjasama untuk mengikuti acara ini sesuai skenariomu. Begitu kan?" Tak ku sangka otaknya bisa menangkap sinyal kemauanku.

"Kau memang sahabat yang terbaik Hyuk. Dan juga dia harus cantik. Aku tidak mengartikan fisiknya ya, paling tidak dia dapat terlihat cantik dipandang dari sisi manapun. Ah-..."

"STOP...!" Eun Hyuk memotong ucapanku. "Ya! Kau itu menyuruhku mencari calon istrimu atau wanita bayaran heh? Astaga..." Keluhnya sambil menggelengkan kepala.

"Baiklah, baiklah... intinya dia bukan wanita ekstrem seperti yang sudah pernah kau carikan sebelumnya. Oke?" Eun Hyuk hanya menganggukan kepalanya. Entahlah aku tidak begitu yakin dengan hasilnya. Nanti aku akan berusaha mencarinya sendiri juga deh.

"Jika kau memenangkan acara itu, jangan lupa dengan bagianku ya hehehe..."

"Tch, jika berhubungan dengan uang, pikiranmu tak pernah amnesia!" cibirku dan dia semakin keras terkekeh-kekeh.

WE GOT MONEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang