WGM - 1

231 3 1
                                    

♡♡♡

Lee Dong Hae menyeret kakinya tanpa tujuan. Pikirannya yang masih gusar selaras dengan penampilannya yang berantakan. Nilai lebih yang ia punya ialah tampangnya yang rupawan sehingga orang yang melihat dirinya saat ini tidak mengira kalau pria itu sedang memiliki masalah. Atau dengan kata lain, bisa saja disebut orang gila. Jika ada orang gila seperti dia, mungkin ada yang sukarela untuk merawatnya sampai kembali normal.


Kronteng

Ditendangnya sebuah kaleng softdrink yang menghalangi jalannya agar menyingkir jauh. Dia tak tergugah untuk memungutnya lalu memasukannya ke dalam tong sampah. Dong Hae terlalu tak acuh akan hal itu. Pikirnya, karena dikota ini sudah ada para pekerja kebersihan yang memang sudah tugas mereka untuk membersihkannya. Dan dia sendiri tak ingin mengotori tangannya untuk membantu meringankan para pekerja tersebut.

"Tuan, seharusnya anda membuang kaleng itu ke dalam tong sampah. Bukan menendangnya seolah kaleng tersebut akan lenyap dengan kaki anda." Dong Hae yang merasakan sindiran tersebut menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping kiri. Seorang wanita yang sedang duduk dibangku dekat pohon poplar menunjuk kaleng softdrink yang tadi ditendangnya. Kaleng itu tepat berada dihadapan wanita berkacamata itu sekitar lima jengkal.

Dong Hae yang memang sedang memiliki mood buruk menatapnya dengan sinis. "Kenapa tidak kau buang saja. Bukannya tong sampah berada disamping bangku yang kau duduki." Kalimat Dong Hae membuat wanita itu berdecak sebal. Wanita yang - tadi, sedang membaca buku itu menghentikan aktivitasnya. Diselipkan diantara halaman buku yang sedang dibacanya dengan sebuah pembatas, lalu mengatupkannya sehingga tertutup rapat. Dengan santai dia bangun dari duduknya dan berjongkok untuk mengambil kaleng tadi.

"Aku akan membuangnya dengan cara seperti ini."

Kronteng

Kaleng tersebut kini telah berada didekat kaki Dong Hae. Ya, wanita itu justru melempar balik kaleng tersebut ke arah Dong Hae berdiri.

"Dan anda harus mengubah cara pandang anda jika melihat sampah disekitar ada. So, lakukan apa yang memang harusnya dilakukan. Meringankan pekerjaan para pekerja kebersihan akan membuat mereka senang meskipun itu hanya sebuah kaleng atau puntung rokok yang kita temui lalu membuangnya ke tong sampah. Memangnya anda tidak takut mendapat sanksi dari pihak kebersihan kota jika ketahuan melakukan hal tadi?" Dong Hae mendengus mendengar ceramah wanita diseberangnya yang berjarak sepuluh meter dari tempatnya berpijak.

"Lakukan saja sendiri!" Dong Hae pun meninggalkan wanita itu. Dia mengabaikan kaleng yang teronggok dihadapannya. Kakinya kembali melangkah sesuai keinginannya. Merasa tak mendapat protes atau petuah wanita tadi membuat dirinya cukup senang.

"Tch... apakah dia ingin menjadi orang yang dibenci lingkungan?" Cibir wanita itu setelah Dong Hae kembali membawa kakinya melangkah.


♡♡♡

"Tch... apakah dia ingin menjadi orang yang dibenci lingkungan?" Kudengar wanita itu mencibirku. Kuhentikan kakiku lalu berbalik menghadapnya. Dia sedang memungut kaleng softdrink itu. Dan kini sedang mengajak tubuhnya untuk berdiri tegak. Matanya menyipit melihatku yang kini sedang memperhatikannya.

Tak ku hiraukan tatapan ketidaksukaannya terhadapku. Dengan cepat kupaksa kakiku untuk menemuinya.

Kraaaak

Kurebut kaleng yang sedang dipegangnya. Dia cukup kaget dengan tindakanku. Apalagi saat melihat kaleng yang sudah beralih ke tanganku saat ini tidak utuh bentuknya seperti awal dia memegangnya.

WE GOT MONEYWhere stories live. Discover now