My Sexy Little Girl

By mareeline

8.9M 324K 11.1K

Laurentine Diandra Kusuma atau yang kerap disapa Aren adalah seorang gadis remaja yang hanya hidup berdua den... More

1. Prolog
2. MLos Corp
3. Five Years after High School Graduation
4. Little Girl
5. Aren POV
6. Prepare to Go
7. 'Bubang' Invitation
8. 13 hours at Bandung
10. 'Dititipkan' Again?
11. Brownies
12. That Accident
13. The ICU Room
14. Apartement
15. Back to Hospital
16. After One Week
17. Welcome
18. Bad Thing is Come
19. Goodbye
20. That Promise
21. (Really) Losing You
22. Still Cold
23. Back to School
24. Reynaldi Halid's Brithday
25. One Week before The Day
26. Three Days before The Day
27. -The Day-Laurentine Diandra Kusuma's Birthday
28. We're Date?
30. Monday oh Monday
31. Honestly
32. Holidays
33. Holidays 2
34. New (Class)Mate
35. Meet that Woman
36. Actually...
37. Goodbye Love
38. New Teacher
40. Problem
41. Problem 2
42. Don't Go
43. Let Her Go
44. Summer
45. What If
46. Missing You
47. Someone else Baby
48. All I Ask
49. The Answer
50. Flashback (Aren POV): Hello
51. Flashback (Aren POV): Miss and Meet
52. Flashback (Aren POV): Let it Be
53. Flashback (Aren POV): Surprise
54. Flashback (Aren POV): Love the way You Lie
55. Confuse
56. Party
57. Friend(s)
58. The Boys
59. Bussines
60. Work(holiday)
61. Hiden Feeling
Question from Author

9. No Comment

210K 7K 28
By mareeline

Valen POV
Tak lama setelah Aren masuk ke dalam bathroom, gadis itu pun keluar mengenakan celana jins panjang berwarna biru tua serta baju kaos hitam yang membalut tubuhnya.

"Mau kemana kamu, dek?" tanyaku.

"Mau ngemil." jawabnya lalu mengambil beberapa camilan di kantung plastik yang dibawa oleh Raina tadi. Aku pun kembali fokus pada pembicaraan dengan Adam.

------

Kira-kira pukul 9.30, Adam pamit untuk bersiap-siap menghadiri meeting di ballroom hotel ini, begitu pun denganku.

"Ren, kamu di sini aja, yah. Kakak mau meeting di ballroom." kataku sambil memasang dasi.

"Beres bos." ujarnya tidak mengalihkan perhatian dari ponsel yang ia pegang.

"Abis kakak meeting kita langsung balik Jakarta."

"Iya, kak."

"Baik-baik di sini."

"Iya."

"Kakak pergi yah." Aren langsung menatapku dengan wajah datarnya.

"Udah sana buruan!! Daritadi pamit-pamit mulu. Sana gih." hm, anak itu seenaknya saja mengusirku.

"Pake ngusir lagi. Nggak kakak akuin adik baru tau rasa kamu."

"Hii... Adek atut bang. Emang lu berani gitu kak nggak ngakuin gue sebagai adik lu?"

"Iyalah."

"Please deh kak. Baru gue tinggal camping waktu itu aja lu udah kangen, menghawatirkan gue tralala. Gimana nanti kalau lu udah nggak akuin gue sebagai adik lu?"

"Apadeh, itu sih beda urusan."

"Yaelah bang, serah lu deh."

"Udahlah, kakak pergi yah."

"Ho oh. Meetingnya lancar ye bang."
aku melihat adikku sekali lagi. Rasanya berat meninggalkan gadis itu kali ini. Padahal kutinggal pergi keluar kota pun rasanya biasa saja.

"Kak." terdengar suaranya memanggilku.

"Apa?"

"Nih, ponselnya ketinggalan."

"Hm, kirain mau bilang kalau pengen ikut."

"Yaelah, jadi obat nyamuk aja kalau gue ikut ama lu, kak." Aku hanya tersenyum menanggapi perkataannya itu.

"Yaudahlah kalau gitu, gue antar lu ampe lift, kak." ujar Aren mengembangkan senyum manisnya.

"Tumben kamu kaya gitu." ucapku dan ia langsung mengerucutkan bibirnya.

"Gue lagi baik nih kak. Kalau nggak mau sih yaudah." Segera aku merangkulnya keluar dari kamar dan kami berjalan beriringan ke arah lift.
Setelah mengacak poni Aren, aku langsung masuk ke dalam lift, turun ke lantai 27 tempat kami akan melangsungkan meeting.

Author POV
Setelah mengantar kakaknya ke lift, Aren kembali ke kamar dan mencomot berbagai camilan sambil menonton film kartun yang hanya tayang di Minggu pagi pada channel TV swasta. Kemudian, gadis itu membuka ponselnya yang terdapat notification line dari Didi.

"Ren!! Woi Aren!!"

Begitulah pesan baru yang terdapat di dalam kolom percakapan line dari sahabatnya itu.

"Apa sih, Di?" balas Aren. Tak lama kemudian, balasan pun masuk.

"Gue sepi nih di apartemen!!"

"Terus?"

"Ish.. Sok nggak peka lu. Cepet-cepet pulang gih!"

"Lu pikir gue betah di sini? Gue juga lagi sepi nih di kamar, kak Valen pergi meeting ke lantai bawah."

"Hari Minggu masih meeting juga? Ckckck."

"Itu dia. Malah gue belum ke gereja, lagi."

"Kacian deh. Ntar nyampe Jakarta baru gereja lu."

"Iya, gampang itu mah."

"Udah dulu ye, gue mau renang dulu di bawah. Bye."

Aren kembali fokus pada film kartun setelah membaca pesan itu. Tak lama, matanya terasa berat dan perlahan-lahan mulai terpejam.

----

Entah sudah berapa lama gadis ini tertidur. Yang ia tahu, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 1.29 siang. Matanya melebar melihat hal itu.

"Huaahh!! Kak Valen!!" teriak Aren histeris. Seingatnya, Valen mengatakan bahwa meeting akan selesai pada jam makan siang yang berarti jam 12. Dan sekarang sudah hampir setengah dua? Di mana kakaknya berada saat ini? Segera ia menyambar ponsel yang berada di nakas.

5 missed call from Valen Kusuma
___________________________
Valen Kusuma
"Selesai meeting, kakak ke kamar tp km lagi tdr. Sekarang kk ke puncak mau ninjau lokasi buat..."
___________________________
Valen Kusuma
"Aren, telpnya diangkatlah dek. Masih tdr kah?"
___________________________
Valen Kusuma
"Kamu pulang bareng Adam aja ke jkt. Kakak udah ngomong sm dia kok. Set 2 dia ke kamar jemput..."

Begitulah kira-kira notifikasi yang terpampang di layar ponsel Aren saat ini. Belum sempat ia mengekspresikan kekagetannya, bel kamar tiba-tiba berbunyi.

CEKLEK

Seketika gadis itu membulatkan matanya melihat tubuh orang berbalutkan jas formal berdiri menjulang di depannya, sedangkan di balik kacamata hitamnnya orang itu hanya menatap dingin pada Aren.

"Cepatlah sebelum saya berubah pikiran" kata orang tadi yang tak lain tak bukan adalah Adam.

Aren masuk untuk mengambil barang-barangnya. Ia tak percaya kakaknya begitu tega meninggalkan dirinya bersama dengan pria dingin macam Adam. Memang pria itu sering tertawa dan tersenyum jika sedang bersama Valen, akan tetapi jika bersama dengan Aren? Hell ya, kita sudah tahu bagaimana sikap Adam. Dingin, datar, perkataan tajam bersama dengan senyum miringnya. Yah, begitulah kira-kira.

Dalam hitungan detik, Aren sudah keluar dari kamar menenteng satu kantung plastik ukuran sedang yang berisi camilan, charger ponsel, domper, sisir dan benda yang paling dibutuhkan wanita jika sedang datang bulan.

"Let's go." ujar Aren lesuh setelah menutup pintu kamar sambil memasukkan president suite room card ke dalam dompetnya. Saat sudah berada di dalam lift, Adam memencet tombol 1, lantai di mana lobby berada.

"Jadi kak Valen emang ke Puncak, om?" tanya Aren mendongakkan kepalanya pada Adam yang berada di sampingnya.

"Hm." jawab pria itu sangat acuh dan hanya terfokus menatap ponsel yang berada di genggamannya sekarang.

"Lagi ngapain sih om sama ponselnya? Oh, gue tau. Pasti lu lagi update twitter kan? Pasti tweet lu kaya gini om; "hih, sebel deh se-lift sama cewek yang bawelnya tralala." ucap Aren sok tahu.

"Maaf anak kecil, saya tidak ada waktu untuk hal tidak penting seperti itu."

"Yayaya."

"Oh dan ya benar, saya kesal satu lift dengan anak kecil banyak omong dan sok tahu seperti kamu." Adam menolehkan wajahnya sedikit pada Aren. Ingat! SEDIKIT.

"Yaileh, bahasa lu formal banget om. Males gue."

Ting

Lift terbuka menampakkan lobby hotel yang ramai. Adam berjalan dengan cepat, tak mengindahkan Aren yang memanggil-manggilnya dari belakang.

Tbc.....
Lanjutan di part berikut->

Continue Reading

You'll Also Like

702K 67.3K 32
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
7M 344K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
837K 2.8K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
429K 47.6K 45
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...