Stupid Love [END]

By AfiraHetiani

19.4K 652 24

[Complete] Persahabatan, cinta tak akan bisa terpisah jauh. Apapun yang kurasakan saat ini adalah nyaman. Nya... More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

3

898 30 4
By AfiraHetiani

Tak terasa Panji menghabiskan waktunya cukup lama, ia baru saja pulang saat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Cepet sembuh lo, besok masuk ya" ucapnya saat keluar dari pintu rumah

"Iya bawel, eh iya nih jaketnya makasih ya yang kemarin" ucapku

Ia hanya tersenyum, melambaikan tangan dan berjalan menuju vespanya.

Keesokan harinya....
Hari ini ada acara perayaan ulang tahun sekolah dengan begitu kegiatan belajar mengajar di tiadakan untuk hari ini saja. Kami bebas mengikuti tiap perlombaan dan acara lainnya.
Acara di mulai dari pembukaan yang dibawakan kepala sekolah dilanjut pelepasan balon dan acara perlombaan juga bintang tamu yang meramaikan sekolah.

Perayaan ini sudah seperti pensi - pensi sekolah bahkan bisa dibilang lebih meriah.

Dan yang sekarang kulihat adalah lomba futsal antar kelas yang sedang berlangsung adalah kelas ku melawan kelas jani. Kami semua perempuan kelas saling mendukung tim kelas masing - masing.

Suasana memanas saat skor dari kelas Jani beda satu dengan skor kelasku dan akhirnya seri lalu terjadi babak penentuan untuk pemenang.

"Eh liat deh si Panji makin cakep ya" bisik Jani.

Aku melirik ke arah yang ia tuju, kulihat Panji berlari dengan cepat dengan rambut yang basah terkena keringatnya.

"YA SEPERTINYA ADA KECELAKAAN SALAH SATU PEMAIN DARI KELAS YANG SATU INI TERHANTAM DAN CEDERA" ucap komentator futsal

Mata kami tertuju ke lapangan dengan suara teriakan dari para perempuan di pinggir lapangan ini aku melihat Panji tergeletak di lapangan dengan tim PMR yang sedang mengurusinya.

"Dil ayo kesana kita liat Panji"ucap Jani panik menarik cepat ke lapangan

Akhirnya aku dan Jani menuju UKS menunggu Panji yang tengah di obati. Saat selesai aku dan Jani memasuki UKS untuk melihat keadaannya.

"Gimana keadaan kamu Ji? Kamu kena apanya?" Ucap Jani cemas

"Gakpapa kok sekarang udah mendingan. Aku kena kaki sama sikut tapi jalan mungkin bakal pincang sesaat" ucap Panji lemas

"Yaudah baliknya kamu bareng aku aja ya? Dianter supir vespa kamu biarin tinggal disini dulu" jelas jani

"Emmm... Gak usah Jan, aku gak mau nggerepotin. Aku mau pulang bareng Dila aja lagi pula rumah aku gak jauh dari dia"ucap Panji melirikku

Jani melirikku sesaat ia langsung berbicara padaku di luar ruang UKS dan juga berlalu untuk membawakan minum agar Panji tidak dehidrasi.

Tinggallah aku dan Panji di sini. Aku hanya diam dan duduk memandangi kakinya yang dibalut perban.

"Ngapain lo bilang balik bareng gw?" Ucapku dalam keheningan

"Hem lo tau kan gaenak gw kalo harus nebeng ke pdktan lagi pula rumah lo ama gw gak jauh jadi sekalian" ucapnya

"Udah tau gw gak naek mobil kan lo tau gw udah jarang dijemput balik. Rese lo ah sakit gak sakit tetep aja ngerepotin" keluhku

"Ah jangan gitu dong Dil ampun deh gw kan gak sakit tiap hari. Kapan lagi lo rawat orang sakit? Haha" ucapnya yang masih terlihat santai

Aku hanya mendengus dan kembali memandangi lengannya.

"Liat coba sikut lo" ucapku

Ia menggeserkan lengannya perlahan dengan wajah menahan sakit

"Cupu gini doang juga" ucapku menyuntrungi sikutnya.

"Ahhhh sakit Dil" teriaknya

Wajahku berubah panik "ih maaf Ji ah elo sih banyak gaya, maafin gw"

Seketika ia tertawa wajahnya terlihat bahagia setelah mengerjaiku.

"Cie kena jebakan haha"

"Apaansih rese banget tau gak"

Setelah itu Jani datang membawakan dua minuman yang satu es teh manis dan juga pocari sweat.

"Ini es teh buat lo Dil, yang ini buat Panji ya" ucapnya memberikanku es teh manis

"Thankyou Jan, eh iya gw di luar ya mau liat lapangan lagi" ucapku pamit

"Dil inget balik bel ke sini ya balik ama gw"teriak Panji

Jani mengangguk, "iya Dil hati -hati ya lapangan rame banget tadi" katanya

Aku hanya menoleh dan mengangguk, aku hanya sengaja tak ingin mengganggu mereka berdua. Kuyakin mereka butuh privasi.

Jam pelajaran hari ini telah berakhir begitupun acara perayaan sekolah. Semuanya sudah keluar dari wilayah sekolah, sedangkan aku hanya berjalan sendiri menuju UKS untuk kembali menjemput lelaki super membebani hidupku ini.

Saat kudatang aku masih melihat Jani tengah tertawa dengan Panji yang kini tak lagi tertidur di kasur lagi. Ia tengah terduduk di kasur.

"Eh Dil, gw dari tadi nunggu lo dodol lama banget"ucap Panji yang menyadari kedatanganku

"Yuk Dil kita bantu Panji jalan, kita cari taksi" ucap Jani lembut

"Manja banget jalan aja sendiri"ucapku

Jani menatapku dengan wajah memohon "ayo dong Dil, jangan liat Panjinya liat gw dong Dil bantuin" ucap jani dengan nada memohon

Aku menghela napas "okey"

Akhirnya aku dan Jani membantu Panji berjalan walau perlahan kami berusaha mengimbangi agar Panji tidak terjatuh. Ia terus merangkul kami dan akhirnya sampai di depan gerbang sekolah dan kebetulan sekali ada taksi disana. Aku dan Jani membantu Panji masuk ke taksi, saat aku dan Panji sudah di taksi panji berpamitan dengan Jani sedangkan aku hanya melambaikan tangan.

Kami pun pulang meninggalkan Jani yang masih terlihat khawatir.

"Harusnya gw ketemu sama temen gw nih"ucap Panji dalam perjalanan

"Penting banget emang? Kan lo lagi sakit Ji" ucapku

Ia terus mengutak atik handphonenya seperti sedang menghubungi seseorang dalam keadaan penting.

"Ji?" Tanyaku membuatnya memalingkan wajah dengan cepat.

"Eh iya... Itu.... Gw ada janji sama Yuda buat jual sepatu futsal harusnya sih janjian tapi gak tau nih susah dihubungin" jelasnya

"Oh iya, Sorry ya kalo gw ngerepotin lo. Gw cuman gak mau aja dianter sama Jani, ngerepotin dia sama supirnya itu" tambahnya

aku menoleh, " santai aja, lo mau sakit atau kagak tetep kurang ajar ke gw terus jadinya gw gak aneh" dan ia hanya tertawa.

Aku hanya memandangnya lalu kembali memandang jalanan. Sampai saatnya kami tiba di depan rumah Panji, aku membantunya keluar taksi dan berjalan sampai ke dalam rumahnya.

"Ji itu siapa ada lelaki di depan pintu?" Ucapku saat memandangi rumahnya

Ia melihat sesaat dan kembali fokuskan pandangan ke jalan "temen gw si Yuda"
Ucapnya

Kulihat lelaki itu terus memperhatikan kami yang mendekati tempat dimana ia berdiri.

"Lo kenapa sob?" Tanyanya saat aku dan panji sampai di depan pintu

"Cedera futsal nih" ucap Panji menjabat tangan Yuda selayaknya dua lelaki jika bertemu.

"Eh iya kenalin temen gw Yuda, Yud kenalin ini Dila" ucap Panji memperkenalkan kami

"Yuda" ucapnya dengan senyuman

"Dila" balasku memberikan senyum

Akhirnya aku hanya menemaninya sampai pintu karna sudah ada Yuda disana. Lagi pula aku tak bisa berlama - lama ada taksi yang menungguku.
Aku pun berpamitan pulang dan kembali menaiki taksi.

***
Hari ini Panji tidak masuk sekolah orangtuanya sudah menelpon kepada wali kelasku bahwa Panji sakit. Karena itulah aku dan Jani berniat menjenguknya sepulang sekolah.

"Lo gimana sama Panji Jan?" Tanyaku dalam perjalanan menuju rumah Panji

"Kita masih pdkt Dil tapi gw gak tau ya dia itu lelaki yang beda banget dari semua lelaki yang pernah deket sama gw dia yang paling spesial dan beda" jelas Jani

"Beda gimana?"

"Iya, dia itu gak romantis tapi dia bisa buat tiap detiknya kerasa lebih dari kata romantis Dil. Dia lelaki yang baik loh walau dia nakal dan banyak masalah dia lelaki yang bertanggung jawab dan sopan banget ke cewe" ucap jani memasang wajah kasmarannya

"Sopan gimana ? Ke gw enggak tuh" ucapku jutek

"Itu karena lo sahabatnya coba lo jadi gw Dil pasti lo juga suka ko dia bener bener perhatian walau keliatannya cuek" ucap Jani

"Tapi...... Kenapa ya dia gak nembak gw? Apa dia gak suka sama gw?" Ucapnya dengan nada sedih raut wajahnya seketika muram.

"Menurut gw sih dia masih butuh waktu ya lo nikmatin dulu aja pdktnya dia kan jarang banget pdktan ama cewe jadi dia pengen ini jadi spesial kali. lo perlu sabar Jan, dia itu jarang banget nembak perempuan bahkan baru 1 kali dia nembak perempuan waktu awal masuk SMA dan juga gak berlangsung lama, jadi dia itu butuh waktu buat persiapin semuanya" jelasku

Jani hanya mengangguk dengan penuh harap. Kami pun sampai di rumah Panji.

Aku dan Jani datang langsung bertemu dengan ibunya Panji. Ibu Panji sudah sangat mengenalku dan menganggapku sebagai anaknya karena sangat mengenalku dari kecil tetapi ini pertama kali baginya bertemu dengan Jani dan akhirnya Ibu Panji dan Jani berkenalan. Kami segera di suruh menaiki tangga dimana kamar Panji berada di lantai 2.

Aku melihat seorang lelaki dengan kaos oblong dan boxernya sedang memainkan gitar dengan kaki yang di luruskan di ruang tengah lantai 2.

"Hai"sapa Jani segera mendekati Panji

"Hai, kalian repot - repot kerumah" ucapnya

"Enggak kok kan aku pengen banget main kerumah kamu"ucap Jani

"Enggak kok kan gw tetangga lo dodol" tambahku dengan nada meledeknya, dan dibalas oleh meletan dari Panji.

Selama aku disini aku hanya berkutik memainkan playstation milik Panji, sedangkan Jani sibuk menyuapi Panji yang bisa dibilang Panji masih bisa makan sendiri. Sore pun datang, Jani harus pulang lebih awal karena supirnya telah menjemput.

"Heh bangun Dil"ucap Panji

Aku membuka mata perlahan, tak terasa aku tertidur saat memainkan games. "Kenape?" Ucapku dengan nada orang yang baru bangun tidur

"Lo mau nginep? Kayanya tidur lu nyenyak banget" ucap Panji

"Ah apaan enggaklah mau pulang gw. Emang ini jam berapa?"

"Jam setengah 9 malem"

Wajahku panik aku segera merapihkan diri dan mengambil tasku.

"Baliknya lo sama siapa? Gw gak bisa anter" ucapnya

"Oh iya, gw jalan aja"

"Tapi kan lumayan rumah gw ke rumah lu. Ini udah malem" ucap Panji cemas

"Gw telpon bokap dulu deh minta jemput"

Aku pun menelpon papa dan memintanya menjemputku. Selagi menunggunya dalam perjalanan aku dan Panji makan malam dengan kedua orang tuanya yang menyuruhku untuk makan sebelum aku pulang.

Selesai makan aku terduduk di ruang keluarga lantai 1 rumahnya, dengan Panji yang memandangiku.

"Why?"tanyaku

"Lo kenapa sih akhir - akhir ini jutek terus ke gw Dil, salah gw apa?" Tanyanya

"Emmm sebenernya lo gak salah apa - apa cuman lagi sensi aja sama lo"

"Lo sensi kenapa emang? Segitu hinanya gw depan lu?"

Aku menggeleng

"Apa lo cemburu?" Tanyanya yang mendekati wajahnya ke wajahku

"Hah? Buat apa? Gw tau ko gw single tapi gw gak semurah itu cemburu liat temen lagi pdktan" balasku

"Iya sih lo gak cemburu Dil sama temen yang lagi pdktan, tapi lo cemburu sama gw yang lagi deketin Jani. Iyakan?" Ucapnya yang memandang penuh kedua mataku

Seketika itu aku merasa suhu tubuhku meningkat, aku tak terlihat gugup aku masih memandangi juga matanya namun mengapa tatapannya menghanyutkanku ke dalam pandangan yang tak aku pikirkan sebelumnya.

"Apaan sih lo. Males banget" balasku

"Yaudah deh iya, kan siapa tau gitu lu juga suka sama gw. Kan banyak tuh cewe - cewe yang ngejar gw" ucapnya menyombongkan diri

"Idih GR banget lu hahaha. Udah ah gw mau siap siap bokap bentar lagi sampe"

"Dil kalo sabtu bisa gak temenin gw?"

"Kemana ?"

"Ke partynya Putri dia ulang tahun. Dia kenal sama lu kok"

"Putri mana sih? Gw gak tau"

"Ada pacarnya temen gw di tongkrongan dia tau lu dari foto gw sama lu jadi gw anggap dia kenal sama lu. Ikut ya gw jemput sabtu jam 7 " ucapnya

Aku hanya mengangguk dan pas sekali mobil papa sudah di depan rumah Panji,  aku segera berpamit dengan orangtuanya dan Panji.

"Thankyou ya Dil udah kerumah. Makasih banget sering bantu gw"

"Iya lo cepet sembuh ya biar gak ketinggalan pelajaran"

Ia mengangguk dan tersenyum melihatku keluar dari pintu rumahnya.

Sabtu malam minggu sesuai dengan rencana, aku akan bersamanya pergi ke acara ulangtahun temannya itu. Aku mengenakan dress hitam pendek sesuai dengan dresscode yang Panji bilang elegant black night.

Tepat pukul 7 malam ia menunggu di depan rumahku dengan perlahan kuturuni anak tangga.

Ia terlihat tampan dengan setelan jas simple nya yang serasi dengan vespa yang ia bawakan. Rambutnya di buat klimis dan juga boots andalan yang malam ini juga bersamanya.

Ia terus memandangiku dengan senyuman.

"Kenapa Ji? berlebihan ya gw?" Ucapku membuyarkan lamunannya

"Ah enggak kita berangkat yuk"

Aku pun segera menaiki vespanya perlahan dan kami pun berangkat menuju party itu.

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
754K 69.1K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
1.2M 167K 26
[Fantasy & (Minor)Romance] Seluruh umat manusia tahu kenyataan bahwa volume air di bumi semakin naik dan menenggelamkan satu persatu pulau di dataran...
32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...