My Sexy Little Girl

By mareeline

8.9M 324K 11.1K

Laurentine Diandra Kusuma atau yang kerap disapa Aren adalah seorang gadis remaja yang hanya hidup berdua den... More

1. Prolog
2. MLos Corp
3. Five Years after High School Graduation
4. Little Girl
5. Aren POV
6. Prepare to Go
7. 'Bubang' Invitation
9. No Comment
10. 'Dititipkan' Again?
11. Brownies
12. That Accident
13. The ICU Room
14. Apartement
15. Back to Hospital
16. After One Week
17. Welcome
18. Bad Thing is Come
19. Goodbye
20. That Promise
21. (Really) Losing You
22. Still Cold
23. Back to School
24. Reynaldi Halid's Brithday
25. One Week before The Day
26. Three Days before The Day
27. -The Day-Laurentine Diandra Kusuma's Birthday
28. We're Date?
30. Monday oh Monday
31. Honestly
32. Holidays
33. Holidays 2
34. New (Class)Mate
35. Meet that Woman
36. Actually...
37. Goodbye Love
38. New Teacher
40. Problem
41. Problem 2
42. Don't Go
43. Let Her Go
44. Summer
45. What If
46. Missing You
47. Someone else Baby
48. All I Ask
49. The Answer
50. Flashback (Aren POV): Hello
51. Flashback (Aren POV): Miss and Meet
52. Flashback (Aren POV): Let it Be
53. Flashback (Aren POV): Surprise
54. Flashback (Aren POV): Love the way You Lie
55. Confuse
56. Party
57. Friend(s)
58. The Boys
59. Bussines
60. Work(holiday)
61. Hiden Feeling
Question from Author

8. 13 hours at Bandung

233K 7.9K 70
By mareeline

"Hmm.." seorang gadis menggeliat sadar dari tidurnya karena sinar mentari yang menyilaukan mata.

"Hey, morning." sapa seorang pria sambil mengelus pipi gadis tadi. Ya, itu adalah Valen yang sedang membangunkan adiknya.

"Morning." kata Aren dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun.

"Mandi gih. Kakak udah siapin sereal tuh." ujar Valen sambil menarik tangan adiknya agar punggung gadis itu terlepas dengan kasur.

"Nyawanya dikumpulin dulu." lanjutnya sambil memijat pelan punggung Aren.

"Iya, gue mandi dulu deh. Laper bat dari semalem." ucap gadis itu lalu memasuki bathroom.

Tak lama kemudian, Aren keluar dari sana mengenakan hotpans dan baju kaos hitam.

"Kak, kita pulangnya kapan?" tanyanya pada Valen.

"Ntar siang." jawab pria itu sambil menghidupkan laptopnya.

"Emang pagi ini ada jadwal apa?"

"Masih ada acara sama klien."

"Oh." kata Aren kemudian memakan sarapannya sambil menonton film kartun kesukaannya yang tayang setiap minggu pagi.

"Kak, pengen ke atas yah. Kangen makan nasi goreng bikinan chef Dan." pamit Aren pada kakaknya untuk pergi ke restoran hotel di rooftop gedung tersebut.

"Iya. Kalau balik bawain kakak salad buah yah."

"Sip bos."

Aren pun keluar dari kamar, berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai paling atas hotel ini.

Ting

Lift terbuka dan gadis itu langsung keluar dari sana, bersenandung pelan sambil berjalan kearah meja yang memuat berbagai makanan enak diatasnya.

"Morning chef Dan!" sapa Aren pada seorang pria paruh baya yang sedang memunggunginya.

"Good morning nona Aren. Tadi saya mengira hanya bermimpi saat mendengar suara anda. Ternyata anda memang berada di belakang saya." kata chef Dan saat membalikkan tubuhnya menghadap pada gadis remaja, adik dari CEO pemilik hotel tempatnya bekerja.

"Chef bisa aja. Mana ada orang mimpi dipagi hari kaya gini, apalagi kalau udah bangun. Hm, chef aneh-aneh aja nih."

"Hahaha, anda masih tetap sama nona."

"Iyalah chef. Emang saya bisa berubah? Itu mah poweranger aja, hehe."

"Oh ya, kapan anda tiba di sini?"

"Kemarin malam, chef. Kak Valen ada undangan dari rekan kerjanya, jadi ya ikut juga deh ke sini."

"Hm, begitu. Anda ingin makan apa nona?"

"Nasi goreng dong, chef."

"Anda bisa mengambilnya kan?"

"Of course. Orang udah ada di depan mata. Hahaha." Aren segera mengambil piring yang berada di dekatnya lalu mulai menyendokkan nasi goreng didepannya. Setelah itu, ia menuju salah satu meja yang kosong tak jauh dari tempatnya berada sekarang. Sedang asyik mengunyah makanannya, ponsel Aren tiba-tiba berbunyi.

Didi calling...

"Halo Didi." sapa gadis itu setelah menyentuh icon answer.

"Aren!! Lu di mana sih? Gue ke apartemen lu, tapi nggak ada orang." kata Didi dari seberang sana dengan gusarnya.

"Lu ngapain kek orang bego sih? Ya jelaslah orang gue masih di Bandung."

"Hehehe, gue pikir semalem lu langsung balik Jakarta."

"Makanya jangan sok tau lu."

"By the way on the way ketabrak busway, ada kabar buruk, Ren!"

"Apa? Kasih tau gue!! Buruan, buruan!"

"Sabar kali, nyet. Kabar buruknya ialah nama kita dicantumin di list  name yang masuk ekskul paduan suara najong tralala itu!"

"WHAT???" Didi langsung menjauhkan ponsel dari telinganya karena teriakan Aren barusan.

"Heh, biasa aja dong lu. Nggak usah pake teriak-teriak gitu kali. Ntar kalau gue budek masih mau lu ngakuin gue sebagai temen?"

"Yee sorry, Di. Tapi beneran? Lu nggak becandain gue kan?"

"Kalau nggak percaya, lu langsung cek di website sekolah aja deh."

"Masa sih?"

"Iye, jadi sekarang kita kudu gimana?"

"Ya mana gue tau, Di."

"Lu kapan pulangnya sih, Ren?"

"Ntar siang."

"Bagus deh."

"Jadi nasib kita gimana ini, Di?"

"Aduh Ren, lu pake tanya gue lagi. Mana gue tau! Liat besok aja deh. Ntar kalau gimana-gimana, baru kita pikirin lagi caranya. Eh ngomong-ngomong gimana acara semalem?"

"Biasa."

"Ih, kok biasa sih? Nggak ada gitu CEO-CEO yang nyantol di hati lu?"

"Nggak ada."

"Mata lu katarak kali."

"Yee pake ngatain lagi."

"Yeileh, gimana gue nggak ngatain lu coba kalau setiap ada acara kek gituan, selalu aja tanggapan lu biasalah, nothing special lah dan segala komplotannya. Pusing gue sama lu."

"Etdah, pusing kenapa deh lu?"

"Hell no, Aren. Disaat cewek-cewek seumuran kita lagi sibuk-sibuknya berburu cowok-cowok keren, ngerasain gimana itu cinta, eh lu malah biasa aja. Padahal kalau dipikir-pikir nih yah, lu itu cewek yang paling bisa menggaet pria-pria pujaan wanita tau nggak. Secara, lu kan sering bergaul ama CEO-CEO ganteng dan berkarisma!"

Aren hanya memutar bola matanya, malas mendengar celotehan Didi yang panjang lebar.

"Reynaldi Halid bestie forevernya Laurentine Diandra Kusuma, harus berapa kali gue bilang sama lu hah, kalau gue itu belum mikirin soal pacar-pacaran. Gue itu masih pengen menghabiskan masa-masa remaja gue tanpa gangguan apapun, termasuk PACARAN!" kata gadis itu menekan kata 'pacaran' pada kalimatnya.

"Ya ya ya, serah lu deh Ren. Gue udah nggak mau pusing lagi soal itu. Tapi lu ada benernya juga sih, Ren. Ntar kalau lu udah punya pacar, gue main bareng siapa? Gue jalan bareng siapa? Masa gue selalu ikut sama lu dan pacar lu sih? Bisa-bisa gue jadi obat nyamuk abadi tau nggak."

"Hahaha. Itu lu nyadar, Di. Makanya, jangan paksa-paksa gue deh. Selagi gue masih berprinsip buat single, mending lu manfaatin baik-baik."

"Kaya ada aja cowok yang mau ama lu."

"Yee... Kita kan senasib bro!!"

"Huu.. Pake ngingetin lagi lu! Haha, eh udah dulu yah. Gue pengen ke supermarket nih, persiapan camilan udah abis gegara gue galau semalem."

"Kacian anak mama. Udah gih sono, pokoknya ntar nyampe Jakarta, gue langsung ngemil ke apartemen lu ye."

"Iye mbak bohay. Aku menunggumu, yoh. Bye." Sambungan telepon pun diakhiri oleh Didi tanpa menunggu Aren mengucapkan kata 'bye' (?).

Setelah makan, gadis itu mengambilkan salad buah untuk kakaknya. Aren memainkan ponselnya sambil berjalan ke arah lift, mengecek di website sekolah kalau namanya memang tertera di list name paduan suara.

Ting

Lift pun terbuka, membuat Aren segera memasukinya. Tiba-tiba..

BRUK

"Aduh!! Kenapa minggu ini gue sering banget jatoh sih? Huh, syukur saladnya nggak kenapa-napa" omel Aren yang saat ini jatuh terduduk di lantai. Ia menengadahkan kepalanya, melihat siapa yang ia tabrak barusan.

"Elu?? Iiihh, kenapa sih gue selalu aja sial setiap ketemu ama lu!!" ucapnya menatap tajam pada orang yang membuatnya terjatuh.

"Itu karena kau tidak berhati-hati, nona Kusuma. Seandainya kau bisa menyimpan ponselmu terlebih dahulu, kejadian itu tidak akan terjadi." ucap orang tersebut tetap memandang kearah depan bersama kacamata hitam yang bertengger di wajahnya dengan suara dinginnya. Siapa orang yang ditabrak Aren? Tak lain tak bukan orang itu adalah Adam, siapa lagi yang memanggil Aren dengan sebutan nona Kusuma jika bukan dia?

"Apa?? Seenaknya lu nyalahin gue??"

"Memang begitu kenyataannya."

"Tap..."

Ting

Bunyi lift terbuka membungkam Aren. Adam pun segera keluar dari sana. Wait, wait. Ini lantai 29, dikhususkan hanya untuk president suit, dan seharusnya kamar VVIP yang ditempati oleh Adam masih 1 lantai lagi dibawahnya. "Tuh orang buta kali, yah?" batin Aren lalu berjalan keluar dari lift.

"Hei, tunggu!!!" teriaknya sambil berlari menuju Adam yang terus saja berjalan. "Eh, lu ngapain turun di sini? Kamar lu masih satu lantai lagi di bawah!!" kata Aren tapi tak ada jawaban sama sekali dari Adam.
"Heh, jawab gue. Lu nggak pernah diajarin bua..."

"Oh hey. Masuk yuk, gue udah lama nungguin lu" ucap Valen membuka pintu kamar dan lagi lagi membuat Aren menahan perkataannya. Adam tersenyum miring pada Aren sekilas, sebelum memasuki ruangan di depannya.

"Dek." panggilan Valen barusan, menormalkan wajah Aren yang sedari tadi memandang Adam tak suka.

"Masuk gih." lanjut Valen mengambil kotak berisi salad yang berada di tangan kiri adiknya. Saat masuk, Aren masih sempat menatap tajam pada Adam sebelum memasuki bathroom. Sedangkan pria itu lagi lagi tersenyum miring pada Aren. 

......

Merasa tidak melihat tanda-tanda keluarnya Aren dari bathroom membuat Valen melangkahkan kakinya menuju ke sana.

CEKLEK

Belum sampai di sana, pintu tersebut sudah terbuka menampakkan seorang gadis berbalutkan baju mandi berwarna putih. "Kak, kakak!" panggil Aren dari tempatnya berdiri, tidak berani menghampiri kakaknya yang sedang duduk berdekatan dengan Adam. Segera Valen menghampiri adiknya, "ada apa sih?"

Aren mengisyaratkan Valen agar mendekatkan kupingnya.
"Hah?" mata Valen membulat mendengar penuturan adiknya barusan. "Coba cek di laci lemari" kata pria itu berbisik dan diangguki oleh Aren.

"Bentar yah, Dam" kata Valen lalu menyusul adiknya ke walk in closet.
"Nggak ada kak." kata Aren gusar. Segera Valen mengambil ponsel di saku celananya. Ia beberapa kali menscroll kemudian mendekatkan benda itu pada telinganya.

"Panggilkan Raina ke kamar saya." ucap Valen menatap adiknya yang sedang penasaran.

"Kakak ngehubungin siapa?" tanya Aren.

"Resepsionis, nyuruh Raina dateng ke sini buat beliin kamu 'itu'."jawab Valen membuat Aren menghembuskan nafas lega. Ya, saat ini Aren sedang mengalami penyakit bulanan wanita yang baru diketahuinya saat ingin buang air kecil tadi. Dan sialnya, ia tidak menyiapkan persediaan untuk itu.

Terdengar bel ruangan berbunyi, membuat Aren langsung membuka pintu kamar.
"Selamat pagi nona. Ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang wanita yang adalah Raina, manager di hotel tersebut.

"Gini miss..." Aren menjelaskan mengapa kakaknya tadi menyuruh wanita itu untuk datang ke kamar mereka.

"Baiklah nona. Apa masih ada lagi yang anda butuhkan?" Aren hanya menggeleng menjawab pertanyaan Raina.

"Saya akan kemari secepatnya." ucap wanita itu berlalu dari hadapan Aren, bertolak ke minimarket di depan hotel.
Aren menutup pintu kamar dengan perasaan lega. Setidaknya beberapa saat lagi Raina akan datang membawa keperluannya.

___________

Tak lama kemudian, bel kembali berbunyi. Valen yang masih bercakap-cakap dengan Adam berdiri ingin membuka pintu. "Gue aja kak yang buka. Itu pasti Raina." kata Aren menuju pintu lalu membukanya. Ternyata benar, yang datang ialah Raina dengan kantung plastik berlabelkan minimarket tempat benda tersebut dibeli. Setelah menerima kantungan itu, Aren segera menuju bathroom. Valen hanya tersenyum melihat tingkah adiknya, sedangkan Adam tampak cuek-cuek saja.

Tbc....

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 182K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
904K 3.5K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.5M 183K 34
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
555K 23K 38
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...