Another Twin Story [Variant]

By kincirmainan

211K 11.1K 5K

Aku dan Zedd itu nggak kembar, ya! Kami cuma pernah serahim dan lahir hampir pada waktu yang bersamaan, tapi... More

facebook!
Love me yes (?) Love me not (?)
Why no one understand me?
Hurts Hurts Hurts!
I am Titanium
Let's Moving on, Senpai!
Shoot me! Thrill me! Kiss me! Kill me!
The Revealed Truth
Epilog
Extra Part Variant Ganteng-Cantik Altama
Boys Don't Cry: Chapter 2
Boys Don't Cry: Chapter 2. 1

Oh Shoot! Fujo Bestfriend!

13.5K 989 536
By kincirmainan

Chapter 12 | Oh Kokoro aku!


Ini cerita lanjutan siang heboh tadi.

Ya ampun kalo inget itu aku mau ngilang aja ke Shinjuku Ni-Chome, tenggelam bareng fujoshi, fudanshi dan otaku di Tokyo yang cantik. Tapi pasti nggak dikasih Mommy, katanya aku harus berbakti buat bangsa dan negara ini. Oh Mommy memang cewe kejam, aku setuju sama Zedd jelek buat yang satu ini. Kalo Dad masih mending, kata Dad aku boleh jadi apa aja asal total dalam ngerjain semua pilihan aku. Oke,Dad. Aku akan total jadi botty cantik.

"Variant! What the hell are you doing, you bitch?"- Aku ngeri ngeliat Tiara melotot nggak jauh dari aku dan Liam yang tumpang tindih.

Dia habis latihan cheers, masih pake short pants yang dibeliin Mommy-nya di Hollywood Road & Soho waktu mereka jalan-jalan ke Hongkong. It's EDIT, by the way. Satu set ada 3 warna, hari ini dia pakai yang tiger printing warna black-gold. So bitchy. So cute. I want one, sayangnya nggak muat. Tiara kan langsing banget kaya barbie, paha dia kecil kaya korek api batangan. Waktu aku paksa cobain, dia nggak mau naik lebih dari betis aku, masaaa...

Aku benci.

Oh Speak of the devil, Apa Tiara lari dan jijik ngeliat kami kaya cewe solehah ngeliat homo, enggak. Dia memang udah rusak at the first place, if you know what i mean. So dia malah histeris, "Oh my Gawd! Oh Jesus. Oh Buddha. Oh Mama Madonna! I knew it! I knew it!" jeritnya kaya Nell Sweetzer lagi kesurupan. Dia peluk aku dan ciumin pipi aku dengan pipinya yang masih keringetan.

Aku dorong dia, "Ewwww!! Easy Foxy! Kamu basah dan bau, tauk! Hush hush!" usir aku.

Tiara nggak peduli, dia masih lompat-lompat kegirangan, "Ik tauuk kamuh bencong by nature, Vairy darling, persis kaya tagline sampo ik the body shop! Yey bitchy bitchy bitchy rahasiain ini dari ik. Kita kan bestfriend D.O.A. Bestfriend dead or a live!" – Ya ampun, dia ngerti nggak sih frasa dead or alive itu artinya apa? Meh! Dead or alive itu maksudnya kritis, nyaris metong gitu. Bukan hidup atau mati berteman selamanya together forever. Dasar rucalep lolot! –bacanya dibalik ya? Biarin aja lah!

"Makanya ik bilang kita harus janji bestfriend pake darah kaya di film-film horor, tapi yey and Nana takut darah. Jahat jahat jahat. Awas ya yey nggak jadi ik kasih Channel Starry night nail polish dari Mami ik. Ayo ceritain kalian ngapain aja, yey bencong homo. Kalian lagi ikeh-ikeh kimochi kan barusan? Hm? Hm? Ayo ulangin, ik mau potoin. Eh! Lo kan Liam anak bahasa! You nakal ya! Gaya aja sok macho, gay juga. Ow! Ik kasih tau Nana sama Bunga dulu, biar mereka shock sampe mati. Salah sendiri nggak mau tungguin ik latihan!"

Aku ngelirik ke arah Liam, dia malah kasih cium jarak jauh ke aku.

Oke. Kayaknya nggak perlu cemasin Liam bakalan tersinggung dikatain homo juga. Dia juga nggak terlalu peduli kayanya. Liam kan gitu, kalopun besok-besok ada yang nanyain dia dengan sinis 'jadi lo homo?' palingan dia cuma bakal angkat alis lalu nanya balik 'Kenapa? Lo mau pantat lo gue entot? Gue mah hayu ajah. Gih. Nungging bentar.' Berandalan! Salah apa aku ya Tuhan di kehidupan aku sebelumnya sampe aku harus di kejar-kejar suku viking kaya Liam?

Tiara kayanya ngerasa kalo aku cemasin Liam. Soalnya setelah dia gantian ngelempar tatapan menyelidiknya yang persis host acara gosip di tivi ke kami berdua, dia lalu seret aku ngejauh biar bisa interogasi aku lebih lanjut.

"Ngapain yey mojok di belakang perpus sama cowo bar-bar itu? Dia kan temen kembaran yey yang jorok nggak punya tata krama itu? Yang kata yey kalo habis pipis ngga pernah cuci tangan? Yang ngga tau nama-nama personel 1D. Ngga ngerti kenapa Zayn Malik keluar dari 1D. Bahkan ngga tau siapa Augustus Waters. Dia dari spesies yang sama kan? Yey sudi tubuh yey dijamah sama dia?" cecarnya kaya lagi interogasi teroris Al Qaeda di film Zero Dark Thirty. Kejam dan bengis, tega gitu, habis ini muka aku bakalan di tutup lap basah lalu mulut aku dicekokin air.

Tiara bunyi-bunyiin jari-jari dia yang lentik kaya jari waria di depan muka aku karena aku manyun aja. Bibir aku cemberut.

"Wake up! Wake up! Sayang tau, bebeb, mandi susu yey tiap selasa sama jumat kalo dijilatin sama lidah dia ntar! Bisa lumutan yey sebadan-badan! Terbakar kaya ibu-ibu durhaka di sinetron Hidayah. Melepuh kaya istri tukang dawet yang melacur!"

"Ew!" Aku ngejerit, "NO!"

"Apa artinya NO?"

"No. Itu N dan O. No it means NO. Artinya Tidak. Iie. Aniyo. Hindi. Mai. La. Never. Nehi!"

Tiara nampar pipi aku sekilas, "Gue tau artinya NO itu apaan, pelacur!" katanya gemes.

Aku elus-elus pipi aku. Kalo gemes, Tiara emang suka jadi gue –elo. Kalo lagi keluar spirit lacurnya dia pake ik- yey. Kalo maksain bule dia i- you. Dia putri duyung nggak konsisten.

"Maksud gue kenapa lo bilang no kalo sebelum ini gue liat lo cipokan sama dia, hm? Gue liat lo diatas badan dia yang so hot! Oh damn, tapi lo jeli, baby. Badannya emang looks yummy. Sehat. Lezat. Dia olah raganya apaan sih, badannya bisa bagus gitu? OMG—Oh forget it. Snap-snap! You udah forget i pernah ngomong badan dia lezat barusan. Fokus ke i sekarang. You push dia ya kayak di komik-komik yaoi bacaannya Bunga, kan? He em? Ngaku!"

Aku inhale udara bersih banyak-banyak. Aku hembusin perlahan.

"Lo lagi princess mode-on ya?" tuduh Tiara kejam ngeliat aku ngelus-ngelus dada aku.

Dia kejam lho orangnya, makanya dia bisa jadi kapten cheerleader. Kalo kamu pikir anak-anak cheer itu kerjaannya ketawa-ketawa, lalalala lililili,no. Big no. Mereka itu kaya tentara di medan perang, ditempa, diuji, dibully, dikata-katain dan tetap harus senyum centil meski badan pegel-pegel dan hati nelangsa. And this Bellatrix Lestrange in front me, is the main cause of 10th grade's crying newbie. Like for real. Dari 50 peserta yang diterima sebagai anggota cheers di awal recruitment, biasanya cuma nyisa 15 setengah orang di bulan pertama. Iya, 15 orang utuh 1 orang luka-luka.

Dia paling benci princess mode-on. Menurut dia, a girl-and me- need to look sweet and foxy di luar aja. Dalemnya harus bitchy with all in capital like BITCHY. By all means, bitchy berarti kejam, dingin, tegar, strong, jahat, licik, brengsek, pelacur dan no cry-cry apalagi buat guy guy guy.

"Aku lagi mikir," kata aku.

"Mikir apa?"

"Mikir biar slutty whore mouth kamu diem sebentar so i can explain!!"

"Ohh.. That's BARU my girl. My boy. Well... since you're bencong, so you're my girl. Lo botty kan? Lo udah sering ngentot sama Liam?"

Aku tampar dia. Pelan. Tamparan persahabatan.

"Thank God kalo nggak,"—angguknya paham. Tiara memang cuma tahu bahasa kekerasan. Kekerasan adalah bahasa universal buat dia. "I nggak suka you sama dia, you know? Ntar pantat lo membusuk kalo kontol dia masuk lobang lo. Lo sering bersihin lobang lo kan? You know, i selalu pake douche vaginal, you bisa pake juga buat lobang pantat lo. Tar i buy you yang kualitas bagus. Jangan yang abal-abal, biar lo nggak kena lepra!"

Of course aku bersihin lobang aku. Clear ampe ke dalem-dalem, kita kan nggak tahu kapan kita akan diseruduk banteng top yang ngga sabaran kaya kembaran aku, misalnya. Misalnya ya. Bukannya aku refer ke dia secara personal. Eyuh!

"Pokoknya kalo lo mau pacaran, lo harus minta ijin gue. Gue ini Mamanya kalian kalo di sekolah. Ngerti, hm? Gue shipping-in lo sama Jerome, soalnya."

What? Apa aku nggak salah denger? Ini fujo sinting kali ya? Aku sih masih bisa ngertiin kalo a fujo shipping Tom Hidleston X Chris Hemsworth, misalnya. Harry X Louis. Naruto Uzumaki X Sasuke Uchiha. Genji Takizawa X Serizawa. Gaspard Ulliel X Myungso. Meskipun yang terakhir itu agak-agak absurd. But... shippingin pacar sama temen homo-nya? Fujo is so scary!

"Bukannya kamu jadian sama Jerome, beb?" tanya aku pelan-pelan.

"Aku? You dapet story dari mana itu?"

"Dari ELO lah, bitch!"

"Oh..." Tiara ketawa genit sambil benerin susunya supaya masuk dengan benar ke dalam cup bra-nya. Katanya, kalo habis dipake lompat-lompat emang suka meleset. "Ih masa aku belum revisi hoax itu sih, foxy? Itu bohong tauuu... Aku cuma godain kamyu baby... Waktu itu aku lagi kurang kerjaan aja. You know, i kalo lagi nothing to do kan suka gitu. Mommy nya Jerome kita itu temen arisan Mami aku. Mereka jodoh-jodohin aku gitu deh. Aku nggak suka dijodoh-jodohin, lah. Kecuali jodohnya CEO, ganteng, punya playroom kaya Christian Grey. Kalo cuma sama anak SMU? Apa kata mantan-mantan aku nanti?"

Aku bengong. Maksud aku, like bengong. Aku udah nyaris bunuh diri, air mata aku kering, aku bahkan masuk sekolah pake riasan mata for the sake of dia bohong? Dasar panci presto ngga tahu diri. Pengen aku robek mulutnya. Jangan. Channel starry night nail polish-nya belum jadi dikasihin ke aku. Tahan.

"Ik tuh udah alert kalo yey botty dari yey meletek, baby. Fujo radar gue itu high quality, kaya barang-barang gue aja gimana. Ik tunggu aja sampe yey jujur sama ik, ik tahu yey suka sama Jerome kaaaaan? Ngaku? Ayo ngaku, banci! Gue nggak suka ya kalo lo malu-malu kaya botty denial gitu. Lo tuh banci, banci itu harus frontal, harus nggak punya malu, kalo lo punya inceran top buat nge-bor lobang pantat lo, lo harus kejar dia. Ngerti?"

"Aku nggak banci! Aku cuma feminin. Tapi nggak banci!"

"Yeah right!" Tiara muter bola mata, lalu ngelirik aku dengan penuh kelicikan. Dia itu memang kaya ratu ular level kelicikannya. So suddenly, dia pencet puting aku dan dia puter kenceng-kenceng. Aku ngejerit kaya banci. Eh bukan. Aku ngejerit kaya cewe. Kaya cowo, maksud aku. Kaya cowo yang lagi lupa kalo dia cowo. Ya pokoknya gitu deh. Tiara tertawa terkekeh-kekeh persis kaya tokoh antagonis di sinetron dubbing-an Indosiar.

I am officially banci now. Fuck.

"Ya udah deh gue balik dulu, ya, sayang!" Tiara muter badan dia lalu jalan ngejauh sambil ngelambai-lambai-in tangan persis Kate Middleton. Pas sampai di depan Liam yang ngantuk-ngantuk, dia berhenti. Mukanya noleh ke arah Liam sambil telunjuk tangan kirinya nunjuk ke cowo itu, dia ngancem. "Awas ya lo kalo berani sentuh properti Tiara Mutiara cantik kapten cheerleaders sekolah ini. Gue bikin lo nyesel punya dua testis. Sebab salah satunya bakal gue potong!"

Liam nguap lebar.

"Bye bye ya, Vairy darling! Ntar aku tanyain Jerome homo atau nggak deh ya! Kalo ternyata dia homo, kita bisa langsung arrange gimana caranya supaya yey bisa ditusuk sama dia. Eh. Tapi kalo dia homo dan botty juga kaya yey gimana, dong? Aw! Easy! Simple! Kalian bisa cari partner buat threesome! Gue yang bayar gigolonya asal gue boleh ngeliat kalian bertiga gulat di kasur. Let's think about it later. Go home safe ya, darling!" pesan Tiara sebelum dia ngilang di tikungan.

Oh, look. Dia muncul lagi. Kali ini sambil bikin corong di mulutnya kaya lagi bisik-bisik, "Don't ever let that Viking grab your buts! Itu cuma buat Jerome!"--of course, dengan suara melengkingnya yang sama sekali nggak bisa dibilang bisik-bisik!

Minggat sana, bitch!

Aku lega sih sebenernya. Satu, Tiara ternyata Fujoshi. You know, aku lebih baik punya gizi buruk daripada di bully sama geng cheersnya Tiara. Oh no. Jangan gizi buruk, itu menghina humanity. Mereka itu ngeri deh pokoknya. Cewe-cewe pelacur kalo dijadiin satu aja gimana. Alhamdulillah deh kalo dia ngerestuin aku jadi homo. It means satu masalah hidup terselesaikan. Dua. Dia nggak pacaran sama Jerome. Sujud sukur.

Aku masih gigit-gigit bibir aku cemas. Sama sekali nggak sadar kalo masih ada Liam di sana. Aku deketin dia, "Maafin temen aku ya?"—Dia bisa aja tersinggung kan sama kata-kata Tiara tadi? Dia kan sayang aku. Gimana kalo dia sakit hati denger Tiara sebut-sebut Jerome?

"Maaf kenapa? Itu tadi temen lo? Dia ngomong pake bahasa apa sih? Kok nggak satupun bisa gue ngertiin. Bahasa Thai?"

"Bukan, Liam. Bahasa Thai nggak kaya gitu. Kenapa kamu pikir itu bahasa Thai?"

"Lalu bahasa apa? Muka dia kaya cewe yang suka main di film Thailand. Ngomongnya cepet banget kaya banci nge-rap. Bukan bahasa inggris kan? Soalnya dia sebut-sebut bencong. Bencong kan bukan bahasa Inggris?"

Well... Muka Tiara memang mirip Preechaya Pongthananikorn—but whatever, "Pulang yuk, Liam," ajak aku.

"Yuk. Gue antar lo pulang ya?"

"Nggak usah Liam, aku dijemput sama sopir."

"Tapi jangan langsung pulang, kita jalan-jalan dulu. Lo mau kemana?"—Liam nggak dengerin aku sama sekali.

**

Aku cengkeram lengan Liam kuat-kuat.

Aku nggak mau dia ngelakuin itu sekarang. Kami baru aja sayang-sayangan sebentar. Aku masih pengen ngabisin waktu belai-belaian dan ngelepas rindu. Bisa nggak sih Liam ngerti perasaan aku dikit? Kasih aku waktu dong, Liam! "Jangan Liam! No. Jangan masukin sekarang! Nggak mau, masih sakit! Liam. Stop! Stop! Ahhhhh! Ahh! Jangannnnnn!!!!"

Liam nggak mau denger, dia tetep aja ngotot masukin.

"Noooo! Doon't!!!"

"Berisik lu ah!" katanya sambil melotot, "Makanya kucing lo masih sakit, jangan kebanyakan dipegang-pegang! Nanti mencret lagi!"

Uh! Sebel.

Aku cemberut ngeliatin Liam ngedorong pantat Purrine masuk kembali ke dalam kandang. Aku kan masih kangen sama Purrine. Aku pengen bawa dia pulang like right now, tapi kata dokter dia masih belum pulih. Dia juga masih harus di-grooming dengan baik dan benar. Rambut-rambut di sekitar pantatnya harus dipotong supaya tumbuh sehat kembali karena nge-gimbal kena eek.

Kabar baiknya, Purrine udah mau makan lagi. Yeayyy! I am so happy. Selang infusnya udah di lepas dari semalem, dia udah 'purrrr...puuuurrrr' dan mau usel-usel aku lagi. Tatapan matanya udah nggak kosong dan dia... suka Liam.

Oh. Amazing. Purrine udah ratusan kali lihat Liam dan selalu goyang pantat seksinya kalo Liam dateng bareng Zedd. It means she didn't like him before. Sore ini, saat Liam dateng jenguk dia bareng aku, dia sundul-sundul tangan Liam. Minta dibelai kepalanya. Udah gitu, waktu aku gendong, dia natap aku penuh arti. 'Mommy, i like this guy. Mommy jadian aja sama dia. Ngentot juga nggak apa-apa. Beat that Zedd jerk dan balesin dendam aku'-gitu kata tatapan Purrine.

Aku bales tatapan dia, tatapan aku bilang 'No. Darling. No. Mommy nggak cinta sama Liam. Mommy nggak bisa jadian sama orang yang mommy nggak cinta.' Habis itu dia mengernyit like 'Uh yeah you lame bitch!' lalu ngelompat dari gendongan aku dan jalan anggun ke arah Liam. Liam look as amazed as i do waktu Purrine jelas-jelas cari perhatian dia.

Oh. Yeah. You cat nggak tau diri. Jadi sekarang kamu ikut-ikutan desak aku, hm?

Habis jenguk Purrine, Liam antar aku pulang. Dia bilang, dia mau mampir ke kamar aku sebentar, buat apa coba? Aku udah bilang aku cape mau bobo siang. Dia bilang dia mau temenin aku bobo siang. Aku bilang sorean nanti aku mau ngaji, dia malah roll eyes. Nggak percaya. Jadi akhirnya Liam ikut aku ke kamar. Mommy yang lagi ribet bikin kue sus buat kami minum teh sore nanti jadi kebingungan kenapa Liam ikut aku pulang, bukan ikut Zedd. It means udah dua kali Liam pulang sama aku. Yang pertama habis kami nonton Doraemon itu muka Mommy biasa aja, kali ini curiga. Dasar Liam tolol.

Begitu masuk ke kamar aku, Liam langsung peluk aku. Padahal dia bau keringat, aku nggak. Aku masih bau harum kaya bayi. Hidungnya ngendus-ngendus tengkuk aku, giginya gigit-gigit pelan kuping aku, bikin aku geli. Zedd suruh aku dorong dia kemaren, tapi kan susah, sebab Liam peluknya dari belakang aku. Aku bilang stop Liam-no-no, tapi Liam budek. Dia malah makin nakal tangannya. Aku ngejerit kecil waktu tangan Liam masuk ke balik kemeja seragam aku. Aku tahan tangannya supaya nggak naik ke puting aku. Nggak boleh. Nanti titit aku ereksi. Sekarang juga udah ereksi dikit, yang bikin aku makin lemah mau tolak kenakalan Liam. Liam ngebalik tubuh aku. Karena kaki aku lemas, aku cuma bisa ngikutin Liam.

Dia mau cium aku, aku nengok ke kanan.

Dia mau nyium aku lagi, aku tengok ke kiri.

Kaya di film-film itu. Aku selalu pengen ngelakuin yang kaya gitu. Akhirnya Liam sentuh dagu aku, lalu kami ciuman deh.

"Mulut lo enak baunya..." bisik Liam, hirup-hirup bibir aku pake hidungnya yang mancung. Kan aneh, kami makan siomay pas jalan pulang tadi. Harusnya baunya saus kacang. Tapi aku suka sensasinya biar aneh juga. Sensasi disayang itu lho, bikin aku melayang. Aku lupa Jerome. Aku lupa betapa marahnya Zedd kalo dia lihat kami making out lagi. Ini terlalu enak untuk ditolak. Ciuman Liam itu kaya dessert setelah makan malam. Irresistable. "Gue selalu bayangin bibir lo rasanya bakal kaya gini. Lo sikat giginya pake odol apa?"

Seriously? Dia nanyain odol aku apa?

"Pepsodent anak, yang rasa stroberi," jawab aku. Oh. Aku baru ingat, habis makan siomay tadi, aku sempat selipin spearmint flavored strips ke mulut aku. Pantesan kata Liam mulut aku enak, mungkin ada sensasi semriwingnya, aku nggak tau. Liam dorong aku ke kasur, aku nggak mau. Tapi aku kan lemah, jadinya ku jatuh juga ke kasur. Bug, gitu. Tangan Liam ngelindungin bagian belakang kepala aku dan aku blushing.

Liam terus ciumin aku, bibirnya sekarang turun ke dagu aku, lalu ngerayap kaya cicak di dinding di leher aku. Geli, tapi aku suka.

"Gue ada ide," kata Liam. All of a sudden.

"Ide apa?"

"Gimana kalo kita ngentot sekarang aja? Di hari pertama lo jadian sama gue? Tapi lo mesti pelan-pelan suaranya, ya? Nanti enyak lo denger kan gawat. Gue sih pengennya lo teriak-teriak kaya di film bokep, tapi itu bisa ntar kapan-kapan aja. Gue bakal pelan-pelan, kok. Janji deh."

"Tunggu, Liam!" Aku dorong Liam jauh-jauh. Cepet-cepet juga aku ambil bantal Keropi aku buat nutupin titit aku yang udah keras. Zedd bener, ternyata nggak susah kok ngedorong badan Liam kalo aku memang nggak mau. Liam natap aku kebingungan, matanya melotot karena aku tiba-tiba berubah jadi botty jual mahal.

"Kenapa?"

"Aku nggak cinta sama kamu."

"Oh. Nggak apa-apa. Itu urusan gampang. Asal kita rutin ngentot, tar lama-lama juga lu nagih terus cinta sama gue."

"Tapi aku nggak bisa gitu, Liam. Aku nggak bisa pacaran sama orang yang nggak aku sayang."

"Oh. Lu nggak sayang gue?"

Aku ngegeleng pelan.

"Sedikit?"

Aku ngegeleng lagi.

"Setengahnya sedikit?"

Aku ngedengus, well... kalo setengahnya sedikit aku nggak tau. Liam itu lucu dan aku suka cara dia perlakuin aku. Tapi setengah dari sedikit itu kan nggak cukup buat mengarungi bahtera cinta pacar-pacaran. Nanti kapalnya tenggelam di tengah pelayaran karena dasarnya berlubang kurang kasih sayang.

Tapi Liam menyenangkan, ciumannya enak, dia bego—fetish aku itu cowo cakep yang bego, kaya Jerome. Oh Jerome. Aku sayang kamu. Kamu ngga pacaran sama Tiara dan suka ngambek sama aku, apa kamu sayang sama aku kaya Liam?

"Ya udah nggak apa-apa deh, Yuk lanjut lagi"—Liam narik kedua kaki aku dan aku jadi di bawah badan dia lagi, "Nggak apa-apa kok kalo lo nggak sayang sama gue, gue bakal bikin lo sayang sama gue nanti. Liat aja."

Liam baru aja mau nyium aku lagi, tapi handphone aku bunyi. Ringtone khusus Tiara, Pocketfull of sunshine. Aku tahan muka Liam yang bibirnya udah siap nyosor, "Yes, foxy?" jawab aku. Liam menarik mukanya, lalu nyium pipi aku dengan sayang. Nungguin dengan sabar.

"Gue udah nanya Jerome!" beritahu Tiara heboh, "Damn Jerome brengsek! Dia marah waktu aku jelasin gay itu berarti cowo suka sama cowo, tadinya dia nggak ngerti gay itu apaan. Da bilang dia bukan gay. Dia juga bilang dia nggak tertarik sama lo, katanya dia cuma—em. Jijik lo ciuman sama Liam. Emang lo pernah cipokan di mana aja sih? Murahan banget lo jadi orang? Hm?"

Aku nggak jawab pertanyaan Tiara. Aku tau dia masih teriak-teriak supaya aku ngomong sesuatu, tapi aku nggak mau Tiara denger aku nangis. Nanti aku dilempar ke kandang buaya udah jadi botty cengeng. Jadi aku putusin sambungan telponnya.

Jijik?

Jadi Jerome beneran jijik sama aku?

Dia bukannya sayang sama aku?

Oh kokoro aku... Retak...

"Lho? Kok lo nangis?" Liam kebingungan. Dia tiup-tiup muka aku seolah muka aku lilin ulang tahun, "Kenapa? Siapa yang bikin lo nangis? Biar gue gebukin!" katanya.

Aku nggak bisa jawab Liam sekarang. Ini terlalu shocking buat aku, sama shock-nya dengan berita Zayn Malik keluar dari 1D dulu. Dulu aku sampe doa malem kepada Tuhan supaya Zayn ngga jadi pergi. Waktu Zayn beneran pergi, aku tenggelam di bath tub kamar mandi aku saking aku nggak percaya sama kenyataan hidup ini.

Aku suruh Liam pulang, mukanya sedih waktu aku bilang aku nggak suka dia deket-deket aku lagi. Waktu aku bilang benci. Padahal aku sebenernya jijik sama diri aku. Bukan gara-gara Liam kok Jerome jijik sama aku, tapi karena aku sendiri. Harusnya aku benci diri aku sendiri, bukan benci Liam. Bukan sakitin hati Liam...

Oh maafin aku, Liam!

Tapi Liam udah duluan pulang.



A/N

Aduh maaf ya update-nya telat, huhuhu beneran kemaren kelupaan. Sedangkan hari ini so busy hihihi... Masih suka kan sama kembar gila ini? Semoga masih dinanti-nanti, ya...

Jangan lupa vote dan komen, oke? Yang banyak. Komennya juga yang banyak, boleh ngomong apa aja di lapak ini. Biar kesannya ceritanya populer binggow gitu. Pret.

Oh oh cerita ini tinggal empat chapter lagi. Empat chapter di Rendi, empat di saya. Di Rendi udah kelar di tulis, di saya kurang satu part. Hihihi...

Ya udah deh, giliran kamu ya Ren Ren...

Enjoy, people. Love you. Smooches!

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 191K 16
"Oh rupanya yang meretas sistem kita adalah bayi mungil ingusan?" "Brengsek. Lepaskan aku!!" "Oh tidak semudah itu babe. Sekarang, mari kita menghuku...
Who Is This By Aurel

Teen Fiction

1.6M 163K 45
Kedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "...
3.1M 242K 38
SUDAH TERBIT DENGAN ENDING BEDA (INDI) PART MASIH FULL Hold, Hold on, Hold up to me Cause I'm a little unsteady A little unsteady Momma, Come here Ap...
3.2M 204K 41
[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!]⚠️ Terkadang, sebuah 'kebetulan' hanyalah takdir yang sedang menyamar; Steela hanyalah gadis bias...