Remember Me (Pre Order NOW)

By luminouslia

300K 14.1K 350

Ketika cinta membuat segalanya menjadi rumit. Segala hal yang seharusnya mudah dijalani harus melalui jalan s... More

Prolog
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Epilog
PENGUMUMAN PENTING
Third Person
Ekstra Part
Ask
ANAE
Help Me Please!!!
Persiapan Open PO
Pre Order Now

Part 2

16.4K 867 7
By luminouslia

Champ Elysee, Paris
Beberapa orang mondar-mandir mengelilingi ruang seluas 7x7 meter yang digunakan sebagai ruang ganti sebuah acara peragaan busana tahunan. Peragaan busana ini bukanlah Paris Fashion Week yang dipenuhi oleh para perancang kelas dunia. Peragaan busana ini hanyalah peragaan busana untuk para perancang muda yang sedang mencoba meniti karier mereka. Sepuluh perancang muda ikut berpartisipasi dalam acara malam ini.

Sebagian model sedang didandani dengan baju-baju rancangan para desainer muda tersebut. Sebagian lain masih merias wajahnya. Sepuluh menit lagi acara peragaan busana resmi di buka. Kesibukan semakin bertambah guna memastikan acara ini berjalan lancar sesuai rencana.

Claire sedang memperbaiki ukuran sheath dress salah satu hasil rancangannya pada tubuh modelnya. Ia mengecilkan ukuran pinggang yang sedikit terlalu besar untuk modelnya. Ia dengan hati-hati menjahit kain satin biru itu.

"Nah sudah selesai", Claire memotong benang yang ia gunakan untuk menjahit. Ia melihat dari atas sampai bawah hasil karya didepannya.

"Sempurna", Claire meninggalkan salah satu hasil karyanya dan beralih ke model lainnya. Mereka harus tampil sempurna dalam memperagakan busana yang ia rancang. Ini pagelaran busana pertamanya, ia tak ingin terjadi kesalahan sedikit pun.

Salah satu kru memberikan arahan untuk para model keluar menuju catwalk yang sudah dipadati para pengunjung. Satu persatu model-model keluar dengan langkah pasti menuju sorotan lampu dan kamera. Mata para pengamat fashion, fashionista, maupun kaum elit semua memandang para model yang sedang melenggak-lenggokan tubuh mereka diatas panggung licin berbentuk T.

Claire mengawasi para modelnya yang sedang berbaris menunggu giliran untuk keluar dari ruang ganti. Ia meremas kedua tangannya, cemas melihat model-modelnya sudah berjalan keluar menuju panggung. Mereka bergantian memamerkan gaun musim panas rancangannya. Ia tersenyum puas ketika melihat semua pengunjung antusias melihat gaun-gaun yang sudah ia rancang khusus selama hampir setengah tahun.

Dua jam penuh para model melenggak-lenggokkan tubuhnya untuk memamerkan pakaian yang telah di rancang oleh para desainer muda. Model terakhir melakukan pose ditengah panggung. Satu persatu kesepuluh perancang keluar menuju panggung untuk menyapa para pengunjung secara langsung. Claire, salah satu dari kesepuluh orang itu melambaikan tangannya semangat ke arah pengunjung. Tepuk tangan terdengar diseluruh ruangan besar ini mengalahkan suara dentuman musik.

Para model beserta perancangnya kembali masuk ke dalam ruang ganti, menandai berakhirnya fashion show kali ini. Claire menghampiri satu persatu model yang telah menggunakan pakaiannya untuk mengucapkan terima kasih telah melakukan tugas mereka dengan baik. Lelah selama setengah tahun ini terbayar sudah dengan kesuksesan acara ini. Langkahnya untuk menjadi seorang desainer tingkat dunia selangkah lebih maju dengan suksesnya pergelaran ini. Ia menuju tumpukan pakaian yang sudah dilepaskan para modelnya, memeriksa kembali sebelum mengemasnya kembali untuk di bawa pulang.

"Congratulations Claire", seorang pria mengejutkannya dari belakang.

"Max", teriaknya mendengar suara yang begitu dikenalnya.

"Selamat atas kesuksesan pagelaran busanamu", pria bernama Max itu menyerahkan sebuket bunga mawar dan memeluk singkat Claire.

"Aku berterima kasih padamu, kau sudah banyak membantu. Dimana Madame Deluxe? Apa dia tak datang?", Claire mencari keberadaan Madame Deluxe di belakang Max.

"Ibuku menitipkan ini untukmu, dia harus pulang lebih awal karena ada rapat penting yang harus ia hadiri", Max memberikan sebuah kotak merah "Tapi tenanglah, ibuku masih sempat untuk melihat pakaian rancanganmu",

Claire menerima kotak yang diberikan dan membukanya. Sebuah scarf berwarna soft pink bermotif bunga terlipat rapi di dalam kotak. Ia mengeluarkan scarf itu dan memakainya.

"Cantik sekali", gumamnya perlahan sembari melihat penampilannya di cermin.

"Scarf itu sangat cocok denganmu Claire. Membuat wajahmu semakin bersinar",

"Terima kasih sekali lagi. Oh ya, apakah kau sibuk hari ini?",

"Kau tahu, selalu ada waktu untukmu", goda Max.

"Baguslah. Karena aku akan merayakan keberhasilanku kali ini dan kau harus ada disana. Tidak ada kata penolakan oke", tegas Claire.

"Siap nona Claire Windsor, apa kita akan pergi sekarang?",

"Tunggu dulu tuan Maximilian Deluxe, barang-barang ini perlu dibereskan terlebih dahulu sebelum kita tinggalkan untuk bersenang-senang", cibir Claire.

Max tertawa ringan mendengarnya. Ia membantu Claire dan beberapa orang yang sedang membereskan barang-barang mereka. Tanpa ragu ia ikut membantu mengangkat kardus-kardus untuk dipindahkan.

Barang-barang selesai dimasukkan ke dalam truk pengiriman. Kini saatnya Claire beserta beberapa orang yang telah membantunya dan Max menuju salah satu restoran di Champ Elysee tak jauh dari tempat digelarnya peragaan busana. Claire ingin mentraktir semua orang yang telah bekerja keras membantunya.

"Cheers", semua mengangkat gelas champagne milik mereka.

"Aku pikir kita akan merayakan hanya berdua saja", bisik Max yang berada di samping Claire.

"Tak hanya kau yang membantuku Max, mereka semua juga ikut membantuku. Tak adil bagi mereka jika aku hanya mentraktirmu", Claire memotong daging steak miliknya.

"Begitukah", Claire menganggukkan kepalanya mantap.

"Apa rencanamu selanjutnya Claire?",
"Aku ingin membuka butikku sendiri. Kurasa pengamalanku berada di butik Madame Deluxe sudah cukup untuk membuka butikku sendiri",

"Kau sudah menjadi murid terbaik bagi ibuku Claire. Aku optimis kau akan sukses suatu saat nanti. Dimana kau akan membukanya?",

"Entahlah aku masih belum tahu dimana",

Max mengulurkan tangannya, membersihkan noda saus diujung bibir Claire. Sementara Claire sedang asyik bercengkrama dengan yang lain seolah perlakuan Max merupakan hal biasa bukan sesuatu yang istimewa. Selesai membersihkan noda di wajah Claire, Max kembali menekuni makan malamnya.

"Sekali lagi terima kasih atas bantuan kalian semua. Hati-hati di jalan", pamit Claire pada yang lain. Maximilian membimbing Claire menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari restoran. Ia membukakan pintu penumpang untuk Claire, mempersilahkannya masuk sebelum ia berjalan menuju kemudi.

"Claire, bagaimana kalau kita pergi liburan setelah ini?", tanya Max menghilangkan kesunyian diantara mereka berdua.

"Masih ada hal yang harus kuselesaikan Max. Aku tak mungkin bisa ikut berlibur bersamamu", tolak Claire halus.

"Kau selalu saja menolak ajakanku. Ayolah Claire luangkan sedikit waktumu", bujuknya.

"Entahlah Max, aku belum tahu. Aku ingin ikut denganmu, tapi kau tahu sendiri ada beberapa hal yang tak bisa kutinggalkan terlalu lama",

Max tak membalas ucapan Claire kembali. Ia berkonsentrasi mengemudikan mobilnya. Sedangkan Claire, ia mulai kehilangan kesadarannya. Ia tertidur tak lama kemudian akibat kelelahan yang menumpuk beberapa hari belakangan. Max membelokkan mobilnya masuk ke dalam tempat parkir sesampainya di apartemen milik Claire.

"Claire, kita sudah sampai", Max membelai perlahan lengan Claire. Kedua mata Claire sontak terbuka akibat sentuhan Max. Ia meregangkan kedua lengannya melemaskan otot-ototnya yang kaku.

Max keluar dari dalam mobil berjalan kesisi sebaliknya membukakan pintu untuk Claire. Mereka berdua berjalan beriringan menuju lantai 5, tempat dimana Claire tinggal sejak kepindahannya ke sini, enam tahun lalu. Claire memasukkan kode pintu apartemennya, membukanya dan masuk ke dalam.

"Kau tak mampir?", tawarnya pada Max.

"Kurasa tidak malam ini. Kau butuh istirahat, tidurlah. Selamat malam Claire", Max mengecup pipi Claire singkat.

"Selamat malam", Claire menutup pintu apartemennya. Max meninggalkan apartemen Claire, menuju ke pintu apartemen di sebelahnya, memasukkan kode keamanan sebelum masuk kedalamnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jeng....jeng..... gimana-gimana, masih tetap penasaran kah? Tolong beri bintang kalian sebelum part selanjutnya.... Happy reading guys...^_^

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
837K 11.1K 32
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
3.1M 174K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...