Hit Me Up

By ViviOrton

164K 5.8K 420

FF Chapter Absrtrak by Vivi Orton, selamat menikmati! Jangan marah yah buat Sparkyu, karena suaminya #suamik... More

Bab 1
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Info penting
BAB 11
BAB 12 - PO NOVEL HIT ME UP
INFO
Bab 13 - END
PO - 2 [NOVEL] Hit Me Up

Bab 2

12.1K 547 21
By ViviOrton

Pagi-pagi sekali YooHyun sudah menyiapkan sarapan untuk KyuHyun, karena pria itu yang memintanya sendiri kemarin malam. Jadi sebelum berangkat ke sekolah, YooHyun menyempatkan diri berjalan ke kamar KyuHyun dan berakhir dengan dia berdiri kaku di depan pintu besi itu. Dia ragu untuk mengetuk pintu, takut melihat wajah KyuHyun, dan kikuk dengan perasaannya. Apa KyuHyun sudah bangun? tapi tidak terdengar suara sedikitpun dari depan sini dan YooHyun sudah menghitung berapa lama ia berdiri di sana tanpa kepastian, cukup lama bahkan makanan yang ia bawa di nampan besar itu mungkin sudah dingin.

YooHyun menghela nafas panjang sebelum ia memberanikan diri mengetuk pintu. Jika ia terus berdiri di depan kamar KyuHyun seperti orang bodoh, dia akan terlambat masuk ke sekolah dan ujiannya akan menjadi kacau. "Paman, aku membawa sarapan untukmu." suara YooHyun terdengar sopan namun cukup lantang.

"Masuklah."

Itu suara KyuHyun, ternyata pria itu sudah bangun. Dan YooHyun segera membuka pintu kamar KyuHyun lalu masuk dengan membawa nampan besar yang sudah ia bawa sejak tadi. Gadis itu sedikit terkejut saat memasuki kamar KyuHyun, sangat besar dan tidak terlalu banyak barang-barang. Ranjang King Size nya tertutup tira-tirai kelambu berwarna putih yang sedikit transparan di setiap sudut, terlihat sangat nyaman jika tidur di sana. Ada tiga pintu di dalam kamar KyuHyun dan YooHyun tidak ingin tau ruangan apa yang ada di dalam kamar KyuHyun yang super besar dan mewah ini. Dia hanya mengangguk-ngangguk tidak jelas, jadi begininilah kamar seorang duda tampan yang kaya raya.

"Kenapa lama sekali? aku sudah menunggumu sejak tadi!"

KyuHyun berujar kesal dan mengambil alih nampan yang YooHyun bawa dan meletakannya di meja. Ia memperhatikan penampilan YooHyun yang memakai seragam sekolahnya, kemeja berwarna putih dengan corak kehitaman terlihat sangat pas di tubuhnya yang langsing, rok rampel berwarna merah gelap yang YooHyun kenakan tampaknya harus sedikit di pendekan. Karena gadis itu memakai roknya sebatas lutut dan KyuHyun tidak suka melihatnya.

"Naikan rokmu, kau terlihat seperti anak yang culun!" perintah KyuHyun terang-terangan membuat YooHyun menaikan alisnya bingung.

"Aku memang selalu seperti ini saat menggunakan seragam sekolah. Ayahku bilang ini sudah sangat rapih,"

"Oh ayahmu itu benar-benar membuat dirimu terlihat seperti gadis yang kekanakan!"

"Tapi aku merasa nyaman."

"Dengar YooHyun! usiamu sudah delapan belas tahun, dan kau harus merubah cara hidupmu. Aku akan membantumu Ok. Jadi sekarang aku minta naikan rokmu,"

Dan entah dorongan dari mana sehingga YooHyun menuruti keinginan KyuHyun dan dengan perlahan ia menaikan roknya hingga seatas lutut. "Seperti ini paman?" tanya YooHyun dengan wajah polosnya.

"Ya, lebih baik." KyuHyun tersenyum tipis, membuang muka dari pemandangan indah kaki jenjang YooHyun yang sangat menggiurkan. "Tolong panggil aku dengan sebutan KyuHyun saja! Ingatlah itu baik-baik gadis kecil!"

"Ya, maafkan aku."

"Kau mau berangkat ke sekolah?"

"Ya,"

"Sudah membawa baju renangmu?"

"Sudah paman, aku sudah menyiapkannya sejak tadi malam."

"KyuHyun, bukan paman!"

"Maafkan aku, KyuHyun."

Demi Tuhan cara gadis kecil ini menjawab setiap pertanyaannya membuat KyuHyun merasa sesak dan panas. Pagi-pagi sekali dan KyuHyun merasa ingin menarik gadis itu ke ranjangnya, bercinta dengannya dan membuka seragamnya. Khayalan yang sangat indah bukan. Oh tidak! tapi ini belum saatnya, ia harus menahan semua itu dulu dan bersikap baik layaknya seorang paman yang memperhatikan keponakannya. Harus seperti itu untuk saat ini.

"Aku antar kau keluar, ayo."

KyuHyun memberi isyarat agar YooHyun segera keluar dari kamarnya, dan gadis itu berjalan tepat di samping KyuHyun untuk menuju pintu. Itu membuat KyuHyun bisa memandangi YooHyun dari jarak yang sangat dekat dan dia semakin terpesona. Saat mereka berjalan beriringan tidak sengaja tangan mereka yang berayun saling menempel bertabrakan, gadis itu akhirnya membiarkan KyuHyun berjalan di depannya dengan perlahan.

KyuHyun menahan nafas, sentuhan sekecil itu bahkan berpengaruh besar terhadap tubuhnya. Ia ingin sekali memeluk YooHyun, tapi tidak bisa. Menyadari kalau YooHyun sudah berada di dalam kamarnya membuat KyuHyun memejamkan matanya dan mengerang. Secepat mungkin dia sadar dan menghentikan langkahnya tepat di depan pintu, ia juga menyadari kalau YooHyun bergerak maju dan memandanginya cemas.

"KyuHyun apa kau sakit?" tanya YooHyun ingin tau. Gadis itu mungkin mendengar erangan KyuHyun tadi.

"Ya, perutku sedikit sakit. Mungkin karena kau terlambat membawakanku sarapan! Cepatlah keluar dari kamarku, kau harus berangkat sekolah."

"Baiklah, tapi apa kau membutuhkan obat?"

KyuHyun menggeleng. "Tidak perlu! cepat keluarlah!"

"Baiklah, aku pergi dulu." YooHyun memandang KyuHyun sekali lagi sebelum ia menekan knop pintu dan keluar dari kamar yang nyaman itu. Tapi nampaknya pria itu sudah tidak kesakitan lagi, dan YooHyun memutuskan untuk keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan perlahan.

****

KyuHyun duduk di ranjang sambil memejamkan matanya. Pagi-pagi sekali gadis itu sudah membuat tubuhnya sakit dimana-mana, pengaruhnya sungguh besar ternyata. Tadi ia bahkan lepas kendali dan mengusir gadis itu dari kamarnya, kejantanannya dengan cepat menegang karena tangannya yang bersentuhan dengan tangan YooHyun, dan saat KyuHyun mengerang YooHyun mengira bahwa KyuHyun sedang kesakitan karena sakit perut.

Entah sampai kapan ia harus bertahan dengan semua siksaan ini. Lama-kelamaan KyuHyun akan meledak jika terus menahannya. Gadis itu sepertinya bukan gadis biasa, belum pernah setelah 4 tahun lamanya KyuHyun jatuh cinta dan menginginkan seorang gadis sampai segila ini. Sejak cintanya hilang KyuHyun tidak pernah lagi merasakan jatuh cinta, tidak sebelum ia melihat YooHyun. Gadis kecil yang membuatnya tergila-gila sampai seperti ini.

"Tuan KyuHyun, ada tamu yang sedang mengamuk di depan rumah!"

Pembantu rumah tangganya berteriak gelisah di luar kamar. KyuHyun segera bangkit dan berjalan untuk membuka pintu, kenapa pagi-pagi seperti ini sudah ribut. "Ada apa bi? kenapa ribut sekali!"

"Tuan, ada sepasang suami istri dan anak gadis mereka yang sedang marah-marah di luar. Mereka mencari tuan muda EunHyuk!"

KyuHyun mengusap wajahnya dengan malas, firasatnya tidak baik pada tamunya kali ini. Sesuatu yang buruk pasti sudah terjadi, dan entah kekacauan apa lagi yang EunHyuk lakukan sekarang. "Aku akan menemui mereka."

****

YooHyun baru saja pulang dari sekolahnya dan hendak masuk ke dalam kamarnya karena kelelahan. Setelah ujian selesai YooHyun harus menyelesaikan beberapa tugas dari guru pembimbingnya dan mengikuti kelas tambahan di sekolah sampai sore, ia memang tidak terlalu cerdas. Karena itu YooHyun harus mengikuti banyak kelas khusus untuk membantunya mengejerjakan soal ujian. Tapi ketika ia melewati pintu kamar Lee bersaudara ia mendengar sebuah teriakan minta tolong, dan itu terdengar seperti suara EunHyuk. Tapi suara itu samar dan YooHyun harus melangkah masuk ke dalam kamar untuk memastikan suara itu.

"EunHyuk.." panggil YooHyun saat ia masuk ke dalam kamar itu. Tidak ada siapa-siapa, tapi kamar itu sangat berantakan.

"YooHyun, kau kah itu? Hei, tolong aku.."

YooHyun menoleh cepat ke arah kamar mandi saat suara Eunhyuk semakin terdengar jelas di sana. "EunHyuk, apa yang kau lakukan di dalam?" tanya YooHyun bingung.

"Ayah mengurungku di sini, bisakah kau keluarkan aku dari sini? aku berteriak sejak tadi tapi tidak ada yang mendengarku, aku kedinginan."

"Astaga? KyuHyun..maksudku paman KyuHyun, kenapa dia sampai mengurungmu seperti ini?"

"Ceritanya sangat panjang, kumohon bantulah aku. Hanya ayah yang memiliki kuncinya, mintalah pada dia agar mengeluarkanku dari sini."

"Baiklah. Kau tunggu yah, aku akan menemui paman KyuHyun setelah berganti pakaian."

YooHyun segera keluar dari kamar EunHyuk untuk menuju kamarnya. Ia tidak mungkin terus memakai seragam sekolah seharian penuh, semoga saja EunHyuk masih bisa bertahan sampai ia berhasil menemui KyuHyun. Jujur saja ia tidak tega mendengar suara EunHyuk yang serak, pria itu sepertinya sudah terkurung lama di dalam sana. Kenapa KyuHyun tega sekali pada putranya sendiri.

****

"Cho KyuHyun, kau yang mengunci EunHyuk di kamar mandi?" YooHyun masuk begitu saja ke dalam kamar KyuHyun karena ia benar-benar sangat mengkhawatirkan keadaan EunHyuk yang di kunci di dalam kamar mandi oleh ayahnya sendiri.

Pria itu berbaring di ranjangnya dengan lengan kanannya yang menutupi mata. Menyadari YooHyun masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu KyuHyun langsung bangkit dan menatap gadis itu tajam. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki kamar orang?" suara KyuHyun rendah.

"Bagaimana bisa kau mengunci putramu sendiri di kamar mandi?" YooHyun berjalan mendekati ranjang, tapi ia cukup tau diri dengan menjaga jarak dari KyuHyun.

Pria itu mendesah."Kau tau? dia menghamili teman satu kampusnya dan orangtua gadis itu meminta pertanggung jawabannya! aku menyayangi anakku dan tidak akan membiarkannya menikah di usia muda. Kau tau berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk menyelamatkan putraku dari amukan suami istri itu? 300 Juta! itu tidak sedikit YooHyun, dan kurungan 24 jam di dalam kamar mandi itu sangat pantas untuknya agar dia tau bagaimana seharusnya bertindak." KyuHyun menjelaskan dengan sangat detail. Ini untuk pertama kalinya ia menghukum putranya sendiri, dan alasan yang ia berikan tadi sebenarnya hanya sebuah kerikil kecil bagi KyuHyun, ia sama sekali tidak keberatan EunHyuk melakukan itu. Tapi dengan cara seperti itu lah YooHyun akan datang padanya, dan hasilnya sudah terbukti dengan gadis itu yang sudah berdiri kaku di hadapan KyuHyun dengan baju piayama biru muda yang cukup tipis.

"Tapi tidak dengan cara seperti itu kau menghukumnya, bagaimana kalau dia lapar dan kedinginan? lalu.." Ucapan YooHyun menggantung ketika KyuHyun berjalan cepat menuju kamar mandi lalu mengunci pintu dari dalam.

YooHyun berjalan cepat mendekat ke arah pintu kamar mandi yang terkunci itu, lalu mendesah kesal. "Ya! kau ayah yang sangat kejam, Kyu..kau tidak mau memaafkan EunHyuk?" YooHyun berbicara kencang di depan pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar KyuHyun. Tidak ada suara balasan dari dalam sana, dan YooHyun mendesah hebat karena itu.

"Kau harus memaafkan EunHyuk dan mengeluarkannya dari dalam kamar mandi.." Pinta YooHyun tapi tetap di abaikan oleh KyuHyun.

"Buka pintunya, kau harus bicara denganku! Cho KyuHyun bukan pintunya..Kau tidak mau membuka pintu huh? Ku bilang buka pintunya. Buka.."

Dan entah bagaimana pintu kamar mandi itu terbuka secara tiba-tiba, membuat wajah KyuHyun begitu sangat dekat dengan wajahnya karena pria itu mencondongkan wajahnya dan menatap YooHyun seolah menyuruh gadis itu untuk berhenti berbicara. Sedangkan tangan kirinya memegangi gagang pintu kamar mandi dan menahannya agar tidak terbuka secara keseluruhan.

YooHyun segera menjauhkan wajahnya dan berpaling ke samping sambil menahan nafas. "Kenapa membuka pintu secara tiba-tiba?" protes YooHyun dengan suara yang sangat gugup.

"Kau yang menyuruhku untuk membukanya!" balas KyuHyun santai.

"Lupakan! Kau harus membebaskan EunHyuk sekarang juga, kau sudah mengurungnya sejak siang tadi. Apa kau tidak kasihan padanya?"

"Aku tidak akan melepaskannya sebelum moodku kembali baik."

"Lalu kapan moodmu akan baik?"

"Setelah aku bersenang-senang tentunya!" KyuHyun menyeringai. "Aku akan membebaskannya jika kau mau menemaniku bersenang-senang malam ini. Bagaimana, YooHyun?"

YooHyun mundur selangkah, menemani KyuHyun bersenang-senang! bagaimana mungkin, itu sangat tidak mungkin dan YooHyun tidak akan membiarkan pria itu menyentuhnya. Tapi bagaimana dengan nasib EunHyuk? pria itu meninggalkan makan siang dan makan malamnya, dia pasti sangat kelaparan dan kedinginan. YooHyun sungguh tidak tega mendengar suara memohonnya EunHyuk, dan bodohnya DongHae malah memutuskan untuk tidak pulang malam ini karena menghadiri pesta ulang tahun teman SMA-nya.

KyuHyun menarik nafas saat YooHyun hanya membungkam mulutnya di tempatnya berdiri saat ini. "Keluar dari kamarku! Aku akan mengeluarkan anak itu besok setelah sarapan!" KyuHyun menarik lengan YooHyun dan menyeret gadis itu agar keluar dari kamarnya. Tapi YooHyun tiba-tiba balik menggenggam lengan KyuHyun di sisi lain dan bersikeras tidak mau di keluarkan dari kamar super mewah itu.

"Aku akan menemanimu bersenang-senang malam ini, tapi kumohon keluarkan EunHyuk sekarang juga!" YooHyun menatap KyuHyun dengan penuh harapan dan belas kasih, tapi pria itu lagi-lagi hanya menyeringai padanya.

"Jika kau berhasil membuat mood-ku baik, maka aku akan mengeluarkan anak itu. Jadi itu tergantung dengan dirimu, gadis kecil."

"Ya, ya. Jadi bagaimana aku bisa membuat moodmu bagus?"

KyuHyun tertawa dan berjalan cepat ke arah pintu lalu menutupnya dengan rapat. Kemudian ia menarik tirai-tirai kelambu yang memutari ranjang King Size-nya dan kemudian duduk di pinggir ranjang sambil tersenyum penuh kemenangan. "Duduk di rsampingku!" perintahnya. Dan gadis itu menurut.

"Kau pernah berciuman?"

YooHyun mengangguk. "Ya." katanya dengan nada yang lantang. "Dengan ayahku, dia selalu menciumku ketika aku membuat sebuah hal yang manis yang membuatnya senang."

KyuHyun memutar matanya dan tersenyum lagi. "Bukan itu maksudku sayang! Berciuman bibir dengan kekasihmu. kau pernah melakukannya?"

"Tidak, aku tidak pernah memiliki kekasih! ayahku selalu mengganggu semua pria yang mencoba dekat denganku, dan aku di larang keras berpacaran hingga usiaku genap 20 tahun."

"Ayahmu jahat sekali! Tubuhmu sangat indah YooHyun, tapi aku senang karena belum ada satu pria pun yang pernah mencoba tubuh itu. Dan aku akan menjadi pria pertama yang akan mencobanya." Ada sebuah senyuman di suaranya yang berat.

"Kau ingin meniduri keponakanmu sendiri? astaga!"

"Bukankah kau yang setuju untuk menemaniku bersenang-senang malam ini, dan itu lah yang ku sebut dengan bersenang-senang. Bercinta dan memuaskanku!"

"Tapi ayah akan marah.."

"Sssttt.." KyuHyun menyentuh bibir merah muda itu dengan jari telunjuknya. "Jangan bergerak dan jangan berteriak."suaranya berbisik, dan tanpa aba-aba KyuHyun langsung menghujami bibir YooHyun dengan ciuman yang bertubi-tubi namun tidak kasar. KyuHyun sadar dengan siapa dia bermain-main, bukan dengan wanita pekerja seks yang bisa memuaskannya, bukan juga gadis-gadis cantik yang tergila-gila padanya dan akan melakukan apapun yang KyuHyun inginkan. Ini adalah Kim YooHyun, gadis berusia delapan belas tahun yang berpacaranpun saja ia belum pernah, alangkah indahnya jika KyuHyun memberikan kesan ciuman pertama yang sangat lembut dan nikmat. Gadis kecil itu tidak akan melupakannya sampai kapanpun.

"Paman kau seharusnya tidak melakukan ini padaku.." YooHyun mengeluh saat KyuHyun melepaskan ciuman lembutnya. YooHyun ingin sekali bicara dan menegaskan bahwa mereka tidak boleh melakukan hal yang tidak seharusnya di lakukan seorang paman dan keponakannya.

"Baiklah, tidak malam ini. Tapi aku ingin kau menemaniku di sini,"

YooHyun menggigit bibir bawahnya, yang tadi itu benar-benar sensasi baru untuk YooHyun. Ciuman KyuHyun sangat lembut dan memabukan, dan hebatnya lagi itu adalah ciuman pertamanya. "Bolehkah aku bertanya?" YooHyun memberanikan dirinya lagi untuk menatap KyuHyun yang masih sibuk memandangi wajahnya.

"Apa?"

"Kenapa kau menikahi bibi Lee Hani? padahal saat itu bibi sedang sakit keras, dan bahkan usianya hampir sama dengan usia ayahku. Dan kau juga tidak menikah lagi setelah bibi meninggal?"

KyuHyun menaikan kakinya ke atas ranjang lalu duduk bersilah berhadapan dengan YooHyun. "Hani adalah teman kecilku, dia jauh lebih tua 12 tahun denganku tapi aku tetap menganggapnya sebagai teman kecilku. Dulu aku adalah anak yang pendiam ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, Hani adalah siswi SMP dan kebetulan sekolahnya terletak di samping sekolahku. Empat pria berseragam SMP menjegatku saat aku pulang sekolah, mereka meminta uang padaku karena mereka mengira aku adalah anak orang kaya. Tapi Hani datang dan menolongku, wanita itu bilang kalau dia akan berteriak jika pria-pria itu tetap menggangguku. Sejak saat itu aku mulai bicara padanya dan kami berteman, dia sudah seperti kakak bagiku. Dan kami berpisah ketika Hani lulus SMP, dia bilang akan melanjutkan studinya di Jepang. Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya, lama sekali! Hingga suatu hari aku menemukannya di sebuah rumah sakit di Seoul karena saat itu aku baru selesai memeriksakan kesehatanku. Hani begitu pucat dan aku tau dia adalah Hani, aku mengenali bola mata hijaunya yang unik dan aku tidak akan pernah lupa dengan sebuah tato salib kecil di leher sebelah kirinya. Aku memberanikan diri untuk menyapanya dan memanggilnya dengan sebutan 'Nuna' dan dia langsung mengenaliku, setelah pertemuan kami di rumah sakit dia memintaku untuk datang lagi menemuinya. Dan saat itu juga dia meminta sebuah permohonan padaku agar menjaga kedua putranya yang beranjak dewasa, saat itu Hani tidak memintaku untuk menikahinya. Tapi aku merasa bahwa aku harus menjadi bagian yang penting dalam hidup Hani agar aku bisa menjalankan semua keinginannya dengan baik, menjaga kedua putranya dan menjadi sosok ayah baru untuk si kembar DongHae dan EunHyuk."

YooHyun sibuk memandangi wajah tampan KyuHyun dan menjadi pendengar yang baik. Ia sangat terkesan mendengar cerita KyuHyun, dia ternyata pria yang sangat baik dan tau balas budi. Tapi kenapa? kenapa dia memilih untuk menjalani hidupnya yang seperti ini, dia masih muda dan bisa mencari wanita lain. Lalu menikah, dan si kembar Lee tetap menjadi tanggungnnya.

"Kenapa kau tidak menikah lagi?"

KyuHyun tertawa kecil. "Untuk apa menikah? aku sudah memiliki dua anak, kebutuhan birahiku bisa aku dapatkan di mana saja dan dengan wanita mana saja. Menikah hanya membuang-buang banyak waktu, tidak ada cinta yang selamanya! Semuanya hanya kepalsuan, dan aku tidak membutuhkan cinta seperti itu. Jadi aku memutuskan untuk tidak jatuh cinta pada wanita manapun setelah kegagalan pernikahanku tempo dulu."

YooHyun tersentak tidak percaya. "Jadi kau pernah menikah?"

"Ya. Ketika usiaku 24 tahun, tapi tidak bertahan lama."

"Wanita itu meninggalkanmu? Kau mencintainya?"

"Jika aku tidak mencintainya dia tidak akan menjadi istriku! Tidak, dia merelakan diriku dan meninggalkanku."

"Kenapa?"

"Ingin tau, YooHyun? nampaknya kau tertarik sekali denganku!" pria itu menyeringai senang. Dan itu berhasil membuat kesadaran YooHyun pulih, ia mengingat apa tujuan utamanya datang ke kamar KyuHyun malam-malam begini.

"Astaga, aku lupa! Kau harus mengeluarkan EunHyuk sekarang juga,"

YooHyun bangun dan berdiri tepat di hadapan KyuHyun yang masih duduk bersila di tepi ranjangnya. Terlalu terhanyut dengan pesona KyuHyun membuatnya lupa dengan tujuan utamanya menyenangkan KyuHyun, dan dia menyesal karena sudah melupakan EunHyuk.

"Kalau kau tidak mau turun kau bisa berikan kuncinya padaku.." ucapan YooHyun menggantung saat pinggangnya di tarik tiba-tiba oleh lengan kanan KyuHyun, dan kini tubuhnya berada dalam pelukan pria itu. Kepala KyuHyun bersandar di dadanya, ia bisa mendengar tawa licik KyuHyun yang menyadari bahwa YooHyun menahan nafas saat KyuHyun melakukan hal itu tanpa di duga-duga.

"Paman.."

"KyuHyun!" sahut KyuHyun mengoreksi.

"Apa yang kau lakukan, KyuHyun?" suara YooHyun bergetar, pria itu bernafas di atas dadanya dan itu benar-benar membuat YooHyun malu setengah mati. "Cho KyuHyun!" suaranya terdengar lirih.

"YooHyun, kau tidak memakai bra?" KyuHyun mendongakan wajahnya menatap YooHyun dari bawah, tapi ada senyuman senang di raut wajah tampannya. Sontak membuat YooHyun menjauhkan tubuhnya dari KyuHyun, ia bahkan sempat mendorong kepala KyuHyun dengan jari telunjuknya saat pria itu menyeringai di atas dadanya.

"Ha Yi merekomendasikan hal itu padaku minggu lalu, katanya itu bagus untuk kesehatanku. Jadi aku selalu melepasnya ketika malam hari menjelang tidur." betapa polosnya jawaban itu bagi KyuHyun, tapi ia mengakui bahwa ukuran dada YooHyun memang tidak terlalu kecil dan sangat pas untuk di genggamnya. Jadi benda itu memang harus selalu di jaga dan di rawat dengan baik, karena KyuHyun akan selalu mengharapkannya sepanjang hari.

"Untuk pertama kalinya aku menyetujui rekomendasi dari Ibu barumu itu. Aku senang melihat kau tidak memakai bara, tapi aku akan lebih senang lagi jika kau melepas piyama kekanakanmu itu dan telanjang di depanku."

Kali ini YooHyun yang menyeringai tajam. "Jangan banyak berharap, paman."

"Sudah ku bilang panggil aku KyuHyun. Aku benci jika kau memanggilku dengan sebutan paman,"

"Baiklah, baiklah. Sekarang yang terpenting kau harus mengeluarkan EunHyuk dari kamar mandi,"

"Kalau aku tidak mau bagaimana? kau bahkan tidak menyenangkanku malam ini,"

YooHyun melotot, terlihat sangat kesal. "Aku sudah merelakan ciuman pertamaku untukmu, membiarkanmu menyentuhku, dan kau bilang aku tidak menyenangkanmu! kau menyebalkan!"

"Jika kau mau berbaring di atas ranjangku dengan senang hati malam ini, baru aku bisa mengatakan bahwa kau menyenangkanku malam ini."

"Tidak akan!"

YooHyun cemberut lalu berjalan cepat untuk keluar dari kamar KyuHyun, ia tidak perduli lagi dengan EunHyuk saat ini karena pria itu memang sebenarnya pantas untuk di hukum. Ia benar-benar malu sekarang, terlebih lagi pada KyuHyun. YooHyun bahkan sudah tidak sanggup lagi jika harus bertatapan wajah dengan pria itu, ia menyesal mengatakan bahwa ia mau menyenangkan KyuHyun dan berakhir dengan dadanya yang bergetar tidak karuan setelahnya, jantungnya yang berdetak sangat kencang menandakan bahwa seorang KyuHyun sangatlah berbahaya untuknya. YooHyun bisa saja memberikan apapun yang pria itu mau ketika KyuHyun memperlakukannya seperti tadi.

****

"EunHyuk-ah, kau baik-baik saja?"

KyuHyun mengetuk pintu kamar mandi yang berada di kamar EunHyuk sebelum ia membukanya dan membebaskan EunHyuk dari dalam sana.

"Ayah.." panggil EunHyuk memastikan. Dan sebuah senyuman mengembang di sudut bibir KyuHyun, putranya ternyata baik-baik saja di dalam sana. "Ayah kau masih marah padaku? aku minta maaf ayah, aku tidak tahan lagi berada di sini.."

Pintu terbuka begitu lebar dan KyuHyun langsung menarik EunHyuk keluar dari kamar mandi. "Kau baik-baik saja?" Ia tersenyum saat EunHyuk mengangguk heran. KyuHyun akan menanggung dosanya karena telah memperlakukan EunHyuk seperti ini, tapi ia sangat berterimakasi pada EunHyuk karena berkat dia semua rencana KyuHyun berjalan dengan lancar malam ini.

"Ayah aku minta maaf atas,,"

"Sudahlah, ayah sama sekali tidak masalah dengan itu." sahut KyuHyun cepat memotong perkataan EunHyuk. "Ayah ingin berterimakasi padamu, kau membantu ayah begitu banyak. Jadi, katakan apa yang kau inginkan EunHyuk-ah?"

EunHyuk melongo, ia tidak salah dengarkan? KyuHyun menyuruhnya untuk meminta sebuah permintaan. Bukankah seharusnya ia marah pada EunHyuk, biar bagaimanapun KyuHyun sudah mengeluarkan uang ratusan juta untuk menutupi kebusukan EunHyuk. Ia bahkan harus rela di caci maki oleh orangtua yang datang pagi tadi untuk meminta pertanggung jawaban EunHyuk yang membuat putri mereka hamil. Tapi kenapa ia malah berterimakasi dan memasang wajah yang begitu senang malam ini.

"Ayah, kau seharusnya marah padaku kan?"

"Ayah tidak pernah bisa marah padamu, EunHyuk."

"Lalu kenapa ayah mengurungku di kamar mandi selama berjam-jam?"

"Karena itu ayah berterimakasi padamu, nak.. Jadi, katakan saja kau menginginkan apa sekarang? ayah akan mengabulkannya untukmu."

"Benarkah ayah?"

"Tentu saja! pernahkah aku berbohong selama ini?"

EunHyuk menggeleng cepat, KyuHyun memang ayah terbaik yang mereka miliki selama ini. "Tidak ayah.. Bagaimana jika aku meminta sebuah Black Audi R8?" EunHyuk mengecilkan suaranya takut jika-jika KyuHyun marah dengan permintaan gilanya itu. Tentu saja karena harga Audi R8 itu lima kali lipat lebih mahal dari uang yang KyuHyun keluarkan untuk membayar keluarga yang menuntut pertanggung jawaban EunHyuk tadi pagi.

"Baiklah, ayah pastikan besok pagi kau sudah bisa melihat mobil barumu terparkir di depan rumah kita. Ah, kau belum makan sejak siang tadi kan? makanlah sana, setelah itu tidur dan jangan menunggu DongHae pulang."

"Oh ayah, aku sangat mencintaimu!" EunHyuk tersenyum senang dan sudah melebarkan kedua tangannya untuk memeluk KyuHyun, tapi langsung di sambut sebuah jitakan di kepalanya.

"Tubuhmu sudah bersatu dengan kuman-kuman kamar mandi, jangan berani menyentuhku!"

"Maafkan aku ayah. Tapi kau harus tau bahwa aku sangat mencintaimu,"

"Ya ya! aku tau! Mandi sana, dan jangan lupa makan. Ayah akan kembali ke kamar."

"Baik yah."

****

Ke esokan harinya. YooHyun dan EunHyuk sarapan bersama di meja makan, DongHae tidak pulang dan KyuHyun memang tidak terbiasa makan di meja makan. Setiap pagi bibi selalu membawa makanan ke kamar KyuHyun.

"YooHyun-ah, semalam kau yang membujuk ayah untuk mengeluarkanku dari kamar mandi?"

YooHyun mengangkat wajahnya ke depan untuk memandangi EunHyuk. "Iya." jawabnya singkat. dalam hati YooHyun merasa senang karena KyuHyun menepati janjinya untuk mengeluarkan EunHyuk. Tidak sia-sia apa yang sudah ia lakukan semalam demi EunHyuk. "Tapi apa benar kau menghamili teman satu kampusmu?"

"Wanita itu sangat menyukaiku, dia bilang akan melakukan apa saja untukku. Dia bahkan yang meminta untuk ku tiduri, tapi dia malah melakukan hal memalukan dan membuat ayahku susah. Wanita memang sulit sekali di pahami."

YooHyun mendecak pelan. "Seharusnya kau bertanggung jawab EunHyuk. Bayi yang di kandungnya adalah anakmu!"

"YooHyun aku masih semester4 dan sangat muda, kau fikir aku mau menikah muda dan meninggalkan semua kesenanganku selama ini. Ah, aku bersyukur karena KyuHyun lah yang menjadi ayahku! Dia tidak marah dan membelaku habis-habisan, kau tau? dia adalah ayah terhebat di dunia ini."

YooHyun tidak menyahut, dia hanya kembali serius dengan sarapannya dan menyendokan nasi terakhir ke mulutnya. Mendengar nama KyuHyun ia menjadi sangat malu sekarang. "Kenapa DongHae belum pulang juga?" tanyanya dengan mulut penuh.

"Ini masih jam setengah delapan, dia pasti masih tidur! Dia biasanya akan pulang jam 10 siang."

"Begitu.. Baiklah, aku harus segera ke sekolah."

"YooHyun, biar aku yang mengantarmu ke sekolah hari ini."

"Kau tidak ke kampus?"

"Kau fikir aku akan ke kampus setelah kejadian kemarin!"

"Baiklah. Ayo, nanti aku bisa terlambat."

Mereka baru saja hendak bengkit dari meja makan, tapi tertahan saat pria berseragam rapih berdiri di ambang pintu sambil tersenyum ramah. EunHyuk dan YooHyun berjalan mendekati pria itu, sepertinya orang asing.

"Aku datang untuk mengantarkan Black Audi R8 milik tuan Lee EunHyuk. Semalam tuan KyuHyun memesan secara esklusif pada deler kami. Silahkan keluar tuan, mobilnya sudah terparkir di depan halaman rumah anda."

Senyum ceriah mengembang di sudut bibir EunHyuk, pria itu langsung berhambur ke arah luar dan berteriak senang saat mobil impiannya sudah benar-benar ada di depan matanya. Ia tidak menyangka ucapan ayahnya benar-benar terbukti, pagi-pagi sekali ia sudah bisa melihat mobil barunya terparkir cantik di halaman rumahnya.

"Tuan KyuHyun!"

YooHyun menoleh ke belakang saat pria berseragam rapih itu membungkuk hormat sambil menyebut nama KyuHyun. Dan hebatnya, ia terpesona akan ketampanan KyuHyun pagi ini. Pria itu sudah sangat rapih dengan kemeja abu-abu dan dasi hitamnya, dia bahkan sangat harum dan membuat YooHyun tidak bisa menikmati oksigen di sekitarnya.

"Bagaimana dengan mobilnya?" tanya KyuHyun tegas ketika ia sudah berdiri di samping YooHyun.

"Sangat bagus tuan, semua sudah di cek dan mobil sudah siap untuk di pakai."

"Bagus! bagaimana dengan mobil satunya milik putraku?"

"Akan segera di kirim nanti sore tuan."

KyuHyun tersenyum begitu sangat tampan. Ia mengeluarkan sebuah cek dari dompetnya dan memberikannya pada pria itu, lalu menyuruhnya untuk segera pergi. Setelah pria itu pergi KyuHyun berjalan satu langkah di depan YooHyun, lalu berbalik badan untuk berhadapan dengan gadis itu.

"Biar ku antar kau ke sekolah hari ini."ucapnya.

"EunHyuk akan mengantarku hari ini."

"Aku yang akan mengantarmu!"

Pria itu menarik pergelangan tangan kanan YooHyun dan menuntunnya keluar. Membuat YooHyun memasang wajah musamnya, ia mungkin harus terbiasa dengan sifat pemaksa dan suka memerintah KyuHyun. "Kau selalu seperti ini!"

KyuHyun hanya menyeringai tajam, dan menatap EunHyuk yang masih terpesona dengan Audi baru berwarna hitam miliknya. "EunHyuk-ah, ayah akan mengantar YooHyun ke sekolah. Nikmati Audi barumu!"

Saat EunHyuk mengagguk pelan, KyuHyun membuka pintu mobil miliknya untuk YooHyun dan menyuruhnya masuk. Pria itu seolah-olah bisa membuat siapapun tidak mampu menolak perkataannya.

"Ah, aku lupa mengucapkan selamat pagi padamu. Selamat pagi YooHyun,"

YooHyun menunduk malu saat KyuHyun dengan suara seraknya menyapa dengan sangat ramah. Pria itu terlihat sangat senang pagi ini, berbeda dengan YooHyun yang hanya terdiam kaku sejak tadi. Tidak berani menatap KyuHyun, apa lagi berbicara padanya.

"Kau kenapa? masih mengingat kejadian semalam?"

YooHyun menoleh cepat ke arah KyuHyun yang sudah menjalankan mobilnya dengaan kecepatan sedang. "Aku baik-baik saja!" ujarnya berbohong.

"Kau malu?"

"Tidak!"

"Jujur saja."

"Ya, aku malu sekali memang. Kau menciumku bahkan menyentuh payudaraku, kau fikir aku tidak malu? dan sekarang kau malah terlihat biasa-biasa saja seperti ini."

KyuHyun tertawa terbahak-bahak seolah mengejek YooHyun. "Tapi kau menyukainya kan?"

"Tentu saja tidak!"

"Jangan berbohong, gadis kecil."

"Aku tidak pernah berbohong!"

"Jika semalam kau tidak pergi, mungkin aku akan memberikanmu malam yang paling indah dalam hidupmu. Sayang sekali kau pergi dan melewatkan malam indah itu!"

YooHyun berdehem pelan, kedua matanya sibuk memandang pemandangan jalanan yang tidak terlalu ramai dengan kendaran. "Kau membelikan EunHyuk dan DongHae mobil baru. Kenapa? bukankah seharusnya kau masih marah pada EunHyuk, kenapa kau malah memberikannya mobil baru?"

KyuHyun mendecak sebal lalu melirik ke arah YooHyun sebentar. "Kau sedang mengalihkan pembicaraan, gadis kecil. " ucapnya sambil berbisik.

"Aku hanya ingin tau saja. Kalu tidak mau jawab ya sudah!"

Kali ini KyuHyun menyerah dan tesneyum manis di kemudinya. "Siapa yang bilang aku marah pada EunHyuk? aku tidak pernah bisa marah pada putra-putraku."

"Lalu kenapa kau mengurungnya di kamar mandi kemarin?"

"Untuk memancingmu datang padaku!"

"APA?"

"Kau datang padaku kan semalam, dan aku sudah berhasil mendapatkan apa yang ku mau darimu. Dan sebentar lagi, kau akan menjadi milikku Kim YooHyun!"

****

Continue Reading

You'll Also Like

1M 48.7K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
184 63 12
Kisah lanjutan dari cerita wattpad The Perfect Man 3
57.6K 2.2K 15
[Teen Fiction] Ganteng. Sex appeal menggoda. Jago main basket. Cerdas. Empat hal yang membuat Agesa menjadi salah satu most wanted SMA Nusa Garuda. D...
379K 29.4K 22
Terlahir sebagai anak kembar bukanlah hal yg diinginkan Pingkan, gadis cantik, pintar, modis, dan juga populer. Cita-citanya menjadi seorang model da...