Bab 2

12.1K 547 21
                                    

Pagi-pagi sekali YooHyun sudah menyiapkan sarapan untuk KyuHyun, karena pria itu yang memintanya sendiri kemarin malam. Jadi sebelum berangkat ke sekolah, YooHyun menyempatkan diri berjalan ke kamar KyuHyun dan berakhir dengan dia berdiri kaku di depan pintu besi itu. Dia ragu untuk mengetuk pintu, takut melihat wajah KyuHyun, dan kikuk dengan perasaannya. Apa KyuHyun sudah bangun? tapi tidak terdengar suara sedikitpun dari depan sini dan YooHyun sudah menghitung berapa lama ia berdiri di sana tanpa kepastian, cukup lama bahkan makanan yang ia bawa di nampan besar itu mungkin sudah dingin.

YooHyun menghela nafas panjang sebelum ia memberanikan diri mengetuk pintu. Jika ia terus berdiri di depan kamar KyuHyun seperti orang bodoh, dia akan terlambat masuk ke sekolah dan ujiannya akan menjadi kacau. "Paman, aku membawa sarapan untukmu." suara YooHyun terdengar sopan namun cukup lantang.

"Masuklah."

Itu suara KyuHyun, ternyata pria itu sudah bangun. Dan YooHyun segera membuka pintu kamar KyuHyun lalu masuk dengan membawa nampan besar yang sudah ia bawa sejak tadi. Gadis itu sedikit terkejut saat memasuki kamar KyuHyun, sangat besar dan tidak terlalu banyak barang-barang. Ranjang King Size nya tertutup tira-tirai kelambu berwarna putih yang sedikit transparan di setiap sudut, terlihat sangat nyaman jika tidur di sana. Ada tiga pintu di dalam kamar KyuHyun dan YooHyun tidak ingin tau ruangan apa yang ada di dalam kamar KyuHyun yang super besar dan mewah ini. Dia hanya mengangguk-ngangguk tidak jelas, jadi begininilah kamar seorang duda tampan yang kaya raya.

"Kenapa lama sekali? aku sudah menunggumu sejak tadi!"

KyuHyun berujar kesal dan mengambil alih nampan yang YooHyun bawa dan meletakannya di meja. Ia memperhatikan penampilan YooHyun yang memakai seragam sekolahnya, kemeja berwarna putih dengan corak kehitaman terlihat sangat pas di tubuhnya yang langsing, rok rampel berwarna merah gelap yang YooHyun kenakan tampaknya harus sedikit di pendekan. Karena gadis itu memakai roknya sebatas lutut dan KyuHyun tidak suka melihatnya.

"Naikan rokmu, kau terlihat seperti anak yang culun!" perintah KyuHyun terang-terangan membuat YooHyun menaikan alisnya bingung.

"Aku memang selalu seperti ini saat menggunakan seragam sekolah. Ayahku bilang ini sudah sangat rapih,"

"Oh ayahmu itu benar-benar membuat dirimu terlihat seperti gadis yang kekanakan!"

"Tapi aku merasa nyaman."

"Dengar YooHyun! usiamu sudah delapan belas tahun, dan kau harus merubah cara hidupmu. Aku akan membantumu Ok. Jadi sekarang aku minta naikan rokmu,"

Dan entah dorongan dari mana sehingga YooHyun menuruti keinginan KyuHyun dan dengan perlahan ia menaikan roknya hingga seatas lutut. "Seperti ini paman?" tanya YooHyun dengan wajah polosnya.

"Ya, lebih baik." KyuHyun tersenyum tipis, membuang muka dari pemandangan indah kaki jenjang YooHyun yang sangat menggiurkan. "Tolong panggil aku dengan sebutan KyuHyun saja! Ingatlah itu baik-baik gadis kecil!"

"Ya, maafkan aku."

"Kau mau berangkat ke sekolah?"

"Ya,"

"Sudah membawa baju renangmu?"

"Sudah paman, aku sudah menyiapkannya sejak tadi malam."

"KyuHyun, bukan paman!"

"Maafkan aku, KyuHyun."

Demi Tuhan cara gadis kecil ini menjawab setiap pertanyaannya membuat KyuHyun merasa sesak dan panas. Pagi-pagi sekali dan KyuHyun merasa ingin menarik gadis itu ke ranjangnya, bercinta dengannya dan membuka seragamnya. Khayalan yang sangat indah bukan. Oh tidak! tapi ini belum saatnya, ia harus menahan semua itu dulu dan bersikap baik layaknya seorang paman yang memperhatikan keponakannya. Harus seperti itu untuk saat ini.

Hit Me UpOù les histoires vivent. Découvrez maintenant