Alpha Centauri S2

By Centaurisitee

1.2K 165 207

Alpha centauri S2 bisa dibaca dulu S1 nya ( supaya paham dengan ceritanya) More

💌
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25

16

44 6 6
By Centaurisitee

Malam ini,Arkan langsung turun ke bawah untuk menemui teman-temannya setelah Luna tertidur.

" Luna udah gapapa?." Tanya Gabriel ketika Arkan datang.

" Gapapa aman,udah tidur."

" Syukurlah kalo gitu."

Arkan melihat Ravin yang sedari tadi menghindar dari pandangannya,ia benar-benar merasa bersalah dan tidak enak karena karena perlakuannya waktu itu.

" Vin." Panggil Arkan kepada Ravin.

" Gue?." - Marvin.

" Ravin." - Arkan.

" Ada apa Kan?." - Ravin.

" Gue mau minta maaf karena udah salah paham sampe mukulin lo." - Arkan.

" Iya gapapa gue udah tau cerita yang sebenernya,gue juga ngerti ko." - Ravin.

" Gue bener-bener minta maaf." - Arkan.

" Gapapa Kan gue udah maafin lo,gue juga pasti bakalan bertindak hal yang sama kalo jadi lo.Jadi gak usah difikirin lagi ini cuma salah paham." - Ravin.

" Thanks ya Vin,sekali lago sorry banget." Arkan menepuk pelan bahu Ravin.

" Iya Kan." - Ravin.

" Pelukan gak?." - Faras.

" Apa lo mau gue peluk?." - Arkan.

" Mau." - Faras.

" Ogah ah gak jadi." - Arkan.

" Php lo." Balas Faras yang diikuti tawaan teman-temannya.

" Permisii." Panggil seseorang dari luar.

" Eh siapa tuh?." - Azzam.

" Ini kayanya driver,tadi gue pesen makanan buat kita,gue kedepan dulu." Ucap Marvin dan langsung keluar untuk mengambil makanan pesanannya.

" Widihh pesta-pesta makanan nih." - Gabriel.

" Uhuyy." - Faras.

Setelah itu mereka menghabiskan waktu bersama seperti makan-makan,bermain gitar,bernyanyi,menceritakan hal-hal lucu dan jujur saja itu sangat berisik hingga membuat Sarah yang sedang belajar tidak fokus.

" Berisik banget dehh." Ucap Sarah yang kesal tetapi berusaha tetap fokus dengan belajar nya.

Keesokan harinya,Luna terbangun dari tidur nya dan ia terkejut ketika membuka mata yang terlihat adalah Sarah bukan Arkan.

" Loh ko kamu ada disini?." Tanya Luna yang bingung kepada Sarah yang sedang memainkan hp nya.

" Kenapa? Gak suka?."

" Engga bukan gitu cuma kaget aja,emangnya kak Arkan kemana?."

" Asal kak Luna tau suami kamu,pacar aku,sama temen-temennya berisik bangett."

" Emang nya kenapa?."

" Masa jam 1 malem mereka nyanyi-nyanyi sambil main gitar terus kan aku lagi belajar jadi gak fokus,terus aku keluar kamar mau ambil minum dan ternyata bau asep rokok banget akhirnya aku tidur disini."

" Kak Arkan nya kemana?."

" Ayo deh kak ikut aku,kamu harus liat sendiri." Sarah menarik tangan Luna pelan dan membantunya bangun untuk mengajak ke bawah.

" Tuh liat sendiri." Ucap Sarah ketika sudah berada di bawah bersama Luna.

Luna terkejut ketika melihat beberapa dari mereka tidur di atas sofa dan sisa nya di lantai.Terlihat banyak sampah bekas makanan,puntung rokok yang sudah berserakan,kemasan snack dan minuman kaleng,dan semuanya itu benar-benar berserakan yang membuat ruang tamu terlihat seperti kapal pecah.

" Pantesan aja gaada di kamar,ternyata tidur di lantai." Ucap Luna sembari menghela nafas nya.

" Marahin kak,bangunin semua nya jorok banget deh biar pada beresin sendiri." Ucap Sarah kepada Luna.

" Udah biarin aja jangan dibangunin kasian,kamu hari ini sekolah gak?."

" Sekolah."

" Yaudah siap-siap sana."

" Oke kak." Balas Sarah dan langsung segera bersiap-siap berangkat sekolah.

Setelah itu Luna membereskan dan membersihkan semua sampah yang berserakan disana,setelah selesai Luna langsung menyiapkan roti dan susu untuk mereka semua sarapan ketika bangun nanti.

" Kak Luna mau-mau nya beresin kaya gitu." Ucap Sarah yang kini sedang berada di ruang makan bersama Luna sembari memakan roti.

" Masa mau dibiarin?."

" Maksudnya biar mereka aja yang beresin sendiri,mana sarapannya udah disiapin gini lagi enak banget kaya ngurusin anak-anak aja."

" Gapapa Sar biarin aja kasian mereka kan sekarang udah jarang ngumpul-ngumpul kaya gitu,setiap hari pada kerja,kuliah dan sibuk sama urusannya masing-masing.Jadi maklumin aja oke? Biar mereka pada rehat juga dari kesibukkan nya."

" Iya deh." Balas Sarah yang membuat Luna terkekeh.

" Yaudah aku mau mandi dulu ya." Ucap Luna.

" Oke kak."

Sementara di ruang tamu,Faras yang tidur di sofa dengan kaki nya yang masih memakai kaos kaki itu mengenai hidung Marvin dan membuat Marvin merasa tidak nyaman hingga akhirnya bangun.

" Anjir kaos kaki lo bau Ras." Ucap Marvin sambil memukul pelan kaki Faras.

" Apaan sih gue masih ngantuk." Balas Faras yang masih memejamkan mata nya.

" Kaos kaki lo bau."

" Ya jangan dicium."

" Ah terserah lo lah." Ucap Marvin dan ia tersadar jika ruang tamunya sudah sangat bersih dan rapih.

" Bangun,bangun,bangun." Marvin membangunkan mereka satu per satu.

" Duh pengen ke air gue." Ucap Faras yang tiba-tiba bangun lalu berlari ke kamar mandi.

" Apaan si bangunin masih pagi." - Gabriel.

" Ini siapa yang beresin?." - Marvin.

" Beresin apaan?." Tanya Azzam sembari mengucek matanya pelan.

" Ini bekas semalem." - Marvin.

" Lah iya udah bersih sama rapih." - Azzam.

" Bangun oi bangun." Azzam membangunkan Arkan dan Ravin hingga mereka berdua pun bangun.

" Duh kaki gue kesemutan." Ucap Ravin.

" Badan gue sakit." Sambung Arkan sembari meregangkan otot nya.

" Eh itu udah ada sarapan di meja makan,buat siapa? Ada 6 roti sama 6 gelas susu." Ucap Faras yang baru selesai dari kamar mandi.

" Buat kalian kak,kak Luna yang siapin." Sambung Sarah yang menghampiri mereka.

" Yang beresin ini semua Luna juga?." - Gabriel.

" Iya,kasian tau ibu hamil beresin bekas makan kalian,mana banyak banget lagi sampah nya." - Sarah.

" Tau tuh gak langsung diberesin." - Faras.

" Sok iya lo." - Ravin.

" Yaudah pada sarapan,gue mau samperin Luna dulu." Ucap Arkan yang disetujui mereka.

Saat di kamar,Arkan melihat Luna yang sedang menghirup udara segar pagi hari di balkon kamar.

" Sayang." Panggil Arkan sembari memeluk Luna dari belakang dan membuat Luna sedikit terkejut.

" Ada apa kak?."

" Kamu baru selesai mandi ya?."

" Iya."

" Pantesan makin wangi." Ucap Arkan yang membuat Luna terkekeh.

" Oh iya maaf ya jadi kamu yang beresin ruang tamu."

" Gak papa."

" Kamu gak marah?."

" Kenapa aku harus marah?." Tanya Luna sembari membalikkan tubuh nya agar menatap Arkan.

" Karena kita jorok."

" Gapapa ko,badannya sakit ya? Kenapa tidur di lantai?."

" Iya nih semalem aku malah ketiduran jadi sakit semua."

" Mau aku pijitin?."

" Pijit plus-plus gak?."

" Engga." Balas Luna sembari mendorong pelan Arkan dan membuat Arkan terkekeh.

" Yaudah ah engga."

" Beneran?."

" Beneran,kamu kan udah cape masa sekarang mijitin aku."

" Kalo pijit nya plus-plus mau?."

" Mau."

" Hahaha tadi gamau karena kasian aku cape."

"  Biar cape nya sekalian."

" Nanti aja ya?."

" Malem?."

" Engga."

" Terus kapan?."

" Nanti pokonya."

" Malem aja,sayang."

" Engga ah."

" Kita kan udah gak ketemu 3 bulan kemarin."

" Yaudah iya nanti malem."

" Beneran gak?."

" Iya kalo inget."

" Harus inget,kalo lupa aku tagih." Ucap Arkan yang membuat Luna terkekeh.

" Iya,yudah sana sarapan dulu ya."

" Kamu udah?."

" Udah tadi sarapan sama Sarah."

" Oke deh kalo gitu." Balas Arkan sembari mencium pipi Luna dan setelah itu langsung turun ke bawah.

*****

Siang ini Arkan dan teman-temannya sedang berada di tempat perlengkapan bayi tanpa Luna,karena kebetulan mereka semua sedang tidak ada kerjaan jadi memutuskan untuk membeli perlengakapan bayi untuk anak Arkan dan Luna.Marvin,Azzam dan Faras membawa troli untuk memasukkan barang atau baju yang akan dibeli.

" Beli apa aja nih?." Tanya Marvin sembari mendorong troli nya.

" Bebas beli apa aja masukkin ke troli asalkan kepake." - Arkan.

" Anak lo cewe apa cowo?." - Ravin.

" Cowo dua-dua nya,jadi kalo beli apa-apa masukkin ke troli nya dua." Jawab Arkan yang membuat teman-temannya terkejut karena mereka belum mengetahui jika anak Arkan itu kembar dan berjenis kelamin laki-laki.

" Anjir gue salah denger apa engga?." - Faras.

" Beneran kak." - Azzam.

" Beneran dua?." - Ravin.

" Berarti kembar?." - Marvin.

" Anak lo kembar?." - Gabriel.

" Iya anak gue laki-laki,kembar." - Arkan.

" Buset." - Faras.

" Ko bisa?." - Ravin.

" Bisa lah,keren kan gue?." Ucap Arkan bangga sembari menaik turunkan alis nya.

" Hahaha beneran cowo ternyata." - Gabriel.

" Mana Langsung dua,lagi." - Marvin.

" Belum kebayang nanti anak nya kaya gimana." - Azzam.

" Oh jelas cakep lah,buatan gue sama Luna." - Arkan.

" Kayanya emang bakalan nurun bapak nya nanti inimah,jagain anak-anak lo semua sebelum dihajar anak si Arkan." Ucap Gabriel yang diikuti tawaan teman-temannya kecuali Arkan karena bingung maksud dari ucapan Gabriel.

" Yaudah ayo beli barang-barang nya." Ucap Arkan yang disetujui mereka.

Setelah itu mereka berpencar untuk mulai memasukkan barang-barang yang mau di beli kedalam troli,terkadang mereka tidak tahu kegunaannya tapi karena lucu mereka asal memasukkan saja kedalam troli.

Sementara di rumah,Luna jalan-jalan di sekitaran komplek.Ia melihat ada burung di dalam kandang yang di taruh di bawah karena mau di beri makan,melihat itu entah mengapa Luna ingin sekali melepaskan burungnya dan kebetulan pemilik burung itu sedang menhambil sesuatu di dalam rumah.

" Pengen banget lepasin burung nya deh." Batin Luna dan ia langsung membuka pintu kandang burung itu.

" Dadah burung." Ucap Luna lega ketika burung itu sudah terbang ke luar.

" Hei! Apa-apaan kamu ini hah?." Ucap pemilik burung itu yang baru datang.

" Waduh ketauan." Batin Luna yang merasa takut.

" Pak maaf ya."

" Enak saja minta maaf semudah itu,maksud kamu apa melepaskan burung saya begitu saja hah?."

" Kasian pak burung nya di dalem kandang."

" Kasian bagaimana? Saya mengurus nya dengan sangat baik."

" Tapi dia gak bisa terbang bebas."

" Saya membeli burung itu dengan harga yang mahal,apa kamu bisa menggantinya?."

" Maaf ya pak."

" Kamu istri nya Arkana kan?."

" Bukan ko pak bukan,saya bukan orang sini."

" Tidak usah bohong kamu,ayo kita samperin suami kamu di rumah."

" Pak jangan,saya mohon jangan,kak Arkan nya juga gaada di rumah."

" Nah ngaku juga kan kalo dia suami kamu,saya tidak mau tahu ayo ikut saya." Ucap pemilik burung itu sembari langsung menarik tangan Luna kasar.

" Duh gimana dong ini? Aku takut dimarahin kak Arkan." Batin Luna.

" Pak jangan tarik-tarik gini,sakit." Ucap Luna tapi pemilik burung itu tidak mendengarkan nya.

" Panggil suami kamu,suruh dia keluar." Ucap pemilik burung itu ketika sudah sampai di rumah.

" Suami saya gak ada di rumah pak."

" Kamu tidak usah bohong!." Bentak bapak itu dan tiba-tiba mobil Arkan dan teman-temannya datang.

" Tuh kan gak bohong,suami saya pergi,bapak pergi dulu aja ya? Nanti saya yang bilang." Ucap Luna yang semakin deg-deg an karena takut Arkan marah.

" Saya mau bicara dengan suami kamu."

" Jangan pak biar sama saya aja ya."

" Permisi ada apa ya?." Tanya Arkan yang keluar dari mobil dan menghampiri mereka.

" Yaudah lah kalo dimarahin gimana lagi,salah aku juga." Ucap Luna pasrah di dalam hati.

" Arkana,istri kamu ini melepaskan burung milik saya."

" Burung?."

" Iya,tadi saya tinggal ke dalam rumah untuk mengambil makanan burung nya,tapi saat kembali istri kamu sengaja melepaskan burung itu." Ucap pemilik burung yang membuat Arkan dan teman-temannya terkejut.

" Lun,kamu kenapa lepasin burung nya?." Tanya Arkan tapi Luna tidak menjawab.

" Saya tidak mau tahu,kalian harus mengganti rugi." Pinta pemilik burung itu.

" Saya harus ganti rugi berapa ya pak?." Tanya Arkan.

" 35 juta atau diganti dengan burung yang sama."

" Anjir burung doang 35 juta." Ucap Faras pelan kepada Ravin.

" Mahal banget buset." Balas Ravin pelan juga.

" Saya benar-benar minta maaf ya pak atas kesalahan istri saya,dan saya tidak mengerti atau mengetahui tentang burung jadi saya ganti dengan uang saja ya?."

" Baik kalo begitu."

" Tolong dimasukkan nomer rekingnya ya pak." Arkan memberikan hp kepada pemilik burung itu.

" Sudah saya masukkan." Balasnya dan Arkan langsung mentransfer uang ganti rugi nya.

" Mamah aku takut banget,kak Arkan bakalan marah besar gak ya?." Batin Luna.

" Sudah saya transfer ya pak,sekali lagi mohon maaf." Ucap Arkan.

" Iya terimakasih ya,lain kali tolong istrinya diberitahu agar tidak melepaskan burung orang lain sembarangan."

" Iya pak." Balas Arkan dan akhirnya pemilik burung itu pulang.

" Tunggu di kamar,aku mau bicara." Bisik Arkan pelan kepada Luna.

" Iya." Balas Luna dan langsung masuk ke dalam.

" Luna ada-ada aja." Ucap Azzam setelah Luna pergi.

" Ngidam kali ya?." - Marvin.

" Ngidam apaan jir?." - Faras.

" Itu lepasin burung orang." - Marvin.

" Bisa jadi sih." - Gabriel.

" Emang nya bisa ya?." - Ravin.

" Kaya nya sih bisa aja biasanya kan aneh-aneh." - Marvin.

" Iya sih aneh,tapi ini beneran aneh banget." - Faras.

" Namanya juga ngidam." - Marvin.

" Itu mah berarti kelakuan anak lo kak,bukan Luna nya." Ucap Azzam yang membuat mereka tertawa.

" Yaudah buruan bawa barang-barang nya kedalem." Titah Gabriel yang disetujui mereka untuk memasukkan perlengkapan bayi yang sudah di beli.

Sementara Luna merasa deg-deg an di kamar,karena takut Arkan marah besar.Apalagi 35 juta untuk seekor burung yang ia lepaskan itu sangat mahal,ia benar-benar merasa takut dan tidak enak kepada Arkan.

" Duh gimana ya? Takut banget,apa pura-pura tidur aja? Tapi gak deh jangan,tapi aku takut."

" Luna." Panggil Arkan yang datang.

" Kak Arkan maaf,sumpah aku gaakan lakuin itu lagi walaupun pengen,aku janji gaakan lakuin itu lagi." Ucap Luna yang langsung bersujud di kaki Arkan.

" Hei kamu ngapain? Bangun,jangan kaya gini." Arkan membantu Luna untuk berdiri.

" Kamu ngapain kaya gitu?."

" Minta maaf."

" Sini duduk." Ajak Arkan sembari membawa Luna agar duduk di kasur.

" Tadi kamu kenapa lepasin burung pak Andi kaya gitu hm?." Tanya Arkan kepada Luna.

" Gak tau,aku pengen banget lepasin,aku beneran minta maaf." Jawab Luna yang kini menangis.

" Jangan nangis,aku kan cuma nanya." Arkan merapihkan rambut Luna yang sedikit berantakkan.

" Maaf ya kak,aku beneran minta maaf." Luna memegang tangan Arkan.

" Iya gapapa,tapi lain kali gak boleh gitu lagi ya?."

" Iya aku gaakan gitu lagi aku janji,uang nya aku ganti ya kak."

" Gak usah diganti."

" Tapi nominal nya gak sedikit."

" Gapapa,uang aku kan uang kamu juga jadi gak usah diganti."

" Aku minta maaf." Ucap Luna sembari memeluk erat Arkan.

" Gapapa sayang,aku gak marah kan? Kenapa nangis?."

" Aku selalu ngerepotin dan buat kak Arkan susah terus dari dulu,aku gak bisa jadi istri yang baik buat kamu."

" Hei,jangan ngomong gitu aku gak suka.Kamu gak kaya gitu sayang,kamu udah jadi istri yang paling baik buat aku." Balas Arkan sembari meng pat-pat punggung Luna.

" Tapi aku nyusahin terus."

" Engga,aku yang selalu nyusahin kamu."

" Kak Arkan gak pernah nyusahin aku ko." Balas Luna yang kini menatap Arkan.

" Jangan nangis."

" Air mata nya keluar sendiri." Ucap Luna yang membuat Arkan terkekeh.

" Aku elap biar gak keluar lagi." Balas Arkan sembari mengelap air mata Luna dengan tangannya.

" Maaf ya kak."

" Iya sayang gapapa,jangan minta maaf terus."

" Aku harus ganti pake apa?."

" Gak usah diganti pake apa-apa."

" Tapi jangan marah ya kak."

" Iyaa sayang,aku kan dari tadi gak marah sama kamu." Balas Arkan sembari mencium pipi Luna.

" Aduh."

" Kenapa?."

" Mau pegang gak kak? Anak nya bergerak di dalem perut."

" Mana?." Arkan yang excited itu langsung menempelkan tangannya ke perut Luna.

" Coba sebelah sini." Luna menggeser tangan Arkan ke bagian perut yang terasa di tendang.

" Oh iya bergerak,anak kita nendang-nendang di dalem perut." Ucap Arkan yang merasa sangat senang.

" Kamu sakit gak perutnya kalo bayi nya nendang-nendang?."

" Engga ko,gak sakit cuma kaya ada yang bergerak-gerak aja di dalem perut." Jawab Luna yang membuat Arkan tersenyum.

" Aku gak sabar deh pengen cepet lahir ade bayi nya." Ucap Arkan sembari menempelkan telinga nya di perut Luna.

" Sabar ya kak,gak kerasa lama ko." Luna mengelus lembut kepala Arkan yang masih menempelkan telinga nya di perut Luna.

" Iya aku sabar nunggu ko.Oh iya ay aku tadi sama temen-temen belanja perlengakapn bayi buat anak kita."

" Ko gak bilang?."

" Tadi mereka yang ngajakkin,terus yaudah aku mau aja,gapapa kan?."

" Gapapa,emang beli apa aja kak?."

" Pokonya banyak,tapi stroller sama box bayi nya belum dikirim."

" Nanti ditaro disini box bayi nya?."

" Iya tidur sama kita dulu aja ya? Kalo udah aga besar baru tidurin di kamar lain."

" Oke kalo gitu."

*****

" Ihhh lucu banget stoller bayi nya nempel dua gitu." Ucap Sarah yang baru pulang ke rumah dan melihat ada stoller bayi di ruang tamu.

" Lucu kan,nanti buat ade bayi nya jalan-jalan ." Balas Arkan yang sedari tadi sedang memisahkan barang-barang yang ia beli tadi bersama teman-temannya.

" Nanti aku yang dorong ya kak."

" Iya boleh."

" Kak Arkan habis belanja perlengkapan bayi?."

" Iya tadi siang sama temen-temen."

" Pantesan banyak banget." Balas Sarah sembari duduk di sebelah Arkan.

" Ini lucu ya sepatu nya kecil." Arkan memperlihatkan sepatu bayi yang kecil itu kepada Sarah.

" Iya lucuu,kecil banget.Emangnya ade bayi dipakein sepatu kak?."

" Gak tau tuh si Gabriel yang beli,ini juga ada pelampung,mainan bola,sampe sepeda di beli."

" Kan belum bisa main kak ade bayi nya."

" Iya makannya,temen-temen aku asal beli aja."

" Ada-ada aja,tapi gapapa bisa disimpen buat nanti." Sarah membantu Arkan untuk menilap baju bayi itu.

" Kamu darimana aja? Ko jam 9 malem baru pulang?." Tanya Luna yang tiba-tiba datang.

" Tadi main dulu di rumah temen." Balas Sarah.

" Aku teleponin dari tadi jam pulang kamu sekolah kenapa gak diangkat?."

" Hp nya mati kak."

" Tadi pulang ke rumah sama siapa?."

" Dianterin temen."

" Yaudah sekarang cepet kerjain tugas-tugas kamu yang belum selesai."

" Nanti,baru juga pulang."

" Sarah nya masih cape sayang,biarin aja istirahat dulu." Sambung Arkan.

" Lagian udah tau nilai nya kurang bukan diperbaiki malah main terus,tadi juga gurunya nelepon aku bilang kalo banyak tugas yang belum diselesain,emang kamu kemana aja gak pernah ngerjain tugas?."

" Maaf kak."

" Dari dulu kamu gak pernah kaya gini,ko sekarang berubah?."

" Aku cape kak belajar terus,aku juga mau main sama temen-temen,dari dulu mamah papah selalu nyuruh belajar terus aku juga pengen main."

" Cape kan bisa istirahat,bukan malah lepas tanggung jawab kamu sebagai pelajar.Aku gak nuntut kamu dapet nilai yang bagus,aku cuma mau kamu tetep lakuin tugas kamu sebagai pelajar.Main boleh tapi harus tau dan bisa bagi waktu,jangan kaya gini."

" Iya kak."

" Besok pulang sekolah langsung pulang,gausah main dulu."

" Ko gitu? Gak bisa besok aku ada janji sama temen."

" Tuh kan,kamu lebih mentingin main sama temen daripada tugas nya."

" Nanti aku selesain ko kak tugas nya."

" Kalo main terus gaakan selesai."

" Sayang,udah biarin aja." Sambung Arkan.

" Kak Arkan belain Sarah terus,aku kan ngasih tau yang bener."

" Aku gak belain,nanti dia juga kerjain ko tugas nya."

" Tuh kak Arkan juga bisa ngertiin." Sambung Sarah.

" Udah sana cepet makan terus istirahat." Titah Luna dan Sarah pun langsung menurut karena malas mendengar nasehat dan omelan Luna lagi.

" Duduk sini." Arkan menarik Luna dan menyuruh untuk duduk di sebelahnya.

" Aku gak belain Sarah ko sayang,aku tau dia salah,tapi kan dia udah bilang mau kerjain tugas nya."

" Kalo main terus gaakan selesai."

" Kamu udah kasih tau dan negur dia jadi aku yakin dia pasti nurut.Namanya juga anak sekolah pasti pengen main sama temen-temennya,jangankan anak sekolah,aku aja masih sering main." Ucap Arkan tapi Luna hanya diam.

" Sabar ya sayang,kasih tau nya pelan-pelan biar Sarah nya nurut oke? Kalo dikekang pasti nanti malah memberontak." Arkan mengelus lembut pipi Luna.

" Iya." Balas Luna sembari menyandarkan kepalanya ke bahu Arkan.

" Ini pelampung buat apa?." Tanya Luna ketika melihat ada pelampung.

" Gak tau,temen-temen aku asal beli aja."

" Itu beli sepeda juga? Yaampun kak,anaknya juga belum bisa main gituan."

" Mereka yang ambil.".

" Kenapa gak disimpen lagi yang gak perlu? Emang kak Arkan gak liat?."

" Aku gak liat saking banyak nya yang mereka masukin ke troli sama yang dipesen,jadi yaudah aku langsung bayar aja biar gak ribet."

" Yaudah lah udah kebeli juga gabisa dibalikin.Oh iya aku udah liat box bayi nya di kamar."

" Gimana menurut kamu? Bagus kan?."

" Iya bagus,besar juga."

" Aku beneran gak sabar pengen cepet-cepet lahir anaknya,pasti lucu banget deh."

" Pasti ganteng juga kaya kak Arkan."

" Hahaha bisa aja,nanti mau aku ajarin bela diri dari kecil."

" Terserah kak Arkan aja asalkan gak aneh-aneh."

" Seru ya,pasti nanti rumah ini jadi rame deh."

" Iya,mana anaknya kembar pasti gemes banget."

" Kalo udah lahir buat lagi ya ay."

" Apanya?."

" Anaknya,kan mau 4."

" Ih dua aja ah."

" 4 aja."

" 2 anak lebih baik kata pemerintah juga."

" 4 anak lebih rame,lagian belum ada cewe nya."

" Belum tentu dapet cewe juga."

" Namanya juga coba."

" Gimana nanti deh."

" Aku mau nya 4."

" Enak banget ngomong nya,gak ngerasain jadi aku." Balas Luna sembari memukul pelan bahu Arkan dan membuat Arkan terkekeh.

" Yaudah ini udah selesai diberesinnya kan? Udah malem kak Arkan gak istirahat?."

" Iya ayo,eh bentar kamu ada janji sama aku."

" Apa?."

" Yang tadi pagi,pijit plus-plus."

" Udah malem ngantuk."

" Alesan doang."

" Udah malem kak,besok kan kamu kerja."

" Mau tengah malem juga gapapa,besok aku libur."

" Libur terus."

" Biarin mau sama kamu,ayo ke kamar."

" Aku mau tidur sama Sarah aja."

" Sayangg."

" Hahaha iya-iya ayo deh." Ucap Luna yang membuat Arkan senang.

*****

Keesokan harinya Luna mau bangkit dari kasur,tapi sulit karena Arkan menahannya dengan memeluk Luna.

" Kak,udah pagi."

" Aku mau sama kamu." Balas Arkan dengan mata yang masih terpejam.

" Kan mau pada sarapan."

" Nanti aja."

" Sarah mau sekolah kak."

" Yaudah deh." Arkan melepaskan pelukannya.

" Kalo mau tidur,tidur lagi aja."

" Aku mau bangun aja."

" Yaudah kalo gitu aku ke dapur ya."

" Iya." Balas Arkan dan setelah itu Luna segera turun ke bawah.

" Mobil remot gue kemana ya? Belum dimainin." Ucap Arkan sembari mencari mobil remot nya.

" Oh ini,mainin ah." Arkan langsung membuka bungkus mobil remot yang masih tersegel itu.

Sementara di bawah,Azzam yang baru keluar kamar dan baru bangun tidur itu menghampiri Luna yang sedang mencari sesuatu di kulkas.

" Lagi cari apa Lun?." Tanya Azzam.

" Aku bingung mau masak apa buat sarapan,bahan makanannya udah pada abis."

" Gue pengen pancake,lo mau buatin gak?."

" Boleh,kalo gitu kita sarapannya pake pancake ya."

" Oke." Balas Azzam senang dan tiba-tiba kaki nya ditabrak oleh mobil remot yang Arkan mainkan.

" Widih baru dimainin,pinjem kak." Azzam langsung menghampiri Arkan.

" Baru juga gue mainin."

" Pinjem bentar."

" Nanti,gantian gue dulu."

" Gue mainnya bentar doang."

" Gamau ah,nanti aja."

" Iya dah,yaudah ayo main di halaman belakang kak."

" Ayo lah gas." Balas Arkan dan setelah itu mereka berdua segera ke halaman belakang,dan Luna yang melihat kakak adik itu pun tersenyum.

" Seru juga nih main mobil remot." Ucap Arkan yang senang.

" Pinjem lah."

" Nanti."

" Gantian."

" Ini kan punya gue."

" Ya tau,gue mau pinjem."

" Kalo mau minjem nanti dulu."

" Gak sabar nih,pinjem dulu bentar." Azzam langsung merebut remot mobil yang Arkan pegang.

" Ah lo mah,gue lagi asik."

" Bentar,gantian."

" Gausah kejauhan." Ucap Arkan ketika Azzam memainkan mobil nya ke arah kolam renang.

" Eh gimana nih cara mundur nya? Ko gak mundur?."

" Di kebelakangin."

" Yahh." Ucap Azzam ketika mobil remotnya malah masuk ke dalam kolam renang.

" Tuh kan,kalo gak bisa main gausah main."

" Sorry,gue bingung."

" Terus gimana?."

" Ambil sama lo kak."

" Ko gue? Sama lo lah,kan lo yang jatuhin."

" Gak mau,masih pagi dingin."

" Gue juga gak mau."

" Lagi pada ngapain?." Tanya Sarah yang menghampiri mereka berdua dengan pakaian yang sudah siap berangkat ke sekolah.

" Lagi main mobil remot tapi sama Azzam di jatuhin ke kolah renang." - Arkan.

" Gak dijatohin,gak sengaja jatoh."

" Ambil kak,nanti takut keburu rusak karena kemasukan air." - Luna.

" Azzam nya gamau ngambil tuh." - Arkan.

" Lo aja yang ambil." - Azzam.

" Ini deket loh." Ucap Sarah yang mendekat ke kolam renang dan Arkan Azzam pun langsung menghampiri nya.

" Tuh Zam deket,buruan ambil." Arkan menyuruh Azzam sembari sedikit mendorong nya.

" Lo aja." Azzam membalas dorongan pelan Arkan itu.

" Lo aja,kan yang jatohin lo."

" Gue gamau,lo aja." Ucap Azzam sembari mendorong Arkan tapi malah Sarah yang jatuh kedalam kolan renang itu karena saat mendorong Arkan,tubuh Arkan menyenggol Sarah.

BYURR

Sontak Arkan dan Azzam pun terkejut.

" Parah lo Zam."

" Lo yang jatohin."

" Lo dorong gue,gue gak sengaja nyenggol Sarah."

" Iihh parah banget,ko aku di dorong sih? Aku aduin ke kak Luna loh." Ucap Sarah yang kesal dengan kondisi yang sudah basah kuyup.

" Tuh kan,parah lo Zam."

" Lo yang nyenggol."

" Tapi lo yang dorong."

" Bantuin! Jangan ribut mulu." Ucap Sarah sembari mengulurkan tangannya.

" Sar,itu tolong ambil mobil-mobiannya sekalian hehe." - Azzam.

" Ngeselin bangett!." - Sarah.

" Sekalian basah." Ucap Azzam yang dibalas wajah kesal Sarah,dan dengan terpaksa ia langsung mengambil mobil-mobilan itu.

" Yaampun Sarah,ko malah berenang? Kamu kan mau berangkat ke sekolah,mana berenangnya pake seragam lagi." Ucap Luna yang tiba-tiba datang sembari membawa pancake untuk mereka sarapan.

" Nih mobil nya,bantuin." Sarah memberikan mobil mainan itu lalu mengulurkan tangannya,dan langsung Arkan bantu.

" Kak Lunaa,aku di dorong mereka." Ucap Sarah yang mengadu sembari menghampiri Luna.

" Eh gak dorong sayang,bukan aku,itu si Azzam." - Arkan.

" Ko gue? Kak Arkan yang nyenggol Lun." - Azzam.

" Kalian berdua pokonya! Kak gimana dong seragamnya basah,mana udah siang gini,rambut aku basah juga." - Sarah.

" Ayo cepetan ganti,sama rambutnya aku keringin pake hairdryer,masih ada waktu ko." - Luna.

" Maaf ya Sar." - Azzam.

" Iya kita gak sengaja." - Arkan.

" Gamau! Aku marah besar,ayo kak Lun." Ajak Sarah.

" Bentar aku taro ini dulu.Ini pancake buat sarapannya disini ya." Ucap Luna sembari menaruh pancake itu di meja kecil yang ada disana.

" Ayo kak cepetan." Ajak Sarah lagi sembari langsung menarik tangan Luna.

" Tuh kan marah,lo sih." Ucap Arkan ketika Luna dan Sarah sudah pergi.

" Lo yang nyenggol,berarti salah lo." Balas Azzam.

" Kalo lo gak dorong,gaakan ke senggol."

" Yaudah iya sorry."

" Nanti minta maaf lagi ke Sarah,sambil beliin sesuatu."

" Ide bagus,siapa tau dia gak marah lagi."

*****

Sore ini Luna dan Rachel sedang berada di pinggir jalan untuk mencari penjual sate,karena Luna sangat ingin sate ayam.

" Dimana ya Lun? Ko gaada sama sekali sih yang jualnya." Ucap Rachel sembari melirik kesekitar karena siapa tau ada penjual sate.

" Iya gaada ya,kalo sengaja dicari pasti gaada.Kamu gapapa nemenin aku cari sate? Maaf ya ngerepotin."

" Gapapa santai aja sambil nunggu Azzam pilang dari kampus."

" Makasih ya."

" Iya sama-sama." Balas Rachel dan tiba-tiba anggota Aorda menghentikan motornya di depan mereka berdua.

" Chel kita harus kabur." Ucap Luna yang disetujui Rachel.Tapi ketika mereka mau pergi,Reza langsung menghalangi nya.

" Mau kemana lo Rachel?."

" Lo mau apa sih Za? Kita mau pergi."

" Gak bisa,lo harus ikut kita berdua." Reza memegang tangan Rachel dengan kasar,dan satu temannya memegang tangan Luna.

" Ih lepasin!." Pinta Luna sembari memberontak,tapi tetap saja tenaga nya kalah.

" Reza lepasin!." Rachel berusaha melepaskan pegangan Reza,tapi sama saja tidak bisa.

" Janu mana?." Tanya Reza kepada temannya.

" Woi Za! Bawa sini!." Ucap Janu dari kejauhan dan mereka langsung membawa paksa Luna dan Rachel kedalam mobil Janu.

Luna dan Rachel terus saja memberontak dan berusaha untuk kabur tapi tetap saja gagal.

Sementara di rumah,Arkan sedang mengambil air minum dingin di kulkasnya, dan Azzam yang baru pulang kuliah itu datang menghampiri nya.

" Kak,Rachel kesini kan ya? Ko gaada? Kata dia lagi disini." Tanya Azzam.

" Iya kesini,tapi lagi pergi kedepan sana cari sate sama Luna."

" Pantes aja gaada."

Drrrttt drrrttt

" Telepon lo bunyi?." Tanya Azzam.

" Iya,Luna nelepon." Balas Arkan dan langsung mengangkat teleponnya.

📞 ..........

" Halo sayang."

" Hahaha sayang lo lagi sama gue."

" Siapa lo?."

" Lo gak bisa ngenalin suara gue?."

" Janu,mau apa lo? Mana Luna."

" Tenang aja,Luna sama Rachel aman sama gue."

" Lo gausah macem-macem,jauhin Luna sama Rachel."

" Ngatur."

" Mau lo apasih hah?."

" Datang ke basecamp Aorda dan lo harus datang sama Azzam." Balas Janu dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

" Ada apa kak? Luna sama Rachel kenapa?." Tanya Azzam yang khawatir.

" Kayanya mereka berdua dibawa Aorda."

" Sialan! Mereka di bawa kemana?."

" Basecamp Aorda,kita harus kesana sekarang." Ucap Arkan yang langsung disetujui Azzam.

Setelah itu mereka berdua segera pergi menggunakan motornya masing-masing agar lebih cepat sampai.

" Kak lepasin kita!." Pinta Luna yang kini sedang berada di basecamp Aorda dengan tubuh yang sudah diikat di kursi.

" Iya lepasin kita." - Rachel.

" Diem! Lo berdua berisik." - Janu.

" Gue gak sabar mau hajar si Azzam." - Reza.

" Azzam? Lo manggil Azzam kesini?." - Rachel.

" Udah lo diem aja,berisik."  - Reza.

" Udah lama gak ketemu ternyata lo lagi hamil,mending lukain anaknya atau suaminya ya?." Ucap Janu kepada Luna.

" Jangan macem-macem ya kak! Lepasin kita berdua." - Luna.

" Gaakan gue lepasin,kita main-main dulu lah sambil nunggu jagoan lo berdua datang." - Janu.

" JANU! KELUAR LO!." Teriak Arkan dari luar.

" Panjang umur." Ucap Janu dan langsung segera keluar bersama Reza.

" Lun,gimana dong? Kita harus apa?." Ucap Rachel yang bingung dan khawatir sembari berbisik karena ada anggota Aorda yang mengawasinya.

" Aku juga gatau Chel,kita gabisa kabur,talinya kenceng banget."

" Datang juga nih." Ucap Janu di luar.

" Mana Luna sama Rachel?." - Arkan.

" Di dalem,masuk aja." Jawab Janu dan Arkan pun langsung masuk kedalam bersama Azzam.

" Lepasin Luna sama Rachel." Ucap Arkan kepada anggota Aorda yang sedang menjaga Luna dan Rachel agar tidak kabur.

" Lepasin woi!." Sambung Azzam dengan nada bicara tinggi,tapi mereka hanya diam saja pura-pura tidak mendengar.

PLAK

Satu tamparan keras Reza meluncur di pipi mulus Rachel.

" BAJINGAN LO!." Ucap Azzam yang marah dan mau menghajar Reza tapi gagal karena Janu mengancamnya.

" Diem disitu atau dua tamparan meluncur di pipi Luna?." - Janu.

" Lepasin Luna sama Rachel,bangsat! Istri gue lagi hamil." - Arkan.

" Emang gue fikirin? Kayanya kalo keguguran seru juga." - Janu.

" ANJING! JANGAN MACEM-MACEM SAMA GUE!." Teriak Arkan yang sangat emosi.

" Yaudah makannya diem." - Janu.

BUGH!

Anggota Aorda memukul dari belakang kaki Arkan dan Azzam dengan kayu sehingga mereka berdua terjatuh dan meringis kesakitan,sontak Luna dan Rachel itu terkejut dan merasa ngilu.

" Hahaha lemah juga lo berdua,hajar aja." Ucap Reza dan setelah itu mereka langsung mengeroyok Arkan dan Azzam.

Arkan dan Azzam berusaha untuk melawan dengan kaki yang terasa sakit sampai akhirnya Azzam mulai melemas,Luna dan Rachel melihat Reza mau memukul Azzam dari belakang.

" Azzam awass!." Teriak Luna dan Rachel bersamaan.

BUGH!

Kayu itu mengenai tangan Arkan karena ia mencoba melindungi Azzam,dan membuat tangannya terluka dengan darah yang mulai mengucur.

" Kak Arkann." Ucap Luna sembari menangis.

" Mana si jagoan tuh mana? Yang kaya gini dibilang jagoan? Hahaha gaada apa-apanya." Ucap Janu yang merasa senang,dan diikuti tawaan teman-temannya.

" Bacot lo." Balas Arkan yang kesal.

" Za,siniin garem." Ucap Janu dan Reza langsung memberikan Garam yang ia bawa menggunakan plastik.

" Lo yang bacot!." Ucap Janu sembari menaburkan garam itu ke luka yang ada di tangan Arkan.

Sontak Luna,Rachel dan Azzam terkejut,apalagi Arkan yang merasakan sangat sakit di tangannya.

" Ahhhh." Arkan meringis kesakitan karena rasanya benar-benar sangat sakit.

" ANJING LO JANU!." Teriak Azzam kesal dan langsung menghajar Janu.

Anggota Aorda tidak diam saja,mereka langsung kembali mengeroyok Azzam agar tidak bisa menghajar Janu.

" Kak Arkann." Ucap Luna yang semakin menangis karena melihat Arkan yang sangat kesakitan.

" Perih banget gue gak tahan." Ucap Arkan di dalam hati dan ia melihat Luna yang menangis.

" Gue harus tahan,sekarang kesempatan gue buat lepasun Luna dan Rachel." Ucap Arkan lagi di dalam hati,dan ia langsung merangkak untuk mendekat ke Luna dan Rachel karena fokus Aorda sedang ke Azzam.

" Kak Arkann."

" Ssttt jangan nangis." Ucap Arkan kesulitan karena menahan rasa sakit.

BUGH!

Tiba-tiba Janu menendang perut Arkan sehingga membuat Arkan terbatuk dan semakin merasa sakit di tubuh nya.Janu langsung memukuli Arkan,Arkan yang kesakitan dan tidak terima dipukuli seperti itu langsung membalas dengan sisa tenaga yang ada.

" Lun,gue berhasil lepasin tali nya." Ucap Rachel yang senang.

" Tolong bantu aku."

" Iya bentar." Balas Rachel dan langsung melepaskan tali yang meliliti Luna.

" Kita harus kabur." Ucap Rachel setelah Luna lepas dari tali itu.

" Kak Arkan sama Azzam gimana?."

" Kita harus cari bantuan,jadi kita keluar dulu."

" Gak mau,kita harus pergi bareng."

" Luna,kalo kita diem aja disini mereka malah semakin terluka,jadi kita harus keluar dan cari pertolongan." Ucap Rachel dan langsung menarik tangan Luna untuk keluar dari basecamp itu.

" Syukurlah Luna sama Rachel udah keluar." Batin Arkan yang kini sedang melawan Janu.

Untungnya mereka berdua berhasil keluar tanpa sepengetahuan Aorda.

" Chel,tempat ini sepi jarang ada orang lewat,kita harus cari bantuan kesiapa?." Ucap Luna yang sudah di luar bersama Rachel.

" Lun,lo tenang jangan nangis terus gue jadi panik."

" Aku takut mereka kenapa-napa,jadi sekarang gimana? Jalan ini sepi."

" Telepon temennya kak Arkan atau Azzam.

" Oke." Balas Luna dan langsung menelepon Gabriel.

" Duh gaaktif hp nya,coba kak Marvin." Lanjut Luna dan tak lama Marvin langsung mengangkat telepon Luna.

📞 ..........

" Ya Lun,ada apa?."

" Kak Marvin tolongin."

" Kenapa nangis? Ada apa?."

" Kak Arkan sama Azzam dipukulin anggota Aorda di basecamp nya,tolongin mereka kak."

" Iya Lun gue langsung kesana sama yang lain." Ucap Marvin lalu mematikan sambungan teleponnya.

" Apa katanya Lun?." Tanya Rachel.

" Kak Marvin mau kesini sama yang lain Chel."

" Syukurlah,semoga cepet sampai."

*****

Saat ini Marvin sudah berada di basecamp Aorda,ia membawa anggota Zavion karena teman-temannya sedang tidak bisa dihubungi.Zavion melawan anggota Aroda dan beberapa anggota Zavion membawa Arkan dan Azzam yang terluka dengan tubuh yang sudah sangat lemas.

" Langsung bawa ke mobil,kita ke rumah sakit sekarang." Titah Ravin yang disetujui mereka.

Arkan dimasukkan kedalam mobil Marvin,sementara Azzam dibawa masuk kedalam mobil Zaran.

" Gue mau di rumah aja." Ucap Arkan lemas setelah berada di dalam mobil Marvin.

" Gak bisa,lo harus ke rumah sakit." Ucap Marvin sembari langsung melajukan mobil nya.

Luna mengusap lembut kepala Arkan sembari menangis karena ia sangat sedih melihat keadaan Arkan yang sekarang.

" Aku gapapa." Ucap Arkan sembari memegang tangan Luna tapi Luna tidak menjawab,ia malah semakin menangis.

" Hei,ssttt jangan nangis,aku gapapa."

" Maafin aku,gara-gara mau nolongin aku sama Rachel,kamu sama Azzam jadi terluka."

" Kamu sama Rachel gak salah,jangan sedih ya,aku beneran gapapa." Ucap Arkan dan Luna langsung memeluk Arkan dan menangis di dalam pelukannya.

Sesampainya di rumah sakit,Dokter langsung memeriksa Arkan dan Azzam.Mereka berdua tidak memiliki luka yang serius atau membahayakan,tapi mereka harus di opname karena perintah dokter.Akhirnya Arkan dan Azzam hanya bisa menurut,mereka di tempatkan di satu kamar rawat dengan ranjang yang berbeda.

" Kak Marvin,Zaran,makasih banyak ya udah bantuin kak Arkan sama Azzam,maaf banget jadi ngeganggu kerjaan kalian." Ucap Luna yang saat ini sedang berada di luar ruang rawat bersama Marvin,Zaran dan Rachel.

" Santai aja Lun." - Marvin.

" Iya santai aja,kalo gitu gue cabut duluan ya,ada urusan.Nanti gue kesini lagi sama yang lain." - Zaran.

" Gue juga pamit,mau nerusin kerjaan sekalian nunggu Arkan sama Azzam istirahat dulu biar gak keganggu." - Marvin.

" Iya kak makasih banyak ya sekali lagi kalian udah bantu." - Luna.

" Iya Lun,yaudah ayo bang ke parkiran bareng." Ajak Zaran yang disetujui Marvin.

" Ayo masuk Chel." Ajak Luna.

" Ayo." Balas Rachel dan mereka segera masuk kedalam ruang rawat Arkan dan Azzam.

Di dalam,Azzam sedang menatap langit ruang rawat itu dengan tubuh yang terasa sangat sakit,sementara Arkan sedang tertidur.

" Zam,masih pada sakit ya badannya?." Tanya Luna.

" Iya Lun tapi gapapa."

" Mau minum gak Zam?." Tanya Rachel.

" Mau." Balas Azzam dan Rachel langsung mengambil air minum yang ada di atas nakas lalu membantu Azzam minum.

" Aku tutup dulu gorden nya ya,biar gak keganggu." Ucap Luna yang disetujui Azzam dan Rachel lalu setelah itu ia menutupkan gorden yang menjadi batas ranjang Arkan dan Azzam.

" Chel,kamu gapapa kan? Maaf tadi harusnya aku bisa cegah dia biar gak nampar kamu." Ucap Azzam sembari memegang pipi Rachel.

" Gapapa ko Zam,lagian udah biasa dia nampar aku."

" Aku janji gaakan biarin dia sakitin kamu lagi sedikitpun."

" Makasih ya Zam." Balas Rachel sembari mencium pipi Azzam.

Sontak Azzam terkejut,hatinya terasa mau meledak,pipi nya memerah dan terasa panas.

" Cepet sembuh ya." Lanjut Rachel sembari mengusap lembut pipi Azzam.

" Anjir double kill." Batin Azzam yang merasa salting.

Sementara Luna sedang menggenggam tangan Arkan sembari mengusap lembut kepala suaminya itu.Arkan yang sedang tertidur itu merasakan sentuhan Luna  sehingga ia terbangun dari tidurnya.

" Maaf ya kak jadi kebangun." Ucap Luna yang merasa tidak enak.

" Gapapa." Balas Arkan sembari tersenyum.

" Kak Arkan tidur lagi aja."

" Sini naik,tidur bareng."

" Takut jatuh,aku berat."

" Gaakan,ayo naik."

" Emangnya boleh?."

" Bolehin aja."

" Badan kak Arkan aja masih sakit nanti kesenggol aku."

" Engga ko,aku pengen sama kamu."

" Aku disini aja."

" Naik sayang,sini cepetan." Arkan sedikit bergeser dan Luna pun akhirnya mengikuti kemauan Arkan untuk tidur di ranjang rumah sakit.

" Pelan-pelan." Ucap Arkan sembari membantu Luna yang kesulitan naik ke atas ranjang karena perutnya yang besar.

" Jadi sempit kan." Ucap Luna setelah ikut tiduran di sebelah Arkan.

" Engga,kamu disini aja." Balas Arkan  sembari mengelus lembut perut Luna.

" Kembar makin besar aja,sehat-sehat ya sayang di dalem perut."

" Gerak kak anak nya."

" Iya,kayanya dia ngerti diajak bicara."

" Kasian si kembar,pasti sedih liat papah nya terluka."

" Makannya bundanya jangan sedih biar si kembar gak sedih,batin mereka kan terhubung sama kamu."

" Aku kan sedih."

" Aku udah gapapa sekarang."

" Tangannya sakit banget ya kak? Apalagi tadi di taburin garem."

" Udah gak sakit."

" Tapi tadi sakit banget kan?."

" Udah engga."

" Aku nanya tadi bukan sekarang."

" Iya sakit,sakit banget nyawa aku serasa mau keambil."

" Kasian banget suami ganteng aku,emang sialan mereka anjing banget." Ucap Luna yang membuat Arkan terkejut.

" Hahaha sayang,jangan ngomong gitu."

" Anjing,sialan."

" Heh."

" Anjing."

" Ssttt."

" Janu anjing,Aorda anjing."

" Sayangg."

" Emang anj-." Ucap Luna terhenti karena Arkan tiba-tiba membungkam bibir Luna dengan bibir nya.

" Sstt,gak boleh ngomong kasar."

" Emang kamu engga?."

" Aku biarin kamu jangan."

" Kenapa? Biar aja."

" Kamu terlalu baik,biar semua buruknya buat aku aja."

" Rubah aja,baiknya buat kita,buruknya buat Aorda."

" Yaudah gitu aja,tapi ajarin aku biar jadi baik ya."

" Kamu udah baik sayang,baik banget malahan."

" Kalo aku baik berarti dapet kiss."

" Mwah." Luna mencium pipi kanan Arkan.

" Yang kiri belum."

" Mwah."

" Peluk aku." Lanjut Arkan dan Luna langsung memeluk nya.

" Aku kesini belum mandi tau kak."

" Tapi kamu wangi."

" Bohong ya."

" Benerann,leher kamu juga wangi." Arkan menempelkan hidung nya ke leher Luna.

" Ih kebiasaan,geli tau." Luna mau menjauh tapi Arkan tahan.

" Kak Arkann."

" Aku mau tidur kaya gini sambil dipeluk kamu."

" Yaudah deh iya." Balas Luna sembari mengelus-elus punggung Arkan.

*****

NEXT 💌❣






Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 135K 60
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
965K 3.8K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
7M 345K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
16.7M 724K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...