Swastamita

By luvonyca

37.2K 1.5K 152

Salma tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah bertemu dengan Rony. Hidup yang selama ini ia jala... More

#1 Cowo Gila
#2 Sahabat
#3 Pacar
#4 Cita-cita
#5 Tenang
#6 Bali (1)
#7 Bali (2)
#8 Bali (3)
#9 Tukad Korea
#10 Tertarik
#11 Overthinking Rony
#12 Vindes
#13 Virtual
#14 Movie Date(?)
#15 Tumbuh Rasa
#16 Pulang
#17 Kali Kedua
#18 D'Pakar
🙏🏻
#19 Museum Date(?)
🌻🧡
#20 Overthinking Salma
#21 Braga
#22 Sleep Call
#23 Konsumsi Publik
#24 That's What Family's for
#25 Perjalanan (1)
#26 Perjalanan (2)
#27 PMI
#28 Terbakar
#29 "24"
#30 Jangan Ada Dusta Diantara Kita
#31 Mukbang
#32 Confess
#33 Aku Sayang Kamu
#34 Rencana Perjalanan
#35 Setu Babakan
#36 Whoosh
#37 Bercelah
#38 Sadar
#39 Kakang
#40 Adek
#41 Mall dan Salma
👋🫶
#42 Rony dan Ceritanya
#43 Hadiah
#44 Picnic Date
#45 Snacks Party
#47 Rumah Rony
#48 Semua Aku Dirayakan
Hai?
#49 Cause I'm Falling Slowly Love with You

#46 Perkara Fabi

419 34 6
By luvonyca

"Mau mampir ke minimarket dulu ngga?"

"Engga."

"Beli minum gitu atau apa?"

"Engga."

"Lanjut aja?"

"Iya."

"Aca kenapa deh, iya engga doang jawabnya. Apa dia kesel ya karena gue respon seadanya pas dia bahas si Fabi itu." Batin Rony.

"Bubb."

"Iya?"

"Nanti aku mau bawa motor lagi ya sama si Fabi, kamu juga ikut."

"Fabi lagi Fabi lagi, bangsat!" kesal Rony membatin.

"Ca, can you stop talking about Fabi?! Who's Fabi?" Nada tidak suka jelas terdengar.

"Fabi itu ..." Ucapan Salma terpotong.

"Cowo yang pernah ada sebelum aku?" Potong Rony.

Salma berdecak, bibirnya menyungging. Kesal dengan ucapan Rony. Baru saja tadi melakukan hal yang sweet, sekarang sudah ada lagi pemicu perdebatan keduanya.

"Ron, am I told you that Fabi is a man? Ngga kan. Jadi jangan bikin kesimpulan sendiri!"

"Ya terus apa? Kalo gitu jelasin."

Saat Salma mau menimpali Rony, mendadak motor Rony berhenti. Hal yang tidak diinginkan pun terjadi.

"Kenapa?" Tanya Salma.

"Turun dulu, Ca." Pinta Rony. Salma pun menurut.

"Habis bensin?"

"Engga kok, masih ada setengahnya."

"Terus kenapa?"

Rony menggeleng. "Udah mendung banget lagi daerah sini, kita cari tempat dulu biar kamu bisa nunggu pas aku ngecek."

Lagi, keberuntungan tidak berpihak pada mereka sekarang. Langit tiba-tiba menurunkan hujan, tidak terlalu deras tapi terbawa angin hingga bisa membuat kuyup.

"Ca, pake jas hujan ya terus lari duluan, cari halte atau apa yang bisa dipake neduh." Suruh Rony.

"Ga mau, udah ayo bareng aja."

"Nurut Ca, nanti kamu basah terus sakit."

"Kalo kita debat dulu yang ada makin basah, udah ayo."

Mereka pun bergegas. Tak lama, untungnya. Mereka melihat halte di seberang jalan.

"Dingin ya?" Tanya Rony.

"Lumayan." Jawab Salma singkat.

"Aku cek dulu ya, sebentar." Rony pun langsung melihat keadaan motornya, tak lupa memakai jas hujan.

Lima menit berlalu, daritadi Salma hanya memerhatikan Rony dan sesekali melihat hp nya. Rony menghampirinya, wajahnya terlihat frustasi.

"Udah?" tanya Salma.

Rony menggeleng. "Aku udah coba sebisa aku, tapi tetep ga bisa nyala.

Salma mengingat sesuatu, "Aku ada kontak temennya Bang Neyl, dia punya bengkel. Mau coba?"

"Aku tau kok siapa yang kamu maksud. Kalo kamu lupa, aku juga temennya Neyl dan kebetulan temenan juga sama dia. Makasih ya, aku telepon dia dulu."

Rony pun langsung menelepon orang yang dimaksud Salma. Dalam percakapannya itu, mengharuskan mereka menunggu sekitar 30 menit.

"Ca, nanti motornya bakal dibawa mereka, kita pulang naik taksi online aja ya? Terus kalo pulangnya ke rumah aku dulu gimana? Jarak dari sini ke rumah lebih deket daripada ke apart kamu." Ucap Rony.

"Hah? Engga ah, aku malu tiba-tiba ke rumah kamu ga prepare gini. Mana basah kuyup."

"Justru karena kamu basah Ca, nanti masuk angin, ke rumah aku dulu ya. Setidaknya kamu bisa ganti dulu pake baju adik aku. Mau ya?"

Setelah dipikir ulang, benar juga yang dikatakan Rony. Dirinya tidak boleh masuk angin karena besok akan bepergian jauh.

"Hmm, iya deh. Tapi aku ngerepotin banget, ga enak tau."

"Ga ada yang bilang kamu ngerepotin, aku malah seneng direpotin kalo sama kamu."

"Ishh gembel."

Percakapan keduanya selesai, masing-masing sibuk memerhatikan hujan dihadapannya hingga Rony tiba-tiba kembali membuka suara.

"Jadi, siapa Fabi?" tanya Rony, tubuhnya ia miringkan agar bisa melihat Salma sepenuhnya.

"Hah? Masih mau dilanjutin bahas ini?"

"Iya lah, belum kelar kan."

"Ya udah iya, Fabi itu nama motor aku. Udah, gitu doang. Kamu marah-marah ga jelas tadi cuma gara-gara itu."

"Bangsatt!!" umpat Rony, spontan.

"Heh?!"

"Sorry. Kenapa namanya itu sih Ca? Kan bikin orang mikir yang lain."

"Iya sampe mikir itu cowo lain kan? Namanya itu karena ga tau pengen aja, lagian cuma disingkat doang, Fabi, Fazzio Biru."

"Brengsek, Fabi tuh Fazzio Biru, anjing lah!" batin Rony, memaki.

"Ya kamu kan ga bilang, tiba-tiba sebut nama itu terus. Jadinya sepanjang jalan aku ngedumel."

"Ya kan kamu ga nanya. Kamu sih tadi mood nya jelek, pantes aja motornya ikutan kan."

"Ya udah, ga usah saling nyalahin. Aku minta maaf tadi ngegas banget nada nya, terus salah paham juga."

"Iyaa, aku juga minta maaf ya, cuma nyebut Fabi doang tapi ga bilang itu apa."

"Iyaa, tapi bisa ngga ga usah sebut itu lagi? Risih aku dengernya."

"Ih kenapa? Bagus tau, Fabi. Kalo dipanjangin jadi Fabian, nama anak cowo."

"Ga usah disebut terus please, apalagi jadi nama anak aku nanti. Gamau banget, punya pengalaman tidak menyenangkan sama nama itu. Ga bisa aku." Rony menunjukkan ekspresinya, hal itu justru membuat Salma tertawa.

"Hahaha apa sih, mikirnya kejauhan."

"Ngomongin soal anak, mau tau ngga bub kalo aku punya fun fact?

"Apaan?"

"Inget kan bapak satpam yang di komplek tadi?"

"Iyaa, ramah banget bapak nya. Kenapa emang?"

"Jadi, sebenernya kenapa kita bisa dikasih izin buat diem di tepi danau tadi tuh karena aku bilang kamu lagi hamil muda."

"Hah?"

"Hahaha maaf ya, ini saran temen aku juga sih. Ya udah pas izin aku bilang aja istri aku lagi ngidam, terus ini anak pertama juga, kasian kalo sampe ga keturutan."

"Anjir, parah ih ngebohongin bapaknya. Aku sih sebenernya sempet mikir pas kita pulang, kok bapak nya nyapa sambil bilang hati-hati, sehat terus, sama jangan kecapean. Kek agak aneh tapi aku mikir lagi mungkin karena bapak nya emang seramah itu."

"Hahaha, ngakak anjir, tapi berdosa juga. Bapak nya juga kan tadi ngasih pesan ke aku 'dijaga terus ya a, teteh nya'. Emang the best sih bapak nya."

"Ih kan baik banget bapaknya. Lagian kamu random amat sih."

"Kalo ngga gitu, kita ga bisa kek tadi bub."

"Iya juga sih."

Telepon Rony berdering, dari orang bengkel yang menanyakan posisi persis nya di sebelah mana, ternyata mereka sudah dekat.

"Aku mau ngasih tau sesuatu ke kamu." Ucap Salma.

"Apa bub?"

"Nanti aja deh, pas di taksi online ya."

"Okey deh."

Orang yang ditugaskan membawa motor pun sudah datang, mereka bergegas kembali ke bengkelnya. Sementara Salma dan Rony masih duduk di halte, hujan sudah mereda. Jas hujan yang dikenakan pun sudah dilepas kembali.

Dalam keadaan sehabis hujan seperti ini memang agak sulit untuk mendapatkan driver. Setelah mencoba beberapa kali dengan beberapa drama dicancel oleh driver, akhirnya mereka pun berhasil mendapatkan driver yang akan mengantarkannya ke rumah Rony.

Di perjalanan menuju rumah Rony, tidak banyak percakapan keduanya. Masing-masing merasa lelah, karena kegiatan hari ini cukup menguras tenaga.

"Bub, katanya mau ngasih tau sesuatu? Apaa?" tanya Rony.

"Nanti lagi ya, bub. Aku ngantuk banget." Ucap Salma.

"Ya udah tidur aja, nanti aku bangunin kalo udah sampe."

Salma menyandarkan kepala nya di bahu Rony, mata nya sudah berat sedari tadi. Perjalanan menggunakan mobil kurang lebih 30 menit, cukup untuk mengistirahatkan tubuh sejenak. Rony pun ikut serta memejamkan mata nya.

Continue Reading

You'll Also Like

16.4K 2.4K 19
"Jika kamu hancur sebesar diriku Akankah kamu tahu? Semua rasa sakit yang memenuhi diriku Ke titik di mana hatiku akan meledak, Betapa aku mengingink...
34.5K 4.2K 24
Jamal Adam deen,a twenty-two year old,a heir to his father's company but his parents want to see their grandchildren most especially his father who...
56.8K 1K 12
What will happen when a coach finds out that his #1 player is in love with his daughter?
97.8K 9.3K 35
Do the celebrities understand what their fans do for them? Do they ever think of the pains these harmless people go through when they walk briskly st...