I'm Yours, Master! [JiChen]✓

Von Moominn_njun

28.2K 3.1K 373

Master! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih me... Mehr

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36 (Warning+)
37
38
39
40
41
42 (end)
NEW BOOK

25

523 77 6
Von Moominn_njun




.


.



Suar desiran ombak sore itu menjadi melodi alami yang menyambut kedatangan rombongan ayah Lee bersaudara, begitu kata Jaemin sebelum Jeno memutuskan untuk pergi ke pantai tersembunyi tempat dirinya melepas kepergian Mark dan Haechan beberapa pekan lalu.

Suara kecipak dayung sampan yang mendorong partikel air laut supaya sampan dapat terus bergerak maju melawan deburan ombak yang tak beraturan pun mampu membuat Jeno meninggalkan batang pohon kelapa yang didudukinya dan mendekat ke bibir pantai.

Satu sampan sederhana namun mampu menampung lima penumpang yang berada di atasnya tanpa takut tenggelam.

Jeno langsung saja menahan haluan sampan agar tidak kembali terseret ke tengah laut, membantu Haechan dan Chenle menjejak pasir pantai dan menggendong Jisung di bahunya atas dasar perintah dari sang ayah.

"Selamat datang kembali.. ayah."

Jaehyun tersenyum kecil melihat penyambutan sederhana dari anak sulungnya yang sudah lama ia tak melihat setelah sebelumnya hanya bisa mendengar suaranya.

"Terimakasih sudah bertahan di negara ini dan menjaga Jaemin dengan baik."

Tidak ada respon berarti dari Jeno, tapi Jaehyun tahu jika sang anak menahan perasaan rindu yang teramat pada dirinya yang dengan seenaknya pergi dikala anak-anaknya membutuhkan sandaran.

"Jaemin sudah menunggu di mansion. Aku telah menyiapkan apa yang ayah perintahkan padaku."

Jaehyun mengangguk lalu menggiring tiga vampir lain yang atensinya sempat terlupakan, mengikuti langkah Jeno yang sudah lebih dulu berjalan di depan bersama Jisung di gendongannya.

Selama perjalanan, Chenle hanya terheran-heran menatap sekeliling hutan yang dilewatinya, lalu beralih menatap punggung tegap Jeno yang memiliki surai perak yang sama seperti Jisung dan Jaehyun.

Di kala suasana remang-remang akibat hampir tenggelamnya matahari di telan perbukitan, Chenle masih dapat melihat jika wajah Jeno sangat mirip dengan Jisung, terutama matanya.

Apakah mereka saudara kandung? Kenapa ia terasa bodoh karena tidak mengetahui apa-apa disini?

Karena ketidaktahuan itulah, Chenle jadi merapatkan jalannya pada Haechan yang sedang berjalan berdampingan dengan Mark di depannya.

"Haechan.."

Yang dipanggil hampir tidak menoleh ke belakang jika saja lengannya tidak digamit Chenle.

"Apa?" tanya Haechan yang ikut-ikutan berbisik. Ia melambatkan langkahnya hingga mereka berdua berada di posisi paling belakang sementara Mark jadi berjalan berdampingan dengan Jaehyun.

"Yang menggendong Jisung itu kenapa wajahnya mirip sekali dengan Jisung? Rambutnya juga sama seperti paman Jaehyun."

Oh, Chenle sedang penasaran dengan Jeno ternyata.

Haechan mendekatkan bibirnya ke telinga Chenle, "Dia kakak kandung Jisung."

"HA-hhhhmmmppp!"

"Astaga, hampir saja."

Haechan melihat situasi terlebih dahulu sebelum melepaskan bekapan tangannya di mulut toa Chenle. Chenle juga sudah sadar jika ia hampir membuat kehebohan jika saja Haechan tidak menghentikannya dengan cepat.

"Benarkah?" tanya Chenle setengah tidak percaya. Haechan mengangguk meyakinkan, "Ayah sebenarnya Jisung bukanlah si presiden tinggi itu, melainkan tuan Jaehyun. Tuan Jaehyun memiliki tiga anak, dan yang tengah menggendong Jisung itu kakak tertua Jisung, tuan Jeno. Nah, tuan Jeno memiliki kembaran namanya Lee Jaemin. Kau akan bertemu dengannya setelah ini." jelas Haechan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Terbukti Chenle mengangguk-anggukan kepalanya tanda jika vampir manis itu paham.

Tapi seketika raut Chenle berubah lagi, ia menatap penuh penasaran dengan wajah Haechan yang juga tengah menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

"Kenapa selama ini Jisung tidak bercerita perihal keluarganya padaku?"

"Apa kau pernah bertanya tentang hal ini pada Jisung?"

Chenle seketika terdiam mengingat-ingat kembali apakah ia pernah bertanya kepada Jisung tentang keluarganya atau tidak.

"Ti-tidak, kan dulu aku menganggap paman Johnny lah ayahnya Jisung. Aku cuma menanyakan kenapa keduanya tidak akur, tapi itupun Jisung selalu menghindar jika aku menanyakan hubungan mereka."

Haechan mengerti, pasti ada alasan mengapa Jisung tidak menceritakan tentang kebenaran sebenarnya, dan ia tidak ingin berasumsi terlebih dahulu, takutnya salah dan akan membuahkan kesalahpahaman bagi Chenle.

"Tak apa, tidak usah memikirkan hal itu dulu. Sekarang kau fokus saja pada kesembuhan kekasihmu."

Chenle mendelik ke arah Haechan yang bagi Haechan ekspresi yang ditunjukkan oleh Chenle itu terlihat lucu.

"Si-siapa yang bilang kekasih, eoh?" gugup Chenle. Pasalnya ia tidak pernah memberitahukan hubungannya pada orang-orang baru. Yang tahu hubungan mereka hanya Johnny dan Ten saja. Apakah-

"Paman Johnny lah."

Sudah Chenle duga.

Chenle hanya menggaruk belakang kepalanya yang terasa tidak gatal. Bertingkah kikuk kala melihat ekspresi Haechan yang terkesan tengah menggoda menggunakan kedua alisnya yang ia gerakan naik turun dengan menyebalkan.

Ia harus menyerang balik Haechan.

"Kau juga, apa vampir berambut biru itu kekasihmu? Kulihat kau selalu menempel dengannya setiap hari."

Seketika Haechan melunturkan senyumnya dan menatap datar pada Chenle yang sekarang tengah cekikikan melihat semburat merah muda di pipi chubby Haechan tanpa vampir itu sadari.

Keduanya walaupun Chenle kehilangan ingatannya pada Haechan, tetapi itu tidak menutup kemungkinan jika mereka tidak bisa akrab. Mereka sekarang sudah akrab walaupun segala kejahilan yang Haechan tembakkan pada Chenle selalu Chenle ladeni dan berakhir adu mulut, tidak dengan dulu yang hanya Chenle respon dengan senyuman saja tanpa ada niatan untuk membalas balik. Tapi itu cukup membuat Haechan senang melihat Chenle-nya lebih banyak berekspresi ketimbang dahulu.

Namun ada satu hal yang mengganggu pikiran Haechan sedari awal mereka menginjakkan kaki ke negara Neo.

Bagaimana respon Jaemin dan Renjun jika tahu Chenle sama sekali tidak mengingat mereka?

Mungkin Jaemin bisa mentolerir dan memaklumi keadaan yang dialami oleh Chenle sebelum Jisung memutuskan untuk membawa pergi bersamanya ke negara Johnny.

Tapi bagaimana dengan Renjun?

Ah, dirinya juga masih belum siap untuk bertemu dengan sahabat mungilnya itu karena peristiwa buruk yang mengharuskan ia beralih tubuh menjadi vampir.

Bagaimana respon Renjun kala mengetahui dirinya sudah menjadi vampir dan bahkan menjadi slave seorang vampir yang telah memberikan banyak luka di hatinya?

Lamunan Haechan seketika buyar kala dirinya sudah menginjakkan kaki di halaman mansion keluarga vampir Lee. Jaemin sudah berdiri di depan pintu mansion sesuai perkataan Jeno, menunggu kepulangan lima vampir dan dua di antaranya sangat ia rindukan.

Jaemin menarik nafasnya guna menetralkan emosinya yang perlahan bergejolak kala matanya bersitatap dengan manik teduh sang ayah.

"Ah, Lee Jaemin anakku. Lama tidak berjumpa, kau semakin cantik saja."

Masa bodoh dengan banyak pasang mata yang melihatnya berurai air mata, Jaemin langsung menerjang Jaehyun dengan pelukan erat, meredam isak tangis di dada kokoh sang ayah.

"A-ayah.. selamat datang kembali.." ucap Jaemin dengan susah payah karena sesegukan. Jaehyun terkekeh kecil sembari mengelus surai legam Jaemin yang terasa lembut menyentuh jari-jemarinya.

"Kau terlambat sayang, Jeno sudah mengucapkan hal itu lebih dahulu."

Terdengar rengekan kecil dari Jaemin yang hanya ia lah yang dapat mendengarnya.

Jaehyun menoleh pada Mark, Haechan dan Chenle yang betah berdiri di belakangnya dengan ekspresi beragam. Chenle dengan kebingungannya, Haechan yang sedang menahan tangis karena ia juga merasakan emosi yang Jaemin perlihatkan, dan Mark yang terlihat tidak tahu ingin melakukan apa setelah melihat adegan ayah dan anak yang saling melepas rindu karena terpisah begitu lama.

"Kalian, masuklah dan istirahat. Jaemin akan menunjukkan kamar kalian." ujarnya pada mereka bertiga. Jaemin yang merasa namanya disebut pun sontak saja mengurai pelukan di tubuh kekar sang ayah dan segera menghapus air mata yang mengalir di kelopak mata indahnya.

Seraya tersenyum dengan tamu-tamu mereka, Jaemin mengajak ketiganya masuk ke dalam sedangkan Jeno sudah masuk lebih dulu ke dalam membawa Jisung ke ruangan rahasia yang sudah ia persiapkan sedari siang tadi untuk memulai penyembuhan adik bungsunya.



Tbc.



Update tipis-tipis karena dapat gratisan kuota sebanyak 50MB/hari. Segitu mah bisanya apa:) dikit tapi harus tetap bersyukur ʘ‿ʘ

Oke janlup ⭐ dan 💬 ya~

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

3.1M 319K 30
[M] Mikasa kabur dari rumah sang Bibi yang berniat menjualnya kerumah bordil. Gadis itu berlari masuk kesebuah hutan terlarang di daerahnya. Hutan At...
31.3K 2.8K 39
Master! BOOK II [END] ___ "Hilangkan status master dan slave di antara kita, kau kekasihku sekarang." "Kekasih? Rasanya aneh saja kata-kata itu kelua...
110K 15.8K 15
[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ] ✅ Maaf. Harus mencintai mu saat kau pergi Gay/Soft/Misi
67.2K 10.3K 15
↠ Siren, mungkin hanyalah makhluk mitos. Tapi, Jisung berpikir bahwa dia telah bertemu dengan mahkluk yang dianggap mitos itu. Zhong Chenle. Selalu m...