Sinar matahari kembali memasuki sebuah ruang kamar yang sedang penuh cinta itu, lily menatap wajah justin yang tidur dihadapannya. Sejak saat itu mereka sudah tidur sekamar
"berhenti memandangku"
Ujar justin yang masih menutup matanya
"kau sudah bangun?"
Tanya lily kaget yang sedang diam diam sedang memperhatikan justin
Justin membukakan matanya dan memberikan kecupan hangat di kening lily yang sedang menatapnya dengan berbinar binar
"apa yang kau lakukann"
Ujar lily yang menutupi wajahnya karena malu
Justin yang gemas melihat tingkah lily kembali memeluknya
"kita harus pergi bekerja"
Ujar lily kepada justin
"5 menit lagi"
Jawab justin yang masih memeramkan matanya
"hahaha, nanti kita terlambat. Aku juga harus merias wajahku dan itu membutuhkan waktu yang lama"
Ujar lily sambil tertawa
"aku akan membantu meriasmu"
Jawab justin lagi
"hahahaha kau bisa?"
Tanya lily
"kau meremehkanku? Merias itu sama saja seperti melukis. Aku akan menjadikanmu karya seniku nantinya"
Jawab justin dengan santainya
"hahaha jangan gila. Nanti wajahku akan mirip pemandangan gunung dan ada sunrise"
Ujar lily sambil tertawa tak kuat mendengar ucapan justin barusan
Beberapa jam kemudian justin dan lily masuk kedalam loby perusahaan dengan pakaian yang rapi serta dengan wajah mereka yang bersinar sinar membuat para karyawan tidak bisa tidak membicarakan mereka
"kenapa wajah mereka sangat berbeda pagi ini?"
Tanya salah satu karyawan laki laki kepada teman temannya
"kau bodoh sekali! Itu wajah setelah bercinta"
Jawab temannya sambil meneguk secangkir americano
Plakkk "kau mesum sekali"
Salah satu karyawan wanita memukulinya dari belakang karena geli dengan jawabannya
"aku berkata benar. Jika kau tidak percaya ayo kita praktikannya"
Ujarnya dengan polos
Plakkk plakkkkk, wanita itu terus memukulinya sampai laki laki itu perlu meminta pertolongan
"pak, ini jadwalmu hari ini"
Lily memberikan jadwal justin melalui ipad nya
Justin mengambilnya dengan modus, dia memegangi tangan lily sambil tersenyum
"dulu kau bilang kita harus profesional"
Ujar lily menatap tak percaya ke arah justin
"itu dulu bukan sekarang"
Jawab justin yang terus menggoda lily
"apa yang kau lakukan? Bagaimana jika ada yang melihat kita? Lepaskan aku"
Ujar lily kepada justin
"memangnya kenapa jika ada yang melihat? Kita ini suami istri!"
Jawab justin dengan polosnya
"tapi kita harus Profesional"
Jawab lily lagi
"ahhh entah siapa yang menciptakan kata profesional itu, tetapi aku sangat membenci kata itu"
Ujar justin dengan ekspresi kesal. Sedangkan lily hanya bisa tertawa mendengar hal itu
"kosongkan semua jadwalku ini"
Ujar justin secara tiba tiba yang membuat lily kaget
"kenapa?"
Tanya lily dengan ekspresi penuh terkejut
"karena aku ingin honeymoon bersama istriku"
Jawab justin
"ohhh baiklah"
Jawab lily dengan ekspresi polos karena lupa bahwasanya dialah istrinya
"apa?"
Ujar lily lagi ketika sudah sadar
"kau lemot sekali"
Jawab justin tak percaya dengan apa yang dilihat
Keesokan harinya justin dan lily sudah mengemas barang barang mereka untuk liburan ke hawai
"ayo"
Ujar justin menggenggam tangan lily ketika sudah berada di bandara
Lily tersenyum manis dengan sebuah kacamata hitam dimatanya
"kau terlihat sangat keren menggunakan kaca mata itu"
Ujar lily kepada justin yang juga memakai kaca mata hitam
Saat pesawat sudah lepas landas mereka menatapi pemandangan yang indah bersama, mereka sudah melewati masa sulit dan kehilangan bersama. Kali ini mereka juga harus berbahagia bersama
Sesampai di hawai mereka menginap di sebuah hotel dengan view terindah. Dimana mereka bisa melihat hawai dari bawah, karena hotel tersebut adalah hotel tertinggi disana
"sunsetnya indah sekali"
Ujar lily ketika melihat cahaya matahari yang mulai terbit dari jendela transparan yang berhadapan dengan kasur mereka
"tapi ada yang lebih indah dari itu kau mau lihat?"
Tanya justin kepada lily, lily dengan sangat semangat langsung menjawab
"mau"
Jawab lily
Justin membuka tirai jendela itu dengan lebar kemudian menunjukkan jarinya ke arah muka lily
"ini! Kau lebih indah daripada sunset"
Ujarnya dengan wajah yang menggoda
"hahahahhaa apa? Lalu untuk apa kau membuka tirai itu jika akhirnya kau menunjukkanku?"
Tanya lily sambil tertawa terbahak bahak
"itu namanya trik. Supaya lawan tidak mudah menebaknya"
Jawab Justin menjelaskan dengan sangat serius
"baiklah. Baiklah"
Jawab lily yang sudah tak kuat dengan tingkah justin
Dimalam harinya mereka datang ke sebuah restoran yang memiliki view laut yang sangat indah. Dimana kita dapat melihat laut dan bulan sekaligus disana, sungguh view yang sangat indah dan memukai hati
"mari matikan handphone kita"
Ujar justin kepada lily
"kenapa?"
Tanya lily penasaran
"agar tidak ada yang mengganggu kita. Selama disini mari kita habiskan waktu hanya berdua"
Jawab justin dengan serius
"jadi maksudmu ketika kita sudah kembali kita sudah tidak bisa habiskan waktu berdua?"
Tanya lily dengan raut wajah kesal
"bukan begitu. Jika kita sudah kembali kita sudah disibukkan dengan bekerja apalagi kau harus fokus dengan kuliahmu"
Jawab justin secara dewasa
"benar juga. Haruskah aku berhenti kuliah saja agar kita bisa selalu bersama?"
Tanya lily dengan ekspresi serius
"jangan coba coba!"
Justin mengancam lily jika harus berhenti kuliah
Kemudian mereka mematikan handphone mereka masing masing, dan mereka terus bercanda riang sambil menunggu pesanan tiba. Kemudian tiba tiba seorang fotografer yang membuka jasa foto menawarkan mereka berdua untuk berfoto di view indah disamping mereka tersebut
"baiklah, ini fotonya"
Fotografer itu memberikan beberapa helai foto polaroid mereka yang sangat indah
"terimakasih"
Ujar justin kepada pria itu, sedangkan lily sibuk mengamati foto mereka itu
Sebuah berita internasional muncul di televisi besar di restoran tersebut membuat lily dan justin terguncang mendengarnya
"kini sebuah berita telah menguncang dunia, 15 tahun yang lalu terjadinya sebuah pembunuhan di sebuah rumah yang belum ditemukan pelakunya. Namun saat ini para detektif telah menemukan pelaku terjadinya pembunuhan tersebut. Adik kandung dan adik ipar merekalah yang telah membunuh kakak kandung mereka disebuah rumah ditengah hujan deras pada malam itu. Namun satu putri mereka telah berhasil selamat dari kejadian tersebut, motif pembunuhannya adalah sang adik merasa iri dengan warisan ayah mereka yang kurang adil dalam membagikannya, sehingga saat perusahaan yang dulunya milik kakaknya telah direbut oleh adiknya setelah sang kakak meninggal dunia"
Ujar reporter itu dengan sebuah video paman dan bibi lily yang ditahan di kantor polisi
Mendengar berita itu justin langsung menatap lily dengan tatapan penuh kasih sayang dan tatapan takut akan tindakan lily selanjutnya
"itukah alasannya mereka melarangku mengetahui penyebab kematian orang tuaku?"
Ujar lily dengan ekspresi rasa sedih, putus asa, kecewa, marah karena telah dibohongi selama ini
"mereka bahkan mengambil hak yang seharusnya menjadi keluargaku, namun aku membiarkannya karena aku tidak membutuhkan harta itu setelah kehilangan orang tuaku. Betapa bodohnya aku"
Ujar lily dengan air mata yang terus menetes dipipinya
15 tahun kemudian...
Drussssss, dringgggg, dimalam yang larut itu hujan turun begitu deras, angin yang begitu kencang membuat lily yang masih usia 7 tahun tersebut bangun dari tidurnya
"eommaa"
Lily keluar dari kamarnya dengan sebuah boneka beruang di gendongannya. Lily sangat ketakutan ketika melihat rumahnya menjadi sangat gelap dan barang barang berserakan begitu saja
"appaaaa"
Teriak lily ketika melihat ayahnya terbaring dengan darah yang berlimpah di lantai
Namun tiba tiba seseorang menarik tangan lily yang membuat lily menjadi sangat ketakutan
"cepat pergi dari sini, larilah, larilah sejauh mungkin"
Ujar ibu lily yang bernama haneul dengan sangat ketakutan sampai tangannya menjadi gemetaran
"aku takuttt eommaaa"
Ujar lily yang menangis sangat ketakutan
"CEPAT PERGIIII, CEPATTT"
bentak haneul yang membuat lily terpaksa lari keluar rumahnya didalam hujan yang deras itu
"eommaaaa, appaaaaaa"
Lily berlari didalam hujan sambil menangis memanggil ibu dan ayahnya
"kemari kau"
Dua pelaku itu menarik tangan haneul yang hendak menghalangi mereka mengejar lily
"jika kau membunuhnya maka kalian tetap tidak bisa mendapatkan wasiat itu, karena kami telah mengubah seluruh wasiat harta kami atas namanya"
Ancam haneul yang masih menghalangi pintu itu
"benar juga. Mari kita rawat anak itu sampai dia besar dan mau menyerahkan semua hartanya kepada kita"
Ujar bibi lily kepada paman lily yang merupakan adik dari ayah lily
"yeoboo"
Hyun wo ternyata masih sadarkan diri dan memanggil haneul. Itulah alasan haneul masih tidak mau melarikan diri dari rumah itu karena hyun wo masih sadarkan diri
"yeoboo bertahanlah"
Haneul berlari ke arah hyun wo dan menahan darah yang keluar dari perutnya
"larilah yeobo"
Ujar hyun wo yang sudah melemah kepada haneul
"tidak akan. Aku akan hidup dan mati bersamamu"
Jawab haneul yang berusaha menghentikan pendarahan hyun wo
"baiklah kakak ipar akan kukabulkan keinginanmu. Kau ingin hidup dan mati bersamanya kan?"
Ujar paman lily tersebut
"KAU IBLIS, oleh sebab itu ayah mertua memperlakukanmu seperti itu"
Ujar haneul yang sudah sangat emosi dan sudah tidak ada rasa takut karena dia sudah mengetahui mereka sudah tidak akan selamat malam ini
"PERSETAN KAU"
mendengar hal itu membuat paman tersebut semakin murka dan menusuk haneul dengan 3 kali tusukan
"ak-aku ti-dak akan memaafkanmu sampai ma-mati"
Ujar hyun wo yang sudah tidak bisa melindungi istrinya karena dia sudah sangat lemah
"hahahah tidak perlu dimaafkan hyung, sampai jumpa di nereka!" plakkk
Dia telah membunuh hyun wo dan haneul bersamaan, dibantu oleh istrinya mereka menghilangkan jejak mereka. Dan membuat seolah olah keluarga ini telah kemalingan
🥀🥀🥀
___________________________________________
Happy reading guys...
Jangan lupa votenya yaa hehehe🤗
Sampai jumpa di next part☺
___________________________________________