I'm Yours, Master! [JiChen]✓

By Moominn_njun

28.3K 3.1K 373

Master! BOOK III [END] __ "Berhenti melawan, nak. Tangan dan kakimu akan patah." "Tidak akan!" "Ayah masih me... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36 (Warning+)
37
38
39
40
41
42 (end)
NEW BOOK

17

580 75 2
By Moominn_njun




.


.



"Secepat ini?"

Jaehyun benar-benar merasa tidak rela melepas Taeyong secepat ini. Taeyong mendongak ke atas langit yang terlihat cerah di sekeliling pedang Damocles milik suaminya. Langit berwarna biru dan gumpalan awan membuat pola abstrak yang indah sebagai lukisan semesta yang tak berujung. Menampik kenyataan jika sebelumnya pulau ini dikelilingi oleh kabut tebal berwarna abu-abu sehingga menyebabkan pemandangan di sekelilingnya terlihat menyeramkan.

"Selama pedang Damocles mu ada, aku akan tetap berada di ingatan Zhong Chenle dan mengambil alih sebentar untuk melepas rindu dengan kalian. Sayang sekali Jeno dan Jaemin tidak ada di sini." kekeh Taeyong sendu. Ia menatap sang suami yang juga tertunduk sedih. "Kalau kau telah selesai dengan pengasinganmu, sampaikan salamku pada anak kembar kita."

Jaehyun mengangguk, "Baik."

Taeyong tersenyum puas dan kembali menatap wajah sang anak bungsu yang masih betah diam dengan netra setengah sadar.

"Jisungie, anak bungsuku yang paling manja, kau mungkin bertanya-tanya kenapa sejak pertama bertemu Chenle hingga saat ini kau merasakan kenyamanan saat berada di dekatnya, bukan?" tanya Taeyong sembari mengusap surai panjang Jisung yang menutupi setengah wajahnya. Ia melanjutkan walaupun tahu sang anak tidak bisa menjawab pertanyaannya, namun Taeyong tahu Jisung mendengarkannya.

"Itu karena Chenle adalah reinkarnasi ibu di zaman ini. Tidak dengan rupa, hanya reinkarnasi ingatan saja. Mungkin Chenle selama ini tidak pernah bercerita padamu kalau di beberapa kesempatan ibu mengunjungi mimpinya dan mengobrol santai dengannya. Ibu juga telah menceritakan banyak tentangmu, tentang keluarga kita. Chenle mendengarkan dengan baik tapi tak sampai terbawa ke dunia nyata. Ia memilih untuk menutup mulut dan telinganya tentang permasalahan rumit keluarga kita. Ibu menghargai keputusannya ini. Sampai pada peristiwa Chenle yang mengamuk dan berubah menjadi monster, ibu sempat hilang dari ingatan Chenle. Dan terlebih lagi kau menyegel ingatan Chenle, ibu jadi terkurung di kegelapan tanpa bisa naik kembali ke permukaan. Lalu berkat pedang Damocles yang ayahmu keluarkan, ibu jadi bisa kembali menghampiri Chenle, namun yang ibu dapati Chenle malah tak sadarkan diri karena ikatan slave dan master yang secara tidak langsung berefek pada kesadaran anak ini saat kau mengamuk dan melepas kekuatan besar. Namun begitu, ibu jadi leluasa mengendalikan pikiran Chenle dan bisa menemui ayahmu dan berbicara dengan kalian. Syukurlah.."

Taeyong tersenyum manis hingga mata milik Chenle menyipit membentuk garis kembar yang indah. Netra Jisung bergetar, ia mendengarkan semuanya. Ada berbagai rasa yang ia rasakan saat ini, namun yang paling mendominasi adalah kerinduan yang membuncah saat tahu di hadapannya adalah sang ibu yang sangat ia sayangi, mataharinya, hidupnya, penyemangatnya, dan alasan ia tetap bertahan di dunia ini.

Taeyong mengelus punggung tangan Jisung yang berusaha menggenggam tangannya yang kini beralih mengusap pipi tirus sang anak.

"Setelah Chenle benar-benar mengambil alih kesadarannya nanti, mungkin.. ibu benar-benar akan pergi dari ingatan anak ini. Jangan bersedih ya Jisungie sayang.."

Taeyong terkekeh pelan kala melihat Jisung menggeleng lemah sebagai respon ucapannya barusan.

"Jisungie mencintai Chenle, bukan? Jadi Chenle adalah Chenle, dan ibu tetaplah ibu. Ibu hanya ikut menumpang di ingatan Chenle sampai urusan ibu selesai, dan sekarang urusan ibu sudah selesai, waktunya ibu pergi."

Genggaman Jisung pada tangan mungilnya mengerat. Taeyong paham sang anak bungsu masih belum rela dirinya pergi. Ia menoleh untuk menatap pada wajah Jaehyun yang tengah menatap ke arah lain, seolah cuek, namun sebenarnya vampir itu sedang menyembunyikan raut sedihnya. Taeyong tersenyum dan kembali menatap sang anak.

"Sebelum ibu pergi, ibu ingin minta tolong pada Jisungie."

Alis Jisung berkedut seolah mengekspresikan rasa penasarannya. Taeyong menghela nafas dalam, "Berjanjilah pada ibu, setelah ini Jisungie akan berbaikan pada ayah dan kedua kakak kembarmu. Kembalilah kalian menjadi keluarga utuh seperti sedia kala. Ini juga berlaku untukmu, Jaehyunie. Jangan meninggalkan anak-anak lagi."

Jaehyun terkesiap dan segera berlutut di samping Taeyong kala tepukan pelan mengenai tulang keringnya. "Baiklah, ratuku."

Bahkan disituasi serius seperti ini, Jaehyun sempat-sempatnya menggoda sang istri.

"Dasar Jaehyun-"

"Taeyong!"

Sang nyonya Lee itu hampir limbung ke belakang, namun dengan sigap Jaehyun menahan tubuh yang tiba-tiba melemah itu dan menyandarkannya di dada bidang miliknya. Susah payah Taeyong menahan matanya agar tidak tertutup supaya ia bisa melihat suami dan anak bungsunya untuk yang terakhir kalinya.

"Sudah saatnya aku pergi.. Chenle.. anak itu sudah sadar dan perlahan mengambil alih tubuhnya.."

Jaehyun menggenggam erat tangan mungil itu. Netranya bergetar pelan kala mendapati tatapan mata sang istri yang kian melemah.

"Terimakasih sudah menemui kami.." bisik Jaehyun hampir tak terdengar. Emosinya mengendap di tenggorokan hingga ia tidak bisa mengeluarkan suara dengan normal. Taeyong memaksakan untuk tersenyum sembari mengelus rahang tegas sang suami.

"Jaga anak-anak untukku.."

Jaehyun sekali lagi mengangguk. Taeyong lega dan ia hampir sepenuhnya menutup mata kala dirasa lengan bajunya ditarik seseorang, bahu kirinya memberat dan tangan kekar melingkari pinggangnya.

Itu Jisung yang susah payah bangkit dan memeluk sang ibu yang akan segera pergi. Taeyong menoleh ke samping kiri hingga hidung keduanya hampir bersentuhan. Ia tersenyum kecil sembari mengelus rahang tajam milik sang anak bungsu.

"Ibu menyayangi Jisungie.."

Senyuman manis dari Taeyong menjadi salam perpisahan sang nyonya Lee sebelum kedua netra indah itu benar-benar tertutup sempurna.

Taeyong senang di akhir kepergiannya, suami dan anak bungsu tercintanya memeluknya erat di kedua sisi. Ia juga ingin Jeno dan Jaemin juga memeluknya seperti yang dilakukan oleh dua vampir ini, tapi mau bagaimana lagi, keadaan tidak memungkinkan.

Mungkin di lain waktu Taeyong akan mengharapkan keluarga kecilnya dapat memeluknya di segala sisi.

"Uh.." lenguhan pelan terdengar dari bibir tipis itu. Chenle menggeliat sebentar sebelum membuka matanya.

Hal pertama yang ia rasakan adalah sesak. Bahu kirinya berat, tangan kanannya digenggam erat oleh seseorang. Dengan perlahan Chenle menatap ke arah tangan kanannya yang digenggam sebuah tangan besar lalu ia perlahan menelusuri si pemilik tangan tersebut dan-

"AAAHH!"

Chenle menjerit nyaring dan memberontak dari dekapan Jaehyun kala ia berhasil mengenali Jaehyun sebagai vampir dingin yang menyerang Jisung tanpa ampun. Ia asumsikan jika Jaehyun adalah vampir jahat sehingga Jisung menyuruhnya untuk kabur dari jangkauan Jaehyun.

Jaehyun segera melepas genggaman pada tangan mungil itu dan menjauhkan diri dari slave anaknya yang tengah menatapnya takut.

Namun Chenle tidak menyadari jika Jisung masih berada di sisi kirinya. Oleh karena perbuatannya itu, Jisung menjadi terdorong ke belakang dan pelukan di pinggang ramping Chenle pun terlepas dan ia kembali jatuh ke tanah.

Chenle yang melihat tersebut seketika panik, "Jisungie? Astaga, maafkan aku! Kau tidak apa-apa? Kenapa kau bisa seperti ini? Apa yang terjadi padamu, eoh??"

Di netra sayunya, Jisung hanya menatap diam pada wajah panik Chenle. Belakang kepalanya sakit karena terhempas lumayan keras ke atas tanah akibat histeria kejut yang Chenle lakukan.

Dengan keberanian setipis tisu, Chenle mencoba menatap garang pada Jaehyun yang sudah berdiri tegap tak jauh dari mereka berdua.

Ia mengasumsikan jika kondisi lemah Jisung disebabkan oleh Jaehyun, karena terakhir kali yang ia ingat, Jisung bertarung melawan vampir dingin itu lalu Jisung marah dan kemudian ia tidak ingat apa-apa lagi.

"Kau- kau yang membuat Jisung seperti ini!?" tuding Chenle dengan nada bergetar karena emosi. Jaehyun hanya menatap datar pada Chenle yang tengah mengepalkan kedua tangannya erat di sisi tubuhnya.

"Kau baru saja bangun, jangan menuduh sembarangan."

Chenle terkesiap dan sedikit melunak, ia menatap pada Jisung yang masih berbaring di atas tanah dengan keadaan setengah sadar.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Jisung?"



Tbc.



Ada even nulis novel, mau ikutan tapi banyak kerjaan🙃

Dah, janlup ⭐ dan 💬 ya~

Continue Reading

You'll Also Like

13.9K 1.3K 17
Jisung dan Chenle. musuh bebuyutan yang sudah terkenal oleh seluruh murid dan guru sekolahan, mereka sudah sering keluar masuk BK karena tingkahnya y...
22.5K 1.8K 10
berkisah tentang masalah dan kebahagiaan kecil dalam keseharian mereka. [nonbaku] start : 2019년 4월 5일 end : 2019년 4월 27일 ©gommoon, 2019
31.4K 2.8K 39
Master! BOOK II [END] ___ "Hilangkan status master dan slave di antara kita, kau kekasihku sekarang." "Kekasih? Rasanya aneh saja kata-kata itu kelua...
339K 35.1K 30
Aku tak pernah percaya akan apa itu 'keajaiban'. Hingga keajaiban itu benar-benar datang dan membuktikan padaku bahwa ia memang benar adanya. Aku me...