Soul Journey

By anufa_dillah

1.7K 190 479

THE SOUL'S 100 DAY JOURNEY TO RE-ENTER THE BODY Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25, ZEANO AAFRYEDA nyari... More

Trailer + Cast
PROLOGUE
The Beginning || Journey to LOD World
The Rule || Helper Angel & Seeker Soul
The First Mission || Drakstone
The Villain || Traumatic Attack
The Trapped Soul || Nyxshire
The Second Mission || Celesterra
The Enigma || Different Soul
The Third Mission || Amethys Isle
The Loves || Miss U so Bad
The Guy in the Dream || Winner & Loser
The Fifth Mission || Infinity Shores
The Neutral Lost || Journey Tree
The Shot Glass of Tears || a Warm Hug
The Sixth Mission || Thornfield Vale
The Love Kisses || Finally!
The Marriage Plans || Cause ILY
The Seventh Mission || Verdentia
The Burning Love || Will YMM?
The Past Memory || Smiliar Dream
The History || Stop Think' Logically!
The Eighth Mission || Wraithwalk Moors
The Lifeblood || Half-Done
The Ninth Mission || Shadow Illusion
The Prince Tragedy || Lost Destiny
The Enemy of Destiny || End Figure
The Another Choice || YOU❓
The Lovely Silver Eyes || Continues
The Last Mission || Find Your Body
The Purpose of the Mission || 24 Hours to Choose
The Same Fate || Winners
The Normal Life || Misunderstand
New Story; 2 SO U
The Baby Boy || Reason of Win/Lose
EPILOGUE

The Fourth Mission || Ravenloft

61 5 17
By anufa_dillah

.. Ravenloft : Hutan gelap tempat gagak menggema, membimbing pengembara ke alam rahasia ..

Tidak tahu akan secepat ini —hanya berselang dua hari sejak selesainya misi ketiga, bias keemasan yang mendadak muncul di sekujur tubuh kembali memberi isyarat. Misi selanjutnya akan segera dimulai, dalam waktu satu kedip mata.

Zeano tidak memiliki banyak persiapan, manakala alam senja bertabur bunga dendalion itu lenyap begitu saja ..berganti menjadi alam gelap, mencekam penuh misteri. Seperti jauh sekali di dalam hutan, dan Zeano tersesat sendirian.

Sial! Panik terlalu cepat melambung manakala menyadari diri kehilangan sesuatu yang teramat berharga, teramat dibutuhkan.

"Berlian? Kau dimana?"

Sepasang netra keemasan itu bergulir gelisah, langkah mundur terambil secara bertahap sebab cemas. Ditengah misi yang agaknya tidak akan berjalan dengan mudah, kehilangan eksistensi Berlian sebagai petunjuk mutlak ..seperti mimpi buruk luar biasa.

"Sial! Disaat setiap waktu kau selalu berada di sisiku, lantas ..kenapa kau harus menghilang di detik-detik begini?"

Sungguh tidak ada satu detikpun terlepas, bahkan sebelum berpindah alam ..Berlian tepat berada di sisi. Zeano sendiri tidak mengerti, Berlian menjadi begitu melekat usai misi ketiga berakhir. Gadis itu —ah tidak, sosok malaikat itu seperti berusaha melakukan pendekatan lebih. Sesuatu yang melebihi kapasitas hubungan diantara Helper Angel dengan Seeker Soul-nya.

Setidaknya Zeano mengerti, itu bukan sesuatu yang normal.

Tetapi begitu di waktu yang sangat dibutuhkan, ..kemana sosok malaikat itu pergi? Bagaimana Zeano bisa menyelesaikan misi tanpa petunjuk dan arahan darinya? Apa yang akan Zeano hadapi di misi kali ini?

"Zeano.."

Upaya mencari sontak terhenti, gerak refleks mendorong tubuh tuk berputar. Mencurigai sumber suara, tetapi ..nihil. Tidak ada siapapun di belakang. Disini memang gelap, tetapi setidaknya penglihatan Zeano masih normal ..teramat jelas setidaknya sejauh beberapa meter ke depan. Tetapi sungguh, tidak ada siluet siapapun yang tertangkap retina..

..disaat suara Berlian begitu dekat di telinga.

"Jangan mempermainkanku, Berlian. Ini bukan waktunya untuk bermain. Keluarlah. Leluconmu sama sekali tidak—"

"T—tolong, Zen.."

Kesal tertelan telak, terlalu cepat beralih menjadi gemuruh luar biasa di dada. Sarat ketakutan teraba jelas dalam suara Berlian, getarannya memperjelas. Tanpa melihat, Zeano tahu Berlian sedang ..menangis.

"Zeern —akh.. dia menyerangku."

Ungkapan sederhana terlalu tepat untuk menyentak jantung Zeano setengah mati. Hati semakin tidak tenang, mendengar pekikan tertahan bersambung rintihan menyakitkan itu. Sial! Zeano tidak ingin, tetapi hanya dari suara ..Zeano tahu Berlian terluka.

Zeern sungguh melakukan sesuatu untuk menyakiti Berlian? Mengapa?

"Apa yang terjadi?" Tidak pernah terbayang sebelumnya, tangan yang gemetar menandakan ..Zeano sungguh tidak siap dengan situasi buruk ini.

"Aku tidak tahu, Zeern mengamuk —Arghhkk!"

Sontak Zeano terpejam, disela kedua tangan menutup telinga kuat sekali. Sakit, telinganya berdengung keras ..banyak suara dari keributan luar biasa yang memasuki rungu. Seperti sesuatu menabrak dinding dengan keras lalu terhempas pada lantai, percikan api, tendangan kuat, pukulan keras, ..dimana teriakan dan pekikan Berlian melengkapi setiap keributan. Puncaknya, suara Berlian terdengar tercekat ..seperti dicekik.

"Zen, kumohon kemari. Tolong aku! Zeern ingin melenyapkanku."

"TIDAAAK!"

Zeano terlonjak di dalam pejaman, naluri ingin merengkuh tubuh Berlian tuk membawanya melarikan diri. Tetapi sial, faktanya bahkan Zeano tidak tahu dimana keberadaan Berlian saat ini.

"Katakan padaku, kau dimana? Aku akan menyelamatkanmu."

Sungguh berharap akan jawaban, tetapi sama sekali tak direngkuh. Benci sekali, disaat-saat yang diharapkan ..justru Berlian berhenti mengirim telepathy. Ataukah —

Zeern tahu? Lalu sengaja memangkas jarak suara Berlian agar tidak sampai di telinga Zeano?

"Sial! KATAKAN KAU DIMANA, BERLIAN!?"

Jawaban yang nihil didapat, melonjakkan emosi disela cemas. Gemuruh setengah mati di dalam diri mengantarkan berkas panas menjalar di seluruh pembuluh darah. Mode Seeker Soul aktif, tetapi Zeano tidak tahu apa yang perlu dilawan. Tidak tahu bagaimana caranya meluapkan kobaran api yang membakar diri. Menyiksa sekali.

"ZEERN, BERHENTI! Aku tahu kau mendengar suaraku! Berhenti melukainya. Jangan sakiti Berlian! Atau aku —

.. sial! Bahkan aku tidak bisa membunuh Demon, walaupun aku ingin."

Gertakan emosi terlalu cepat disambung ragu, Zeano terlalu sadar diri ..bahwa tidak bisa melakukannya. Lantas, apa yang harus dilakukan sekarang? Tidak ada petunjuk, ditengah keinginan teramat mutlak ..tetapi tujuan telak abu-abu.

Zeano terkesiap, manakala gema kaokan nyaring saling bersahutan ..memenuhi seantero alam Ravenloft. Ah ya, itu gerombolan raven —gagak hitam. Insting Seeker Soul terlalu cepat menarik kepekaan, Zeano lekas menarik lepas sebuah entitas yang ia miliki di belakang tubuh ..busur panah perak, tanpa anak panah.

Tidak perlu bingung ataupun panik, imajinasi telah bekerja dengan baik.

Zeano telah siap sedia dengan busur panahnya, terarah naik pada puluhan gagak hitam yang terbang berputar di atas kepala. Benang yang ditarik, segera menimbulkan bias cahaya biru menyerupai siluet anak panah. Niat hati sudah kuat, tetapi lepasnya anak panah tertahan telak ..manakala beberapa bulu gagak hitam itu lepas, melayang di udara. Lalu melebur menjadi asap hitam, mencipta rentetan huruf membentuk kalimat sederhana.

Ikuti aku.

Tak elak Zeano mengernyit tajam. Aku ..itu artinya merujuk pada satu orang, sementara jumlah burung gagak jelas melebihi. Apakah gerombolan raven itu masih jelmaan Zeern? Bagaimana mungkin? Bukankah Zeern sedang bersama Berlian?

Tetapi tidak ada pilihan lain. Serangan diralat, lepasnya genggaman pada benang ..kembali menghilangkan eksistensi bias cahaya anak panah itu. Zeano mengikuti kemana arah gerombolan gagak itu terbang, menyusuri jalan setapak ..diapit oleh semak belukar serta tanaman merambat, cukup menyulitkan langkah.

Sejujurnya tidak tahu apa tujuan para raven itu meminta untuk ikut, tetapi barangkali ..mungkin ini tentang Berlian? Sungguh, Zeano berharap entitas penantang di setiap misi itu berpihak padanya kali ini.

Zeano tidak tahu apa tujuan misi kali ini, pun tidak peduli. Hanya Berlian. Hanya keselamatan sang Helper Angel yang memenuhi otak Zeano kini. Hati telak memprioritaskan sosok jelmaan gadis itu ..jauh di atas misi itu sendiri.

Mendadak Zeano tertegun, langkah ikut tersendat ..manakala atensi menemukan sesuatu yang sama sekali tak terduga. Di tengah gelapnya hutan, sosok hitam itu berdiri tepat di hadapan —barangkali berjarak lima meter. Dari jubah hitam yang sosok itu kenakan, Zeano tahu dia merupakan Seeker Soul.

Tetapi, bagaimana bisa Seeker Soul lain memasuki misi Zeano seperti ini?

Jarak yang terpangkas lebih banyak, mengantarkan Zeano pada seberkas rasa takjub ..manakala melihat rupa sosok itu. Bersih bercahaya, netranya indah berbias cahaya biru, belah bibir segar alami mencetak seulas senyum ..mirip alpaca, manisnya mengalahkan madu. Definisi ketampanan dari surga. Auranya sungguh menyejukkan, sekaligus menenangkan.

Zeano ingin bertanya, siapakah gerangan..sosok yang bisa menyusup ke dalam misinya seperti ini. Tetapi urung manakala sosok itu terlebih dulu bersuara.

"Apakah kau pernah jatuh cinta?"

Telak menjatuhkan mood Zeano, yang sejak awal memang telah buruk ..sebab berita mengerikan yang diterima dari Berlian.

"Mohon maaf, aku tidak memiliki waktu untuk omong kosong, Tuan."

Tentu Berlian yang lebih penting. Zeano lantas melenggang, mengabaikan sorot bias biru itu mengikuti pergerakannya. Memfokuskan diri pada arahan para raven yang setia menuntun jalan.

"Sinting! Aku sedang panik, bisa-bisanya dia menanyakan hal bodoh."

Belum terlalu jauh jarak terambil dari sosok Seeker Soul misterius itu, langkah Zeano kembali terganggu ..tepat di hadapan, sosok hitam itu kembali muncul. Sempat menduga itu merupakan sosok yang sama, tetapi telak salah begitu sudah mendekat.

Jauh berbeda dengan Seeker Soul sebelumnya, sosok di hadapan Zeano saat ini memiliki aura kelam teramat pekat ..bahkan menyeramkan. Sepasang bola matanya hitam —seluruhnya, tajamnya telak seperti tatapan naga pemangsa ..tipe dragon eyes. Dia tampan, tetapi garis bibirnya menggambarkan sebuah takdir teramat buruk. Gelap sekali. Hawa panas seperti menguar luar biasa di atas kepala sosok itu. Definisi ancaman dari neraka.

Zeano sungguh ingin bertanya, ..apa yang terjadi padanya. Tetapi sungguh tak berharap akan pertanyaan bodoh kembali terlontar.

"Apakah kau pernah membenci seseorang?"

Semakin janggal. Sebenarnya apa maksud dari kedua pertanyaan ..bertolakbelakang itu?

"Aku tidak memiliki jawaban untuk itu."

Kembali abai, sama sekali tidak peduli setajam apapun mata hitam itu mengikutinya. Langkah tetap berlanjut, menggapai tujuan dalam tuntunan para raven di hadapan.

Berpikir kejanggalan itu hanya sampai disana, tetapi salah besar. Kali ini Zeano tersentak setengah mati. Sosok Seeker Soul pertama yang Zeano temui, kini kembali berada di hadapan.

"Zeano, cinta bukan sesuatu yang buruk. Seluruh manusia memiliki hati, dan kalian berhak mencintai ataupun dicintai. Cinta adalah perasaan terbaik yang pernah ada."

Haaah.. Zeano tidak peduli. Sekalipun ungkapan itu memang benar adanya, Zeano tidak cukup peduli untuk sekarang. Bukan waktunya untuk memikirkan hal-hal tidak jelas, disaat keselamatan Berlian masih terancam.

Meninggalkan Seeker Soul pertama, sialnya lagi-lagi hal mengejutkan menyambut di hadapan. Sosok hitam kedua, kini tepat berada satu meter di depan. Sementara di belakang, Seeker Soul pertama lenyap tak berbekas.

"Membenci jauh lebih baik. Tidak ada satupun manusia yang dapat dipercaya, penjahat berkedok malaikat. Membencilah, Zeano. Itu akan menyelamatkanmu dari tangan-tangan pengkhianat menjijikkan."

Sial! Lelucon macam apa ini? Apakah mereka sedang mempermainkan Zeano? Untuk memecah fokus Zeano atas tujuannya menyelamatkan Berlian, begitu?

Menyebalkannya, perjalanan ini terasa panjang sekali. Gerombolan gagak hitam itu masih belum memberi tanda-tanda akan berhenti, tujuan seperti masih teramat jauh untuk digapai. Hal itu kembali mempertemukan Zeano dengan Seeker Soul pertama, si tampan dari surga dengan senyum alpaca yang masih setia ditebar.

"Kebencian hanya akan melukai perasaanmu. Itu tidak baik untuk kesehatan hatimu. Jangan membenci Zeano, kau akan terlihat seperti orang jahat nanti. Lebih baik mencintai, itu akan membuatmu kuat. Cinta adalah penolong terbaik, dia yang terkuat."

Lalu di lima meter setelahnya —usai Zeano kembali mengabaikan seluruh omong kosong itu untuk yang kesekian kali, Zeano kembali bertemu dengan sosok hitam kedua. Si tampan dari neraka, dengan tatapan menakutkan.

"Cinta itu adalah hal terbodoh. Cinta hanya membuatmu lemah. Tipu daya manusia-manusia licik yang saling memanfaatkan satu sama lain. Zeano, jangan ingin menjadi manusia yang bodoh. Kebencian adalah satu-satunya cara terampuh. Sendiri bukanlah hal yang buruk, kau akan selamat dari orang-orang yang akan melukaimu."

"Bisakah tutup mulut bodoh kalian itu, huh!?" Kesabaran mulai terkikis, emosi tersulut tuk meluap di atas atmosfer. "Aku tidak mengerti untuk apa kau ataupun dia mengatakan semua itu padaku. Aku tidak peduli! Semua yang kalian katakan itu omong kosong!"

Tungkai menghentak keras disela emosi ingin diluapkan secara keseluruhan. Tetapi masih perlu ditahan, Zeano hanya tidak perlu mendengarkan omong kosong itu. Hanya perlu mengabaikan lelucon kedua sosok aneh itu, hanya perlu fokus dan percaya pada tuntunan para raven.

"Zeano, pilihlah cinta. Kau akan selamat."

Lagi, suara itu menyeru di belakang. Zeano semakin muak, tidak ingin peduli. Enggan berhenti apalagi berbalik, langkah masih tegas tuk maju tanpa ingin kembali.

"Ku tegaskan sekali lagi. Membencilah, Zeano. Maka kau akan mendapat ketenangan."

"Tidak. Kebencian hanya akan menghancurkanmu."

"Sama sekali tidak. Cinta yang akan menjebakmu."

"Zeano—"

"DIAAAM!!"

Slash!*

Slash!*

"AKU TIDAK AKAN MEMILIH APAPUN DARI KEDUANYA, SIAL!!"

Dua bias cahaya anak panah terlepas dari busur Zeano, telak tepat sasaran pada kedua sosok berjubah hitam itu. Keduanya berujung melebur usai anak panah menembus dada masing-masing, mencipta seberkas asap ..yang satu biru, dan yang lainnya hitam kemerahan. Lalu benar-benar menghilang.

"Zeano."

Panggilan mendadak, sontak menarik atensi Zeano untuk menoleh. Emosi tak dapat dilerai secara cepat, bias keemasan di sepasang netranya menghunus tajam pada sosok ..yang teramat Zeano kenal.

Young Veins.

Shit! Seberapa banyak sosok Seeker Soul yang lancang menyusup ke dalam misinya kali ini?

"Mau apa kau!?" Emosi mendorong tungkai tuk beranjak cepat, meraih kerah kemeja si jiwa utusan ..mencengkramnya kuat. "Kau akan ikut mengatakan hal-hal bodoh seperti mereka? Tentang apa kali ini, huh? Kau—"

"Berlian membutuhkanmu."

Serangan sontak berhenti, emosi cepat beralih menjadi kejutan. Nama Berlian yang disebut segera menyadarkan Zeano akan situasi buruk ..yang sejak tadi memang perlu ia bereskan.

"Sekarang dia sekarat, Zeern—"

"BODOH!"

Lepas kontrol, emosi kembali melambung tanpa sekon. Gertakan kuat pada cengkraman, membuat Veins mengambil langkah mundur sebagai pertahanan.

"Kau tahu apa yang terjadi pada Berlian. Lalu apa yang kau lakukan disini, HAH!? Kenapa kau tidak berusaha menolongnya?! Kenapa kau mendatangiku—"

"Aku tidak bisa. Zeern sudah menyegel tempat untuk mengeksekusi Berlian."

Skakmat. Telak mati reaksi.

Dari bagaimana cengkraman mengendur, getaran luar biasa teraba jelas dari sepasang bias keemasan itu ..Zeano diserang berbagai perasaan buruk. Syok, cemas, takut, sakit hati. Tidak tahu, Zeano terlalu kalut.

"Hanya kau yang bisa memasukinya."

"Menyingkir!"

Kalut membuat Zeano tanpa sadar mendorong tubuh Veins tuk menyingkir. Lantas berlari sekuat tenaga, selaras dengan kepakan sayap para raven yang kian cepat. Mengabaikan pijakan yang berbahaya ..baik medan yang tidak rata, maupun patahan ranting yang tajam. Medan menurun tanpa ragu diterjang, medan menanjak lantas diraih. Tidak peduli beberapa goresan luka telah didapat, itu tidak lebih menyakitkan daripada mendengar berita bahwa ..

.. Zeern sungguh akan mengeksekusi Berlian.

Bahkan tidak tahu kesalahan apa yang telah diperbuat sosok Helper Angel itu.

Usai perjuangan luar biasa, pada akhirnya tujuan tercapai. Sebuah kastil kuno menjulang tepat di hadapan. Sementara para gagak hitam itu terus terbang hingga menghilang di balik bangunan kastil.

Imajinasi luar biasa, Zeano mampu mencium aroma feromon Berlian. Menarik keyakinan seratus persen akan keberadaan sosok jelmaan gadis itu disana. Berikut cemas kian melambung, sebab aroma darah luar biasa menyengat di hidung.

Zeano tidak tahu segel macam apa yang dimaksud Veins, tetapi sungguh berharap Veins pun mengatakan kebenaran ..bahwa Zeano bisa menyusup ke dalam segel buatan sang Demon.

Dan teramat sangat bersyukur, Zeano sungguh tidak mendapat kendala apapun kala berupaya memasuki kastil. Tidak ada hal apapun yang menghadang di sepanjang perjalanan ..Zeano berlari tunggang langgang menyusuri lorong kastil guna mencapai ruang utama bangunan megah itu. Dimana kala tempat itu tercapai, ..

.. demi apapun, rasanya tubuh total melemas. Zeano merasa seluruh persendian tidak lagi memiliki tenaga, rasanya ingin ambruk. Dada tercekat perih, jantung tertekan nyeri, menyulut getaran luar biasa pada bias keemasannya.

Jauh lebih dari kata buruk, barangkali mungkin pula lebih buruk daripada ucapan Veins perihal ..Berlian sekarat. Jelmaan gadis itu seperti sungguh telah habis, tidak lagi teraba tarikan nafas, bibir pucat ..disela cairan merah pekat melumuri seluruh tubuhnya, dress putih yang Berlian kenakan telak telah berubah menjadi merah. Sebagian darah bahkan menetes dari ujung kaki Berlian, bergabung dengan genangan merah pada lantai kastil. Tubuh Berlian total terkulai lemas, melayang di udara, dilingkupi asap hitam ..seperti disandera.

Berlian telah mati.

Itu yang tertangkap retina Zeano. Seonggok daging yang melayang di udara itu tidak jauh berbeda dari tubuh tanpa nyawa. Dalam kondisi mengerikan, hancur.

Zeano terkesiap manakala angin berhembus di seantero ruang utama kastil, membawa asap hitam yang lain bergumpal, menjulang tinggi ..berjarak tiga meter di sisi tubuh Berlian. Sepasang bias merah pekat terlebih dulu berpendar, lalu sepasang sayap hitam membentang, berakhir berkas asap itu memadat ..menimbulkan sosok sang Demon.

Terlalu tepat bertemu di netra masing-masing, Zeano merasa ada begitu banyak misteri yang tersembunyi dari bias merah itu. Sama sekali tak menduga, garis lurus belah bibir tipis itu akan beranjak melengkung ..Zeern tersenyum.

Sebuah senyuman bermakna terselubung, yang melonjakkan emosi Zeano seketika. Kepalan kuat tangan di kedua sisi tubuh, mengantarkan seberkas cairan bening yang tanpa sadar telah menumpuk di pelupuk ..berakhir meluruh tanpa permisi.

"Sialan kau, Zeern." Suara yang teredam, bukan sebab tidak berani mengumpat. Getaran luar biasa yang teraba, teramat menjelaskan ..terlalu sakit tuk diutarakan, terlalu besar kemarahan untuk diluapkan.

Ingin mengumpat, ingin mengutuk. Tidak peduli sekalipun pada sang Demon ..yang bahkan bisa menyelesaikan usianya detik ini juga.

"Zeano —"

"DIAM KAU, BAJINGAN!"

Slash!*

Satu bias cahaya anak panah dilepaskan, melesat cepat menyerang sang Demon. Tetapi tidak berhasil, Zeern lebih dulu terbang tuk menghindar. Serangan yang meleset berujung menghancurkan sebuah jendela besar di belakang.

Tidak cukup, berkali-kali Zeano melepaskan serangan ..mengikuti arah terbang sang Demon, mengitari seluas ruang utama kastil membentang. Tidak ada satupun yang tepat sasaran, maka seantero kastil yang menelan kekacauan. Banyak jendela yang pecah, beberapa titik dinding hancur, dan sebuah lampu utama lepas ..total hancur menghantam lantai.

Keporak-porandaan yang terjadi di dalam kastil ini, menjadi bukti mutlak dari kemarahan Zeano atas hal buruk yang menimpa Berlian.

Penyerangan terhenti, Zeano terengah ..bukan lelah atas upaya balas melukai sang Demon. Menahan emosi disela sakit hati justru jauh lebih menguras tenaga daripada hal apapun.

Zeano sendiri tidak mengerti ..di dalam diri semakin terbakar, emosi tidak bisa dikendalikan, hati nyeri tak tertahan. Perasaan ini benar-benar buruk.

"Misi ke-empat selesai, Zeano Aafryeda."

Zeano terkesiap kala angin kencang kembali berhembus, meleburkan siluet sang Demon hingga benar-benar hilang, berikut entitas berupa busur panah perak di tangan lenyap. Puncaknya, Zeano tersentak kala asap hitam yang melingkupi tubuh Berlian menghilang ..tubuh sosok jelmaan gadis itu tidak lagi memiliki entitas penahan, hingga berujung terhempas.

Zeano telak berlari secepat yang dibisa, kedua tangan menadah di depan tubuh ..siap menampung sang Helper Angel. Begitu niat hati sampai, tubuh ikut kehilangan kemampuan. Lantas meluruh, berakhir bersimpuh ..dengan Berlian tepat di pangkuan. Tidak peduli genangan darah ikut melumuri pakaian.

"Berlian —" Tenggorokan tercekat perih, panas yang kian meradang di pelupuk ..mendorong air mata kembali lolos. Kini berbondong, disela isakan kuat menyesakkan.

Tiada kuasa lebih, Zeano lantas merengkuh tubuh berlumur darah itu ke dalam dekapan erat. Menumpahkan sakit hati yang menumpuk di dada, melalui raungan keras disela cairan penderitaan terus mengalir deras.

Bagaimana mengatakannya? Zeano sendiri tidak tahu mengapa hati sesakit ini. Tidak tahu mengapa bisa semarah ini. Tidak tahu, sungguh tidak tahu. Tidak pernah berpikir, tidak pernah menyangka, semua perasaan ini terlalu mengejutkan. Terlalu mendadak tuk menumpuk menjadi satu di dalam dada.

Di detik yang telah ditentukan, seantero ruang utama kastil berpendarkan cahaya teramat terang. Entah kemenangan atau kekalahan ending yang didapat Zeano dalam misi ke-empat ini, tetapi ..

.. decisive orange light yang kembali direngkuh.

Sedikit dramatis, jangan lupa napas, yeorobun. Walaupun chapter ini emang menegangkan. Ehe..😅

To be continued yeorobun..

Copyright©Mei03.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
1.5M 78.3K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
182K 11.5K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
5K 828 12
Kontrakan SURYADI dibuka. Bangunan yang sempat kosong 7 tahun itu kali ini comeback sebagai kontrakan dengan harga yang murah meriah. Dengan aturan...