Ending [Vmin] ✔

Autorstwa Keripikpisang__

6.2K 392 23

❛❛ Jimin dikutuk untuk menerima karma orang tuanya ❜❜ __Vmin;Brothersip. || SELESAI ✔|| #7 Jimin... Więcej

PROLOG
1|| Tentang luka Jimin
2|| you're name
3 || Tempat misteri
4|| Andai aku ikut mati
5|| Taehyung dan dendamnya
6|| Jimin pantas dihukum
7|| Tawanan Tampan
8|| Aeri si guru lukis
9|| Penyupus ruangan
10|| Dalang peristiwa
11|| Perasaan yang hilang
12|| Perubahan Taehyung
13|| something wrong
14 || You'll be fine
15|| Pria asing
16 || Siapa dia?
17|| Sesuatu yang baru
18|| Mantan kekasih
19|| Gulungan kertas lagi
20|| Sekilas masa lalu
21 || Anggota baru mereka
22 || Dunia dan lukanya
23 ||Something missing
24 || Misi penyelamatan
25 || Tetaplah hidup
27 || Rona merah jambu
28 || Stay Together
29 || Ajakan kencan
30 || Lebih lama didunia
31 || Tertangkapnya pelaku
32 || Senja Terakhir
33 || Dia yang pergi [END]
EPILOG

26 || Kasus terungkap

110 8 0
Autorstwa Keripikpisang__


***

"Mengapa tak kau lepaskan Hyeri untukku kalau kau sudah punya perempuan lain?"

Pria berjas hitam itu menatap tajam lawan bicaranya yang tengah menyesap rokok. Sengaja dirinya mengajak pria itu bertemu untuk membicarakan hal penting di jembatan saat itu.

Lawan bicaranya menghela nafas pelan sembari menyemburkan asap rokok dari mulutnya, "Aku tak mungkin lepaskan dia. Dia istriku, dan aku sudah punya anak darinya."

Kepalanan tangan pria itu terlihat semakin erat, dagunya mengeras, "Kau sangat egois. Kau bahkan rela meninggalkannya demi wanita lain namun tak ingin menceraikannya."

Pria didepannya itu terkekeh, "Aku tak pernah berniat meninggalkannya, Hyunwoo. Dialah yang menyuruh ku pergi." Ujarnya kembali menyesap rokok.

Pria yang tak lain bernama Hyunwoo itu tak habis fikir dengan perkataannya. Dirinya tau, Hyeri sangat terluka akibat perbuatan suaminya itu. Dia juga tau, bahwa pria dihadapannya ini berselingkuh dan bahkan mempunyai anak dari wanita selingkuhannya itu.

"Lepaskan dia. Aku akan menikahinya."

"Lucu sekali, istrimu baru saja meninggal dan kau ingin menikah lagi?"

"Itu bukan urusan mu. Yang terpenting cepat ceraikan hyeri. Lagi pula kau sudah mempunyai wanita lain."

Tanpa menjawab pria itu pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Hyunwoo. Dapat dia lihat punggung itu semakin menjauh dan tak menoleh sedikit pun kearahnya. Hyunwoo menatap geram kepergian pria itu yang kini sudah masuk kedalam mobilnya. Dia tau bahwa Hyeri takkan pernah diceraikan oleh si bajingan itu.

Bagaimanapun caranya, dia harus menikahi Hyeri. Kekasihnya. Telah lama dia menantikan kebersamaan dengan wanita itu, bahkan dirinya sama sekali tak peduli saat istrinya wafat. Setelah mendengar kabar bahwa suami dari Hyeri selingkuh, dirinya langsung merasa senang karena inilah kesempatannya.

Tapi ternyata, Suami wanita itu benar-benar keras kepala. Bahkan sangat egois.

Hyunwoo meraih ponsel yang berada disakunya, lalu mencari nama kontak dibuku telepon miliknya.

"Halo."

"Segera habisi dia beserta istri dan anaknya. Jangan biarkan ada yang tersiksa."

Telepon dia akhiri setelah mendapat persetujuan dari seberang sana. Terukir senyum tipis dibibirnya. Mungkin ini Satu-satunya cara agar dirinya bisa menikahi sang kekasih.

Hari-hari terus berlalu. Tak ada kabar lagi dari suami Hyeri. Hyunwoo kini sangat menantikan kabar dari pria itu, bukan kabar baik namun kabar buruk. Dirinya sangat berharap anak buahnya bisa melancarkan rencana itu dengan baik.

"Semuanya beres bos."

"Bagus. Bayaran mu akan aku transfer segera."

"Tapi ada masalah, bos. Anak dari mereka berhasil selamat dan kini sudah berada di kediaman nyonya Hyeri."

"Sial!"

Dengan perasaan marah Hyunwoo memutuskan panggilan telepon. Pria itu melempar vas bunga yang berada di meja kerjanya, membuat barang itu pecah berkeping dilantai.

Mata pria itu memerah. Perasaan marah berhasil menguasi dirinya. Dia benar-benar tak berharap akan ada yang selamat dari insiden tersebut tapi ternyata putra mereka berhasil di selamatkan.

"Aku tidak akan membiarkan anak itu hidup lebih lama."

"Ini salah mu Jimin. Seharusnya kau tak perlu selamat dari insiden itu. Dan seharusnya aku sudah bersama dengan Hyeri dengan lama. Tapi karena kau selamat, Hyeri tak mau harta suaminya itu jatuh ke tangan mu semua makanya dia memilih untuk tak menikah dulu dengan ku."

"Yang seharusnya mati itu kalian!" Geretak Jiwoo dengan penuh amarah.

Keadaan Jimin sudah sangat lemah, darah dari perutnya akibat tembakan tak mau berhenti keluar. Aeri sudah bantu memegang perut pemuda itu, namun nampak hanya sia-sia. Taehyung yang sudah cukup lama pergi belum ada kabar sama sekali. Aeri hanya berharap semoga sama pemuda tak tertangkap oleh pengawal-pengawal yang kini sudah mulai mengejar Taehyung sebab mereka tak bisa lagi menghadangnya. Semua sudah kehabisan energi.

Dengan sisa kesadaran, Jimin menatap Ibu yang kini berdiri disebelah hyunwoo dengan penuh keangkuhan. Tak ada sedikit pun belas kasihan dimata wanita itu melihat keadaan Jimin yang memperhatinkan.

"Bu.. Aku tau ibu masih punya hati."

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu! Aku tak sudi. Seharusnya kini kau tak perlu ada di situasi ini lalu mengecohkan semuanya."

Aeri menggeleng heran dengan sikap Hyeri tersebut, "Aku tak kira ada wanita sekejam kamu. Bahkan kau hanya memikirkan cintamu, tanpa memikirkan anak-anak mu? Kau tau, Taehyung akan sangat terluka saat mengetahui bahwa ibunya terlibat dengan semua rencana busuk pak Hyunwoo."

"Aku tak perlu ceramah mu. Anakku akan lebih bahagia bila tak bertemu kalian semua. Aku akan membawa anakku pergi jauh dari kalian!"

"Untuk apa aku mengasihi pria yang rela meninggalkan ku demi wanita lain? Lebih baik dia mati saja bersama selingkuhannya!"

Aeri tak tau lagi harus mengatakan apapun. Seperti wanita disana itu sudah gila, dan tak berperasaan lagi. Kini dia tau bagaimana lagi, Jimin sekarang sudah sangat kehilangan banyak darah, dirinya takut pemuda itu tak bisa diselamatkan bila terus berada disini.

"Jangan bergerak! Kalian telah di kepung!"

Terlihat pasukan polisi telah tiba  disana bersama beberapa pengawal yang tadi sempat mengejar Taehyung, dan juga pastinya mereka bersama dengan Taehyung.

Hyunwoo dan Hyeri saling mendekat dengan mengangkat kedua tangannya. Mereka saling beradu pandang. Keduanya sudah menduga mereka akan dikepung begini okeh polisi sebab rencana mereka sudah bocor sejak dulu.

Tiba-tiba Hyunwoo meraih sebuah benda dari kantongnya, lalu melemparkan benda itu mengakibatkan asap tebal seketika mengelilingi mereka semua, menjadikan tak ada yang bisa melihat secara jelas keadaan ditempat itu akibat asap.

Namun setelah asap tersebut menipis, Hyunwoo dan Hyeri sudah tak ada disana, menyisakan beberapa pengawalnya saja.

"Cepat cari mereka!" Perintah salah satu komandan polisi yang berada disana.

Taehyung tak menyangka ibunya bisa kabur dari sana. Namun pemuda itu tak terlalu memikirkan hal itu, dan langsung berlari menuju Jimin dan teman-temannya.

"Ayo kita bawa Jimin kerumah sakit."

Mereka kemudian bersama-sama mengangkat Jimin kedalam mobil NamJoon dengan segera. Taehyung menangku kepala saudaranya itu didalam mobil, menggenggam tangannya erat sambil mengatakan kau Jimin akan baik-baik saja.

Raut wajah Taehyung tak bisa bohong, jelas sekali dirinya sangat khawatir dengan Jimin. Aeri memandang pemuda itu, lalu kini tau bahwa selama ini Taehyung hanya mendapatkan luka dan tekanan dari ibunya saja. Yang sebenarnya, pemuda itu sangat baik dan tak jahat seperti yang mereka tau selama ini.

Tolong bertahanlah demi aku Jimin.

***

Mereka telah sampai dirumah sakit. Jimin sudah dimasukkan kedalam UGD, dan semuanya telah berada diluar ruangan tengah berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Taehyung duduk tak jauh dari pintu UGD, menggenggam tangannya sendiri sembari berdoa semoga saja Jimin bisa bertahan. Selama ini dirinya sudah sangat banyak bersalah kepada pemuda itu, maka dia sangat berharap diberikan kesempatan untuk menebus kesalahannya tersebut.

"NamJoon, boleh ikut aku sebentar?" Komandan polisi yang tiba disana langsung memanggil NamJoon.

Pemuda itu yang tengah duduk disamping Jungwoo akhirnya berpamitan sebentar untuk ikut kepada komandannya.

"Kenapa pak?"

"Terima kasih sudah membantu kami menyelesaikan ini. Walau mereka kabur, setidaknya kita tau siapa dalang dari peristiwa yang telah lama tidak bisa kita pecahkan." Ucap polisi tersebut dengan bangga.

NamJoon hanya bisa tersenyum simpul, "Terima kasih. Namun saya sangat meminta maaf kepada bapak. Selama ini saya selalu menutupi kesalahan ayah saya bahkan saat saya mendapatkan bukti-bukti bahwa ayah saya yang membunuh korban itu saya tetap bungkam."

"Setidaknya kini kau berani mengungkapkannya."

NamJoon sudah tau kasus kematian orang tua Jimin sejak lama. Bahkan bukti-bukti yang mengarah kepada ayahnya, telah dia dapat. Tapi entah kenapa, rasa sayang kepada sang ayah masih ada membuatnya selama ini tutup mata kepada bukti-bukti dan fakta yang dia dapat.

Namun setelah melihat bagaimana anak-anak itu mencoba membantu Jimin, NamJoon mulai sadar bahwa dia harus berani mengungkapkan kebenaran. Termasuk kebenaran tentang kejahatan yang dilakukan ayahnya kepada orang-orang.

"Mari ikut saya kekantor sebagai saksi."

NamJoon mengangguk setuju. Setelah berpamitan dengan anak-anak itu, dirinya langsung ikut dengan komandan nya.

Tak lama setelah kepergian NamJoon, dokter yang berada di UGD sudah keluar dari ruangan tersebut. Semua yang berada disana langsung menghampirinya dengan harapan mendapatkan kabar yang baik.

"Bagaimana keadaan Jimin pak?" Tanya Taehyung yang lebih dulu ada didepan dokter tersebut.

"Andai ini temannya?"

Taehyung menggeleng, "saya saudaranya."

Aeri dan yang lain akhirnya mendengar Taehyung mengakui Jimin sebagai saudara. Dimana mereka tau bahwa pemuda itu sangat amat membenci Jimin.

"Begini. Luka tembak pasien syukur lah hanya di perut, namun hal yang mengkhawatirkan adalah penyakit jantung pasien amatlah parah. Kalau tidak segera melakukan transfusi jantung, maka kecil kemungkinan dia bisa bertahan 1 bulan."

Kabar itu membuat semuanya diam. Perkataan dokter seolah-olah mengatakan bahwa Jimin benar-benar sudah berada diambang maut. Taehyung yang kecewa dengan jawaban tersebut lalu pergi dari sana dengan menundukkan wajahnya.

Hati pemuda itu hancur. Rasanya sakit melihat seseorang yang selalu dia lukai, harus terluka lebih banyak lagi. Seharusnya dari dulu dia memang tak pernah membenci Jimin.

Taehyung berdiri di pinggir rooftop sekolah, memandang jauh luasnya kota dengan langit yang mulai berwarna oranye. Hatinya hancur. Dia merasa tak berguna, disituasi seperti ini bahkan dia tak tak tau harus berbuat apa untuk menyelamatkan saudaranya.

Memang benar kata orang, penyesalan selalu berada paling akhir. Seharusnya dari dulu dia tau, ibunya sengaja membuat dia membenci Jimin agar dia bisa diperalat oleh sang ibu.

Satu lagi luka baru, Taehyung tak menyangka ibunya bisa melakukan hal konyol dan jahat seperti itu hanya untuk kepentingan dirinya. Bahkan dia membuat Taehyung harus membenci Jimin selama hidupnya. Pemuda itu bahkan sempat mendengar perkataan sang ibu bahwa dia juga mengetahui rencana hyunwoo tentang pembunuhan ayahnya dan ibu Jimin.

Angin menerpa rambut kecoklatan pemuda itu. Seragam sekolah yang dia pakai sama sekali belum diganti, bahkan kini sudah kotor akibat peristiwa tadi. Tapi kini dia tak peduli dengan pakaian tersebut.

"Taehyung... "

Panggilan lirih itu berhasil mengalihkan perhatian Taehyung. Dibelakang nya Aeri terlihat mulai berjalan menghampiri pemuda tersebut.

"Kau tidak apa-apa?"

Taehyung menggeleng. Keduanya sama-sama terdiam membuat keadaan sekitar terdengar sunyi. Mereka lebih memilih menikmati pemandangan indah dan angin yang sesekali datang menerpa tubuh mereka.

"Apa kau pernah merasakan kehilangan sesuatu, Tae?" Tanya Aeri memulai pembicaraan.

Taehyung mengangguk pelan, "Sering."

"Kau harus belajar menghargai kalau begitu."

Taehyung mengerutkan alisnya, "Jangan bilang kau mengatakan aku jahat."

Aeri terkekeh, "Tidak. Aku hanya mau mengatakan tak ada yang abadi disini, semuanya akan pergi. Jadi apabila masih ada sisa waktu kita bersama orang tersebut, kita harus lebih menghargai waktu itu tanpa memikirkan kita akan kehilangan seseorang."

Perempuan itu lalu menjeda kalimatnya sejenak lalu menatap Taehyung dalam, "Begitupun dengan kau Tae. Mungkin Jimin sudah tak bisa hidup lebih lama lagi, namun hargailah sisa waktu itu. Karena cepat atau lambat semua akan pergi."

Taehyung paham perkataan Aeri. Namun waktu itu tak bisa membuat Taehyung dapat menebus semua kesalahannya dengan Jimin. Pemuda itu tau, sakit yang telah dia berikan tak akan pernah bisa dia tebus.

"Ini salah ku, Aeri. Kenapa aku harus membenci nya. Ini bukan salahnya."

Perempuan itu mendekap Taehyung dengan hangat. Seketika rasa nyaman kembali pemuda itu rasakan, persis saat wanita itu memeluknya waktu itu. Rasanya masih sama.

Taehyung ikut membalas pelukan Aeri tak kalah erat. Selama mereka selalu bersama membuat perasaan mereka entah kenapa mulai timbul rasa nyaman di keduanya, bahkan saat semua melihat sisi buruk Taehyung, Aeri masih sadar pemuda itu tak sepenuhnya buruk.

Didalam suasana sendu, mereka berdua saling menyalurkan kehangatan, dan berusaha saling menguatkan satu sama lain.

Aku akan memperbaiki semuanya, aku janji.

TBC

Maaf apabila banyak typo, Terima kasih yang sudah mau membaca dan meninggalkan vote serta komen.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

56.9K 4.5K 53
seokjin yang tiba tiba berubah menjadi little karena pekerjaan yang membuatnya seperti itu. Setelah bermimpi tentang dia menjadi little dan menjadi l...
32.4K 2.9K 9
Bangtan akan pergi camping untuk merayakan ulang tahun Jimin, tetapi tiga hari sebelum rencana mereka terlaksana, Taehyung dan Jimin malah bertengkar...
713K 34.2K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
786 63 13
tentang seorang park jimin si anak indigo yang mempunyai kekuatan tersembunyi Tapi di cerita ini jimin itu bisa ganteng,cantik,imut,ceriah,savega pen...