"Ra gue pamit dulu." Ucapnya yang mau beranjak dari kursi.
"Mau kemana lo?."
"Gue ada urusan dan kendala sama orang, Jadi. Gak bisa gue temenin lo disini lama, Minta sama Atlas." Ucapnya yang terburu-buru, Lalu Davie pergi darinya.
"Sialan, Gua di tinggalin. Dah lah bodoamat gua minta tolong Atlas buat jemput gua." Mengambil kembali Handphone-nya dan mencet nomor Atlas.
Atlas.R
Kiara
Berdering.
Atlas
Knp?
Kiara
Tolong jemput gua di restauran Faezan.Y, Jl.angkasa115.
Atlas
Bisa, sherlock.
Kiara
Udah itu njr.
Atlas
4 menit gua sampai.
Kiara
Ceperan nanti papah gua nyariin.
Atlas
Bentar anjr, gua baru mau jalan, tunggu bentaran.
Kiara
Y.
Tidak ada alasan lain, Kiara harus menunggu orang lagi disini, Dirinya males buat memesan gojek ya walau dirinya bawa uang lebih.
"Aish menyusahkan, Lama dah gua nunggu nya." Gumamnya.
15 menitan Atlas baru sampai di restauran Faezan.Y, Atlas melihat kalau wajah Kiara ditekuk saat menatapnya.
"Sorry ya Ra gua lama. Ada kegaduhan di perempatan sana." Menyengirnya lalu melanjutkan ucapan, "Udah naik, Jangan lemot. Kan tadi pas telfon papah lo nyariin lo."
"Ya." Singkat dan kaki jenjangnya menaiki motor cbr 250.
"Udah naik lom?," Tanyanya sambil memperhatikan Kiara dari kaca.
"Udah, Cepet." Suruhnya.
"Pegangan nanti lo kejengkang kebelakang." Ujarnya.
"Iyaya bawel, Gausah banyak bacot, Tinggal langsung gas aja." Sewotnya yang menatap Atlas tajam.
"Iya mak lampir." Titahnya pelan.
ଓ￣￣￣ଓ
"Mahendra." Manggil Vanelly.
"Iya? Lu butuh sesuatu hm?." Tanyanya yang bangun dari sofa.
"Vanel kapan pulang? Vanel udah gak tahan disini. Vanel mau ketemu orang tua Vanel." Ujar Vanel lirih, Dia merindukan orang tuanya, Sedangkan dirinya. Lupa ingatan dan lupa siapa orang tuanya.
Mahen terdiam seribu kata, Ia kepengen ngebantu adeknya, Tetapi dirinya belum ketemu.
"Gua harus ketemu gang Havoc Heralds. Pasti mereka tau identitasnya Vanelly." Kalimatnya didalam hati.
"Mahen??. Mahen tau gak siapa keluarganya Vanel?." Vanel memegang genggam tangan Mahen yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Maaf Nel, Gue gatau siapa orang tua lu dan keluarga lu. Tunggu sebentar lagi ya? Pasti Vanel bakalan ketemu sama orang tua Vanel." Ucapnya menenangkan, Dan berlanjut, "Dan saat itu gue sudah tidak bisa melihat wajah lu Nel."
"Yahh.. Mahen gak tau ya?" Menunduk keseprai.
"Sorry. Kamu mau sekolah?" Tanya Mahen.
"Mauu mau kak. Vanel mau sekolah." Ujar semangat nya kembali.
"Lusa kamu sekolah ya Nel, Biar kamu interaksi sama temen-temen baru kamu." Mebgusap lembut rambut Vanel dan mencium dahi.
"Okay kaka, Timakaciii." Memeluk Mahen kuat tetapi lembut.
"Iya sama-sama sayang." Senyuman Mahen terangkat lebar melihat Vanel(Awan) kegirangan buat bersekolah.
Meski dirinya sudah kuliah dan hidup sendiri, Tapi saat bertemu dengan Vanel hidup dirinya jadi berwarna.
"Semoga Bumi dan keluarga lu gak nemui lu, Gue belum siap ditinggal dan asing sama lu Nel." Batinnya.
ଓ￣￣￣ଓ
"Lang, Coba lo telfon salah satu anggota Street Serpent's. Tanya sama mereka, Dan kemungkinan salah satu mereka tau dimana keberadaan Awan. Jangan diem kek gini mulu, Mahalan gak dapet-dapet tentang Awan." Ujarnya celoteh.
"Gue ikut sama lo Ndra, Jangan berdiam diri selalu, Ntar kalau Kiara yang dapat informasi Awan gimana?." Jaegar berucap dan sedikit menakuti Langit.
"Heh cecurut diem aja ngapain lo nakut-nakutin gua ha? Mau gua mutilasi?." Natap tajamnya.
"Yeu maaf kali, Yodah kapan mau nelfon mereka? Jangan kelamaan."
"Mending sekarang," Nyuruh Bintang ke Langit.
"Gua gak punya nomor mereka, Lo lo pada punya nomor mereka?." Tanya Langit ngebuat hening.
"Adek gue punya." Ngejawab tanyaan Langit.
"Suruh adek lo kirim ke gua, Adek lo punya nomor gua kan?."
"Punya lah kalau waktu itu dia minta nomor lo."
Saat nomor Javian sudah berada di ponsel Langit, Segera Langit menelfonnya.
Javian.H.H
Langit
Berdering.
Pov Javian.
"Weh cok ada nomor asing di gua."
Lantas Gevan melirik lalu menjawab, "Angkat aja coba, Siapa tau lo dapet uang gratis dari orang." Suruhnya.
"Yaudah, Kalau bukan itu salah lo ya, Bukan gua."
"Ribet amat, Ya gue yang nanggung."
+6288765429910
Javian
Siapa ya?.
+6288765429910
Ini gua Langit.
Javian
Ada perlu apa lo telfon gua?.
+6288765429910
Gua mau nanya, lo tau keberadaan Awan?.
Javian
Ck, gua kira lo mau ngasih gua uang.
+6288765429910
Ga lah anjwing, yakali gua ngasih lo uang.
Javian
Ya siapa tau bukan? rejeki gua.
+6288765429910
Ngarep. Buruan lo tau keberadaan Awan enggak? Kalau nggak gua tutup telfonya.
Javian
Gua memang ga tau, tapi temen gua Mahen kayaknya tau.
+6288765429910
Buruan kasih nomor Mahen Mahen itu ke gua.
Javian
Yodah matiin dulu telfonnya, baru gua kasih.
+6299765429910
Yaa. Cepetan.
Javian
Hm.
Telfon pun berakhir, Dan yang matiin Langit, Lalu Javian berucap, "Nomornya Mahen gua kasih kaga ya? Takut gua babak-belur gegara ngasih nomornya doang."
"Kata gue sih mendingan kasihin aja nomor Mahen, Dari pada Langit dan kawan-kawan kemari?."
"Iya juga sih."
"Mana sini ponsel lo, Biar gue chat Mahen baik-baik."
Javian pun kasih ponselnya kepada Gevan.
"Tunggu bentar ye, Kalo lama mungkin hp lo gue gade." Usilnya, Javian yang mendengar itupun menjewer kasar telinga Gevan.
"Anj lo kira gua kaya langsung beli hp gitu?, Gua juga mau beliin hts gua barang." Ucap Javian yang masih menjewer telinga Gevan.
"Argggh lepasin njer jeweran lo." Berusaha melepaskan tangan Javian yang lagi menjewer telinga nya.
"Bilang gua calon pacarnya, Ively. Baru gua lepasin jewerannya."
"L-lepasin dong calon pacarnya Ively." Ujarnya lalu dengan cepat Javian melepasnya.
"Udah diem shutt."
Mahen.Slr
Gevan
Cok, Cok
P
P
P
P
P
On bentaran napa Hen.
Mahen.Slr
Paan? Ada apalagi? Penting kaga?.
Gevan
Penting lah bego, klo gak penting ngapain gue ngechat lo.
Mahen.Slr
To the point saja, gausah bertele-tele.
Gevan
Jadi begini tuan Mahen, tadi Langit nelfon kita berdua, dia minta nomor lo.
Mahen.Slr
Terus gue hrus apa? ke Langit?.
Gevan
Emosi gue, udah gini, nomor lo boleh gue kasihin ke Langit?.
Mahen.Slr
Oh.
Gevan
Jadi boleh gue ksih?.
Read
•
•
•
"Badjingan, di read doang. Udah dikasih aja ketimbang nanti ada pertempuran antar Havoc Heralds dan Street Serpent's." Keselnya yang langsung tutup poin.
"Yaudah lo aja yang ngasih."
"Heem."
Langit.Srpnts
Gevan
+628843302875
Nomornya Mahendra.
Langit.Srpnts
Thank ya.
Read
•
•
•
"Akhirnya ya gusti selesai juga." Melempar handphone Javian sembarangan tempat.
"Woi jancok handphone gua dibanding." Mengambil handphone nya, "Are u okay?." Mengelus-elus layar handphone-nya.
"Gila memang Javian satu ini, Semoga aja Ively gak ilfeel ama lo dah." Ujar ketusnya.
"Anjer lah jadi temen, Fuck kata gua teh. Handphone gua dibanding sama lo ya nyet, Ganti gak? Handphone iPhone ini yg keluaran baru." Javian berujar tajam.
"Aelah palingan iPhone murah, Gue bisa beliin lo lebih."
"Affa iyha." Ngeledeknya.
"Mau gue buktiin hm?." Natap serius kearah Javian.
"Gak jadi, Fokus aja sama permainan kita tadi." Mengalihkan topik pembicaraan.
"Heem iya." Mengangguki perkataan Javian.
Bersambung....
Halo semua, apa kabar?
Maaf aku baru update sekarang, sekarang aku tambahin "kata", semoga suka🥰
BAGAIMAN PART INI? KOREKSI YA KALAU ADA YG SALAH, MAAF BARU UPDATE DAN MAAF BANGET BUAT KALIAN JIKA MENUNGGU UPDATEAN AKU KELAMAAN☺️
Bumi&Awan
Bumi&Kiara
Jika tidak mau ketinggalan updatean aku, ayoo luvvuofc follow, terimakasih😊
Jangan lupa berikan vote dan komen ya, biar menghargai karya aku🤗
#TBC