Barrazea

By AlEndLan

3.4K 2.2K 268

Ghazea Stephanie adalahh gadis berparas cantik namun memiliki sifat yang galak dan jutek. Ia tak mendapatkan... More

Bz-1
Bz-2
Bz-3
Bz-4
Bz-5
Bz-6
Bz-7
Bz-8
Bz-9
Bz-10
Bz-11
Bz-12
Bz-13
Bz-14
Bz-15
Bz-17
Bz-18

Bz-16

68 47 4
By AlEndLan

"Ups!!! Gak sengaja!"

Suara sorakan kembali memenuhi kantin ketika dista dengan sengaja menuangkan jus jeruknya ke dalam mangkuk milik ghazea yang berisi bakso. Bukannya bersalah gadis itu malah tertawa puas melihat ghazea yang hanya duduk terdiam menatap mangkuknya.

"Kenapa diem?? Makan dong mubazir kalo di buang, masih utuh gitu" Mendengar ucapan dista sontak seisi kantik menyoraki ghazea untuk makan. Kinan pun dengan topeng palsunya memohon pada dista agar berhenti mengganggu ghazea yang membuat seisi kantin memuji perilaku kinan yang seperti bidadari, tak tau saja mereka bahwa kinan sedang tertawa di dalam hati melihat penderitaan ghazea.

"Dista udahhh jangan gitu.... Kasian ghazea dia kan mau makan! Kalian jangan jahat sama saudara aku" Ucapnya dengan suara parau menatap dista dengan tatapan memohon.

"Udah deh kinan! Ngapain sih belain dia?"

Dengan perlahan ghazea mengangkat sendok dan menyuapkan bakso ke dalam mulutnya yang kembali membuat seisi kantin bertepuk tangan. Bukannya ghazea tak mau melawan tapi lawannya kali ini adalah anak dari salah satu donatur sekolah ini, jika saja ghazea membogem dista maka bisa di pastikan esok ia sudah di keluarkan dr sekolah ini.

"Gimana bakso kuah jeruknya? Enak?" Ghazea menulikan telinga dan tetap menyuapkan bakso ke dalam mulutnya tak menghiraukan rasa aneh yang menyerang lidahnya. Ia akan tetap memakan ini tak peduli dengan lidahnya yang penting perutnya terisi, ia membeli ini dengan uang terakhir yang ia punya tak mungkin kan jika ia akan membuangnya begitu saja bukan?

Karena terlalu asik dengan bakso di depannya ia tak menyadari seseorang datang dengan amarah yang meledak ledak, orang itu mengambil mangkuk didepannya dan langsung melemparkan ke tembok tepat di samping dista berdiri.

"PUAS LO SEMUA KETAWA KEK GINI? PUASS??" Barra menatap nyalang seisi kantin membuat semua yang di tatap mengalihkan pandangannya, gelisah. Suara yang tadi berdengung seperti kumpulan lebah kini pun hilang.

"B-barra ini sal--"

"DIAM!!!" Dista kembali bungkam ketika barra membentaknya tak lupa dengan gebrakan meja yang membuat keberaniannya tadi menguap begitu saja. Tak hanya dista bahkan seisi kantin pun kini sedang merasa was was, barra memang terkenal kejam dan suka tawuran namun ini kali pertamanya mereka melihat barra berteriak bahkan membentak marah.

"SEKALI LAGI GUE LIHAT KEJADIAN KAYAK GINI GUE PASTIIN LO SEMUA ANGKAT KAKI DARI NI SEKOLAH!" Final! Tak ada yang berani melawan barra, bahkan dista pun hampir pingsan di pelukan clara dan kinan.

Baru saja mereka bernafas lega melihat barra yang keluar kantin dengan menarik ghazea, namun suara dobrakan kembali terdengar. Erlan menendang meja hingga meja tersebut ambruk dan patah di beberapa bagian. "Gue tandain lo semua"

Cukup 4 kata kembali membuat mereka menahan nafasnya, dan tanpa sadar keringat dingin bercucuran membasahi pelipis mereka. Melvin melirik ke arah meysha yang sedang duduk tenang menikmati makanannya seolah-olah tak peduli dengan kejadian ini.

"Takut yaaa..." Ucap Melvin kemudian berlari menyusul erlan yang sudah ngacir entah kemana.

Ghazea berusaha melepaskan cekalan barra yang terasa semakin erat di lengannya, namun langkah lebar yang harus ia imbangi membuatnya semakin sulit melepaskan diri. Setibanya di rooftop barra mendudukkan zea di sofa yang ada di sana. Bisa zea lihat mata barra yang bewarna merah dengan otot di leher yang masih mencuat keluar.

"Lo ngapain gak lawan dia? Lo takut sama badut lampu merah modelan dia?"

"Lo mau gue di do gara gara nganiaya anaknya donatur?"

"Gue anak donatur terbesar di sekolah ini dan lo gak pernah bersikap baik sama gue?? Gak takut?" Benar. Barra memang anak donatur terbesar di sekolah ini, ia tak mengarang semua itu.

"Nggak si"

Barra menjitak kepala zea membuat gadis itu membalasnya dengan menendang paha barra, padahal ia berkata takut nganiaya anak donatur karna takut di keluarkan. Dan sekarang apa?

Dengan kesal barra meninggalkan ghazea yang masih duduk di sofa, lalu gadis itu mendekati pembatas rooftop yang langsung menampilkan pemandangan kantin di bawah sana. Ia melambaikan tangan ke arah kinan ketika dengan senyuman yang terpatri di wajahnya, merasa bangga kembali bebas dari rencana busuk kinan.

"Karena kelaparan sekarang jadi gila? Senyum senyum sendiri?" Barra ikut melongokan badannya melihat apa yang sedang ghazea lihat di bawah sana. "Lo suka sama wawan?" Tuduhnya ketika melihat si boti itu sedang memoleskan bedak di wajahnya.

"Si anjing"

Barra terkekeh kemudian menyusul zea yang kembali duduk, ia  membuka sebungkus roti lalu menyodorkan tepat di depan mulut zea dan langsung di sambut dengan senang hati.

"Lwo punwa lwongan pwkerjwaan gak?"

"Gue masih perjaka"

Ghazea melotot. "LOWONGAN PERKERJAAN!" lanjutnya setelah  makanan dimulut nya habis.

"Ohhh..... Gada si gue kan masih pelajar jelas gak kerja jelas gak punya pekerjaan jelas gak punya lowongan pekerjaan...."

"Tapi mungkin lo bisa kerja di toko roti nyokap gue keknya butuh karyawan"

"Nanti bisa gak anterin gue kesana? Mau ngelamar"

"Segitunya suka sama gue sampe lo yang ngelamar gue"

Zea menjatuhkan rahangnya ketika melihat mahluk astral di depannya ini berbicara dengan penuh kepercayaan diri. Ia jadi berfikir apa yang di takuti dari seorang barra? Apa yang di kagumi dari seorang barra? Apa yang di sukai dari seorang barra?

"Jijik" Bukannya marah barra justru tertawa mendengar jawaban ghazea lalu tak sengaja matanya melihat sebuah bayangan di balik papan kayu yang di tumpuk di seberang sana.

"Ze... Lo sadar gak si selama ini ada yang ngawasin lo?"

"Gak"

Barra mendengus. "Ayok kerumah gue"

"Ngapain?"

"Lamaran"

***

"Astagaa mantu bunda kesiniii" Liana meninggalkan masakannya begitu saja ketika melihat ghazea datang, tak lupa memberikan pelukan hangat. "Ishh kenapa gak bilang mau kesini? Kan mama bisa masak yang banyak"

"Udah deh ma jangan alay gitu"

Liana mengkuncrut mulut barra yang suka berkata pedas itu, lalu kembali fokus ke menantu kesayangannya tanpa memperdulikan anak kandungnya. "Eh abang tolong matiin kompor mama"

"Gabisa maa"

"Udah sana coba dulu! Kamu mau rumah meledak karna kompor yang lupa di matiin?" Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mematikan kompor yang katanya bisa meledak jika tidak di matikan.

"Zea mau bicara sama mama"

"Hmm bicara apa?"

"Zea mau ngelamar kerja di toko roti mama.. Ada lowongan gak"

"Ada kok! Kebetulan mama lagi butuh karyawan ehh kamu kenapa kerja?" Tanya liana tak sadar menyinggung privasi ghazea membuat liana segera mengganti topik. "Mama suka kalo kamu kerja di sana nanti kita bisa cerita cerita tiap hari! Bisa makin deket juga! Besok kamu mulai bisa kerja ya!"

"Makas--"

Ting... Tong....

"ABANG ADA TAMU!"

"TERUS KENAPA MA??!"

"BUKAIN PINTUNYA! MAMA SIBUK!"

Barra yang sedang mengeringkan rambut pun menggeram pelan kesal. Menyampirkan handuk di bahunya lalu turun kebawah melaksana perintah kanjeng ratu, tak lupa memberikan tatapan sinis ke arah ibundanya yang selalu meng anak tiri kan dirinya ketika ada ghazea.

Pintu terbuka dan barra di buat terkejut melihat gadis dengan seragam sekolah sama dengannya sedang menangis sesenggukan di depan pintu, matanya terlihat sembab tak lupa dengan hidungnya yang merah. Tanpa aba aba gadis itu memeluk barra membuat tak sengaja mendorong tubuh kinan membuat itu terhuyung ke belakang.

"Ini ada apa.....?"

Liana diam menatap barra dan kinan secara bergantian lalu ia mempersilahkan gadis itu masuk.

"Selingkuhan kamu ya??!" Bisik liana sembari menghujani pinggang barra dengan cubitan.

Barra menggeleng pelan.

Kinan terus terusan menangis membuat ghazea dan juga barra jengah mendengarnya. Sedangkan liana berusaha menenangkan tangisan gadis asing yang tiba-tiba datang kerumahnya, ia menepuk nepuk pelan kepala gadis itu tak lupa membisikan kata kata menenangkan membuat kinan kegirangan di dalam sana.

"Jadi kamu siapa?" Tanya liana ketika kinan sudah tenang. "Ehh sebentar" Ucapnya kembali memperhatikan wajah kinan lebih lanjut lalu ia menjentikan jarinya ketika mengenali wajah gadis di depannya. "Kamu kinan kan? Anaknya arya?"

"Iya tante" Ucap kinan lembut.

Liana tentu kenal dengan anak ini karena ini adalah anak dari teman bisnis suaminya dan jugaaa anak dari saingan suaminya.  "Jadi kamu ada apa kesini?"

"Kinan cuma khawatir tante sama saudari kinan yang tiba-tiba pergi dari sekolah... Kinan takut dia kenapa napa dan tadi kinan lihat dia pergi sama barra jadi kinan susulin" Ucapnya dengan suara yang dibuat buat.

"Saudari??"

"Ghazea tante" Liana melebarkan matanya mendengar fakta tersebut, karena setau nya arya hanya memiliki satu anak dan itu adalah kinan.

"Ghazea anak dari wanita yang berusaha ngerebut papa dari mama aku tante.... Terus saat wanita itu meninggal, ia meninggalkan anaknya di keluarga kami" Jelas kinan tanpa di minta oleh liana. Ia tersenyum miring berfikir liana akan segera membenci ghazea karena statusnya yang sangat buruk itu.

"Kalau begitu saya sebentar lagi akan berbesan dengan arya" Ucap liana sembari terkekeh membuat tiga sosok di depannya sibuk berfikir tentang arti dari perkataan liana.

"Berbesan?" Ucap kinan berharap.

"Iya! Kalo ghazea nikah sama barra kan otomatis saya berbesan dengan arya, astagaa papa kamu pasti seneng bisa berbesan sama saingannya" Ucapan liana sungguh di luar prediksi BMKG membuat air muka kinan berubah keruh.

"Tapi aku juga anaknya tante"

"Iya tapi ghazea juga anaknya arya" Ucap liana menegaskan. Jujur saja ia sedikit tidak nyaman bersama kinan apalagi gadis itu secara terang terangan mengungkapkan aib yang seharusnya tak orang lain ketahui. Liana tak memperdulikan status gadis yang nanti akan menikah bersama barra, yang terpenting adalah kebahagiaan anaknya.

"Jadi gimana tante lamaran ghazea di terima kan?"

"Iya tante terima"

WTF?????


Tbc
-------

Akhirnyaa setelah berminggu minggu hilangg

Author kambekk🦆💖

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan tekan bintang 🌟

Salam simmer simmer🤣😭

Continue Reading

You'll Also Like

459 65 15
"MENTAL DAN FISIKKU RUSAK, NAMUN TIDAK BEGITU HANCUR." "𝐇𝐚𝐭𝐢𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐮𝐤𝐚 '𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐠𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐞�...
6.5M 330K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
21.1K 5.2K 13
Ketika vampire ganteng doyan makan seblak "Kodrat vampire tuh haus darah, bukan haus gara-gara kepedesan makan seblak!" - Luna "Apa sih lo, bawel mul...
617K 6.8K 100
[ 𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗 ] 𝗡 𝗘 𝗪 𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐃𝐈 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈❎ ⚠️𝐂𝐋𝐎𝐒𝐄 𝐑𝐄𝐐𝐔𝐄𝐒𝐓⚠️ 𝘉𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘱...