ALGASYA ; STEP BROTHER

By jiaathe

12.6M 769K 381K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... More

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
11 || Pacar
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
14 || UKS
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
17 || Sakit
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
28 || Hurt
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
38 || Be careful! He's Crazy
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik

49 || Terungkap

90.3K 7.9K 7.9K
By jiaathe

Anggap THR💌

*****

"Gue cuma mau lindungin lo," lirih Alga putus asa. Dia masih setia berlutut di hadapan gadis itu. Berharap setidaknya Asya akan sedikit luluh.

"Dengan membunuh? Menyingkirkan papa?" ucap Asya dengan mata berkaca-kaca. "Lalu mama aku? Mama aku nggak salah! Mama aku nggak pantas nerima ini!"

"Aku nggak akan pernah bisa maafin pembunuh mamaku. Nggak perduli apapun alasannya."

Asya menyeka air matanya. "Aku menyesal pernah jatuh cinta ke Kak Alga," ungkapnya kecewa. "Harusnya aku nggak jatuh cinta kalau tau akhirnya akan semenyakitkan ini."

"Aku benci Kak Alga!"

Pemuda itu langsung bangkit usai mendengar kalimat itu.

Saat Alga mendekatinya, Asya menjauh. Melangkah menghindar. Tubuhnya gemetar, ia takut Alga akan mencekiknya lagi atau melakukan yang lebih parah.

"Gue paham. Dan gue nggak melarang lo benci gue. Tapi jangan Noah. Jangan pergi dengan Noah supaya gue bisa melepas lo dengan tenang," langkah Alga semakin dekat dengannya, dan Asya terjebak.

Punggungnya menabrak dinding. Lalu pria di depannya mengunci pergerakannya. Kedua lengan kekarnya terulur di sisi tubuh Asya sampai nafasnya terasa meniup permukaan kulit wajahnya.

"Lo tau alasan gue nyuruh lo berhenti sekolah dulu?" tanya Alga setengah berbisik.

"Karena Kak Alga mau nyembunyiin kejahatan Kak Alga dari aku," jawab Asya tanpa ragu. "Karena Kak Ethan dan Kak Aji udah tau kalau Kak Alga pembunuh!"

"Salah, sayang," katanya sembari merapihkan rambut Asya, menyelipkannya ke telinga dengan lembut. "Gue lakuin itu karena Noah. Noah ngincar lo setelah gue rampas kehidupannya."

"Nggak masuk akal! Kak Noah itu baik!"

"Nggak ada orang baik yang kerja di bar! Nggak ada orang baik yang selalu natap tubuh lo dengan pandangan bangsat kaya dia!" emosi Alga meluap-luap.

Asya mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Noah selalu datang ke rumah ini untuk jemput nyokapnya. Gue tau itu."

"Dan gue selalu liat cara dia mandang lo. Gue liat arah tatapan matanya yang brengsek itu!"

Alga tidak membenci Noah tanpa alasan. Laki-laki brengsek itu selalu menatap Asya berlebihan dengan tatapan menjijikan. Wajahnya terlalu baik, wajar tidak ada yang  percaya apa yang ia katakan.

"Lo nggak mungkin percaya gue. Lo keras kepala nggak mau menjauh dari Noah. Jadi gue pilih cara lain, buat lo berhenti sekolah supaya menjauh dari si brengsek itu."

"KAK NOAH NGGAK BRENGSEK! TOLONG STOP OMONG KOSONG INI!" teriak Asya.

"Pergi ke bar tempat dia kerja dulu. Atau pergi ke Langit Abadi. Lo boleh buktiin sendiri dengan tanya langsung ke mereka."

Asya pelan-pelan menatapnya. "Mereka?"

"Korban Noah. Korban kebejatan cowok itu."

Alga menjauh dan memberi jarak.

"Lo nggak percaya gue, tapi lo nggak mungkin nggak percaya mereka."

Alga menghela nafas. "Harusnya cowok itu nggak buka mata selamanya. Dia bangun cuma jadi malapetaka."

Decihannya terdengar.

Alga berjalan menuju pintu lalu membukanya menggunakan kunci yang ada di saku celananya. Dengan lirikan mata, ia memanggil Asya. "Keluar."

Asya berjalan ragu. Apa Alga melepasnya semudah ini?

Baru selangkah, suaranya terdengar lagi.

"Janji satu hal ke gue, Sya."

"A-pa?"

"Pulang ke rumah ini dan kembali ke gue. Pintu rumah ini nggak akan pernah tertutup buat lo. Jadi, tolong kembali kapanpun lo mau."

Lalu tanpa menatapnya, Asya melangkah pergi. Ia menyusuri lorong gelap itu hingga menemukan tangga. Asya keluar dari ruang bawah tanah yang tidak pernah ia tau ada di rumah ini selama bertahun-tahun tinggal di sana.

Sebelum benar-benar pergi, Asya sempat menoleh kembali ke dalam. Hanya beberapa detik karena setelah itu ia melangkah dengan cepat. Keputusannya sudah bulat untuk pergi dari hidup Alga.

Dia melangkah mantap. Meninggalkan Alga yang terduduk menyedihkan usai kepergiannya.

Tidak ada yang tau tangisan lirih Alga setelah itu di dalam keheningan dan kegelapan. Tangisan yang teramat pelan dan menyayat. Seumur hidupnya, air mata Alga hanya jatuh untuknya.

****

"Woi dateng juga lo! Buruan lah, kita nggak sabar denger cerita lo."

Teman-teman Noah menyambutnya hangat. Ada dua temannya, mereka bekerja menjadi bartender di club ini. Benar, club yang dibeli oleh Alga.

"Nih cewek kemana?" gumam Noah menatap ponselnya, Asya tidak bisa dihubungi lagi.

"Kenapa, No?"

Noah menggeleng kecil. Tenang saja. Ia akan menemukan Asya dengan mudah. Gadis itu tidak punya banyak tempat untuk dikunjungi.

"Gimana kejadiannya waktu itu?" tanya Noah penasaran. Ia merasa ada yang aneh dengan Asya dan jawabannya. Gadis itu tidak bisa bohong karena ekspresi wajahnya menunjukan semuanya.

"Seru gila!" ucap laki-laki dengan baju biru bernama Danu. "Gue nggak liat langsung kejadiannya gimana, tapi si Alga minum semua racunnya gitu aja."

"Tunggu, tunggu," sela Noah. "Dia minum padahal tau itu ada racunnya?"

Kali ini teman yang menggunakan baju putih menjawab, namanya Ardan. "Yoi! Dia malah minta sendiri racunnya dari gue. Tadinya nggak gue kasih buat pencitraan, eh di rebut gitu aja. Pas gue ke atas, dia udah nggak sadarkan diri sama temennya. Aji namanya kalau nggak salah."

"Bukan cewek itu yang ngasih Alga racun?" tanya Noah lagi.

Ardan menggeleng. "Bukan. Ada karyawan di sini yang cepuin jadi si Alga tau dan minta mereka nggak ngasih racun ke minumannya. Tapi habis itu dia seret ceweknya ke atas, nggak tau ngapain. Nggak lama kemudian dia turun ngambil racun. Gue kira buat ceweknya, tapi dia minum itu sendiri."

Danu mengangguk setuju. "Nggak mungkin ceweknya yang ngasih, cewek lemah kaya gitu mana bisa. Udah pasti Alga yang minum sendiri. Udah gila dia kayaknya."

Noah tenggelam dalam pikirannya. Sepertinya Alga bukan sosok yang rela berkorban seperti itu. Menurut Noah, Alga adalah laki-laki egois yang obsesif. Ia terlihat sangat menginginkan Asya bahkan rela melakukan segalanya untuk mendapatkan gadis itu. Jadi, untuk apa ia sampai mempertaruhkan nyawanya?

Ardan berucap lagi. "Waktu dia turun dia nggak pake baju. Gue ngeri banget liat badannya."

Pria itu bergidik.

"Terlalu kekar?" tanya Danu.

"Jangan ditanya," Ardan mengakui. "Tapi serem banget anjing. Banyak bekas luka, bahkan gue liat ada beberapa bekas benda tajam juga. Dia dapet luka sebanyak itu dari mana? Emang ada yang berani nyentuh dia? Gue baru liat matanya aja udah merinding."

Noah sama sekali tidak tertarik dengan hal itu. Mau Alga mati tertabrak pun ia tidak akan perduli. Noah membenci laki-laki itu sampai ke tulang.

"Gimana keadaan lo setelah koma selama itu, No?" tanya Danu.

Noah tersenyum. "Baik. Gue cuma ngerasa tidur nyenyak dan lumayan panjang. Karena bangun-bangun, gue bakal dapetin lotere besar."

"Sebenarnya yang gila elo, No. Bukan Alga," kekeh Ardan. "Lo doang yang rela buat celaka diri sendiri sampe koma selama itu. Nggak waras lo!"

Noah tertawa. "Demi bales harga diri gue, gue rela lakuin apa aja."

Noah kemudian berkata. "Kebetulan gue tau lebih banyak soal Alga karena sering datang nemuin Asya di rumah dia. Alga nggak punya siapapun, dan Asya pasti segalanya buat dia. Dengan lakuin ini Asya pasti yakin buat ninggalin dia. Alga emang udah bajingan, tapi gue cuma bumbuin sedikit biar dia kelihatan lebih bajingan dan bikin si Asya minggat dari dia."

Danu berdecak kagum sekaligus tercengang. "Coba kita list. Lo nabrak temennya si Asya, terus lo nabrakin diri lo sendiri ke mobil besar. Dan sekarang lo nyuruh ceweknya buat ngasih dia racun. Nah, sekarang rencana lo apa lagi?"

Noah menegak minumannya. "Sederhana. Gue bakal balikin itu cewek."

"Semudah itu?"

Noah tersenyum miring. "Dengan syarat dia alih tangankan club ini ke gue."

"Gue nggak akan pernah lupa kejadian memalukan sebelum kecelakaan gue hari itu," Noah menggeram marah. "Gue diseret secara paksa dari club ini waktu gue lagi asik nge-DJ di depan penggemar gue. Damian kan namanya, cowok itu di suruh Alga buat permaluin gue! Bangsat, gue males nginget kejadian itu."

Tujuan Noah sejak awal memang club ini. Awalnya dia hidup bahagia, populer, dan nyaman dengan menjadi DJ di club ini. Club ini adalah segalanya untuk Noah, hidupnya berasal dari sini, penggemarnya juga berasal dari tempat ini. Noah tidak bisa hidup tanpa semua itu. Sampai tiba-tiba Alga membeli tempat ini dan mendepaknya dengan kejam.

Padahal Noah tidak mau mengusiknya.

Noah juga tidak terlalu perduli dengan Asya, baginya bicara dengan gadis itu hanyalah kesenangan semata. Ia lebih suka tidur dan bermain dengan gadis-gadis di club ini dari pada dengan seorang cewek lugu yang bahkan mungkin tidak tau cara berciuman dan memuaskannya dengan benar.

Noah akui ia jatuh cinta pada visual cantik Asya. Tapi hanya sebatas itu. Ia tidak menginginkan lebih sampai Alga mengusik hidupnya. Noah memiliki prinsip membalas sebanyak yang ia terima. Dan ia akan membalas laki-laki itu karena menghancurkan hidupnya. Tentu saja melalui Asya.

Noah melakukannya hati-hati dan perlu waktu yang lama. Karena ia selalu merencanakan semua hal dengan teliti.

"Jadi kalau dia ngasih club ini bakal langsung lo balikin itu cewek?"

"Gila aja. Minimal gue nyicipin dulu tubuhnya." Noah tertawa lebar. "Yakali pengorbanan gue skip hidup bertahun-tahun jadi sia-sia. Malam ini gue bawa dia ke kota lain, di sana Alga nggak akan bisa nemuin dia. Biar gue pake dulu sampe puas baru gue tawarin buat balikin. Biar dia pake bekas gue."

Noah tersenyum miring. "Meskipun barang bekas. Kalau itu Asya, dia pasti tetap mau."

"Bener-bener gila," heran kedua temannya.

"Kalian tenang aja, kalian juga bakal kecipratan setelah club ini jadi milik gue."

"Gue nggak akan lupain kalian," sambung Noah.

"Tapi kalau Alga nolak gimana?" tanya Danu.

"Lo tenang aja. Gue megang kartu lebih banyak dari ini," pria itu tersenyum bengis.

"Sahabatnya Ethan, ngasih tau hal tergila tentang cowok itu. Dan gue berniat nyebarin itu kalau dia nolak kemauan gue. Si Alga itu nggak cuma brengsek, tapi dia monster."

Tidak jauh dari mereka, sosok pemuda dengan wajah tengil mendengar semuanya bahkan merekam obrolan mereka. Darren, laki-laki itu berdecih.

"Bangsat, gue ketipu muka baiknya."

Jadi yang mencelakakan Gisella waktu itu adalah Noah? Sialan!

Sebenarnya Darren tidak benar-benar melihat siapa yang menabrak Gisella karena saat itu ia sempat tertinggal di belakang karena Gisella sangat kebut membawa motornya. Sesampainya di sana Darren sudah menemukan Damian dan ia bicara hal ambigu dengan Alga di telepon. Jadi, Darren pikir Alga adalah pelakunya. Jika sesuai ucapan Noah tadi. Artinya obrolan Damian yang ia dengar hari itu adalah tentang Noah. Bukan kecelakaan Gisella.

Sekarang Darren mengerti. Pantas saja Noah tiba-tiba memberitahunya hubungan Asya dan Alga. Sialan, sialan, sialan. Darren terus mengumpat dalam hatinya. Ternyata tujuan Noah adalah menjauhkan Asya dari Alga dengan memanfaatkan Gisella juga.

Menuduh Alga mencelakainya yang berujung menumbuhkan benci di hati Asya. Benar-benar licik.

Alga .... ternyata dia bukan orang jahat seperti yang Darren pikirkan. Dia bahkan tidak mencelakai Noah dan Gisella. Alga tidak pernah menyentuh mereka sedikitpun.

TBC

MAU BILANG APA SETELAH BACA BAB INI?

Ada pesan manis untuk Noah wahai pembaca yang budiman?😼

Kalau kalian lupa obrolan apa, itu waktu Alga ke pantai sama Asya. Dia telponan sama Damian. Inget? Jadi disitu maksudnya omongan Alga adalah (Depak Noah dari club). Bukan celakain Gisella atau siapapun.

Kembali mengingatkan, lima hari lagi ALGASYA OPEN PRE-ORDER. Info lengkap di Instagram aku @jiaathe dan penerbit aku @blackswanbooks. Follow supaya nggak ketinggalan info.


Continue Reading

You'll Also Like

137K 16.1K 31
[END] Hanya kisah tentang dua orang tsundere dan suka denial yang sering dipertemukan. Apakah hanya kebetulan atau memang sudah takdirnya? Karena pad...
11.1K 1.3K 7
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir. 'Mengerikan' itulah...
2.6M 115K 36
"Cium Dirga di tengah lapangan Trijaya. Kalau lo sanggup, kunci beserta kendaraan gue akan menjadi milik lo." Bukan Agatha namanya jika takut denga...
5.7M 243K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...