Gedung Partai
12.00 WIB
Hari ini, Sang Menteri mengunjungi gedung partai miliknya untuk sekedar berjumpa dengan semua pengurus partai dan memastikan jika semua yang bekerja dalam keadaan sehat dan baik.
Jika berkunjung ke gedung partai milik sang Menteri, Teddy tidak terlalu ketat dalam melindungi sang Menteri karena semua pengurus dan pekerja partai sudah paham dengan peraturan yang tertera jika sang Menteri berkunjung
"Izin bang, saya liat di tiktok muka bang mayor dicubit ya?" tanya Rajif hati-hati saat waktu istirahat tiba
"Iya. Engga tau saya siapa yang nyubit"
"Mba Abel gimana? pasti marah tu" tanya Rizky bergabung dalam obrolan
"Pasti marah bang, suaminya dicubit gitu" ucap Rajif
"Iya, marah istri saya" jawab Teddy sesantai mungkin
"Tapi udah ga keliatan merah sih bang. Aman aman" Rajif melihat wajah Teddy untuk memastikan tidak ada bekas cubitan disana
"Aman kok, istri saya udah kasih obat" jawab Teddy
"Enaknya nikah, diurusin ya bang" ledek Rizky
"Makanya cepet cari bang" ledek Rajif pada Rizky
"Belum nemu ni, besok abis hujan mungkin" jawab Rikzy asal
Disisi lain,
Ruby Photography Studio
"Gue sebel banget, suami gue kemaren dicubit sama orang" Abel kembali menceritakan kejadian itu pada Gia dan Andrew diruangannya
"Lu tau ga siapa yang nyubit laki lu?" tanya Gia penasaran
"Ya engga lah. Kalo gue tau, udah gue jambak" jawab Abel dengan nada kesal
"Kalem weh kalem" Andrew berusaha menenangkan Abel
"Gimana mau kalem?! suami gue disentuh orang"
"Udah udah. Yang penting muka laki lu ga kenapa-napa kan?" tanya Gia kembali penasaran
"Udah aman. Udah gue kasih krim" jawab Abel
Setelah kembali ke Jakarta, Abel turut disibukkan dengan rekap data client kelas atasnya. Tahun ini menjadi tahun yang padat bagi studionya karena banyak client kelas atas yang berkali-kali menggunakan jasa studionya, belum lagi client baru yang mulai berdatangan.
🧸🧸🧸🧸
Rumah
22.00 WIB
kembali ke rutinitas semula, Abel menyambut Teddy dengan segelas air hangat dan membawanya ke ruang makan
"Hari ini kunjungan kemana mas?" tanya Abel sembari menyiapkan makan malam Teddy
"Cuma ke gedung partai bapak, abis itu ke Kertanegara" jawab Teddy sembari membuka kancing seragamnya
"Kamu ga mau ikut kelas pilates?" tanya Teddy tiba-tiba
"Tiba-tiba banget mas nanya itu" Abel mengerutkan dahinya heran
"Siapa tau kamu mau. Lagi tren kan?"
"Iya mas. Tapi ga mau aku. Nanti siapa yang ngurusin rumah, kamu, sama Kirana kalo aku makin banyak kegiatan?"
"Tapi kalo kamu ada hobi atau mau ikut kegiatan baru bilang mas ya, pake aja kartu atm mas yang ini" Teddy mengeluarkan satu kartu atm dan memberikannya pada Abel
"Simpen sama mas aja. Aku masih ada" Abel mengembalikan kartu itu
"Kamu ga pernah minta apa-apa sama mas. Ini buat kamu. Kalo isinya habis bilang mas ya, nanti mas transfer lagi" Teddy kembali memberikan kartu itu pada Abel
Memberikan kartu atm pada Abel adalah salah satu cara Teddy memanjakan hati sang istri. Ia tahu betul apa yang dibutuhkan wanita, terlebih dalam bentuk uang. Jadi, sang istri tidak perlu kesusahan dalam mencari dirinya atau izin terlebih dahulu jika ingin membeli sesuatu diluar kebutuhan rumah tangga.
"Ini khusus buat aku mas? buat kebutuhan Kirana?" tanya Abel kembali
"Iya, itu khusus buat kamu. Kamu mau belanja apa aja pake kartu itu ya. Punya Kirana aman di dompet. Mas pisah" jawabnya
Oke, baiklah. Dibalik seorang Teddy Indra Wijaya yang dikenal orang luar sebagai kulkas berjalan, ada sifat penyayang dan loyal. Ibaratnya, ada ribuan bendera hijau di istana negara. Begitu green flag untuk istri dan anak
"Makasih loh mas" Abel mencium pipi Teddy dengan mesra
"Gaji mas kan buat kalian. Kalo ga dihabisin kan sayang" goda Teddy
🧸🧸🧸🧸
Kertanegara
08.00 WIB
"lihat kakek bawa apa? Ini Bobby" Sang Menteri mendekatkan Bobby pada Kirana yang berada di baby bouncer
"Bobby, jagain Karina sebentar ya. Saya mau ambil boneka Kirana di kamar" ucapnya pada penguasa Kertanegara ini
Sang Menteri berjalan menuju kamar cucu tercintanya, meninggalkan Bobby dan Kirana. Ngomong-ngomong, kunjungan kali ini Abel tidak ikut serta karena ada pekerjaan penting di Studio. Sedangkan Teddy, ia sibuk menyusun berkas yang diberikan sekretaris pribadi sang Menteri
Tidak perlu khawatir, area Kertanegara ini selalu dijaga oleh pekerja sang Menteri. Dari kejauhan pun, pekerja di Kertanegara bisa mengawasi Kirana dan Bobby.
"Eh bob, ngapain?" sapa Lino saat melewati ruang tengah.
"Nemenin Kirana ya?" tanyanya lagi. Ya, walaupun tidak akan dijawab oleh Bobby
"Cantik banget sih dek" Lino berlutut, melihat Kirana yang masih berada di baby bouncer. Lino mengeluarkan ponselnya dan mengambil berbagai pose dari Kirana
"Loh Lino?" sapa sang Menteri mendadak dengan boneka ditangan kanannya
"Eh bapak" sapa Lino, lalu berdiri menghadap sang Menteri
"Kamu kan libur hari ini"
"Hehehe iya Pak. Bosen dirumah, jadinya mampir. Bapak lagi libur?" tanyanya
"Lagi nunggu jadwal dari mas Teddy sembari main sama Kirana" sang Menteri meletakkan boneka kelinci di samping Kirana
"Tadi Bobby ga bandel kan?" tanya sang Menteri melihat Bobby yang sedang duduk
"Aman Pak. Ga nakal" jawabnya
Perbincangan antara anak dan Bapak itu berlangsung cukup lama. Membuat Bobby bosan dan berjalan sendiri ke kamarnya. Layaknya penguasa pada umumnya, kucing itu berjalan dengan santainya tanpa pengawalan pekerja sang Menteri
Jam dinding ruang kerjanya menunjukkan pukul 17.00 WIB. Pertanda dirinya harus keluar dan melihat aktivitas putri kecilnya. Teddy berjalan menuju ruang tengah dan melihat Kirana sudah ada digendongan istrinya ditemani Lino serta sang Menteri
"Izin Bapak, jadwal sudah saya susun" ucap Teddy pada sang Menteri
"Baik, terima kasih mas Teddy"
"Kirana, sayang papa. Nakal ga tadi sama kakek?" Teddy mengambil Kirana dari gendongan Abel
"Engga dong pa. Tadi main sama Bobby loh" jawab sang Menteri sembari tertawa. Membuat suasana ruang tengah menjadi lebih hangat
Obrolan keluarga Kertanegara itu semakin hangat ketika anak lain sang Menteri datang bergabung. Berbagai pembahasan dilakukan sampai makan malam tiba
"Cucu saya ternyata makin viral ya" ucap sang Menteri membuka topik baru. Semua anak sang Menteri yang mendengar hal itu semakin fokus dalam topik yang dibawakan
"Iya Pak. Saya khawatir keponakan saya dicubit orang ga kenal semisal diajak keluar" keluh Rajif
"Betul tu bang. Jangan sampai dicolek-colek. Bahaya" ucap Lino sambil membuka mulutnya dan mengisinya dengan sate ayam.
"Makan dulu baru ngoceh" ledek Agung
"Yeeeee, suka suka lahh bang" jawab Lino
"Kalo cucu saya dicubit orang, bisa satu batalyon yang turun tangan" canda sang Menteri melirik Teddy. Teddy yang merasa dilirik hanya bisa tertawa
"Jangankan satu batalyon Pak. Satu Kertanegara pun bakal ikutan pusing kalo Kirana dicubit orang" goda Rizky membuat semua orang yang mendengarnya tertawa
Mengingat kejadian Teddy di Semarang membuat keluarga Kertanegara itu lebih protektif dan saling menjaga privasi. Mereka tidak ingin kejadian yang sudah-sudah terulang kembali, apalagi pada cucu pertama Kertanegara.
Setelah mendengar berita Teddy yang menjadi korban tak dikenal, membuat sang Menteri menambah keamanan di Kertanegara dan Hambalang. Ia tidak ingin keluarganya dalam masalah. Bahkan untuk cucunya pun, sang Menteri memerintahkan semua pekerjanya untuk tidak mengizinkan orang lain atau tamu menyentuh wajah sang cucu.