POLAROID

By kayoumanis

29.2K 2.3K 131

Jatuh cinta pada pandangan pertama setelah berfoto menggunakan polaroid, begitulah cara takdir mempertemukan... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 25.1 (special part)
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29

Part 21

831 82 4
By kayoumanis

"Mas, rambutnya bagus diapain ya?" tanya Abel yang masih duduk di depan meja rias

"Di gerai aja. Cantik kaya gitu" jawabnya

"Oke suamiku, makasih ya" Abel menyisir rambutnya secara perlahan sembari menyemprotkan hair spray

"Sini mas bantu" Teddy berjalan ke arah Abel dan mengambil perhiasan rambut. Membantu istrinya untuk terlihat lebih cantik. Melihat penampilan sang istri, membuat Teddy jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya, bahkan sejatuh-jatuhnya bagai melihat bidadari di malam hari.

Setelah bersiap-siap, keluarga Wijaya ini bergegas menuju venue yang berada di lantai 1. Sepanjang jalan itu juga, sudah banyak tamu undangan berdatangan.

Malam resepsi pernikahan Dimas berlangsung sangat meriah dan mewah. Banyak keluarga yang hadir untuk memberikan ucapan selamat serta doa terbaiknya.

Secara bergantian, keluarga Wijaya ini menghampiri keluarga dan kerabat yang datang. Tidak sedikit dari mereka meminta untuk berfoto bersama Kirana.

"Mba Abel, boleh foto sama Kirana ga?" tanya salah satu kerabatnya

"Tanya sama papanya mba. Anaknya disana" tunjuk Abel pada Teddy yang berkumpul bersama ayah dan suami tante Lisa. Mendapat petunjuk dari Abel, mereka berjalan menuju meja yang dimaksud.

"Permisi mas Teddy, kita boleh foto sama Kirana ga?" tanyanya sopan

"Astaga banyaknya" Ayah kaget dengan kedatangan kerabatnya secara mendadak

"Boleh. Kalo mau diposting, tolong ditutupi wajahnya, ya" ucap Teddy menyerahkan Kirana ke salah satu dari mereka

"Cucu saya jangan dicolek-colek ya" ucap Ayah memperingati secara halus

Acara malam resepsi menjadi ajang jumpa fans bagi Kirana. Tidak enak sebenarnya, mengingat malam ini adalah acara milik Dimas dan istrinya.

"Udah ya udah" Ayah mengambil Kirana dari gendongan kerabatnya. Untung ada Ayah yang menjadi penyelamat bagi Kirana

"Mas, kita belum ketemuan sama Dimas, yuk ke sana" Abel datang dan menunjuk ke arah pelaminan yang ramai dengan antrian tamu undangan.

"Selamat ya, Dim" ucap Abel menyalami Dimas dan istrinya

"Makasih mba" jawabnya

"Adek, Kirana" sapa Dimas pada Kirana yang digendong oleh Teddy

"Selamat ya, Dim"

"Makasih mas Teddy"

"Foto dulu yuk" ajak Abel memberi aba-aba pada tim dokumentasi

Setelah bertemu dengan Dimas dan istri, keluarga Wijaya ini kembali ke meja tempat Ayah dan Bunda berada.

"Tumben ya mas, Kirana belum ngantuk. Biasanya jam segini udah tidur" tanya Abel heran melihat Kirana masih full energi

"Tadi kan tidur sama papa ya dek. Jadi kebo seharian" jawab Teddy dengan bangganya

"Ya ampun pantes. Cucu oma masih melek" ucap Bunda masuk dalam obrolan itu

"Nanti malem pasti susah tidur ni pasti anaknya"

"Nanti malem, tidurnya sama oma ya. Biarin mama sama papa berdua" ucap Bunda

"Ah engga ah. Nanti kalo haus gimana?" tolak Abel secara halus dan mengerti arah obrolan orang tuanya

"Nanti oma bawa susunya adek. Beres kan" jawab Bunda santai

"Mas, tolong mas" Abel menyentuh lengan Teddy meminta pertolongan

"Bawa aja Bun Kirana ke kamar. Aku biar sama Abel" jawab Teddy jahil

"Yahh massss" jawab Abel manja. Tidak peduli siapa yang melihat mereka saat ini

Tiba-tiba, Abel melihat sekumpulan wanita mendekat ke arah meja. "Pasti ingin foto sama Kirana" pikir Abel

"Permisi mas Teddy, boleh foto ga?" tanya seorang wanita.

Baiklah, tebakan Abel meleset. Teddy melirik ke Arah Abel untuk meminta persetujuan. Bukannya menjawab, Abel justru menyembunyikan wajahnya menahan tawa

"I...ya boleh boleh" Teddy berdiri lalu mengambil posisi foto

"Ramean aja, ga usah satu-satu nanti lama" ucap Teddy kembali

Abel yang melihat suaminya menjadi idola hanya bisa menahan tawa. Bisa ia ledek setelah acara ini selesai. Abel adalah tipe istri yang tidak mudah cemburu dan perlu diingat, Abel sudah menerima semua konsekuensi saat memilih Teddy sebagai suaminya. Ya, salah satunya adalah popularitas Teddy dikalangan wanita Indonesia

Ada banyak tamu undangan yang berfoto bersama Teddy dan tanpa sadar ada seseorang yang mencubit gemas pipinnya. Cukup kencang, hingga meninggalkan bekas merah

"Ya ampun, suami gue diapain?! siapa yang nyubit?!" Abel kesal bukan main saat melihat Teddy kembali duduk dengan keadaan pipinya yang merah

"Ga liat aku tadi, tapi sakit banget ini" jawab Teddy menyentuh pipi kirinya

"Ih apa sih?!!! pegang-pegang laki gue" kesal kesetanan Abel dibuatnya. Entah tamu undangan mana yang berani menyentuh suaminya ini.

Abel mengelus pipi suaminya yang masih merah. Bunda dan Ayah yang menyaksikan moment itu hanya bisa diam. Beruntung tadi Kirana sudah ada dipangkuan Bunda

Niat hati ingin meledek Teddy kini sirna karena insiden tersebut. Setelah acara malam resepsi selesai, Abel dan Teddy segera menuju kamar, meninggalkan Kirana yang dibawa ke kamar Bunda dan Ayah

"Apa sih ga sopan tau ga. Benci banget aku tu" ucap Abel marah-marah sembari membongkar isi kopernya untuk mengambil krim khusus wajah

Teddy yang baru selesai mandi dan berganti pakaian segera menghampiri Abel.

"Aku gapapa kok. Ini cuma merah aja" Teddy menenangkan Abel yang masih kesal dengan perbuatan salah satu tamu undangan

"Iya sih merah aja, tapi kan nanti muka kamu jadi jerawatan. Nanti makin merah. Sensitif tau" Abel membantu mengoleskan krim itu pada wajah Teddy

"Udah ya sayang. Gapapa kok. Jangan kesel ya. Nanti cantiknya ilang loh"

"Ga peduli. Kalo suami aku dipegang-pegang orang ga jelas, aku ga terima ya. Enak aja"

"Iya, iya. Cantiknya mas jangan marah marah dulu" Teddy memeluk dan menenangkan Abel yang masih penuh dengan amarah.



🧸🧸🧸🧸



Resto Hotel
07.00 WIB

"Gimana, mba? itu muka mas Teddy masih merah?" tanya Bunda

"Udah lumayan baikan. Beberapa hari lagi udah sembuh" jawab Abel sembari memperhatikan wajah Teddy dari dekat

"Ga usah deket deket mba, ga ilang itu muka mas Teddy" ledek Ayah sambil tertawa

"Ayah iri ya, liat aku sama mas Teddy" jawab Abel tak mau kalah

"Ayah sama anak, sama aja" ucap Bunda melihat Ayah dan Abel bercanda

"Ayah, Bunda, aku hari mau ajak Abel jalan-jalan. Boleh titip Kirana kan?" tanya Teddy

"Boleh dong. Kalian pacaran lagi aja. Kirana nanti kita bawa ke rumah tante Lisa" jawab Ayah

"Cieee cieee pacaran" goda Bunda

"Cieee adek ga dibawa, kaciannya" Teddy memeluk Abel untuk menggoda Kirana yang ada dipangkuan Ayah

Kirana mendadak menangis dengan kencangnya saat melihat adegan mesra orang tuanya. Seolah tidak terima jika cinta papanya terbagi

"Ih nangis ih. Ini punya aku, punya Kirana mana?" Abel mempererat pelukan Teddy

"Mba udah mba. Anaknya makin nangis tu" Bunda menunjuk Kirana yang belum berhenti menangis

"Ya ampun, anak papa ini" Teddy melepas pelukan Abel dan mengambil Kirana dari pangkuan Ayah

"Dasar anak papa" ledek Abel gemas pada Kirana yang sudah berhenti menangis saat berada dipelukan Teddy

Kirana benar-benar definisi anak papa. Tidak boleh papanya berbagi kasih sayang, bahkan dengan mamanya. Memiliki anak perempuan sama dengan menciptakan saingan sendiri. Begitulah yang Abel rasakan ketika Kirana sudah lahir.

Sampai hari ini pun, ia merasa bersaing dengan anaknya. Bersaing secara sehat dan gemas untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Teddy. Teddy yang menjadi rebutan hanya bisa tertawa dikala situasi anak dan istrinya sedang bersaing.




🧸🧸🧸🧸



Seperti yang Teddy katakan, hari ini adalah harinya bersama Abel. Kembali ke masa-masa pacaran dan tidak ada yang mengganggu.

Begitu banyak tempat wisata yang mereka kunjungi untuk menghabiskan waktu berdua. Beruntungnya, Ayah memiliki mobil di Semarang. Alhasil, Abel dan Teddy menggunakan mobil tersebut untuk mengelilingi kota Semarang

Kembali ke tanah kelahiran. Begitulah yang Abel rasakan. Tumbuh dan besar di Kota Semarang membuat dirinya memutar memori jauh sebelum pindah ke Jakarta dan menikah dengan Teddy

"Mas, disana ada lumpia enak banget. Langganan Bunda" tunjuk Abel pada salah satu ruko yang dijadikan rumah makan sederhana

"Oh ya? kita kesana ya. Mas mau nyoba" Teddy mengarahkan mobilnya rumah makan yang Abel sebut

Sesampainya di ruko itu, Abel disambut oleh wanita paruh baya berkebaya hijau muda.

"Mba Abel? Udah lama ga mampir" sapanya

"Iya mbah, udah lama ya. Kenalin, suami Abel" Abel mengenalkan Teddy dihadapan wanita paruh baya itu

"Saya Teddy, mbah" sapa Teddy

"Mas Teddy. Teddy ajudan Bapak Prabowo?"

"Iya mbah betul"

"Ga nyangka loh, dapetnya mas Teddy" ucapnya pada Abel

"Bisa aja mbah. Oh iya, Abel mau pesen lumpianya 7, nanti mau dibungkus juga 2 kotak ya, mbah" pesan Abel pada wanita paruh baya itu

"Siap mba, ayo duduk dulu" wanita paruh baya itu menunjuk ke arah deretan meja dan kursi.

Abel dan Teddy memilih meja dekat pintu. Sembari menunggu pesanannya tiba, Abel kembali bernostalgia dihadapan Teddy. Ada banyak cerita yang ia bagikan pada suaminya

"Masa kamu pas SMP SMA ga pacaran?" tanya Teddy heran saat Abel menceritakan masa sekolahnya

"Ya ga ada mas. Ngapain" jawab Abel santai

"Kata Andrew, banyak yang mau deketin kamu, tapi ga berani karena kamunya kepinteran"

"Andrew cerita?"

"Iya, Andrew cerita juga kalo kamu cengeng" goda Teddy

"Aku ga cengeng ya"

"Mba Abel ini pesanannya" wanita paruh baya itu datang dengan sepiring lumpia yang akan Abel dan Teddy makan, serta 2 kotak lumpia yang dibungkus

"Oh iya mbah, makasih ya" jawab Abel, lalu wanita paruh baya itu pergi 

"Oke lanjut, mana ada aku cengeng ya mas. Soal aku ga pacaran itu kayanya akunya yang ga peka deh" ucap Abel sambil menyuapi Teddy

"Ga peka? Kok sama aku cepet banget, ya?" suara Teddy sedikit mengecil karena mulutnya penuh dengan lumpia

"Kamunya terlalu sat-set-sat-set, to the point mau nikahin aku" jawab Abel tersenyum

"Iya iya, tapi pelan-pelan dong sayang nyuapinnya. Ini masih penuh" tunjuk Teddy ke arah mulutnya

"Abis kamu tu, seneng banget godain istri sendiri" ledek Abel dengan gemasnya

Kencan sederhana nan manis ini berlangsung cukup lama. Setelah makan di rumah makan sederhana milik wanita paruh baya, mereka bergegas pulang ke hotel dan mulai menyusun semua pakaian ke dalam koper.

Mengingat Teddy ada panggilan untuk menemani sang Menteri, mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta besok pagi, sesuai jadwal penerbangan Semarang-Jakarta.











Continue Reading

You'll Also Like

5.4K 702 14
DISCLAIMER, JUST A FICTION STORY. Mayor Teddy, tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya bahwa ia akan menikah dengan orang yang tidak dicintai, dan h...
7.9K 506 37
harap dibaca dulu ya reader's🤍 📌: CEGIL/CEMUT MAYOR TEDDY HERE!! -100% FIKSI‼️ -tidak berkaitan dengan real life beliau. -PICTURE BY (Instagram, pi...
28.4K 1.6K 17
Seorang gadis cantik Putri presiden yang dijodohkan dengan seorang TNI berpangkat mayor
194K 10.4K 26
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesenga...