Fin De Extra : Akhir Sang Fig...

By miemercon

24.2K 1.7K 335

πŸ”žπŸ”žπŸ”ž "JANGAN BERANI-BERANINYA MOMMY PERGI DARI SINI!" ─────────────────────────────── WOW!! APA-APAAN PESON... More

FDE-OOO
FDE-OO1
FDE-OO2
FDE-OO3
FDE-OO4
FDE-OO5
FDE-OO6
FDE-OO7
FDE-OO8
FDE-OO9
FDE-O1O

FDE-O11

620 57 125
By miemercon

🌶️Happy Reading🌶️

Deg

Sentuhan di bahunya menyadarkan Dion dari lamunan dan kembali memberikan senyum pada Zia.

Haa... ia sepertinya akan pasrah kali ini.

Krek

Tanpa disadari Dion, mereka sudah sampai ke depan sebuah gubuk yang terletak di tepi hutan dan jauh dari pemukiman warga.

"Dion, ini rumahmu?" tanya Zia penasaran. Ia sedikit bingung dengan letak rumah yang tak biasa ini, apakah mereka tidak takut dengan hewan buas jika tiba-tiba menyerang?

Dion yang mendengar itu merasa sedikit tersinggung dengan pertanyaan Zia yang terdengar seperti merendahkannya.

'Ck, andai saja kau bukan penyelamatku, sudah ku cekik leher kecil itu' kesal Dion di dalam batinnya.

Bocah itu sepertinya tidak menyadari jika matanya juga selaras dengan pikirannya, lihat saja mata kecilnya itu sudah mengeluarkan jurus bombastic side eyes.

Zia yang sadar akan keterdiaman Dion akhirnya menoleh menghadap laki-laki di sampingnya itu.

"Dion, kamu kenapa?" tanya Zia lagi sambil memegang bahu Dion karena anak di depannya itu hanya menatap Zia tanpa ingin melepaskannya.

"Ehhhh, maaf Zia" Dion sadar akan keterdiamannya dan merutuki diri sendiri setelah berpikir hal yang buruk pada sang penyelamat.

"Kamu kenapa?" tanya Zia sekali lagi untuk memastikan keadaan anak itu.

"Aku tidak apa-apa. Oh ya, silahkan masuk ke dalam Zia" kata Dion dengan malu-malu.

"Terima kasih Dion" ucap Zia dengan senyum yang terpampang di wajahnya.

Tetapi setelah menapakkan kakinya di lantai rumah Dion, Zia tak menyangka akan melihat pemandangan di depannya.

Jantung gadis itu terpompa cepat melihat seseorang yang terbaring lemas di atas sebuah tempat tidur yang tidak cocok untuk disebut sebagai tempat tidur, bahkan tempat tidur kumuhnya sepertinya masih lebih bagus dari ini.

"Astaga!" Zia sontak berteriak hingga membangunkan orang yang terbaring itu.

Orang itu dengan susah payah membuka kedua kelopak matanya, seperti ada sebuah beban seratus kilo di atas kelopak mata itu.

Dion yang juga melihat reaksi Zia itu kembali beprasangka buruk.

'Bagaimana ini? Zia sudah melihatnya. Apakah dia akan jijik atau langsung pergi dari sini? Padahal aku ingin Zia tinggal lebih lama disini. Ah, karena Zia sudah melihat itu, bagaimana jika aku menghilangkannya?'

Pergerakan seseorang mengalihkan pikiran buruk Dion. Zia, gadis itu mendekati tempat tidur di depannya lalu berlutut agar matanya dengan mata orang itu sejajar dan bisa saling menatap.

Gadis kecil itu sangat prihatin melihat seorang wanita yang berparas cantik, hanya saja kecantikannya itu tertutupi dengan bekas luka besar yang terlihat seperti bekas luka bakar di sebagian tubuhnya.

Adapula bekas luka yang terbuka dimana luka tersebut sudah dikelilingi oleh ulat ulat kecil berwarna putih.

"Selamat sore bu, perkenalkan nama saja Zia dan saya teman Dion" ujar Zia dengan senyum yang merekah.

"S..sore na..nak" jawab si ibu dengan terbata bata.

Kedua orang wanita berbeda usia itu terus melanjutkan obrolan mereka tanpa mengindahkan seorang anak laki-laki yang masih berada di daun pintu dengan ekspresi cengo yang menghiasi wajahnya.

"Oh ya Dion, maaf bertanya tetapi ada apa dengan ibumu?" tanya Zia sedikit sungkan bertanya di depan orangnya langsung.

Dion yang ditanya seperti itu seketika menundukkan kepalanya, ingatannya melayang kembali ke dua tahun yang lalu.

***

Flashback on

"KELUAR DARI RUMAH INI JALANG!!" teriak seorang pria dengan tanpa perasaan menarik rambut seorang wanita mulai dari kamarnya di lantai dua hingga ke pintu utama di lantai satu.

Tubuh wanita itu sudah penuh dengan luka, lebam, dan bekas-bekasnya. Ia tidak mampu untuk melawan lagi, sudah terlalu pasrah akan usahanya selama ini.

Wanita itu ialah Diana, ibu dari Dionisius Killian Reynard dan juga seorang nyonya marquis.

Keluarga marquis Reynard memang telah memiliki skandal sejak sebelum Dion lahir, dimana ibu yang merupakan anak seorang baron terpaksa menikah dengan Johan, ayah Dion dan calon penerus marquis saat itu karena utang yang melilit keluarganya.

Bisnis yang dulu diprediksi akan menguntungkan malah membuat buntung.

Wanita itu hanya menikah dan melahirkan anak yang jug bukan keinginannya, bahkan selama hamil ia juga mendapatkan kekerasan dari suami gilanya itu.

Hingga puncaknya saat marquis membawa serta selingkuhan dan anaknya yang saat itu sedang di dalam kandungan si wanita selingkuhan.

Diana yang tidak tahan dengan semuanya merencanakan untuk membunuh wanita dan calon bayinya itu tetapi malah tertangkap basah oleh marquis dan akhirnya marquis mengusirnya dari rumah laknat itu dengan membawa Dion bersamanya.

Dion yang saat itu masih kecil diajak untuk duduk di pinggir jalan dan ia hanya bisa diam sambil mendengarkan isak tangis ibunya selama ini.

Sampai pada suatu hari ia tak melihat ibunya di samping setelah bangun tidur, Dion tidak bisa menemukannya dimanapun.

Bocah itu menangis di tepi jalan hingga larut malam. Ia tidak menyadari ada seseorang yang menatap Dion berjam-jam, hanya saja ia tidak sadar akan hal itu.

"Dion..." sebuah suara di tengah malam membuat bulu kuduk Dion berdiri, ia jadi teringat ternyata lantai yang ditatapnya sudah gelap dan sepertinya tidak ada seorangpun disana kecuali suara itu dan dirinya sendiri.

"Dion.." panggil suara itu sekali lagi.

Dengan keberaniannya yang tersisa, Dion mengangkat kepalanya dan bersitatap dengan seorang wanita yang memakai tudung panjang dan hampir menutupi seluruh badannya.

"Siapa?" tanya Dion takut takut.

"Ini ibu Dion" jawab wanita itu.

Dion yang tidak percaya akan hal itu memutuskan untuk mengintip dari sela tudung dan ia sedikit menyesali keputusannya itu.

Wanita itu benaran sang ibu, tetapi ada sebuah luka bakar di setengah badannya. Sangat berbeda dengan ibu yang ia lihat kemarin.

Hiks hiks

"I..ibu kenapa?" tangis anak itu mulai pecah, ia tak menyangka hal ini terjadi. Mengapa?

"Ibu tidak apa-apa sayang, sebaiknya kita mencari tempat tinggal yang jauh dari sini" Dion dapat mendengar nada gembira dari suara itu, nada yang seram jika ia mengingat lagi hal itu.

Flashback off

***

Setelah mengetahui semuanya, perasaan yang dirasakan Zia bercampur campur ada rasa iba, prihatin, sedih, dan gembira karena ibunya Dion telah lepas dari tangan suami gilanya walaupun hidup seperti ini pada akhirnya.

Terlintas sebuah ide di dalam otak gadis kecil itu, "Bagaimana jika aku membayar Lili untuk mengobati ibu Dion?" pikiran tersebut langsung ia utarakan pada Dion.

Sedangkan wajah Dion tampak tak bersemangat, ia mengatakan bahwa segala cara sudah mereka lakukan untuk menyembuhkan ibunya, tetapi tidak ada yang berhasil.

Tetapi Zia yang keras kepala tidak pantang menyerah, ia sampai memohon pada Dion dan ibunya agar ia dapat membantu mereka.

Yah, walaupun uangnya sedikit tetapi cukuplah untuk menyembuhkan ibunya Dion. Setidaknya dicoba dulu.

Dan akhirnya berhasil juga.

***

Sedangkan di mansion duke

"CARI PUTRIKU KE SEGALA TEMPAT!!!" teriakan menggelegar seorang pria dewasa memenuhi mansion itu.

Sepertinya ia akan gila jika kehilangan putri satu-satunya dari orang yang sangat ia cintai.

***

To Be Continue...

Jangan lupa untuk vote, komen, dan share yaa gesss🤗♥️

Continue Reading

You'll Also Like

387K 57.6K 82
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
2M 314K 69
Kapan nikah??? Mungkin bagi Linda itu adalah pertanyaan tersulit di abad ini untuk dijawab selain pertanyaan dimana sebenarnya jasad I Gusti Ketut Je...
433K 36.7K 33
Kehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Se...
62.6K 10.2K 43
Zhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan...