AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)

By onierapv

30.9K 1.6K 248

Menikah dengan seorang pelacur?, seperti sesuatu yang mustahil bagi seorang Gus lulusan Al-Azhar, namun itu l... More

PROLOG
AKU PELACUR (1)
AKU PELACUR (2)
DI ATAS MAKAM YANG BASAH (1)
IJAB KABUL (1)
IJAB KABUL (2)
JASMINEKU (1)
JASMINEKU (2)
ABAYA DARI GUS AGAM (1)
ABAYA DARI GUS AGAM (2)
WAKTU SUBUH (1)
WAKTU SUBUH (2)
SUAMIKU USTADZKU (1)
SUAMIKU USTADZKU (2)
JASMINE ISTRIKU (1)
JASMINE ISTRIKU (2)
DOA MENEMBUS LANGIT (1)
DOA MENEMBUS LANGIT (2)
RAHIMKU (1)
RAHIMKU (2)
APAKAH INI KARMAKU? (1)
APAKAH INI KARMAKU? (2)
TANGIS DIATAS SAJADAH (1)
TANGIS DIATAS SAJADAH (2)
PANGGILAN UMMAH (1)
PANGGILAN UMMAH (2)
NIKAHI ZAYNA, GUS (1)
NIKAHI ZAYNA, GUS (2)
ZAYNA SHAFIYYAH (1)
ZAYNA SHAFIYYAH (2)
ANTARA DUA HABIBI (1)
ANTARA DUA HABIBI (2)
DIBALIK NIQAB (1)
DIBALIK NIQAB (2)
HUMAIRA YANG CEMBURU (1)
HUMAIRA YANG CEMBURU (2)
ZAYNA DAN RAHIMNYA (1)
ZAYNA DAN RAHIMNYA (2)
APAKAH IZRAIL MERINDUKANKU? (1)
APAKAH IZRAIL MERINDUKANKU? (2)
AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (1)
AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (2)
EPILOG

DI ATAS MAKAM YANG BASAH (2)

893 53 2
By onierapv

"Bapak, Ibu sekalian, perkenalkan saya Gus Agam Syarif Husein, disini saya ingin memberitahu semua bahwa saya adalah calon suami Jasmine Zara, jadi saya mohon pada Ibu Bapak sekalian agar tidak berpikir yang tidak-tidak lagi tentang calon istri saya" ucap Gus Agam tegas.

Yang mendengarkan ucapan Gus Agam seketika terdiam heran.

"Terima kasih, wassalamualaikum" Gus Agam menutup lalu kembali jongkok beberapa jarak dari Jasmine.

"Waalaikumussalam" jawab para Ibu Bapak dengan suara hampir tidak terdengar.

"Maksud kamu apa ngomong gitu, maaf ya yang kamu lakukan tadi bukan menyelesaikan masalahku, malah nambah masalah tahu enggak sih" Jasmine berbisik protes pada Gus Agam.

"Apa salahnya, saya sudah berjanji kemarin dan saya sudah bilang kan akan menepati janji saya" ucap Gus Agam tidak menoleh ke arah jasmine.

"Tapi saya tidak pernah minta kamu berjanji, apalagi sok-sok mau menepati janji, tidak perlu" Jasmine menjawab dengan nada sedikit meninggi namun masih ditekan.

"Saya akan menikahi anda Jasmine Zara" ucap Gus Agam tegas.

"Tidak akan, saya tahu kamu orang baik-baik tidak pantas dengan saya" Jasmine masih mengelak.

"Maka akan saya buat anda menjadi pantas untuk saya" Gus Agam menjawab tidak mau kalah.

"Saya pelacur, Gus" ucap Jasmine menjelaskan posisinya yang seorang pelacur sedangkan Agam adalah seorang Gus.

"Akan saya buat kamu tidak melakukan pekerjaan itu lagi" ucap Gus Agam tidak kehabisan jawaban.

"Saya awam ilmu Agama" Jasmine masih mengelak.

"Akan saya pesantrenkan anda, agar anda paham ilmu Agama" lagi-lagi Gus Agam masih menjawab mantap elakan Jasmine.

Jasmine kembali ingin mengucapkan kalimat yang seketika dipotong oleh Gus Agam.

"Di atas makam Ibumu ini, saya ucapkan, saya akan menikahimu Jasmine Zara" ucap Gus Agam tegas dengan pandangan menyakinkan pada Jasmine.

Mendengar ucapan Gus Agam, Jasmine seketika diam seribu bahasa, tanpa dia sadari sudut matanya meneteskan bulir-bulir air mata.

Angin berhembus pelan, membelai juntaian hijab hitam yang dikenakan Jasmine, menyisahkan kesunyian diantara makhluk Allah SWT yang telah kembali ke asalnya.

"Mari pulang, akan saya antar" Gus Agam memecahkan keheningan.

"Iya, terima kasih" jawab Jasmine sambil bangkitt dari jongkoknya.

Sepanjang perjalanan di dalam mobil Jasmine terdiam seribu bahasa, sesekali matanya melirik kaca yang memantulkan sosok Gus Agam. Pemuda yang tengah menyetir itu terlihat tampan dengan peci putihnya, wajahnya terlihat teduh dengan mata sendu yang memberikan ketenangan, bibirnya terlihat berbisik melantunkan zikir, baju kokoh yang dia gunakan membuatnya terlihat gagah.

"Ada apa?" tanya Gus Agam yang menyadari pandangan Jasmine di kursi belakang.

"Tidak apa-apa" jawab Jasmine sambil menggeleng malu.

Wajah lelah Jasmine bersemu merah, untuk pertama kalinya Jasmine merasa malu dengan seorang laki-laki.

Jasmine menundukkan kepala membuang muka, Gus Agam melirik singkat dari kaca spion mobilnya memastikan wanita yang tengah dia antar itu baik-baik saja.

Suasana kembali hening, Jasmine tenggelam dalam kedukaannya, menundukkan kepala sambil berusaha menampung air mata. Di kursi depan Gus Agam fokus menyetir mobilnya melewati kendaraan-kendaraan di jalan raya.

Setengah jam berlalu di dalam mobil tanpa ada percakapan, Gus Agam tiba di depan rumah sederhana tempat pulang Jasmine.

"Kita sudah sampai" ucap Gus Agam sambil menghentikan mobilnya pelan-pelan.

"Iya, terima kasih" jawab Jasmine.

"Sama-sama" Gus Agam masih duduk di kursi depan setir mobilnya.

"Mampir dulu Gus" ajak Jasmine sebelum turun dari mobil Gus Agam.

Gus Agam terdiam sejenak, matanya melirik rumah yang terlihat kosong tanpa ada orang lain.

"Enggak dulu ya, tunggu saya saja, saya akan segera datang ke rumahmu bersama keluarga" ucap Gus Agam.

Jasmine terdiam, seribu tanya masih lalu lalang dalam pikirannya, kenapa laki-laki seperti Gus Agam, seorang Gus dengan latar belakang keluarga baik-baik, dengan latar belakang pendidikan baik, dan pastinya banyak wanita yang ingin dengannya dengan mantap terus mengucapkan keseriusan dengan Jasmine.

Bagaimana mungkin seorang Gus Agam pemuda tampan, anak seorang pemilik Pondok Pesantren, lulusan muda Al-Azhar dengan bekal hapalan Al-Qur'an 30 juz dan ingin bersanding dengan sosok Jasmine Zara gadis biasa, yatim piatu sebatang kara tanpa sanak saudara, hanya lulusan SMA, bekerja sebagai wanita penghibur yang baru saja keguguran, tidak dibekali ilmu Agama.

"Baik saya pulang dulu ya" ucap Gus Agam membuyarkan lamunan Jasmine.

"Oh iya" jawab Jasmine gugup dan segera keluar dari mobil Gus Agam.

"Assalamualaikum" Gus Agam berucap sebelum Jasmine benar-benar keluar dari mobilnya.

"Waalaikumussalam" jawab Jasmine merasa malu.

Jasmine berdiri tertunduk seperginya mobil yang baru saja mengantarnya, dalam tunduknya Jasmine berusaha menatap mobil yang bergerak menjauhinya. Ada sedikit harapan di hati Jasmine, namun ada keraguan juga yang meliputi perasaan Jasmine, dia memandang seakan kehadiran pemuda baik itu tidak akan datang lagi setelah hari itu.

"Hufft" Jasmine bernapas berat membalikkan badannya memandang rumah kontrakan kecil yang terlihat kosong.

Jasmine melangka pelan mendekati rumah tempat dia selama ini bertahan hidup bersama Ibunya, matanya nanar saat pintu terbuka, mata Jasmine menjelajahi ruang kecil rumah sepetak itu, masih terbesit banyangan senyum Ibunya setiap kali dia membuka pintu, dan perempuan sepuh kini telah tiada.

Dengan sedikit kasar Jasmine menarik hijabnya, ia meluapkan kekesalan pada dirinya, dia merasa menjadi pelaku utama akan kematian Janin dan Ibunya.

"Ah dasar" Jasmine berbisik nadanya kesal bahkan sangat kesal.

Entah siapa yang bisa Jasmine salahkan atas satu hari naas yang telah menimpahnya, sahabatnya yang berpengkhiatan, atau pacarnya yang tukang selingkuh, atau bahkan dirinya sendiri yang tidak tahu malu masih bertahan di dunia ini.

***

Ditengah kesunyian sepertiga malam, dengan mukena putih Jasmine tengah bersimpuh di atas sajadah. Mata indah berwarna coklatnya berkaca-kaca menampung air duka, dibawah mata itu terlihat bengkak dan berwarna sedikit gelap, wajah manisnya menggambarkan duka yang teramat dalam.

"hiks, hiks, hiks" suara tangis Jasmine mengisi ketenangan sepertiga malam, untuk pertama kali sejak ayahnya meninggal Jasmine kembali mendirikan sholat malam. Batin Jasmine sedang terluka atas kehilangan janin calon anaknya dan Ibunya.

"Apa rencana hebat yang engkau siapkan ya Allah, aku kehilangan Janin dan Ibuku bersamaan, lalu engkau kirimkan seorang Gus Agam yang baik itu untuk manusia hina seperti hamba" ucap Jasmine lirih di atas sajadahnya.

Perasaan Jasmine sedang tidak menentu, disatu sisi dia merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Janin dan Ibunya secara bersamaan, di sisi lainnya seorang Gus Agam malah berjanji akan menikahinya.

Jasmine tenggelam dalam aduannya kepada Allah SWT, keluh kesahnya ia keluarkan semua, hidayah hebat telah menyentuh hatinya, dia kehilangan segala hal dalam waktu bersamaan. Orang-orang terkasihnya sahabat Naomi Zeline, pacar Galih Reviano, secara bersamaan mengkhianatinya, lalu Janin dari Galih dan Ibunya pergi untuk selamanya. Namun ditengah kehancurannya Allah SWT hadir memeluknya dengan hebat, bahkan Allah SWT kirimkan Gus Agam Syarif Husein seseorang yang luar biasa untuk Jasmine.

Disisi lain pada sepertiga malam Gus Agam tengah melayangkan doanya, Gus Agam tengah memantapkan pilihan berusaha menenangkan hati.

"Ya Allah mantapkan hatiku untuk memilih wanita itu, luluhkan hati kedua orang tuaku, semoga pilihan yang aku pilih ini menjadi ladang pahala bagiku kelak" doa Gus Agam dalam sunyi.


"Jika mencintaimu adalah sebuah ketetapan

Maka akan aku pastikan

Jika ketetapan itu adalah ladang pahala bagiku"

-Gus Agam Syarif Husein-

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.6K 45
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
1.7M 94.8K 87
Daksh singh chauhan - the crowned prince and future king of Jodhpur is a multi billionaire and the CEO of Ratore group. He is highly honored and resp...
14.8K 527 34
A curse born out of malice for what the world wanted him to be. A boy reborn in the flames, dreaming to be a hero. Angra Mainyu, with total control o...
3.2K 185 9
Hello! This story was inspired by a chapter in Fastfighter321's Six the musical oneshot book ( if you're reading this, I really love the book.)The ch...