Internship with Benefit

Da RSOEMARNO

656K 7.5K 285

Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara... Altro

Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Additional Part
Sebelas
Dua Belas
Additional Part Waktu yang Singkat
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Additional Part I'll Treat You Better
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
End
Promotions
Extras 1
Extras End
Give Me Your Love
Additional Part Ny. Kaila Budi Sudjatmiko

Satu

116K 434 6
Da RSOEMARNO

Kaila memasuki sebuah ruangan yang menjadi kantor bagi ketua komisi IV DPR RI. Dibawahnya bertuliskan dengan indah nama sang wakil rakyat. Budi Sudjatmiko.

Bertemu dengan salah satu staff, Kaila segera menyampaikan maksud kedatangannya.

"Selamat sore pak Andre, saya diminta pak Singgih untuk mengantar proposal yang akan diajukan untuk kementerian pada pak Budi untuk bisa segera di tandatangani persetujuan." Kaila menunjukkan lembaran dokumen yang dia bawa.

Kaila adalah anak magang untuk pak Singgih. Dia kenal dengan pak Singgih karena dapil pak Singgih sendiri daerah rumahnya. Dan selama masa kampanye, Kaila banyak membantu pak Singgih mendapatkan suara dari orang-orang di sekitar Kaila.

Jadi tidak diragukan jika dia menjadi anak magang kesayangan pak Singgih. Bahkan di bulan pertamanya magang ini dia sudah mendapatkan julukan sebagai 'ceweknya pak Singgih'. Dan Kaila sendiri tidak keberatan dengan hal itu. Karena kenyataannya dia memang yang palinh di sayang pak Singgih.

"Sore, Kaila. Bapak masih rapat, kamu letakkan saja dokumennya di meja bapak ya?" Andre selaku staff ahli Budi menjawab Kaila.

"Eum, bapak butuh dokumennya secepatnya pak. Kalau saya nunggu pak Budi disini aja gimana?" Kaila mengutarakan maksudnya sedikit takut.

Andre mengalihkan perhatiannya pada Kaila. Dia mengintrogasi penampilan Kaila. Tidak terlihat maksud tersembunyi dari gadis itu. Sekalipun ada itu bukan urusannya.

"Baiklah, kamu boleh duduk di sofa itu. Paling bapak juga nggak lama lagi." Akhirnya Andre mengizinkan Kaila untuk menunggu.

"Terimakasih, pak." Kaila tersenyum sangat manis.

Kemudian gadis itu membawa langkahnya menuju sofa yang ada di ruangan itu. Dia mendaratkan bokongnya dengan manis setelah menaruh dokumennya di meja depan sofa yang didudukinya.

Kaila membawa pandangannya ke sekeliling ruangan. Sangat monoton. Apakah pak Budi memang sangat kaku?

Saat sibuk berselancar di dunia maya, Kaila mendengar sedikit suara riuh. Suara itu datang dari luar ruangan. Budi sudah selesai dari rapatnya. Kini Kaila menyimpan ponselnya di saku celana.

Kaila berdiri menyambut kedatangan Budi. Dia menjabat tangan dan tersenyum sangat manis.

"Kaila? Sudah menunggu lama?" Budi bersuara sembari tangannya menjabat Kaila.

"Enggak terlalu lama kok, pak. Bapak baru selesai rapat?" Kaila bertanya.

"Iyaa, agak hectic hari ini. Oh iya ada apa kamu mencari saya?" Budi mendudukkan dirinya di samping Kaila.

Jantung Kaila berdetak kencang kala ditatap sangat intens oleh Budi. Dia bahkan kesulitan untuk berbicara dengan posisi sedekat itu. Sebenarnya tidak terlalu dekat, tapi karena Kaila memiliki rasa pada Budi jadi dia merasa sangat gugup.

" oh anu, ini pak. Pak Singgih minta saya buat anter proposal ini. Dan harus segera bapak tandatangani, makanya saya menunggu bapak disini." Kaila mengambil dokumen yang teronggok di meja.

"Baik, saya cek dulu yaa." Budi mengarahkan matanya mengikuti pergerakan tangan Kaila.

Dia kemudian menyerahkan dokumen itu pada Budi yang diterima dengan tangan terbuka. Kemudian budi berdiri untuk mengambil kacamatanya di meja kerja. Budi juga membawa dokumen itu kesana untuk diteliti.

Sekarang Kaila bisa menatap visual budi dengan lebih jelas. Karena posisi mereka berhadapan tidak bersampingan seperti tadi. Di tengah kesibukan Budi mengecek proposal Kaila berceletuk.

"Pak, saya foto bapak ya? Saya suka visual bapak." Kaila memandang Budi dengan penuh tanya.

Entah dapat keberanian darimana dia bertanya seperti itu. Budi itu sudah punya istri. Bahkan menikah baru 3 bulan yang lalu. Memang istrinya janda punya anak 1, tapi tidak mungkin dia akan tertarik pada Kaila. Dan meskipun tau seperti itu, Kaila tetap nekat melakukannya.

"Boleh, mau kamu apakan visual saya?" Budi menjawab ditengah fokusnya membaca dokumen.

Kaila terkejut. Budi memberinya izin. Apakah karena Budi merasa tidak enak karena Kaila adalah orangnya pak Singgih. Dimana pak Singgih sendiri wakil ketua Komisi IV DPR RI. Tentu dalam 1 komisi mereka akan selalu bekerjasama.

"Buat teman tidur saya. Saya suka banget liatin foto bapak sebelum tidur." Kaila menggoda Budi.

"Teman tidur? Kenapa hanya foto?" Budi menaikkan satu alisnya menatap Kaila.

"Ya kan nggak mungkin visual bapak yang asli jadi teman tidur saya." Kaila menaikkan kedua alisnya.

"Mau nggak nyobain saya? Visual asli saya jadi teman tidur kamu?" Budi sudah menutup dokumen yang telah ditandatangani.

"Bapak yakin? Saya sih nggak keberatan. Malah seneng, tapi saya maunya di kempinsky ya pak!" Kaila mengendikkan bahunya.

"Kalau begitu kamu segera bersiap, saya tunggu di tempat parkir. Mobil saya parkir di B2." Budi memberikan dokumen yang telah selesai dicek dan ditandatangani pada Kaila.

"Baik, pak. Kita keluar dari sini semobil, pak?" Kirana mengambil dokumen dari meja Budi.

"Nggak, nanti kamu akan diantar duluan sama ajudan saya ke hotel. Saya masih harus menyelesaikan beberapa urusan." Budi membuka laptopnya.

"Jadi, check in nya pakai ktp saya pak?" Kirana berdiri tepat di hadapan Budi.

Matanya bertemu dengan mata teduh Budi. Hanya meja yang menjadi jarak keduanya. Tatapan keduanya seakan saling menantang siapa yang akan kuat hingga akhir.

"Tidak, nanti semuanya sudah disiapkan ajudan saya. Kamu tinggal mengikuti arahan mereka saja." Budi meletakkan tangannya dibawah dagu.

"Eum, oke. Kalau gitu saya tunggu di hotel sampai jam 10 malam ya, pak? Kalau lebih dari jam 10 saya anggap bapak tidak pernah datang." Kaila menggigit bibirnya takut.

"Yaa, saya akan datang sebelum jam 10 malam." Budi masih memandang Kaila.

Kaila sedikit salah tingkah dipandang seperti itu oleh Budi. Dia kemudian berpamitan dan segera pergi meninggalkan ruangan Budi.

Kaila telah siap untuk pulang. Saat ini dia sedang berada di lift yang membawanya menuju tempat parkir di lantai B2. Keluar dari lift dirinya sudah disambut oleh 2 ajudan yang kemudian mengarahkannya menuju mobil fortuner hitam.

Mobil itu melaju dengan cepat. Sepanjang perjalanan jantung Kaila terus berdetak kencang. Dia benar-benar menjadi wanita gila yang nekat. Bahkan dia tidak menyangka Budi akan semudah itu mengiyakan permintaannya.

Sampai di hotel Kaila langsung dibawa para ajudan Budi menuju salah satu kamar tipe executive grand deluxe yang telah dipesan. Dia terpesona dengan kemewahan interior kamar Hotel Indonesia Kempinsky. Entah berapa juta yang dihabiskan Budi untuk menyewa kamar tersebut.

Kaila mendudukkan dirinya di sofa yang terletak di samping ranjang berukuran besar. Ajudan Budi sudah meninggalkannya setelah memberi kunci kamar padanya.

Kaila berdiri dari duduknya, dia mengambil sebuah paper bag yang terletak di atas kasur. Dia tau brand itu adalah salah satu brand yang menjual pakaian dalam. Dan setelah melihat isinya, Kaila tidak habis pikir dengan kesiapan Budi.

Bahkan untuk outfit saja pria itu sudah menyiapkannya. Kaila jadi berpikir sudah berapa banyak wanita yang ditiduri oleh pria itu.

Kaila mengambil gaun tidur dari dalam paper bag tersebut. Dia memasuki kamar mandi dan mengganti pakaiannya.

Setelah berganti pakaian dia berkaca di kaca besar yang ada di powder room. Dia menyaksikan penampilannya yang sangat seksi menggunakan lingerie berawarna hitam dengan ditutupi oleh kimono tipis. Sungguh dia tidak pernah menggunakan pakaian seminim itu.

Kemudian untuk memperbaiki penampilan, Kaila mengambil peralatan make up nya di tas dan mulai memoles wajahnya di depan kaca rias powder room. Dia memoles tipis wajahnya agar tidak terlalu berlebihan. Tetapi untuk lipstik dia tetap menggunakan warna merah yang menjadi favoritnya.

Selesai dengan kegiatannya, Kaila membereskan tas dan paper bag yang berisi pakaiannya. Dia letakkan semua barangnya di lemari agar tidak terlihat berantakan.

Kemudian dia mulai naik ke ranjang dan menyalakan televisi. Kaila tidak lupa menyiapkan segelas wine untuk menjadi objek fotonya. Dia mengambil beberapa foto tangannya yang sedang memegang gelas wine dengan latar belakang televisi dan ruang interior hotel.

Kaila membuka aplikasi instagram dan mengupload beberapa fotonya tadi dengan caption "akan menjadi malam yang panjang." Pada story yang dibuatnya.

Dia kemudian meminum habis wine nya dan kemudian memposisikan diri dengan nyaman di ranjang king size itu. Saat ini masih jam 8 malam. Masih ada waktu 2 jam lagi untuk menunggu Budi datang.

Saat sedang sibuk menanggapi beberapa komentar temannya, suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian Kaila. Gadis itu turun dari ranjang dan menggapai pintu.

Terlihat sosok Budi yang sudah berganti menggunakan kaos polo berwarna putih dengan celana chinos berwarna coklat muda. Penampilannya terlihat fresh dengan rambut yang sedikit basah.

Kaila mempersilahkan pria itu masuk. Dia menutup pintu dan kemudian mengekor dibelakangnya.

Tiba-tiba Budi berhenti di samping ranjang dan membalikkan badan menghadap Kaila. Kaila sedikit terkejut dia refleks menutup kimono nya saat tatapan budi menyusuri tubuh setengah telanjangnya.

"Kamu sudah makan?" Budi bertanya pada Kaila.

"S-sudah pak, tadi saya sudah makan sesaat setelah sampai hotel ini." Kaila terbata menjawab pertanyaan Budi.

"Baiklah, kalau begitu sekarang kita bicarakan ketentuannya terlebih dahulu." Budi membawa langkahnya menuju kursi kerja.

Pria itu memberi isyarat pada Kaila untuk duduk di kursi yang terletak di sebelahnya. Kemudian dia memutar kursi kerja itu menghadap Kaila.

"Oke, saya mulai dari perjanjian tentang kesiapan. Saya tanya kamu sekali lagi apakah kamu benar-benar siap atau hanya sekedar iseng saja? Karena saya tidak mau tidur bersama remaja yang masih perawan." Budi menatap tajam Kaila.

"S-saya siap kok, pak. Tapiii saya masih perawan pak." Kaila menghela napas di akhir kalimatnya.

Budi mengurut hidung mancungnya. Dia menghembuskan napas kasar. Pikirnya Kaila sudah pernah melakukannya. Ternyata dugaannya salah Kaila memang gadis yang masih berusia 21 tahun dan belum pernah melakukan hubungan seksual.

"Jadi sekarang bagaimana? Saya benar-benar tidak bisa tidur dengan remaja yang masih perawan. Karena nanti after sex nya bakalan berat. Kamu tidak bisa memiliki saya sepenuhnya. Kamu hanya bisa memiliki saya untuk kepuasan batin. Dan itu tidak bisa dilakukan setiap hari. Apalagi jika kamu menggunakan perasaan terlalu mendalam. Saya tidak bisa mempertanggungjawabkannya. Kamu tau kan Kaila hubungan kita ini hanya sekedar benefit." Budi memandang sendu Kaila.

Kaila memainkan kedua jarinya diatas pangkuan. Dia bimbang. Ini pertama kali baginya, rasa takut pasti ada. Tapi dia juga tidak mau mundur.

"Saya siap kok, pak. Bahkan sudah terlalu siap. Asal bapak tau, setiap malam saya membayangkan berhubungan dengan bapak. Dan sekarang kesempatan sudah didepan mata saya. Jadi saya tidak mau mundur, pak. Apapun alasan bapak, sekarang bapak sudah bersama saya!" Kaila menjawab tegas.

Budi memandang Kaila lamat-lamat. Gadis itu terlihat kuat meskipun ada kilat ketakutan di sorot matanya. Dia akhirnya menghela napas berat.

"Baiklah, kalau kamu memang sudah siap. Saya sebutkan dulu aturan main saya. Pertama kamu harus nurut dengan gaya yang saya pilih. Kedua kita akan saling memuaskan, jadi kamu tidak boleh egois jika sudah keluar duluan. Kamu harus kuat sampai saya juga mencapai klimaks. Ketiga jika mau update story atau snapgram tolong jangan ada unsur yang menunjukkan saya. Keempat jangan pernah membuka suara pada siapapun. Dan terakhir kapanpun saya menginginkanmu kamu harus siap. Apakah kamu keberatan?" Budi berbicara panjang lebar.

"Saya tidak keberatan, pak." Kaila menatap berani Budi.

"Apa aturan main kamu?" Budi bertanya sembari tangannya meletakkan ponsel di meja.

"Saya nggak mau kalau istri bapak mengetahui hubungan kita. Saya nggak mau tersakiti oleh siapapun yang berhubungan dengan bapak. Sa-ya nggak mau menjadi kambing hitam yang akan selalu disalahkan karena memiliki hubungan gelap dengan bapak!" Kaila menyelesaikan ucapannya dengan jantung berdebar kencang.

"Saya pastikan kamu aman. Siapapun tidak akan ada yang tau hubungan kita termasuk istri saya." Budi menutup pembicaraan keduanya.

Pria itu kemudian berdiri dari duduknya. Dia menghampiri tempat duduk Kaila.

Budi meletakkan kedua tangannya di pegangan kursi. Dia mengurung Kaila dibawahnya. Tatapannya bertemu dengan tatapan Kaila.

Secara perlahan Budi mengarahkan mulutnya ke mulut Kaila. Gadis itu menerima ciuman itu dengan sukarela. Kaila mengalungkan tangannya di leher Budi.

Kemudian secara perlahan Kaila berdiri dari duduknya. Ciuman keduanya semakin intens. Kaila membuka mulutnya untuk Budi menjelajah giginya.

Lidahnya beradu dengan lidah manis Budi. Kaila menepuk pelan dada Budi. Dia membutuhkan napas.

Sedikit terengah karena ciuman panas mereka, Kaila memandang Budi yang juga berpeluh karena ciuman singkat mereka. Tidak lama setelahnya budi menempelkan kembali mulutnya ke mulut Kaila.

Tangannya berada di pinggang Kaila untuk membantu gadis itu menopang tubuhnya. Ciuman kali ini lebih liar dari sebelumnya. Bibir manis kaila menjadi candu yang tidak bisa dia hentikan.

Dia menggigit bibir bawah Kaila agar gadis itu membuka mulutnya. Kemudian dia absen gigi Kaila menggunakan lidahnya. Dan kemudian lidahnya menari sensual beradu dengan lidah Kaila.

Sambil tetap berciuman dia menggendong Kaila menuju ranjang. Dia meletakkan tubuh gadis itu secara perlahan. Dan melepaskan ciuman untuk mengambil napas.

Budi melepaskan kaosnya secara seksi. Kemudian tampaklah dada bidang dan perut sixpack Budi di mata Kaila. Pipi Kaila sampai merona melihat keindahan tubuh Budi. Dia kemudian mengalihkan pandangannya ke samping.

Budi menyusuri wajah Kaila dengan lembut. Tangannya menjelajah mulai dari alis, mata, hidung, mulut dan berakhir di dagu. Dia kemudian menarik dagu Kaila untuk mendaratkan ciuman di bibir gadis itu.

Kembali mereka melakukan ciuman panas di ranjang. Tangan Budi sibuk membantu Kaila melepaskan kimononya dengan sedikit mengangkat tubuh.

Ciuman Budi turun ke rahang Kaila. Dia menggigit kecil dagu yang tidak lancip itu. Meninggalkan beberapa tanda kemerahan yang indah.

Selesai dengan rahang, Budi bermain diantara leher dan bahu Kaila. Gadis itu merasakan geli yang tidak terkira. Hingga dia meremas kasar rambut Budi.

Budi juga meninggalkan banyak jejak di sekitar leher dan bahu Kaila. Gadis itu sampai menjerit kala dia menggigit dengan sensual bahu terbuka Kaila.

Kaila merasa tidak mau kalah. Dia membalik posisi menjadi Budi yang berada dibawah.

Gadis itu segera bermain di sekitaran leher, bahu, dan dada. Kaila mengusap sensual dada Budi. Pria itu mendesah berat setiap kali Kaila melewati putingnya secara perlahan.

Kaila sibuk dengan ciumannya di dada Budi. Dia memainkan kedua puting Budi. Membuat Budi mendesah tidak karuan. Di bawah Budi sudah menjadi sangat tegang karena ciuman Kaila.

Akhirnya dia kembali membalik keadaan. Pria itu merobek lingerie yang dipakai oleh Kaila. Dia bermain di kedua payudara gadis itu tanpa menyentuh putingnya.

"Ahh pak please." Kaila meremas rambut Budi.

"Apa Kaila? Kamu mau saya apain?" Budi bertanya di tengah tangannya yang sibuk meremas kedua payudara Kaila.

"Kiss me, ahh kiss me everywhere ahh." Kaila kesulitan berbicara karena tangan Budi di payudaranya.

Gadis itu sudah merem melek karena ulah Budi. Kini pria itu malah dengan sengaja menciumi seluruh tubuhnya tanpa menyentuh bagian sensitifnya.

Kaila yang sudah tidak sabar menarik kepala Budi menuju putingnya yang sudah mengacung keras. Dia mendesah keras kala lidah Budi bermain di puting sebelah kananya.

Budi meremas sebelah payudara Kaila menggunakan tangan kanannya. Dia bergantian menyusu di payudara Kaila. Gadis itu sampai membusungkan dada saat Budi menyesap kuat payudaranya.

Selesai bermain dengan payudara, Budi membawa ciumannya turun menuju inti tubuh Kaila. Gadis itu merapatkan kedua pahanya saat kepala Budi telah sampai didepan kewanitaannya.

Budi membuka kedua paha Kaila. Dia menciumi pangkal paha Kaila. Membuat gadis itu mendesah tidak karuan kala napas hangatnya memasuki lubang vaginanya.

Budi menjulurkan lidahnya ke dalam lubang vagina Kaila. Menggoda inti tubuh Kaila dengan lidahnya. Kaila meremas kepala Budi, dia sungguh tidak kuat dengan godaan pria itu. Hingga akhirnya Kaila mendapatkan pelepasannya yang pertama.

Kaila menggigit bibir bawahnya menahan napas yang memburu. Tatapannya sudah menggelap akan gairah saat bertemu dengan tatapan Budi. Pria itu adalah pemain yang sangat lihai.

"Kamu benar-benar sudah siap? Saya masukin yaa" Budi bertanya sembari tangannya menyingkirkan rambut Kaila yang menutupi wajahnya.

Kaila tidak menjawab. Gadis itu hanya menganggukan kepala dan memejamkan mata. Dia sudah tidak kuat.

Budi membuka resleting celananya. Kemudian dia memposisikan miliknya didepan lubang Kaila setelah melepaskan celana dan dalamannya.

Dengan perlahan dia melesakkan miliknya memasuki lubang sempit Kaila. Budi berusaha sangat keras untuk bisa memasukkan seluruhnya. Kaila sampai meremas sprei menahan rasa sakit akibat selaput daranya yang robek.

Gadis itu menitikkan air mata saat darah segar mengalir di kedua pahanya. Budi mencium kening Kaila untuk menenangkannya. Dia mengusap air mata yang turun di kedua pipi Kaila.

"Sakit sekali ya? Maafkan saya." Budi bertanya tepat di wajah Kaila.

Kaila masih memejamkan matanya. Dia menggeleng berulang kali. Mulutnya tidak bisa beribacara karena menahan sakit. Tubuhnya terasa seperti terbelah jadi dua.

Budi mencium bibirnya lembut. Pria itu kembali merangsang Kaila untuk menenangkannya. Dia meremas kedua payudara Kaila secara lembut. Hingga akhirnya 1 desahan lolos dari bibir mungil Kaila.

"Masih sakit?" Budi masih diam belum menggerakkan miliknya.

"Enggak, gerakin aja." Kaila berusaha berbicara tetapi suaranya tidak keluar.

Pria itu pun mulai menggerakkan miliknya yang berada didalam Kaila secara perlahan. Dia juga melakukan rangsangan kepada Kaila. Dia cium bibir kaila, turun ke leher, dan berakhir menyusu pada payudara kaila.

"Ahh lebih kenceng pak ahh ahh." Kaila sudah mulai menikmati permainannya.

Budi menuruti permintaan Kaila. Dia mempercepat gerakannya. Pria itu ikut mendesah kala milik kaila terasa sempit untuknya.

"Saya ah hampir sampai pak ahh." Kaila terengah dengan tempo Budi yang sangat cepat.

"Bersama Kaila ahhhh." Budi mendesah panjang saat mendapatkan pelepasan bersamaan milik Kaila.

Kaila bisa merasakan cairan hangat memasuki rahimnya. Dia memeluk erat tubuh Budi yang berada diatasnya. Kedua tubuh tanpa busana saling menempel membuat dirinya sedikit menegang.

Pria itu kemudian tumbang di sebelah Kaila. Keduanya terengah karena permainan yang sangat panas. Tidak ada yang bersuara setelahnya.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

74.7K 844 53
Area dewasa! Jatuh cinta bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali pada istri orang. Itulah yang terjadi pada Alex Spencer, pria pengangguran ya...
21.6K 1.2K 6
Mawar pergi menjauhi Sugar Daddy-nya. Sedangkan sang Sugar Daddy merasa hidupnya tak lengkap tanpa kehadiran Mawar.
1.1M 50.4K 47
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...
332K 2.2K 11
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...