Different Brother✔

By Naacha_Nadya

358K 18.1K 639

Ajma adalah seorang gadis sebatang kara yang di angkat anak oleh seorang kyai besar pemilik ponpes Al-Majid... More

Prolog
Pangeran Pesantren
Berkedok buku
Kakak Pulang
Happiness Girl
Siapa Dia?
Rencana Perjodohan Abi
Gara-Gara Tes
Cemburu?
Dia, Adik Ku
Melepaskan Cinta
Si Pitik
Halal
Istri Menggemaskan
Perempuan di hati Kazam
Ngabuburit
Perhatian Kecil
Ketahuan
Kemalangan Anisa
Pergi
Gosip
Aku Kembali
Confess
Kabar Hanin
Congratulations
Takut
Calonnya Ikrar?
Obrolan Umi Abi
Persiapan Liburan
Liburan Kitaaaa
Tolong Akuuuu😭😭
Jalan Malam
Untuk Pertama Kalinya
Sepanjang Hari Ini
Hanya Demam
Antara Mereka
Mafia Malam
Peluang Tak Disengaja
Kemarahan Kazam
Keputusan
Rahasia di Balik Rahasia
Pernyataan Si Pelakor
Keputusan 2
Info Yang Didapat
Terungkap
Tentang Adopsi
Berdamai Dengan Keadaan
Kembali Berkumpul
Visual Katanya🙂

Kabar Bahagia

4.5K 271 7
By Naacha_Nadya

Mata yang sedikit keriput itu menatap ke arah luar jendela dengan tatapan khawatir. Sudah 4 hari berselang setelah Umi Affah bercerita tentang kebenaran dari nasab ibu Albi, sejak itu juga laki-laki itu tak pernah datang lagi ke rumah. Umi Affah benar-benar khawatir dan merasa bersalah karena telah menyembunyikan kebenaran selama ini.

Umi Affah menoleh ketika merasakan sentuhan lembut di pundaknya.

"Umi kenapa?" Ajma menatap sang Umi khawatir.

"Sudah 4 hari Mas mu tidak kemari. Umi takut dia kecewa sama Umi"

"Umi... Mungkin Mas Albi masih butuh waktu untuk menerima fakta ini"

"Umi juga minta maaf sama kamu ya. Dulu, Umi sempat membenci ibu kamu, Umi merasa iri saat Albi kecil lahir sedangkan Umi tidak bisa seperti ibu mu. Umi terlalu egois hingga memaksa Abi untuk menyembunyikan sosok ibu kandung Albi yang sebenarnya. Selama ini Umi merangkai cerita bohong kepadanya, jelas saja dia marah"

"Sudahlah Umi, tidak papa yang terjadi biarlah terjadi toh gak bisa di rubah lagi tapi, kita bisa memperbaikinya sekarang. Ajma ke rumah Mas Albi ya Umi, Ajma akan berusaha meluluhkan hatinya" Umi Affah membelai pipi Ajma lembut.

"Iya sayang. Umi percaya Albi tidak akan marah jika kamu yang datang"

Setelahnya Ajma pun bersiap untuk pergi namun saat sampai di teras rumah Ia tak sengaja melihat Anisa yang nampak berjalan sempoyongan sambil memegangi kepalanya.

"Astagfirullah hala'dzim Kak Anisa" Ajma langsung berlari dan menangkap tubuh Anisa yang tiba-tiba hilang tenaga.

"Mas Ikrar" teriaknya keras beberapa kali.

Tak lama kemudian seorang laki-laki bersarung putih pun keluar dari dalam dengan terburu-buru.

"Ada apa si teriak__ astagfirullah hala'dzim Anisa" Ikrar langsung mengambil alih tubuh istrinya dan menggendongnya ala bridal style.

Ajma pun mengikuti laki-laki itu sampai ke kamar untuk memastikan kondisi Anisa. Ajma memperhatikan Ikrar meletakkan tubuh Anisa di atas kasur dengan wajah khawatirnya.

"Awalnya gimana bisa pingsan gini?" Tanya Ikrar menatap Ajma.

"Tadi Ajma mau pergi keluar niatnya mau ke rumah Mas Albi terus pas sampe teras Ajma liat Kak Anisa pegangan tembok sambil megangin kepala terus tiba-tiba dia pingsan. Ajma langsung meluk Kak Anisa biar gak jatoh. Kak Anisa kenapa si Mas? Lagi sakit ya?"

"Iya. Dia dari kemarin ngeluh asam lambungnya kambuh katanya. Gue udah ngelarang dia buat beraktivitas dulu tapi katanya makin sakit kalo di kamar terus. Untuk pas pingsan ada lo"

"Panggil dokter aja Mas takut kenapa-kenapa itu" usul Ajma.

"Iya kali ya" Ikrar pun meraih handphonenya di atas nakas.

"Yasudah gih kalo lo mau pergi gak papa Anisa udah ada gue"

"Yaudah gue pergi dulu. Kabarin kalo ada apa-apa" Ajma pun berjalan keluar kamar sambil menenteng tas mininya.

Sebelum pergi Ajma menuju ke ruang guru terlebih dahulu untuk izin kepada suaminya. Dan ternyata saat Ia izin Kazam memutuskan untuk ikut bersama istrinya menuju rumah Albi.

Sesampainya di rumah Albi keduanya saling memandang dan dengan tatapan ragu mereka.

Kazam tersenyum tipis sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum"

Tak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam dan pintu pun terbuka seraya menampilkan sosok laki-laki berkaos putih dengan celana training nya.

Ketiganya terdiam cukup lama. Ajma pun memberanikan diri untuk menatap wajah sang Kakak walaupun lirih.

Grep...

Ajma terkejut saat tiba-tiba Albi memeluknya longgar.

"Maafin Mas karena baru tau soal hubungan darah kita" terlihat raut penuh penyesalan dari wajah laki-laki itu.

Ajma melirik ke arah Kazam dengan tatapan bingungnya sedangkan yang ditatap hanya tersenyum dan mengangguk saja.

Ajma awalnya berfikir bahwa Albi akan marah dan mengusirnya tapi ternyata laki-laki itu malah meminta maaf dengan penuh penyesalan.

"Gak papa kok Mas ini bukan salah Mas. Sudah takdirnya kita seperti ini" balas Ajma.

Albi pun mengurai pelukannya dan menatap wajah sang adik dengan penuh haru. Rasanya seperti mimpi Ia memiliki seorang saudara kandung walaupun beda ayah.

"Mas, kenapa empat hari ini Mas gak kerumah hmm? Mas marah ya sama Umi?" Albi menggeleng pelan.

"Mas gak bisa pergi dulu, istri Mas sakit"

"Ha? Mbak Tisa kenapa Mas?" Ajma nampak cemas mendengar kabar ini.

"Ayo masuk, kalian tengokin dia" perintah Albi.

Keduanya pun melangkah masuk dan berjalan menuju sebuah ruang kamar. Terlihat disana sudah ada seorang perempuan berhijab putih yang terbaring lemas sambil menutup mata.

"Mbak Titi" mendengar ada seseorang yang memanggilnya Tisa pun membuka mata.

"Masyaallah kamu dateng" Tisa pun terbangun dari posisinya dengan hati-hati.

"Mbak sakit apa?" Ajma menatap Kakak iparnya khawatir.

"Enggak papa. Mba cuma kecapean aja" balas Tisa dengan lembut.

"Hmm... Cepet sembuh ya mbak" Ajma memeluk tubuh Tisa dengan sayang.

"Aamiin"

"Zam" Kazam pun menoleh ketika kakaknya memanggil. Albi mengode dengan tangannya agar sang adik mendekat.

"Kamu jagain Mbak Tisa ya, Mas mau ngobrol bentar sama Mas Albi" perintah Kazam sebelum bergegas pergi mengikuti Albi.

Kedua laki-laki itu duduk di atas sofa dengan saling berhadapan.

"Kamu pernah berziarah ke makam mertua kamu?" Tanya Albi menatap Kazam serius.

"Belum pernah Mas. Kata Naldo orang tuanya di kubur secara masal dan dia juga gak tau yang mana kuburan orang tuanya" Kazam menunduk merasa sedih.

Albi menghela nafas gusar. Matanya nampak berkaca-kaca namun Ia berusaha menahan airmatanya.

"Mas..." Kazam menatap sang Kakak prihatin. Albi berdekhem pelan seraya menoleh.

"Jaga Ajma ya. Cuma dia dan Naldo keluarga kandung yang Mas punya walaupun kita beda ayah. Mas mohon, jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi"

"Iya Mas, aku janji gak akan mengulangi kebodohan aku yang kemarin" keukeh Kazam.

Albi mengangguk-angguk mempercayai adiknya.

"Sekarang, Mas jadi tau alasan kenapa almarhum Abi memperbolehkan Ajma untuk cium tangan sama Mas. Sedangkan untuk Ikrar, Ikrar hanya sebagai penutup kecurigaan. Abi memperbolehkan Ajma bersentuhan tangan dengan Ikrar dengan jaminan keduanya bersih dari syahwat"

****

Kedua pasutri itu nampak sedang berjalan pulang selepas dari rumah Albi. Keduanya berjalan sambil berbincang-bincang dan sesekali bercanda.

Langkah mereka terhenti dan obrolan keduanya mendadak terpotong saat tak sengaja berpapasan dengan Via. Perempuan itu nampak berjalan sambil menggeret kopernya.

"Kazam" Via menatap Kazam berkaca-kaca sedangkan Kazam nampak enggan untuk menatap perempuan itu.

"Zam, aku minta maaf" Kazam masih diam tanpa menatap perempuan itu.

"Kamu liat aku sekarang Zam, semua orang membenci ku, semua orang melemparkan kata-kata kotor mereka untuk ku. Apa itu masih belum cukup sebagai hukumannya? Aku cuma mau maaf kamu sebelum aku pergi"

Kazam perlahan melirik. "Saya memaafkan kamu tergantung istri saya"

Via beralih menatap Ajma. "Ning, maafkan saya" Ajma terkejut saat tiba-tiba Via menarik tangannya.

"Mbak, udah yang berlalu biarlah berlalu. Insyaallah saya sudah mengikhlaskan semuanya. Jadi lebih baik lagi ya Mbak"

"Terimakasih banyak Ning" Ajma tersenyum tipis dan mengangguk.

"Kamu mau kemana?" Tanya Kazam dingin.

"Aku mau ke Abu Dhabi. Gak ada gunanya aku di Indonesia. Semua orang sudah membenci aku karena video itu. Aku gak bisa bebas bergerak disini karena kemanapun aku pergi pasti akan selalu ada orang yang mencaci maki aku. Kalo gitu aku pamit assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab kedua pasutri itu sambil memperhatikan kepergian Via.

"Kasian ya Mas aku jadi gak tega liatnya"

"Ini yang bikin aku sayang sama kamu. Kamu kemarin-kemarin benci sama Via karena kejahatan dia sama kamu tapi, ketika Via minta maaf kamu tanpa ragu langsung memaafkan dia"

"Yaudah si Mas urusan gampang gitu ngapain harus dipersulit. Lagian kalo kita mempermudah urusan orang Allah juga akan mempermudah urusan kita. Tetep aja bakalan balik sama diri aku lagi" Kazam tersenyum mendengar perjelasan istrinya.

"Aku beruntung menjadi pemilik hati lembut kamu sayang" Kazam merangkul pundak istrinya dan membawanya kembali berjalan.

****

Saat sudah sampai di ndalem kedua pasutri itu dibuat bingung dengan pemandangan di depan mata mereka. Semua orang nampak menangis dan saling berpelukan.

"Ada apa Umi?" Ajma menghampiri sang Umi dengan raut khawatir.

"Kenapa si Krar?" Kazam mendekati adiknya.

Tanpa penjelasan tiba-tiba saja Ikrar memeluknya dengan erat yang membuat Kazam semakin bingung.

"Istri gue hamil Mas" Kazam melebarkan matanya terkejut mendengar pernyataan Ikrar.

"Alhamdulillah. Yang bener ente Krar?" Kazam mendorong tubuh Ikrar hingga melepas pelukannya. Ia menatap sang adik serius.

"Beneran Mas. Tadi dokter kesini dan bilang kalo yang Anisa rasakan sekarang adalah gejala kehamilan. Kata dokter kandungannya udah jalan 2 minggu"

"Qodarullah memang gak ada yang tau bahkan vonis dokter sekalipun tidak bisa melawan qodarullah" Kazam mengusap wajahnya yang ikut merasakan haru.

Ia melihat jika kedua perempuan yang sedang hamil itu nampak sedang berpelukan sambil terisak-isak. Isakan tangis bahagia tentunya.

"Kak Anisa sehat selalu ya Kak. Ajma seneng banget hiks..."

"Aamiin. Kamu juga ya Ma, semoga kita bisa melahirkan anak-anak yang sholehah dan sholehah"

"Aamiin" sahut semua orang.


_

_

_

Jangan lupa voment→⁠_⁠→

Continue Reading

You'll Also Like

520K 21.6K 18
15+ (Romance- comedy) Setelah dua belas tahun tinggal di luar negeri, Dira Leticia Afsana memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan memulai kehidupan...
224K 10.1K 33
Dipaksa menikahi wanita tuna wicara? Gimana rasanya? Arroyan Vishaka Alfarizqi, lelaki tampan keturunan arab. Seorang CEO diperusahaan ternama, walau...
30.3K 2.6K 41
Ini adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tenta...
758K 29.8K 44
"Saya menikahi kamu bukan karena cinta. Tapi, karena Aila membutuhkan seorang ibu, dan ia ingin kamu yang menjadi ibunya!" Ashilla Nadiatul Shafa, ha...