TRAPPED IN DANGEROUS

By seaaii

994 589 1.1K

Sebuah api jika disatukan dengan bensin maka api itu akan menjadi besar. Sama seperti sejoli ini, yang mana k... More

FIRE & GASOLINE !
01 - THE BEGINNING
02 - STARTED
03 - PRECIOUS THINGS
04 - THOSE EYES
05 - FAMOUS PEOPLE
06 - AWKWARD
07 - PUNISHMENT
08 - SHE'S ATTRACTIVE
09 - ANNOYING
10 - CAN'T SAY
11 - ALWAYS INTERESTING

12 - NOT CIRCLE

12 4 2
By seaaii

12 - not circle

Jam istirahat kedua Letta gunakan untuk pergi ke toilet. Setelah masuk ke dalam toilet, dari dalam toilet ia sepertinya mendengar di luar toilet, di ruangan toilet itu terjadi sesuatu. Letta mendengar seseorang sedang bertengkar.

Seorang wanita dengan rambut terurai menyeret seorang wanita berkucir kuda. "Cukup. Lo ga usah ngarang tentang hidup lo bakalan lebih baik. Cewek kek lo ini seharusnya tau diri. Ga punya harga diri banget rebut pacar orang."

"Gue ga ngerebut pacar orang. Tapi pacar lo yang dateng ke gue!"

"Wah, wah, lihatlah. Udah berani bicara sekarang. Kenapa lo ga bicara begini tadi pas di depan umum? takut lo ketauan perebut pacar orang ya?"

"Sialan! Gue dituduh dan lo cuma bicarain ini sama gue. Lah pacar lo ga lo tanyain, hm?"

Dia, seorang wanita yang berambut terurai itu mendorong seorang wanita yang berkucir kuda itu sampai terjatuh ke lantai.

"Denger ya, Celia Caramel. Lo cuma cewek murahan yang dateng kesana kemari nempel sama orang seperti benalu."

Letta keluar dari toilet tanpa mempedulikan mereka yang melihatnya. Letta saat keluar dari toilet dan melihat Hyera dari kelas 12 IPA 3 dan melihat Celia dari kelas 12 IPA 1. Teman sekelasnya Celia Caramel. Pantas saja Letta merasa tidak asing dengan suara seseorang, ternyata suara Celia.

Celia sedang berada di bawah karena tadi didorong oleh Hyera. Letta berjalan keluar dari ruangan seperti biasa dan mencoba tidak terjadi apa-apa. Ia tidak ingin mengambil resiko. Lagipula ia juga tidak tahu permasalahan dari keduanya, jadi tidak ada gunanya juga ikut campur.

Setelah itu Letta masuk ke kelasnya. Tidak ingin memikirkan hal itu, ia tidak menolongnya karena juga bukan urusan Letta. Itu akan menjadi hal yang panjang jika Letta mencampuri urusan orang lain.
Celia Caramel, seorang siswi yang Letta tidak pernah berbicara dengannya sekalipun. Ia hanya pernah melihat Celia keluar masuk kelas. Bahkan terkadang Letta sering melihat Celia bermain dengan anak kelas lain.

Beberapa menit kemudian bel istirahat sudah berbunyi. Murid-murid 12 IPA 1 sudah masuk ke kelasnya. Celia yang masuk terakhir. Celia menjadi perhatian Letta. Dilihat-lihat Celia tidak baik-baik saja. Biasanya Celia masuk dengan senyuman.

Tempat duduk Celia yang berada di barisan depan. Dia duduk tanpa melakukan apapun. Biasanya seorang Celia setelah masuk berbicara dengan teman-teman circle di kelasnya.

"Letta!" suara dari seorang siswi yang bernama Ruby membuyarkan lamunannya.

Ia beralih melihat Ruby. "Letta, Letta kamu ada waktu?" tanya Ruby.

"Wah, jadwalku engga pasti." jawab Letta.

Ruby sedih mendengar ketidakpastian Letta. "Yah, padahal aku mau ke rumahmu. Aku mau minta waktu karena aku butuh seseorang buat bantu aku belajar."

Letta tersenyum lalu ia menepuk-nepuk pundak Ruby. "Aku cek jadwalku dulu. Kalau ada waktu yang pas, nanti aku hubungin kamu."

"Beneran?"

"Makasih, Letta. Makasih!"

Archie datang dan mengebrak meja Letta. Ruby kaget akan tetapi Letta tidak kaget. Letta sudah kebal dengan perbuatan anak ini. Archie anak ini sering berbuat hal yang diluar kepalanya, bahkan Archie adalah wujud brutalitas.

Archie menatap Ruby dengan tajam. "Kalian bicarain gue dibelakang ya?"

"Iya." jawab Ruby.

"ANJING!"

Letta hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya. Sungguh mereka berdua akan selalu ribut dan Letta yang selalu menjadi penengah untuk mereka. Jika Ruby dan Archie sudah bertemu, yang akan terjadi adalah bertengkar.

"Lo liat itu Letta." tunjuk Archie kepada Ruby. Ruby menunjuk Archie kembali dan mengadu juga kepada Letta.

Benar-benar Letta hanya bisa menangapi ini dengan senyuman. Ruby menggoyang-goyangkan badan Letta saat Archie mulai membalas perbuatan Ruby. Ruby awalnya memukul dubur Archie dan saat Archie ingin membalasnya, dia menjadikan Letta sebagai tamengnya. Menggoyangkan badannya ke kanan-kiri sampai Letta mabok.

"Archie, Ruby. Kalian ingin yang mana?" ucap Letta dengan menunjukan sebuah kepalan tangan di kedua tangannya sembari memberi senyuman kematian, membuat keduanya diam seketika.

"Maaf, Archie yang salah." ujar Archie.

"Iya, Letta. Archie yang salah." ujar Ruby.

Archie menengok ke arah Ruby. Memang anjing ni anak! batinnya. Dan Ruby menjulurkan lidahnya meledek Archie. Sementara itu Ruby berlari menghindari Archie.

***

Waktu pulang sekolah tiba, Celia menengok ke bangku Letta dan melihat Letta yang masih sibuk berkemas-kemas. Celia menghampiri Letta.

"Letta, lo liat gue kan tadi?" tanyanya.

"Iya."

"Yang salah bukan gue, yang salah Hyera."

Letta tidak menanggapinya. Ia memang harus hati-hati terhadap masalah orang, salah sedikit bisa menjadi masuk ke lubang buaya.
Ia tidak akan mau disuruh ikut campur ke dalam masalah orang. Biarpun teman sekelas sendiri ataupun teman dekat, dan yang lainnya, Letta tetap tidak akan mau. Prinsipnya adalah jika bukan urusan dari masalahmu maka jangan diurusin.

"Gue mohon, kalau lo liat Hyera lagi lo di pihak gue." ujarnya membuat Letta terkejut.

Ia bahkan belum tahu apa masalah dari kedua belah pihak. Tetapi kenapa sudah disuruh untuk memihak dari salah satu pihak? Letta sungguh tidak mengerti apa pemikiran orang-orang. Letta harus tetap berpikir jernih dan tidak boleh terbujuk. Letta tidak ingin jika ini hanyalah sebuah manipulasi untuk memihak salah satu pihak, apalagi ia tidak tahu mana yang benar mana yang salah.

"Maaf sebelumnya, Celia. Bukannya tidak mau dipihakmu. Tapi aku tidak mau membuat masalah semakin rumit. Lebih baik kamu menyelesaikan ini dengan baik-baik sama Hyera, itu saranku ... jika kamu engga mau juga gapapa kok."

Celia menggenggamkedua tangannya. "Sialan, semua orang sama aja!"

"Apa susahnya sih membela orang yang ga salah? Gue cuma butuh pembelaan karena gue bener!" ujar Celia.

"Celia ... aku cuma ga mau ikut campur urusan kalian." ujar Letta.

"Bacot ah..." ujar Celia dengan malas.

Celia pergi meninggalkan Letta. Ia juga berhak waspada bukan? jika ia salah mengambil keputusan dan pilihan sedikit saja akan membuatnya menjadi lebih susah.

Archie menghampiri Letta saat ia melihat Celia keluar dengan menggerutu dan menyebutkan nama Letta. Archie mengelus-elus belakang punggung Letta.

"Jangan dengerin cewek sinting itu," ujarnya.

"Why?"

Archie tidak menjawab hal itu, tapi dia malah tersenyum lalu Archie mengandeng tangan Letta. "Ruby udah nunggu, ayo kita pulang."

***

Archie dan Ruby menemani Letta berjalan kaki saat pulang. Hari ini Archie dan Ruby terbebas dari tugas ekstra dan tugas osis jadi mereka berdua bisa menemani Letta. Archie adalah bagian dari osis, bukan kaleng-kaleng karena Archie adalah wakil ketua osis. Walaupun jadi wakil ketua, sifatnya tidak seperti Bumi. Dan Ruby mengikuti ekstrakulikuler paskibra. Yang mana ekstrakurikuler itu sibuk menyiapkan untuk persiapan lomba dan dia juga harus mengurus adik kelasnya juga.

Letta senang bisa mengenal mereka berdua. Disaat Letta awal masuk ke sma tujuannya adalah tidak peduli tentang mencari teman dan tidak peduli. Akan tetapi, mereka berdua malah datang dan membuat pemikiran Letta berubah.

Bersyukur, iya Letta sangat bersyukur bisa bersama mereka berdua sampai saat ini tanpa ada masalah apapun. Terkadang di pertemanan mereka bertiga, ada pertengkaran kecil. Pertengkaran kecil tidak menghambat pertemanan mereka karena setelah mereka menyadari kesalahan yang mereka lakukan, mereka memperbaiki itu dengan cara mereka sendiri.

Letta tidak menganggap ini circle nya, tidak. Karena ia tahu pasti bahwa bukan hanya Letta saja yang menjadi teman mereka berdua, banyak yang menjadi temannya. Letta juga tidak mempermasalahkan hal itu, mereka berhak mempunyai circle nya sendiri juga diluar tanpanya. Letta sudah senang jika mereka berdua masih bertahan di dalam hubungan pertemanan ini.

Letta tersenyum. Ia seperti ini saja sudah senang. Melihat kedua temannya berbincang-bincang dengan tawa dan gembira, menemani Letta pulang. Ia melihat ke atas langit biru itu, mengharapkan bahwa hidupnya ingin selalu seperti ini ... walaupun tidak akan bisa. Karena hidup itu pasti selalu berputar seperti sebuah roda.

Ruby tiba-tiba menggandeng tangan Letta dan Archie menepuk-nepuk kepalanya. "Jangan asik sama dunianya sendiri, kita juga mau ikut kali di dunia mu." ujar Archie.

Letta hanya terkekeh-kekeh sembari menggelengkan kepalanya. Iya, seperti ini ... suasana yang seperti ini Tuhan.

***

haloo

just take it easy while reading it, enjoy~

aku mengucapkan terima kasih dan sekian.

see u, babe!✩

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 195K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
229K 27.6K 24
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
2.6M 235K 63
⚠️ Ini cerita BL Askar Riendra. Seorang pemuda workaholic, yang mati karena terlalu lelah bekerja. Bukannya ke alam baka, dia malah terbangun ditubuh...
1M 33.2K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...