CINTA DALAM DO'A

By Liana652

4.3M 254K 23.4K

[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan... More

prolog
1. Perkenalan
2. Pasaran
3. Kabar Kepulangan
4. Pertemuan Pertama
5. Kitab
6. Belanja Bulanan
7. Sendal Milik Gus Syafiq
8. Ndalem
9. Rencana Boyong
10. Zia Boyong
11. Merasa Bersalah
12. Cincin Yang Hilang
13. Barirah Dan Mughtis
14. Kecelakaan
15. Rahasia Yang Terbongkar
16. Berpisah
17. Rumah Sakit
18. Pulang
19. Sakit Perut
20. Khawatir Berujung Salah
21. Jakarta
22. Humaira
24. Gus Syafiq Salting
25.Kesedihan Zia
26. Sisi Lain Gus Syafiq
27. Gus Syafiq Manja
28. Sakit
29. Ngambek
30.Penjelasan
31. Modus
32. Kesiangan
33. Pergi
34.Ketakutan Gus Syafiq
35. Di lamar
36. Bayi besar
37. Do'a yang bersautan
38. Zia Marah
39. Awal mula berjodoh
40. Wisuda alfiyah
41. Amarah Gus Syafiq
42. Terungkap
43. Nasihat Gus Syafiq
44. Jealous
45.Gus Syafiq vs Gus Abi
46. Zia gengsi
47. Rumah
48. Khadijah dan Muhammad
49. Terluka
50. Pengakuan
51. Salting
52. Salah paham
53. Perdebatan
54. Koma
55. Kekuatan do'a
56. Amnesia
57. Sensitif
INFO
58. Kembali
59. Hadiah

23. Kesabaran Gus Syafiq

78.9K 4.6K 117
By Liana652

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Setelah kemarin semua santri menikmati liburannya dan waktunya sudah harus balik ke pondok akhirnya hari ini kegiatan di ponpes mulai berjalan kembali, mulai dari yang sekolah, ngaji, hafalan, semuanya sudah berjalan tanpa terkecuali.

Gus syafiq dan zia sepakat untuk membagi waktu kapan zia di ndalem dan kapan zia di asrama. Jadi mereka membuat jadwal 3 hari zia tidur bareng gus syafiq 4 hari zia tidur di asrama, sebenarnya gus syafiq merasa keberatan masa waktu untuk di asramanya lebih banyak timbang bareng dengan dirinya, belum lagi kalo jadwal zia ada di ndalem cuman dari habis ngaji malam sampai pagi hitunganya cuman numpang tidur saja jadi tidak ada waktu untuk berdua.

Saat ini zia dan kawan-kawan kecuali tiara sedang ada rapat antar pengurus atau lebih tepatnya pergantian pengurus. Zia yang awalnya keamanan di ganti menjadi khusus mba ndalem saja, memang sebelumnya zia juga mba ndalem tapi itupun kalau di minta tolong sama umi kalo sekarang zia bakalan lebih sering di ndalem walaupun tanpa di mintai tolong sama umi, misalnya nanti setiap pagi zia harus menyirami tanaman-tanaman umi, mencuci baju dan memasak yang pastinya zia ngga sendiri.

"Hadeh aku jadi sekertaris males banget harus nulis ini nulis itu,"keluh hani.

"Aku juga malah jadi seksi perlengkapan, bayangin aja semua fasilitas di sini harus aku cek setiap minggunya,"timpal azkia.

"Mau tukeran sama aku,"tawar zia.

"NGGA,"jawab hani dan azkia barengan.

"Makasih atas tawaranya zi tapi aku malah dari mulai rapat selalu berdoa semoga aja aku ngga dapet bagian ndalem,"

"Hm sama aku juga, pokonya mending ini aja,"

"Ko gitu,"

"Ya kamu juga nawarin ke kita sebenernya ngga mau juga kan,"

Zia tau alasan mereka menolak, karna ya nemang harus siap. Jadi kan biasanya di ndalem selalu ada tamu entah dari teman abah, umi, kerabat atau guru-guru abah dan umi yang berkunjung soan pasti sebagai mba ndalem ikut menyambut, biasanya dari mereka secara terang-terangan akan meminta atau meminangnya untuk di nikahi dengan anak-anaknya.

Kalau memang abah setuju ya mau ngga mau kita juga harus setuju walaupun abah ngga memaksa tapi kan kita sebagai santri biasa merasa segan untuk menolak keinginan sang guru apalagi ini kyai.

"Aku ngga mau nikah dulu, masih mau ngejar wisuda sama alfiyah,"ujar azkia. Dan hanipun mengangguk menyetujui.

Dalam hati zia berkata. "Lagian aku udah nikah juga kalo nanti ada yang mau minta aku itu tanggung jawab gus syafiq, kecuali kalo gus syafiq mau di madu,".

"Dih kenapa senyum-senyum sendiri,"tanya hani sembari menyenggol lengan zia.

"Hah, en-engga engga papa,"

"Ya udah ayo kita pulang,"ajak azkia yang sudah sangat ingin rebahan.

Sedangkan di ndalem gus syafiq terlihat sangat sibuk dengan laptopnya entah apa yang di kerjakan.

Tok, tok.

"Masuk aja bah,"

"Abah ganggu?,"

"Mboten bah. Tumben abah ke sini,"

"Jadi abah ga boleh nih masuk mentang-mentang udah ada yang nemenin,"

"Haha abah bisa aja,"

"Jadi sudah berapa persen bangunanya,"

"Tadi si syafiq dapet laporan alhamdulillh sudah 90% bah,"

"Masyaallah alhamdulillah kalo seperti itu,"

"Oh iya kamu sekarang sedang sibuk,"

"Lumayan ini lagi periksa laporan dari anak-anak, memang kenapa bah,"

"Abah mau kamu mulai mengontrol pesantren tidak usah buru-buru, mulai dari yang ringan-ringan saja abah percaya karo sampean,"

Memang seharusnya gus syafiq sudah harus memegang kendali pesantren secara penuh, entah hal apapun yang berkaitan dengan pesantren al-ikhlas mulai sekarang harus atas izin dari gus syafiq.

"Nggih bah insyaallah syafiq siap. Tapi syafiq nyuwun bantuan abah buat bingbing syafiq dan mengingatkan kalau misal ada. keputusan yang syafiq ambil salah,"

"Sudah pasti abah bantu dan mengingatkanmu nak,"

"Terimakasih abah,"

Tidak mudah untuk gus syafiq menjalani ini semua. Umurnya yang masih terbilang cukup muda sudah harus menanggung beban yang berat.

Setelah berbincang dengan abah gus syafiq langsung bertemu dengan ketua pengurus baik dari santri laki-laki maupun perempuan.

"Gimana rapatnya ada kendala,"tanya gus syafiq.

"Alhamdulillah lancar gus," jawab ustad fahmi.

"Saya sudah di beri amanah oleh abah jadi untuk semau hal yang menyangkut pondok mulai sekarang laporkan ke saya dan harus atas persetujuan dari saya,"

"Nggih gus siap,"

"Ngapunten gus. Apa perlu kita diskusikan dengan dewan pengurus lainya,"

"Iya boleh nanti kalian sampaikan, saya sengaja cuman mengundang kalian yang sebagai ketua pengurus karna memang waktu saya juga terbatas. Jadi saya harap njenengan ustad fahmi dan ustadzah yati bisa membantu saya untuk mengurus pondok ini,"

"Nggih gus siap, insyaallah saya dan istri saya dengan kerendahan hati sangat senang bisa membantu sampean,"

"Terimaksih,"

"Oh iya nanti tolong untuk data-data pengurus antarkan ke ruangan saya, saya ingin tau siapa saja nama-namanya,"

"Ngapunten gus ini untuk santri laki-laki atau perempuan gus,"tanya ustadzah yati.

"Dua-daunya saja,"

"Kalo begitu kami pamit gus,"

"Nggih-nggih monggo,"

"Assalamualikum,"

"Waalaikumsalam,"

Melihat ustad fahmi dan ustadzah yati yang apa-apa selalu berdua tiba-tiba gus syafiq teringat dengan zia beliau sudah beristri juga tapi seperti masih lajang.

Gus syafiq membuka hp nya lalu mengirim pesan untuk istrinya.

"Ceklis, kemana dia?,"tanyanya pada diri sendiri.

Zia sendiri baru masuk kamar asramanya setelah rapat tadi, memang tadi sempat mampir ke kamar sebelah kebetulan ada santri yang baru berangkat pondok dan membawa bingkisan terus di tawarin makan ya siapa yang mau nolak.

"Alhamdulillah rejeki anak solehah perut kenyang terus,"ucap hani yang menepuk-nepuk perutnya.

"Iya enaknya kalo abis pada pulang banyak makanan,"

Pokonya kalo kalian yang pernah mondok pasti ngrasain hal-hal yang kaya gini makan senampan bareng, apa-apa bareng sampe kadang jajan ciki aja yang isinya ga seberapa pasti buat barengan.

"Aduh kalo perut kenyang gini enaknya tidur,"ucap zia.

"Ya udah tinggal tidur aja lagian waktunya lenggang,"

"Tapi awas nanti gendut loh zi abis makan langsung tidur,"

"Zia makan lima piring aja ga bakalan gendut-gendut badanya segitu-gitu aja,"

Zia kalem-kalem seperti itu makanya banyak, nyemil ada makanan apapun pasti dia makan tapi keuntunganya memang tipe orang yang susah gendut mau makan banyak juga ga jadi pikiran.

"Ga sampe lima piring juga kali az, bukan nya gendut malah busung perut aku,"

"Kaya aku dong makan seperlunya aja,"

"Dih ga inget dia kalo ada maknan ga abis yang ngabisin siapa....kamu sama zia,"

"Dari pada di buang kan sayang ya han,"

"Betul zi, padahal dia sendiri juga doyan makan,"

"Iya-iya doyan makan semua namanya juga manusia.....eh ini hp kamu bukan zi,"

Zia yang sudah menutup matanya pun dengan terpaksa membuka lagi matanya. "Hm ko bisa ada di situ,"

"Ya ngga tau, kamu kali salah naro,"

"Tolong dong az bawa sini,"

Niatnya zia ingin menonaktifkan suara hp nya tapi malah salah pencet jadi menghidupkan data.

Ting.

Ting.


Brak.

"Inanillahi Allahu akbar," latah hani dan azkia barengan.

"Kenapa si zi grusak-grusuk amat,"

"Hah ini gus syafiq," zia yang sadar keceplosan langsung membekam mulutnya.

"Gus syafiq kenapa,"tanya azkia.

"Eh a-anu makasudnya anu maksdunya apa ya,". Ayo dong zia mikir kenapa jadi goblog gini mana pake segala keceplosan lagi. Batinya bersuara.

Hani yang melihat zia kebingungan pun bersuara. "Anu maksudnya anu maksudnya. Anu maksudnya apa si,"

"Aku di suruh ke ndalem,"

"Sama gus syafiq,"

"ENGGA," jawab zia dengan nyolot.

Zia yang sadar dengan suaranya aga berbeda pun langsung merubahnya. "Hehe engga aku di suruh umi ya kali di suruh gus syafiq,"

Hani dan azkia yang melihat zia aga aneh hanya saling pandang.

"Efek kebentur kayanya,"ucap hani sambil mengedikan bahunya.

"Aku pergi ya. Assalamualikum,"

"Waalaikumsalam,"

Sepanjang jalan zia terus saja misuh-misuh kenapa bisa keceplosan "Ini juga gus syafiq ngapain si orang mau tidur juga ada aja gangguanya,".

Di lain tempat. Gus syafiq melihat pesan yang di kirimnya sudah di baci tapi kenapa tidak di bales.

"Di read doang,"

Tok, tok, tok.

"Assalamualikum,"salam zia dan langsung masuk, yang pastinya sebelum masuk dia sudah celingak-clinguk memastikan keadaan sekitar aman.

"Waalaikumsalam,"

"Kenapa,"tanyanya sembari mengadahkan tanganya untuk salaman dengan gus syafiq.

"Ko lama, dari mana aja,"seraya menarik kursi untuk zia duduk.

"Kan abis rapat,"

"Rapat udah selesai dari tadi, saya juga abis rapat sama ketua pengurus,"

"Tadi abis mampir ke kamar sebelah, makanya baru buka hp,"

"Abis ngapain,"

Baru saja zia ingin menjawab tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar.

Zia panik takutnya tiba-tiba orang yang mengetuk pintu langsung masuk sedangkan dirinya masih ada di ruangan. "Aduh ini gimana gus ini aku mau kabur lewat mana,"

"Ngapain kabur,"

Zia menabok lengan gus syafiq. "Iya nanti di kira lagi ngapa-ngapain, kan mereka ngga tau kalo kita udah nikah,"

Mendengar jawaban zia gus syafiq pun jadi ikutan panik. "Ya udah sini masuk,"

"Masuk ke mana,"jawab zia dengan muka panik.

"Sini,"tunjuk gus syafiq ke kolong bawah meja.

"Sininya kemana,"jawab zia yang tidak merhatikan gus syafiq karna matanya terus melihat ke arah luar.

"Ke sini saya dari tadi nunjuk ke sini ke bawah meja,"

Dengan cepat zia masuk ke kolong yang di tunjuk gus syafiq.

"Iya masuk," jawab gus syafiq setelah zia masuk ke bawah kolong meja.

Pintu terbuka dan ternyata yang mengetuk tadi ustad fahmi.

"Assalamualaikum, maaf gus mengganggu waktunya,"

"Ah iya tidak sama sekali ustad,"jawab gus syafiq sedikit gugup.

"Ngapunten gus ac nya mati,"

"Tidak, kenapa,"

"Kirain mati soalnya njenengan keringetan,"

Zia yang ada di bawah meja tiba-tiba melihat kecoa. Baru saja zia membuka mulutnya ingin teriak dengan cepat gus syafiq membekamnya.

"O-ooh iya sa-saya tadi lagi bersih-bersih... jadi keringetan,"

Zia memegang tangan gus syafiq yang membekam mulutnya dengan mata yang terpejam rapat. Dalam hatinya zia terus saja mendumel.

"Ini bisa ga si ngga usah ngobrol gus syafiq juga udah tau lagi ketakutan malah di tanggepin terus di usir ke apa ke ya allah jauhkan hamba dari kecoa pliiisss,"

Ustad fahmi meletakan map "Ini gus berkas yang gus minta semua sudah saya taro di situ,"

"Iya makasih ustad,"

"Kulo permisi gus. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," gus syafiq menghembuskan nafasnya sedikit lega. Tapi itu semua tidak bertahan lama hanya beberapa detik saja.

"Oh iya gus ngapunten nanti malam ada acara tahlil bulanan jam 8,"

"Oh iya-iya nanti saya hadir,"

"Permisi gus,"

"Nggih-nggih,"

Setelah ustad fahmi keluar dengan cepat gus syafiq mengunci pintu.

"KECOAAAA," teriak zia yang sendari tadi ingin sekali berteriak.

"I-iya iya sebentar saya buang,"

"CEPETAN GUS....GUS AAAA KECOANYA KE SINIII," teriak zia yang sudah berdiri di atas meja.

"SUDAH SUDAH SAYA BUANG," gus syafiq yang ikutan panik pun jadi berteriak.

Untungnya ruangan gus syafiq kedap suara coba kalau tidak apa ngga bikin heboh yang di luar karna mendengar ribut-ribut.

"DI BUANGNYA KE LUAR GUS NANTI DIA BALIK LAGI,"

"I-iya iya sebentar,"

Melihat gus syafiq yang sudah membuang kecoanya zia turun dari atas meja dan duduk di kursi milik gus syafiq.

"Kenapa jongkok,"tanya gus syafiq yang melihat zia duduk di kursinya.

"Takut ah nanti ada kecoa lagi,"

"Ngga ada udah saya buang,"

"Lagian masa ruangan kaya gini ada kecoanya si," pasalnya ruangan gus syafiq ini bersih dan rapih tapi bisa-bisanya ada kecoa masuk.

"Saya juga ga tau,"

Niatnya gus syafiq memanggil zia ke sini untuk menyuruh menemani dirinya, di luar dugaan malah harus ada drama yang sungguh amat heboh. Lagian sudah suami istri ngapain takut kepergok, kalo di tanya tinggal jawab saja sedang ada urusan.

Gus syafiq menyodorkan gelas yang berisi air putih. "Nih minum dulu," seraya mengelap keringat yang ada di dahi istrinya.

Zia pun meminum setengahnya. "Alhamdulillah,".

Masih ada sisa air di gelas yang tadi zia minum gus syafiq pun meminumnya hingga tandas. Zia yang melihat itu pun keget memlototkan matanya.

"GUS...itukan bekas aku,"

"Kenapa, kamu masih haus,"

"Engga sih, maksudnya kenapa gus minum di gelas bekas aku,"

"Soalnya lebih seger lebih manis juga,"

"Dih,"

"Tadi gus nyuruh aku ke sini ngapain,"

Gus syafiq mengambil bangku yang tadi zia duduki lalu beliau seret supaya lebih dekat dengan istrinya "Temenin saya,".

"Ngapain?,"

"Ngecek berkas,"

Kalo kaya gini jatohnya bukan seperti suami istri tapi lebih ke bapa yang sedang mongmong anaknya supaya tidak rewel ke mana-mana. Bayangkan zia duduk di kursi yang memang khusus untuk gus syafiq dengan kakinya di angkat ke atas posisinya di pojok lalu di apit gus syafiq yang duduk di sebelahnya sedang membuka-buka kertas, dan zia cuman bisa bengong melihatnya.

•••

Hari-hari pun sudah di lewati pagi ini zia sudah di ndalem dengan mba-mba ndalem lainya, ada yang menyiram tanaman umi, ada yang nyuci, ada yang nyapu ngepel dan ada yang masak juga. Dan tugas zia memasak dengan mba farah.

"Mba zia udah selesai,"

"Udah mba ini tinggal nyuci wajan,"

"Mau aku bantuin,"

"Ngga usah tinggal satu doang ko,"

"Ya udah aku nunggu di depan yah,"

"Iya,"

Semua makanan sudah di hidangkan di meja makan, alat masak yang tadi di pakai juga sudah di bersihkan semua.

Zia pergi balik ke kamar asramanya tidak lama gus syafiq turun untuk sarapan. Sampai di meja sudah ada umi yang sedang membuat teh untuk abah.

"Abah sama kayla belum turun mi,".

"Abah masih di mushola kalo adikmu masih siap-siap ke sekolah,"

Harusnya ning kayla sudah lulus sekolah namun sempat berhenti satu tahun karna ada masalah.

Menu hari ini nasi goreng sesuai keinginan umi yang dari semalem ingin sekali memakan nasi goreng.

"Ini yang masak umi," tanya gus syafiq setelah menyuapkan sesuap nasi goreng ke mulutnya.

"Bukan, wong umi juga baru pulang dari mushola,"

"Kenapa emang ngga enak makananya,"

"Enak justru mirip masakan umi,"

"Moso sih,"

Biasanya gus syafiq tidak pernah memakan nasi goreng yang lebih enak dari uminya pokonya nasi goreng buatan uminya tidak ada yang menandingi, tapi ko ini enak 11 12 kaya masakan umi. Pikir gus syafiq.

"Nih umi coba,"

"Emm iya yah ko kaya masakan umi...tapi bukan umi yang masak,"

Gus syafiq tidak memikirkan siapa yang masak, yang penting enak saja karna nasi goreng makanan favoritnya.

"Loh, loh tumben makan duluan ga nungguin," ucap ning kayla yang dateng bareng abah.

"Kaya ngga tau abangmu kalo ngliat nasi goreng yo gercep,"

"Umi masak sendiri mi,"tanya abah.

"Engga loh bah yang masak mba-mba tapi umi ngga tau siapa,"

Karna memang sekeluarga sudah tau rasa masakan umi jadi mereka juga mengira umi yang masak.

Setelah selesai sarapan gus syafiq balik ke kamarnya. Hari ini beliau ada acara di luar dan kemungkinan pulangnya malam.

Sebelum itu gus syafiq menyempatkan mengirim pesan untuk istrinya.

Zia sendiri tadinya bersiap mau berangkat ngaji, saat ingin mengambil kitabnya tiba-tiba hp nya bunyi karna penasaran zia pun membukanya pas di buka ternyata pesan dari gus syafiq.

"Ngeselin banget si, tinggal nunggu nanti malem kan bisa giliran aku di asrama ada aja alesanya," grutunya dengan kesal. Bukanya zia tidak mau kalo di jam-jam dia luang sih tidak masalah, ini kalo minta tolong di jam ngaji masa dirinya harus izin terus takutnya kalo keseringan nanti curiga.

"Kenapa zi,"tanya azkia yang melihat muka zia di tekuk.

"Minta tolong izinin yah, aku di suruh ke ndalem,"

"Owalah yo ws nanti tak izinin itu mukanya jangan di tekuk gitu,"

"Emang keliatan,"

"Ya keliatan lah,"

"Ngaji itu nomor 2 nomor satunya manut kalih abah yai lan umi.....jadi jangan sungkan," nasehat hani yang taunya mungkin zia kesal.

"Aku sungkan bukan gara-gara di suruh ke ndalem," jelas zia tidak mungkin lah dirinya kesal dan sungkan di mintai tolong umi sama abah.

"Terus kenapa,"

"Eum ga tau sih kan mood aku emang gampang berubah,"

"Nah itu tuh sifat yang harus di musnahkan,"ucap azkia sembari menepuk kepala zia "Ya udah sanah berangkat,"

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab hani dab azkia.

Zia keluar hani dan azkia pun juga keluar pergi ngaji.

"Kamu ngrasa ga az kalo zia akhir-akhir ini suka aneh," kata hani yang diam-diam memperhatikan zia.

"Aneh kenapa...engga ah perasaan biasa aja. Dia kan emang suka gitu bentar-bentar seneng bentar-bentar bad mood,"

"Bukan maksudnya itu...masa kamu ngga engeh si,"

Azkia hanya menggelengkan kepalanya. Karna menurutnya ngga ada yang beda sama aja kaya dulu kalaupun beda mungkin akibat benturan di kepalanya pas waktu kecelakaan.

Zia sampai di ndalem langsung masuk "Sepi banget pada ke mana ya," karna memang tidak ada orang zia pun langsung menaiki tangga menuju kamar gus syafiq.

Tok, tok zia mengetok pintu kamar takutnya di kamar gus syafiq sedang ngapa-ngapain.

Ceklek pintu terbuka "Kenapa ngga langsung masuk,"

"Ngga sopan,"

"Salimnya mana,"tanya gus syafiq yang biasanya kalo datang langsung salim tapi ini boro-boro salim melirik aja tidak.

Zia yang di tegur pun langsung mengambil tangan gus syafiq lalu di kecupnya tangan gus syafiq bulak-balik. Saat ingin melepaskan gus syafiq malah menggenggam tangannya dan menariknya masuk.

"Kenapa mukanya di tekuk gitu....marah karna saya suruh ke sini," tanyanya setalah duduk di sofa.

"Engga, emang mukanya kaya gini,"

"Tadi pelajaran siapa,"

"Ustadzah irma," jawab zia seraya membuka jilbabnya karna merasa gerah.

"Ya sudah nanti malam ngaji sama saya aja,"

Zia pun menganggukan kepalanya "Katanya mau minta tolong, mau minta tolong apa?,"tanya zia kali ini mukanya sudah lebih di kindisikan suaranya pun tidak se cuek tadi. Entah kenapa setiap zia kesal dengan gus syafiq, gus syafiq malah tidak balik kesal atau menegurnya beliau malah memperlakukan zia dengan sebaliknya.

"Saya mau ada acara bisa tolong siapin bajunya,"

Zia mengangguk dan berjalan ke lemari "mau pake jubah apa sarung,"

"Style biasa aja,"

"Acara apa ko pake baju santai,"

"Pembukaan cabang cafe kamu mau ikut,"

"Ngga deh soalnya nanti mau nemenin ustadzah yati,"

Gus syafiq mengangguk mengerti dan menerima baju yang zia pilihkan.

"Nanti saya pulangnya aga malem kamu kalo ngantuk langsung tidur aja,"

"Loh katanya mau ngaji,"

"Oh iya ya udah nanti saya usahain pulang cepet,"

Gus syafiq pun pamit keluar dan zia juga balik ke kamar asramanya. Seiring berjalanya waktu zia sudah bisa menyesuaikan dirinya walaupun kadang-kadang rasa marah yang entah kenapa tiba-tiba selalu muncul. Begitupun dengan gus syafiq yang dengan sabarnya mengerti dan membingbing zia.






●●●

BAB INI LEBIH DARI 2000 KATA LOH PARAH SIH KALO NGGA RAME MANA DOUBLE UP LAGI.

JANGAN PELIT KALIAN BERBAGI VOTE SAMA KOMEN LAH KASIHANI AKUU WKWK....

FOLLOW IG:
-@mochi_atn
-@syafiq_alfarizii
-@nanzia_antasya

TERIMAKASIH❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 163K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
1.4K 127 9
Menceritakan tentang seorang gadis yang bertemu dengan seorang CEO sekaligus guru di sekolah tempat ia menggali ilmu. Bintang Valerio Alderik itulah...
41.8K 2.5K 24
[Sebelum membaca biasakan untuk follow terlebih dahulu] Note : Judul dan Cover di ubah ( Judul sebelumnya "THE LECTURER IS MY HUSBAND" ) *** "Kesala...
5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...