Mōichido, Senpai!!

By _genanganraindu

3.6K 292 22

LAPAK BxB!! MOHON UNTUK KESADARAN DIRI NYA YA TEMAN-TEMAN!! *** Semua berawal dari Murayama yang tanpa sengaj... More

satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
Sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
lima belas
enam belas

empat belas

158 15 1
By _genanganraindu

Warning!!!
Lapak bxb, yang gak suka boleh langsung di skip!
Adegan 18+ dan kekerasan, mohon untuk sadar diri nya kawandddd!

                                               ***

Apa kau yakin akan melakukannya?" pertanyaan itu berhasil membuat Todoroki yang tengah mengeluarkan satu persatu belanjaan yang baru saja di beli Murayama beberapa waktu tadi segera menoleh. Matanya menatap ke arah Murayama yang tengah duduk di sofa sambil sesekali mengeringkan rambut nya yang belum sepenuhnya kering.

"Apa kau meragukan kemampuan memasak ku?" bukannya menjawab Todoroki malah balik bertanya membuat Murayama yang mendengar itu hanya mengangguk kecil di tempatnya.

"Aku memang tidak pandai memasak, tapi aku bisa melihat di internet untuk melakukan nya."

"Jadi, tunggu saja disana dan jangan khawatir! Aku akan membuat sesuatu yang luar biasa untuk mu malam ini," lanjut Todoroki yang terlihat begitu percaya diri.

Meskipun tahu jika dirinya tidak bisa memasak, Todoroki sangat bersikukuh untuk membuat makan malam kali ini. Dengan berbekal internet Todoroki akan membuktikan pada Murayama jika dia bisa melakukan nya, meski sepertinya tidak akan mudah tapi Todoroki akan tetap mencoba dan berusaha.

Murayama yang sedari tadi memperhatikan dari tempat nya hanya bisa menghela nafas pelan saat melihat jika Todoroki seperti tengah mengalami sedikit kesulitan, beberapa kali pria itu bolak-balik melihat ponselnya seolah kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan.

Merasa tidak tahan, Murayama segera menyimpan handuknya di sembarang tempat lalu berjalan mendekati Todoroki yang masih terlihat sibuk dengan beberapa bahan masakan yang sudah nampak memenuhi meja yang tidak besar itu.

"Apa kau benar-benar bisa melakukan nya?" tanya Murayama tiba-tiba.

Todoroki yang tidak menyadari jika Murayama sudah berada di sampingnya cukup terkejut dengan keberadaan pria itu. "Apa yang kau lakukan disini? Sudah aku bilang aku yang akan memasak malam ini," ucap Todoroki sambil berusaha mendorong tubuh Murayama agar menjauh dari area dapur.

"Diamlah! Aku akan mati kelaparan jika membiarkan dirimu memasak sendirian, jadi aku membantu mu. Aku sudah benar-benar lapar," jelas Murayama membuat Todoroki tidak bisa berkutik lagi di tempat nya.

Matanya melirik jam yang nampak tergantung di dinding yang memang sudah menunjukkan pukul 10 malam, ini sudah telat 3 jam dari makan malam biasa nya. Todoroki juga tidak bisa mengelak jika dia memang sedikit kesulitan, bagaimanapun dia tidak tahu apapun dalam hal memasak membuat Murayama pasti bisa menyadari itu semua.

Todoroki yang begitu larut dengan pikirannya langsung tersentak kaget saat tiba-tiba saja Murayama memutar tubuhnya hingga kini dia sudah membelakangi pria itu, Todoroki yang belum sepenuhnya menyadari apa yang baru saja terjadi kembali di buat tertegun saat Murayama memasang kan sebuah apron biru tua di tubuhnya.

"Jangan biarkan baju sekolah mu kotor, Todoroki-chan!" ucap Murayama sambil mengikat tali di belakang tubuh Todoroki.

Todoroki benar-benar tidak bisa berkata-kata apa-apa untuk beberapa saat, tubuhnya mendadak kaku, yang Murayama lakukan saat ini terasa begitu tiba-tiba hingga membuat Todoroki tidak tahu harus bereaksi seperti apa dengan yang tengah terjadi. Namun, dia juga tidak bisa menyembunyikan perasaan luar biasa yang kini tengah menganggu nya, hatinya terasa berdesir hebat dengan seiring jantung nya yang terpacu dengan kencang.

Matanya menoleh menatap apron yang kini sudah terpasang di tubuhnya, sungguh Todoroki tidak pernah berpikir jika Murayama akan melakukan hal seperti ini padanya. Meski hal ini terlihat sangat sederhana dan tidak berarti apa-apa tapi untuk Todoroki hal ini sangatlah luar biasa, mengingat bagaimana pria itu selalu bersikap acuh tak acuh padanya selama ini dan dengan tiba-tiba saja dia bertingkah seperti itu tentu saja menjadi hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Todoroki sebelumnya.

"Sampai kapan kau akan diam seperti itu?"

Sekali lagi pertanyaan dari Murayama berhasil membuat Todoroki tersadar dari lamunannya, matanya langsung menoleh menatap Murayama yang sudah mulai memasak.

"Gomen, apa yang harus aku lakukan untuk membantu mu?" tanya Todoroki.

Todoroki berusaha untuk mengendalikan dirinya saat ini dan bersikap tenang, meski dia tidak bisa menyembunyikan perasaan senang nya tapi dia harus bisa menahannya. Dia tidak ingin membuat Murayama merasa risih dengannya, tapi satu hal yang dia sadari saat ini, perasaannya semakin tumbuh dengan begitu liar di hatinya. Bagaimana dengan percaya diri, perlakuan kecil dari Murayama barusan berhasil menciptakan sedikit harapan untuk nya.

"Jika kau ingin membantu, kau bisa mengisi panci itu dengan air," jawab Murayama yang langsung mendapat anggukan mengerti dari Todoroki.

Tanpa di perintah dua kali Todoroki segera mengambil panci berukuran sedang tersebut lalu mulai mengisinya dengan air, sesekali Todoroki melirik kecil ke arah Murayama yang nampak begitu sibuk memotong beberapa sayuran di depannya.

Keheningan menyelimuti keduanya, mereka terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing tidak ada yang bersuara hingga dalam beberapa saat suara desisan Murayama berhasil memecah keheningan. Todoroki yang mendengar itu segera menoleh ke arah Murayama dan melihat apa yang terjadi.

"Kau baik-baik saja, Murayama-san?" Tanya Todoroki terdengar panik, pria dengan kacamata itu segera mendekati Murayama yang tengah memegang jarinya, darah sedikit menetes dari sana dan dalam beberapa saat tiba-tiba saja Todoroki menarik tangannya yang sedikit terluka karena kurang berhati-hati saat memotong beberapa sayuran barusan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Murayama yang sedikit kebingungan saat melihat Todoroki yang tiba-tiba saja menarik tangannya. Keterkejutan Murayama tidak sampai hanya di situ saja, karena tidak lama setelah Todoroki menarik jari telunjuk nya pria dengan kacamata itu mendekatkan jarinyake mulutnya lalu menghisapnya pelan berusaha untuk mengeluarkan darah dari goresan kecil tersebut.

Melihat itu membuat Murayama tanpa sadar menahan nafasnya untuk beberapa saat, matanya bergetar menatap lamat ke arah Todoroki yang masih menghisap darah dari jarinya. Jantung nya yang memang sudah tidak berdetak normal sejak tadi semakin terpompa dengan kencang saat melihat apa yang tengah di lakukan pria itu saat ini.

Murayama benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari pria yang kini berada di depannya itu, perasaan aneh itu semakin terasa menggebu seiring dengan tubuh Murayama yang terasa begitu kaku.

"Ada apa dengan ku? Bagaimana aku tidak bisa berhenti menatapnya seperti ini?" Batin Murayama.

Murayama tidak bisa mengerti dengan perasaan nya saat ini, bayangan-bayangan tentang kedua nya di beberapa waktu terakhir berputar terus menerus di benaknya. Bagaimana karena ketidaksengajaan di satu malam hingga akhirnya hubungan antara keduanya semakin rumit terus menganggu nya.

Setelah banyak hal yang sudah terjadi di antara keduanya, dengan semua usaha Todoroki untuk meluluhkan nya dan setelah berbagai cara Murayama lakukan untuk menghindari semuanya, nyatanya pada akhirnya Murayama berada di titik dimana dia menemukan jalan buntu tentang perasaan nya.

Bagaimana benteng yang sudah dia bangun setinggi mungkin untuk tidak membiarkan Todoroki masuk terlalu jauh di kehidupannya, pada akhirnya kini Murayama berada di titik dimana dia seolah tidak bisa lagi melakukannya. Perasaan itu sudah tidak bisa lagi di pungkiri, sekuat apapun Murayama berusaha untuk terus menolak kenyataan perasaan nya pada pria itu semakin tidak bisa di kendalikan.

Bagaimana hampir setiap hari hal tentang Todoroki selalu mengisi kepalanya, bagaimana hanya dengan mengingat nya saja sudah mampu membuat perasaan Murayama terasa begitu dilema. Perlahan tapi pasti pria itu seolah mengambil alih akal sehatnya, bagaimana setiap di penghujung malam pria itu selalu berhasil membuat jiwanya bergetar dengan perkataan sederhana nya.

Setelah semua yang terjadi Murayama benar-benar menyadari jika dia sudah kalah dengan permainan ini, egonya yang setinggi langit itu pun seolah runtuh dengan begitu mudahnya. Todoroki benar-benar membuat Murayama kehilangan kewarasan nya.

"Apa aku harus memberimu kesempatan, Todoroki-chan?"

Pertanyaan itu langsung mengisi setiap sudut otaknya saat ini, perasaan bimbang itu membuat Murayama berfikir apakah dia harus mengalah dengan egonya dan memberikan pria itu sedikit kesempatan? Apakah Murayama harus membiarkan Todoroki menunjukkan perasaan nya lebih jauh? Apakah Murayama harus mulai menerima kehadiran pria itu di hidupnya? Apa Murayama harus melakukan nya?

Mendadak kepala Murayama terasa begitu pening saat memikirkan itu semua, tentu saja bagaimana pun Murayama belum sepenuhnya mempercayai Todoroki. Perasaan pria itu padanya masih belum bisa Murayama percayai sepenuhnya. Meski pria itu selalu menunjukkan ketertarikan nya, tetap saja rasa ragu itu masih ada.

Murayama kembali menatap Todoroki, setelah bergelut dengan pikirannya akhirnya Murayama sudah mengambil keputusan. Keputusan yang mungkin akan mengubah segalanya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, hanya saja saat ini Murayama perlu memastikan tentang perasaan nya. Dan  untuk Todoroki, Murayama ingin tahu apa yang sebenarnya pria itu benar-benar inginkan darinya.

"Kau baik-baik saja, Murayama-san!" Tanya Todoroki memecah keheningan, matanya menatap Murayama yang masih terdiam di depannya.

Murayama ikut menoleh menatap Todoroki yang masih memegang tangan kirinya, untuk beberapa saat tidak ada yang bersuara dari keduanya hingga akhirnya satu pukulan kecil dari Murayama mendarat di kepala Todoroki membuat pria itu meringis kecil di tempatnya.

"Apa yang kau pikirkan, hah?" Tanya Murayama sambil menarik tangan nya.

"Aku tidak akan kenapa-kenapa hanya karena luka sekecil ini, apa kau sedang mengejek luka di lengan ku?" tanya Murayama lagi.

Todoroki yang mendengar itu tentu saja tidak bisa berkutik, matanya melirik luka di lengan Murayama yang nampak mulai membaik itu. Di bandingkan dengan luka tersebut tentu saja luka di jari Murayama tidaklah seberapa. Merasa sedikit malu dengan sikapnya yang terlihat sedikit berlebihan itu Todoroki tersenyum kikuk berusaha untuk membuat suasana tidak terlalu tegang.

"Aku hanya merasa panik, melihat mu seperti itu membuat aku tidak bisa memikirkan apapun," ungkap Todoroki berusaha menjelaskan kenapa dia bisa melakukan hal tersebut.

"Aku benar-benar tidak bermaksud apapun, Murayama-san. Jadi, maafkan aku!" Lanjut Todoroki.

Murayama yang mendengar itu hanya bisa terdiam, melihat Todoroki yang memang sepertinya hanya refleks dan tidak berniat melakukannya membuat Murayama akhirnya berusaha untuk tidak mempermasalahkannya. Murayama menghela nafas pelan sebelum akhirnya pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sebelumnya sempat terhenti.

"Ini sudah malam, sebaiknya kita harus cepat-cepat menyelesaikan semuanya," ucap Murayama yang langsung mendapat anggukan kecil dari Todoroki.

Mengingat hari sudah mulai tengah malam, keduanya kembali melanjutkan acara memasak mereka. Murayama hanya membuat Nabe untuk malam ini, selain cara membuatnya cukup mudah cuaca di luar yang terasa dingin karena baru selesai hujan juga membuat hidangan berkuah itu sangat cocok untuk menjadi menu makan malam kali ini.

Todoroki mulai menyiapkan beberapa alat makan untuk keduanya saat masakan Murayama sudah selesai, karena sudah terlalu terlambat keduanya segera memulai acara makan malam mereka saat semuanya sudah beres. Sup hangat di cuaca dingin seperti ini adalah kombinasi yang luar biasa, entah itu Murayama ataupun Todoroki keduanya begitu menikmati makan malam mereka kali ini.

Makan malam hari ini berjalan seperti biasanya, sesekali keduanya mengobrol ringan di sela-sela acara makan mereka. Meski untuk kali ini ada yang sedikit berbeda dari sebelumnya karena Todoroki merasa jika Murayama lebih mudah untuk di ajak berbicara, di banding dengan sebelumnya pria itu memang jarang menanggapi pertanyaan Todoroki tapi tidak dengan saat ini.

Entah mengapa, hanya saja Todoroki merasa jika ada sesuatu yang tengah terjadi pada pria itu. Perubahan sikap Murayama juga sedikit terasa berbeda dari biasanya, dia terlihat lebih santai dan tenang membuat Todoroki merasa jika yang kini berada di depannya itu adalah Murayama Yoshiki yang dulu, seorang Murayama Yoshiki yang selalu menjadi tujuannya mengejar puncak.

Dan sialnya perubahan itu semakin membuat Todoroki lupa diri, harapan demi harapan itu kembali membebani nya saat melihat seolah Murayama memberinya sedikit peluang. Todoroki sendiri sebenarnya sudah memutuskan untuk melupakan perasaan nya, melihat bagaimana respon Murayama selama ini membuat Todoroki berpikir jika semuanya akan berakhir dengan sia-sia.

Murayama bukan orang yang akan luluh dengan mudah, dan dengan hubungan keduanya yang memang tidak memungkinkan membuat Todoroki memaksa perasaannya untuk mengalah. Tapi, melihat Murayama saat ini seolah meminta Todoroki untuk berjuang sekali lagi.

Todoroki sedikit tertegun di tempatnya saat melihat Murayama nampak tersenyum kecil di sela obrolan keduanya, rasanya sudah sangat lama dia tidak melihat pria itu tersenyum selama mereka bersama. Todoroki menopang dagunya dengan tangan sambil terus menatap Murayama yang nampak masih sesekali menikmati makanan di depannya.

Senyuman kecil itu berhasil menciptakan perasaan hangat dan menenangkan dalam diri Todoroki, entah mengapa hanya saja Todoroki merasa jika semuanya akan baik-baik saja.

"Murayama-san?" Panggil Todoroki membuat pria yang berada di depannya itu segera menoleh.

"Aku suka saat kau tersenyum," ucap Todoroki tiba-tiba membuat Murayama yang baru saja menyeruput sup nya langsung tersedak kecil, setelah menepuk-nepuk dadanya beberapa kali Murayama kembali menatap Todoroki yang juga tengah menatap ke arahnya sambil tersenyum tipis. Dengan tangan yang masih menopang dagunya Todoroki kembali bersuara yang lagi dan lagi membuat Murayama tertegun dalam diamnya.

"Aku menyukai senyummu, aku harap aku bisa melihatnya lebih sering mulai sekarang, Murayama-san."

•••


Masih ada yang nunggu?? Atau udah pada lupa sama cerita ini?? 😂😂 Sorry banget kalo banyak typo maless banget buat revisi ulang 😂😂

Sama maaf banget ya kalo aku update nya suka gak jelas soalnya nunggu mood bagus dulu 😂

Sekalian Curcol dikit deh, btw kalian pernah gak sih nge ship in orang random?? Haha kalo iya berarti kita sama. Jadi beberapa waktu lalu aku sempat nonton salah satu Dorama judul nya Nanba MG5 dan aku benar-benar sesuka itu sama karakter utamanya Shotaro Mamiya , dan pas nonton itu aku juga kebetulan lagi nonton Dorama yang di mainin sama Binzo yes a.k.a Mizuki Itagaki dan gak tau kesambet apa tiba-tiba aku mikirin mereka berdua barengan as a couple, aneh banget gak sih tiba-tiba random mikirin mereka tapi pas di pikir-pikir lagi kok malah cocok ya 😂😂. Apalagi pas nonton Itagaki di drama Drop, dia cakep pol sama rambut blonde gondrong nya. Dan dari situ akhirnya aku ngeship mereka berdua sampe sekarang 😭😭 nanti aku kasih pict nya di bawah couple baru aku ini😂

Btw kalo kalian tau mereka pernah main drama atau film bareng pliss kasih tau aku ya!! Aku males nyari soalnya haha... Atau jangan-jangan ada yang nge ship mereka juga 😭😂😂

Ya udah deh sampe ketemu di part selanjutnya bay-bay ❤️

Shotaro Mamiya

Mizuki Itagaki

Continue Reading

You'll Also Like

431K 4.5K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
9K 838 24
||{non-romance} Bosan lihat cerita Kaifang yang terkadang Fang ditindas? Atau Kaizo yang terlampau cuek dan Fang yang selalu mencari perhatian dari...
927K 44.9K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
15.5K 2K 27
Raven's Sibling. Siapa yang tidak mengenal mereka? Semua orang kenal akan mereka. Anak dari keluarga Kambe kaya raya yang semua anaknya mempunyai bak...