Transmigrasi Jadi Sekretaris...

By mustika2601

589K 33.4K 1.1K

Bagaimana jadinya kalau kalian menjadi Alena yang tiba-tiba bangun ada di pertemuan rapat dan semua mata tert... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33

Bab 16

19.5K 1.1K 25
By mustika2601

Sampai di parkiran perusahaan, Gino merasa khawatir melihat kondisi Mahesa.

"Bos yakin tetap mau masuk ke perusahaan?" Tanya Gino merasa khawatir melihat kondisi Mahesa yang tambah parah setelah mereka sampai di parkiran perusahaan. "Kalau bos gak kuat, saya akan menyuruh Alena kesini." Lanjut Gino yang tahu kalau sebenarnya Mahesa ingin bertemu dengan Alena.

"Siapa yang ingin bertemu dengan dia." Ucap Mahesa. "Saya ingin melihat kondisi perusahaan selama saya tinggalkan." Lanjut Mahesa.

"Owhhh, iya saya percaya." Ucap Gino yang di abaikan Mahesa karena Mahesa yang sudah berjalan ke lift ekslusif yang ada di parkiran.

Melihat itu Gino langsung mengikuti Mahesa.

Sampai dalam lift, Gino merasa khawatir melihat kondisi Mahesa, dimana sekarang Mahesa sedang bersandar di dalam lift di tambah mata Mahesa yang sudah memerah begitupun dengan hidungnya.

Mahesa sengaja mengunakan lift ekslusif di parkiran dengan Gino, supaya tidak ada karyawan yang tahu kalau dia sudah pulang perjalanan bisnis.

Sedangkan di kantin.

"Wow... Masakan kamu memang enak Len." Ucap Diki sambil mengusap perutnya dan melihat ke kotak bekal di depannya yang sudah kosong. "Sering-sering de bawain kami bekal seperti ini." Lanjut Diki yang langsung dapat anggukan dari Dani dan Pandu.

"Itu ma, mau kalian aja." Ucap Alena menggelengkan kepalanya.

"Tenang Len, kalau kamu mau bawah in kami ke bekal, kami gak apa-apa juga kalau bayar." Ucap Dani.

"Emang kalian pikir, memasak itu enak." Ucap Alena setelah mendengar ucapan Dani. "Aku tetap gak mau walupun kalian bayar." Lanjut Alena.

Alena memang suka untuk memasak tapi untuk diri dia sendiri bukan untuk orang lain, karena bagi Alena memasak sedikit merepotkan kalau sudah banyak yang di masak apalagi untuk tambah porsi di masakannya.

"Lagian cuma nambah porsi untuk tiga orang masa kamu gak mau." Ucap Diki melihat Alena yang masih menolak tawaran mereka.

"Gak mau merepotkan." Ucap Alena sambil mengemasi bekal tadi yang dia bawah.

"Plis la Len, kamu kan yang termudah di antara kami, masa gak mau nurut sama kami." Ucap Dani sedangkan dari tadi pandu cuma diam tidak ingin ikut campur membujuk Alena untuk membuatkan mereka bekal lagi. "Kami bayar kok, kalau gak percaya ini." Lanjut Diki sambil mengeluarkan lima lembar uang 100rb dari dompetnya yang di tarok di atas meja.

Sedangkan karyawan yang ada di kantin cuma bisa melihat mereka dari jauh dan tidak ada yang berani ikut campur dengan mereka.

"Gak mau, ayo pergi." Ajak Alena beranjak dari kursinya.

Diki tidak tahu aja, Alena aja bisa menolak uang 70 juta, apalagi uang 500rb di depannya.

Melihat itu Diki kembali memasukan uang nya kedalam saku dan mengikuti Alena dengan Dani dan Pandu keluar dari kantin.

Karyawan yang tidak suka dengan Alena cuma bisa membicarakannya di belakang dan tidak ada lagi terang-terangan yang berani menganggu Alena.

Dalam lift Diki dan Dani masih membujuk Alena tapi tetap di abaikannya.

"Alena, plis Len, kamu gak kasihan lihat kami." Ucap Diki dan Dani langsung keluar dari lift terlebih dahulu dan berjalan menghadap Alena, sedangkan Pandu berjalan di samping Alena dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Dani dan Diki.

"Benar Len, kamu gak akan repot, apa yang kamu masak pasti kami akan suka juga." Ucap Dani di anggukki Diki.

"Masakan aku biasa aja, kalian gak perlu seperti ini juga, setelah memakan masakan aku." Ucap Alena melihat Diki dan Dani masih menghadang jalannya.

"Sudahlah kalau Alena gak mau, jangan di paksa." Ucap Pandu. "Lagian kalian juga sudah biasa makan di kantin kalau gak di order." Lanjut Pandu.

"Kamu jangan sok-sokan gak mau, padahal yang cepat habisnya juga kamu." Ucap Diki melihat Pandu yang dari tadi cuma diam dan tidak membantu mereka untuk membujuk Alena.

"Bukannya aku gak mau, menurut aku Alena akan kesusahan untuk memasak untuk kita." Ucap Pandu. "Alena harus masuk pagi untuk kerja dan dia pasti akan kesusahan untuk memasak untuk kita." Lanjut Pandu.

"Betul, kalian gak ada pengertiannya ke aku." Ucap Alena. "Untung ada Pandu yang pengertian." Lanjut Alena.

"Owh iya kami lupa tapi sekali-kali boleh le Len." Ucap Diki yang masih tidak menyerah untuk memakan masakan Alena.

"Hmm..." Ucap Alena pasrah melihat tatapan Diki dan Dani yang melihatnya dengan memohon.

"Gitu kek dari tadi." Ucap Diki dan Dani senang sampai ingin memeluk Alena tapi malah kera bajunya di pegang oleh Gino dari belakang.

Saat Gino baru keluar dari lift dengan Mahesa di lift ekslusif, dia melihat Mahesa yang langsung berhenti dan melihat ke depan dengan tatapan tajamnya.

Melihat itu Gino langsung melihat Alena, Diki, Dani dan Pandu yang sama-sama keluar dari lift dan mereka terus berbicara tanpa menyadari kalau ada dia dan Mahesa tidak jauh dari mereka.

Melihat kearah Mahesa disampingnya, Gino merasakan aura dingin dari Mahesa.

"Ternyata walaupun bos lagi sakit dia tetap menakutkan." Ucap Gino dalam hati sambil memegang bulu kuduknya yang merinding. "Diki, Dani dan Pandu saya sudah memperingatkan kalian dari awal." Lanjut Gino dalam hati.

Gino yang akan berjalan mendekat kearah mereka langsung di hentikan Mahesa.

"Jangan." Ucap Mahesa dingin. "Ini yang kamu sebutkan baik-baik aja." Lanjut Mahesa dingin melihat Alena yang semakin akrab dengan Diki, Dani dan Pandu.

"Bos, ini masih jam istirahat." Ucap Gino dengan takut-takut melihat aura yang di pancarkan Mahesa.

Setiap kata yang di keluarkan Diki, Dani dan Pandu ke Alena semakin Gino merasakan aurat dingin yang di pancarkan Mahesa semakin kuat, apalagi lagi melihat Mahesa yang menatap tajam ke arah di depannya.

Mahesa yang mendengar Alena memasakan mereka makanan merasa cemburu ingin sekali cepat-cepat berjalan ke arah mereka dan memisahkan jarak mereka dengan Alena.

Gino yang tahu Mahesa lagi cemburu mengabaikan larangan Mahesa dengan cepat berjalan ke arah mereka.

Gino tidak tahu kalau masih lama dia membiarkan interaksi Alena dengan Diki, Dani dan Pandu. Dia tidak tahu bagaimana nasib Diki, Dani dan Pandu di tangan Mahesa selanjutnya bisa-bisa mereka langsung di pecat.

Berjalan menuju mereka, memihak Diki dan Dani akan memeluk Alena dengan cepat Gino memegang kerah belakang baju mereka, sehingga tidak jadi memeluk Alena.

"Siapa sih, ganggu orang lagi senang aja." Ucap Diki dan melihat ke arah belakang begitu juga dengan Dani.

"Gino." Ucap mereka saat melihat Gino yang ternyata berdiri di belakang mereka, melihat kebelakang lagi mereka juga melihat Mahesa yang sudah menatap mereka dengan dingin. "Bos." Lanjut mereka setelah melihat Mahesa.

Alena dan Pandu mendengar Diki dan Dani memanggil bos, mereka juga langsung melihat ke depan dan melihat Mahesa yang menatap mereka dengan dingin.

"Bos." Panggil Alena dan Pandu kaget melihat Mahesa yang ternyata sudah pulang perjalanan bisnis dengan Gino.

Melihat itu Alena, Diki, Dani dan Pandu langsung melihat ke arah Gino yang sekarang pura-pura tidak melihat mereka menatapnya.

Melihat ada Mahesa mereka dengan cepat berjalan ke arah Mahesa untuk menyambut Mahesa.

Sampai di depan Mahesa, mereka merasa ada yang aneh dengan Mahesa, apalagi melihat wajah Mahesa yang sedang memerah.

"Selamat datang di perusahaan lagi pak." Ucap mereka serentak dan melihat ke arah Mahesa yang masih menatap mereka dengan dingin.

"Alena, temani saya kembali ke mobil." Ucap Mahesa tiba-tiba mengajak Alena untuk kembali ke parkiran. "Gak ada penolakan atau kamu mau saya pecat?" Lanjut Mahesa berjalan kembali masuk ke dalam lift.

"Baik pak." Ucap Alena merasa takut melihat aura dingin yang di pancarkan Mahesa. "Titip ini." Ucap Alena kembali menyerahkan kotak bekal mereka tadi ke tangan Pandu dan mengikuti Mahesa masuk ke dalam lift.

Mereka cuma diam melihat Alena yang mengikut Mahesa masuk kedalam lift.

Mereka juga heran melihat Mahesa yang langsung kembali ke mobil tanpa masuk ke dalam ruangannya di tambah lagi dengan Alena yang mengikutinya.

"Saya sudah chat kalian di grup." Ucap Gino sambil mengeluarkan telponnya dan melihatkan chat nya tadi ke Diki, Dani dan Pandu.

Diki, Dani dan Pandu melihat itu menatap Gino dengan tajam.

"Jangan natap saya seperti itu." Ucap Gino melihat mereka menatapnya dengan tajam. "Saya sarankan mulai dari sekarang kalian jangan terlalu dekat dengan Alena, nanti bos cemburu." Lanjut Gino.

Mendengar ucapan Gino mereka langsung kaget. "Bos suka dengan Alena?" Tanya mereka serentak yang langsung di anggukki Gino.

"Hmm... makannya dari sekarang kalian harus hati-hati kalau dekat-dekat dengan Alena." Jekas Gino. "Kalau gitu saya juga mau pulang." Lanjut Gino.

Baru Gino akan pergi berjalan ke dalam lift dia sudah dapat pesan dari Mahesa. Setelah selesai membaca isi pesannya dia langsung melihat ke arah Diki, Dani dan Pandu dengan simpati.

Mereka melihat tatapan Gino ke arah mereka, mereka merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi ke arah mereka dan benar saja, mendengar ucapan Gino mereka Langsung kaget.

"Bos memintak file yang harus di siapkan dalam satu bulan harus, kalian selesaikan dalam satu Minggu ini." Ucap Gino melihat ke arah mereka dan langsung masuk kedalam lift mengabaikan ekspresi mereka.

"Sial, kalau tahu begini saya rela gak makan masakan Alena." Ucap Diki. "Bos kalau cemburu buat kita kena imbasnya." Lanjut Diki kesal.

"Kenapa kita bisa gak sadar kalau bos ternyata sudah memperhatikan kita dari tadi." Ucap Dani ikut kesal. "Tahu gini bos pulang, kita akan jaga jarak dengan Alena." Lanjut Dani.

"Semuanya gara-gara Gino, kenapa gak dia beritahu kita, kalau bos ternyata sudah pulang dan menyukai Alena." Jelas Diki kesal dan menatap ke lift dengan tatapan tajam.

"Sudahlah, ayo mulai bekerja." Ucap Pandu sambil membawa kotak bekal yang diberikan Alena tadi kepadanya.

****

Semoga suka sama kelanjutan ceritanya.

Typo komen aja ya.

Jangan lupa follow vote dan komennya.

Jangan lupa follow Ig author:

story_mustika2601

ronamustika26 (DM aja kalau mau di follback.)

Continue Reading

You'll Also Like

12.7K 82 17
Kisah tentang pelajar n cikgu practical. Adahkh mereka akn bersatu atau sekadar hubungan pelajar n cikgu Slow update
48.6K 3.4K 61
"eeeey!! tengoklah kejap lagi selipar jepun kau terputus pastu kau terpeleot jatuh longkang!" - Anayra Zaara Garang? itulah dia insan bernama Anayra...
291K 10.5K 27
Jessa sama sekali tidak bisa menolak begitu kedua orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan Raka. Pria dingin tak punya hati yang di jodohkan oleh...