Kukenang kau sebagai bulan purnama—yang selalu kunanti
Kukenang kau sebagai hujan yang selalu kutangisi
Kukenang kau seperti senja—datang dan pergi semaunya
Kukenang kau seperti malam yang selalu kurindukan kala lelah dan jengah pada dunia
Kukenang kau sebagai kemarau—daun-daun jatuh dan kaubiarkan ku tertidur mengenang masa lampau
Ombak laut pecah di mata
Kauantarkan segala cinta dan duka
Kubiarkan kau berdansa atas penderitaan yang kudiamkan sejak lama seolah selama itu akulah yang baik-baik saja