ALYNE

Od plantsfav

1.5K 67 1

"Selesai nangis nya, hm?" "....." "Asal kamu tahu, aku disini bukan untuk lihat kamu kayak gini," Rangga mena... Více

ALYNE - 1
ALYNE - 2
ALYNE - 3
ALYNE - 4
ALYNE - 5
ALYNE - 6
ALYNE - 7
ALYNE - 8
ALYNE - 9
ALYNE - 10
ALYNE - 11
ALYNE - 12
ALYNE - 13
ALYNE - 14
ALYNE - 16
ALYNE - 17

ALYNE - 15

41 3 0
Od plantsfav

Happy Reading!!











"Calista curang!"

"Mana ada, gue main fair ya."

"Ish gue nggak mau main lagi," Keyza beranjak dan berbaring di ranjang Aletta dengan nyaman. "Masa dari tadi gue di penjara mulu."

"Lo sih, noob." Calista menjulurkan lidah mengejek.

Malam ini keempat sahabat tersebut menghabiskan waktunya di dalam kamar milik Aletta. Bermain monopoli untuk bersenang-senang sambil menunggu mama Aletta yang sedang menyiapkan makan malam.

"Finish! Gue menang."

Alyne menyusul Keyza begitu ia selesai memenangkan pemainan. Sebenarnya mereka bingung ingin melakukan apa saat sudah berada di dalam rumah Aletta. Alhasil, bermain monopoli adalah opsi terakhir yang mereka miliki.

Tadi, sepulang sekolah keempat sahabat tersebut menyempatkan pergi ke pusat perbelanjaan untuk sekedar membeli piyama couple yang saat ini tengah mereka pakai.

"Guys, kasih gue saran dong. Gimana cara nanggepi cowok yang lagi suka sama kita?"

Sontak seluruh atensi mereka tertuju pada gadis berkepang satu tersebut. Aletta dan Calista yang masih merapikan mainannya pun bergegas menghampiri, menempatkan diri hingga duduk melingkar diatas ranjang empuk milik Aletta.

"Kenapa? Ada yang lagi deketin lo?"

Keyza mengangguk malu-malu. "Kalian pasti tau dong siapa yang gue maksud."

Alyne meletakkan ponselnya usai membalas pesan dari Rangga, ia mengangguk setuju, "Harel?"

"Iya. Akhir-akhir ini dia sering nge chat gue pas malem. Terus waktu di sekolah dia juga selalu kasih gue lollipop sama coklat."

Calista mengelus dagunya berpikir, "Menurut lo aja, dia gimana? Lo risih nggak atau malah suka-suka aja kalo di bersikap gitu."

"Bener, itu tergantung lo sendiri sih Key. Kalo lo fine fine aja mungkin lo juga udah mulai muncul rasa suka sama Harel." Aletta menyahut. Sebenarnya dirinya juga lagi dalam fase yang sama. Namun, ia memilih diam karena terlalu bingung.

Keyza beralih menatap Alyne, "Menurut lo, Lyn?"

"Kalo gue perhatiin Harel itu anaknya baik, cuma agak ngeselin aja. Lo coba aja dulu terbuka sama dia, mungkin dengan itu kalian bisa saling kenal satu sama lain."

Calista menjentikkan kedua jarinya, "Setuju! Gue lihat-lihat Harel kayaknya serius sama lo."

"Udah jangan terlalu dipikir buruknya, yang ada lo malah semakin ragu sama dia. Nggak ada salahnya buat nyoba kan? Selagi belum ke tingkat pacaran menurut gue oke-oke aja. Tapi, lo harus tau batasan." Alyne menggenggam tangan Keyza untuk meyakinkan. Bukan tidak menyadari jika temannya itu sudah tertarik kepada sahabat pacarnya sejak lama.

"Thanks teman-teman gue yang paling cantik!"

"Sekarang kita ngapain?"

"MAKAN!!"

Keempat gadis itu pun tertawa dan keluar bersama sambil saling menggandeng menuju ruang makan.

Sesampainya di bawah, ternyata mama Aletta sudah selesai memasak dan sedang menatanya di meja makan. Calista dan Alyne pun membantu selagi Keyza dan Aletta menyiapkan alat makan.

"Kalian ini kalo ada makanan aja semangatnya empat lima. Coba aja kalo tante nggak suruh Aletta ngajak kalian, pasti nggak ada yang mau kesini." Mama Aletta berkacak pinggang seraya mengomel.

Alyne meringis sungkan, "Maaf tante cantik, kita kan juga nggak enak kalo terlalu sering kesini, tante jadi repot."

"Nggak ada repot-repotnya ih, tante malah seneng kalo kalian sering main kesini."

Alyne hanya tersenyum menanggapi.

Mereka semua duduk dengan nyaman. Ayah Aletta sedang berada di luar kota dan kakak perempuannya masih ada mata kuliah malam ini.

"Calista makan yang banyak, jangan malu-malu. Tante perhatiin badan kamu jadi kurusan gini." Mama Aletta sibuk mengambilkan semua lauk untuk Calista.

Mulut gadis itu membulat terkejut, "Serius aku kurusan, tan? Masa badan bohay gini dibilang kurus sih?"

"Udah diem, sini kamu makan yang banyak."

Calista mengerucutkan bibirnya, ia menunduk untuk melihat perutnya. Tidak terlalu kecil juga tidak terlalu besar, kembarannya itu sudah memastikan makan dan gizinya terpenuhi dengan baik.

"Tapi, badan aku ini bagus loh tan. Masa kelihatan kurus sih?"



.♡ 🦋☁️



Usai makan malam bersama, Alyne dan ketiga sahabatnya kembali ke kamar milik Aletta. Mereka juga membantu membersihkan bekas makan dan juga mencuci piring.

Saat ini Alyne tengah mengoleskan face mask pada wajah Calista. Gadis sedikit tomboy itu terus-terusan memaksa Alyne untuk membantu mengaplikasikan masker pada wajahnya.

"Udah belum? Lama banget!"

Sontak Alyne menyentih dahi Calista keras, "Gue lakban mulut lo, mau?"

"Ya lo lama banget, gue mau pap ke abang nih."

"Sabar tet, udah baik gue mau bantu."

"Calista, Alyne say cheese..."

*Cekrekk

Keyza berdecak seraya menggeleng, memandangi hasil foto dari kamera polaroid yang ia genggam. "Dua bidadari gue cakep-cakep amat ya, heran."

"Cakep pantat lo! Gue belum siap tahu! Ulang-ulang, hitung dulu yang bener."

Kedua gadis dengan setengah masker di wajahnya itu pun kembali siap berpose dengan gaya yang berbeda. Iya, mereka masih sama-sama belum selesai mengaplikasikan maskernya.

Usai mengambil beberapa gambar yang bagus, Keyza bergegas meng-uploud di akun instagram milik mereka ber empat. Menyertakan foto-foto candid yang menurutnya bagus.

"Kalian balik jam berapa?"

Calista mengetukkan jari pada dagunya, berpikir. "Se-dijemputnya gue sih, kenapa? Lo udah disuruh pulang?"

Keyza meringis pelan, "Tau aja lo. Tapi entar deh, nunggu sampai jam 8 sekalian."

"Alyne? Lo gimana?"

Alyne menggeleng pelan, "Rangga lagi ada acara makan malam sama keluarganya."

Calista terdiam, dirinya bergegas meraih ponselnya untuk menghubungi sang kakak. Ia bertekad untuk membujuk agar tidak naik taxi malam-malam begini.

"Calis, lo ngapain?"

Keyza mengerut bingung, memperhatikan Calista yang terus-terusan memukul ponsel.

"Ssttt...diem!"

"Abangg...jemput gue sekarang!"

"Siapa lo?"

"Aduin papa, mau?"

"Aduin kalo berani."

Calista mendelik saat Keyza dan Aletta menertawainya.

"Uang gue habis, Cal. Jemput sekarang ya ya ya ya..."

"Gue sibuk."

Tut..tut..

Sambungan diputuskan sepihak. Calista melempar bantal kesal kearah Keyza yang tertawa paling keras.

"Modelan lo kayak gak punya temen aja, Cal."

"Mau pinjam uang gue dulu?"

Calista menunduk lesu, "Mau di jemput, gue takut naik taxi malam-malam."

"Bareng gue aja."

"Gak! Yang ada gue jadi nyamuk nganggur."

"Daripada--"

"Jangan ngomong."

Calista menutup mulut Alyne memggunakan tangannya dan kembali menelepon sang kakak.

Panggilan pertama tidak di angkat.

Panggilan ke dua sama.

Panggilan ke tiga masih sama.

Panggilan ke empat di tolak.

Panggilan ke lima--

"Fuck!"

Calista meringis.

"Kesini sekarang ya."

"Lo gak denger gue bilang apa?"

"Gue takut pulang sendiri, gimana kalo ada apa-apa sama gue? Pliss jemput gue sekarang."

'Udah lo jemput adek lo dulu sana, kasian tuh mau nangis.'

Sayup-sayup Calista mendengar suara laki-laki disana. Ia melihat layar ponselnya saat tidak mendengar suara apa pun.

"Lo lagi di lua---"

Tutt..tutt

Calista membanting ponselnya ke ranjang, beranjak pergi menuju kamar mandi.

"Bareng gue aja, Rangga udah di jalan."





S

EE YOU NEXT CHAPTER ♥♥


Hai teman-teman mohon dukungannya untuk cerita ini dengan menekan tombol bintang yaa..

Nggak lama kok cuma tis aja.

You guys can also follow my instagram for another updates
@plantsfavpages


Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

15.1M 212K 8
Sudah terbit
1.2M 37.9K 70
HIGHEST RANKINGS: #1 in teenagegirl #1 in overprotective #3 in anxiety Maddie Rossi is only 13, and has known nothing but pain and heartbreak her ent...
33.2M 3.3M 64
"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakina...
5.6M 589K 75
"Gue udah bilang, gue gak mau jadi pacar lo Galak!!" Pekik Gisha menolak tegas. "Gue gak peduli. Intinya, lo pacar gue! Dan lagi, Siapa yang lo maksu...