Transmigrasi Jadi Sekretaris...

By mustika2601

417K 25.4K 1K

Bagaimana jadinya kalau kalian menjadi Alena yang tiba-tiba bangun ada di pertemuan rapat dan semua mata tert... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27

Bab 13

14.7K 893 14
By mustika2601

"Mama bapak, pasti mau yang terbaik untuk masa depan bapak." Ucap Alena melihat Mahesa yang cuma diam di dalam mobil tanpa menjalankan mobilnya.

"Saya tahu." Balas Mahesa bersandar di belakang mobilnya.

"Seharusnya bapak gak ngomong seperti tadi ke mbak Kania." Ucap Alena. "Saya aja sebagai perempuan merasa sakit hati mendengar ucapan bapak yang terus terang menolak mbak Kania." Lanjut Alena hati-hati dan melihat kearah Mahesa ternyata menatapnya.

"Jangan cari muka di depan saya." Balas Mahesa menatap Alena. "Gak mempan." Lanjut Mahesa.

"Hah... Maksud bapak?" Tanya Alena bingung.

"Kamu jangan pura-pura gak tahu gitu, sebenarnya kamu ngomong seperti itu ke perempuan tadi, karena ingin mencuri perhatian saya kan?" Tanya Mahesa menatap Alena penuh selidik yang membuat Alena tambah bingung. "Saya tahu kalau kamu itu sebenarnya suka dengan saya. Kamu cuma pura-pura menolak tawaran mama saya waktu itu karena kamu punya cara lain supaya kamu mendapat perhatian dari saya." Lanjut Mahesa.

"Semenjak kapan saya suka sama bapak? sebagai sekretaris bapak saya juga sadar diri kalau bapak gak akan suka sama saya." Jelas Alena. "Jadi ngapain saya menyukai orang yang gak akan suka sama saya, buang-buang waktu." Lanjut Alena.

"Kamu jujur aja, kalau kamu itu sebenarnya suka sama saya." Balas Mahesa yang tidak percaya dengan ucapan Alena. "Saya gak akan pecat kamu, kalau kamu jujur." Lanjut Mahesa menatap Alena dengan serius.

"Saya sudah jujur pak, kalau saya  itu benar-benar gak suka sama bapak." Ucap Alena sedikit kesal dan sedikit meninggikan suaranya ke Mahesa. "Saya bekerja dengan bapak karena saya lagi membutuhkan uang untuk membantu perekonomian keluarga saya, bukan karena saya suka dengan bapak." Lanjut Alena serius.

"Kalau kamu suka sama saya gak masalah." Ucap Mahesa yang tidak percaya dengan ucapan Alena. "Gak perlu bohong gitu." Lanjut Mahesa menjalankan mobilnya.

"Saya jadi curiga kalau sebenarnya bapak yang suka sama saya." Ucap Alena bercanda.

Mendengar ucapan Alena, Mahesa jadi tidak konsentrasi menjalankan mobilnya, hampir aja Mahesa menabrak trotoar di jalan.

"Jangan asal ngomong." Ucap Mahesa menatap Alena dingin.

"Saya cuma bercanda pak, bapak gak perlu reaksi segitunya juga." Ucap Alena menatap Mahesa dengan senyum lembutnya. "Kecuali bapak benar-benar suka dengan saya." Lanjut Alena tersenyum lembut ke Mahesa.

"Gak lucu." Ucap Mahesa. "Siapa yang mau suka sama kamu, untung kamu sadar diri." Lanjut Mahesa menghindari tatapan Alena kearahnya dan kembali fokus untuk menyetir mobilnya ke kontrakkan Alena.

******


"Terimakasih pak." Balas Alena setelah sampai di kontraknya sebelum turun dari mobil.

"Kamu beruntung menjadi salah satu perempuan yang bisa duduk di mobil saya dan saya juga yang menyetir mobilnya." Ucap Mahesa tiba-tiba sebelum Alena turun dari mobilnya.

"Bapak aneh." Ucap Alena mendengar ucapan Mahesa.

"Gak ada yang aneh dengan saya." Balas Mahesa melihat dirinya di kaca mobil.

"Sifat bapak yang aneh hari ini ke saya." Ucap Alena melihat ke arah Mahesa. "Tiba-tiba bapak ngomong saya itu mencari perhatian bapak, buktinya selama saya kerja dengan bapak, saya gak pernah goda bapak dan berpakaian gak pantas di depan bapak." Lanjut Alena.

"Kamu jangan bohong, kamu memang pintar cari alasan." Ucap Mahesa. "Mau saya lihat kan cctv sama kamu? bagaimana tingkah kamu untuk menarik perhatian saya saat bekerja. Apalagi kamu sering-sering tersenyum melihat saya dari kaca. Kamu pikir saya gak tahu apa. Tapi sayangnya usaha kamu sia-sia, saya gak tertarik." Lanjut Mahesa.

"Jangan-jangan bapak nutup kaca di ruangan bapak, karena berpikir saya menggoda bapak gitu." Ucap Alena menatap Mahesa dengan tajam dan tidak terima dengan ucapan Mahesa yang tidak benar kedirinya.

"Hmm.. saya sudah tahu niat kamu dari awal." Ucap Mahesa. "Kalau bukan menggoda saya terus apalagi? Kamu jangan berbohong. Akui aja kalau kamu suka sama saya." Ucap Mahesa.

"Terserah bapak memikir tindakan saya seperti apa." Ucap Alena mendengar Mahesa yang masih menuduhnya suka sama dia. "Perlu bapak ingat. Saya gak suka sama bapak, kalau bapak gak suka dengan saya disana, bapak bisa menyuruh saya pindah ke ruangan sekretaris sebelumnya dan bapak gak harus menutup kaca seperti itu." Lanjut Alena kesal dengan Mahesa.

Alena tidak peduli dengan Mahesa sebagai bosnya, dia merasa kesal dengan Mahesa yang menuduhnya tentang apa yang tidak dia lakukan.

Melihat kearah Alena yang menatapnya, Mahesa tidak melihat jejak kebohongan di wajahnya, entah kenapa Mahesa sedikit merasa kecewa setelah mendengar ucapan Alena.

"Kamu gak perlu pindah." Ucap Mahesa. "Lagian kacanya juga sudah saya tutup." Lanjut Mahesa merasa ada yang aneh di hatinya.

"Sudahlah pak, saya capek berdebat dengan bapak." Ucap Alena. "dan juga menghadapi sifat bapak yang aneh ini." Lanjut Alena keluar dari mobil Mahesa.

"Saya juga merasa begitu." Ucap Mahesa melihat ke Alena yang telah masuk ke kontrakannya. "Tapi anehnya ke kamu aja saya seperti ini." Lanjut Mahesa.

Melihat Alena benar-benar masuk kedalam kontraknya, Mahesa juga kembali ke apartemennya.

Sedangkan Alena yang masuk kedalam kontrakannya jadi kepikiran atas ucapannya tadi di mobil ke Mahesa.

"Kalau nanti aku di pecat bagaimana?" Ucap Alena kedirinya sendiri. "Baru semalam ngomong sama orang tua kalau sudah bekerja, masa ngomong lagi habis di pecat. Kan gak lucu?" Lanjut Alena memikirkan orang tuanya dan adeknya.

"Sial, kenapa mulut gak bisa di kontrol sih." Ucap Alena memukul kecil mulutnya.

Sedangkan di tempat lain.

Mahesa yang sudah sampai di apartemennya langsung duduk di ruang kerjanya.

Mengingat ucapan Alena tadi entah kenapa Mahesa merasa ada yang aneh di hatinya.

Mengambil telponya, Mahesa langsung menghubungi Gino.

"Besok saya akan pergi perjalanan bisnis, saya mau lihat kondisi perusahaan di luar negeri." Ucap Mahesa.

"Tapi bukannya itu seminggu lagi ya pak?" Tanya Gino.

"Dipercepat." Ucap Mahesa mematikan telponya tanpa menunggu ucapan Gino selanjutnya.

Mahesa tidak ingin bertemu Alena selama seminggu ini, dia merasa ada yang aneh dengan dirinya. "Sepertinya saya harus bertemu dengan dokter secepatnya." Ucap Mahesa berbicara dengan dirinya sendiri. "Gak mungkin saya suka dengan Alena." Lanjut Mahesa mengacak-acak rambutnya.

Melihat laptop dan dokumen yang bertumpuk di depannya, Mahesa menjadi merasa malas untuk mengerjakannya.

Mengingat tindakan Alena di mobil tadi, Mahesa tiba-tiba memegang dadanya yang kembali berdetak tidak normal.

"Kenapa dipikiran saya isinya Alena." Ucap Mahesa dan pergi ke kamarnya.

Baru Mahesa mau menutup matanya, dia sudah terbayang senyum Alena saat melihat kearahnya.

"Ini bukan tanda-tanda suka kan?" Tanya Mahesa kedirinya sendiri.

Sedangkan di tempat lain.

"Sial." Ucap Gino kesal setelah menjawab telpon dari Mahesa.

"Kenapa?" Tanya pacar Gino yang sekarang mereka sedang diner di cafe.

"Maaf sayang, sepertinya aku gak bisa ajak kamu jalan-jalan besok." Ucap Gino merasa bersalah.

"Pekerjaan lagi?" Tanya pacar Gino tidak senang.

"Iya, aku besok ada perjalan bisnis." Balas Gino merasa bersalah.

"Kapan sih kamu punya waktu buat aku?" Ucap pacar Gino kesal. "Lagian kamu juga yang ngajak aku untuk pergi besok dan kamu juga yang membatalkannya." Lanjut pacar Gino marah.

"Sayang jangan marah, aku janji setelah pulang perjalanan bisnis, aku akan ajak kamu jalan-jalan." Ucap Gino memegang tangan pacarnya.

"Saya gak percaya sama omongan kamu lagi." Ucap pacar Gino keluar dari cafe.

"Tunggu." Ucap Gino yang akan menyusul pacarnya tapi malah dihentikan salah satu karyawan disana.

"Mohon maaf pak, bapak belum bayar." Ucap karyawan tersebut.

"Ini." Ucap Gino mengeluarkan kartunya.

Keluar dari cafe, Gino tidak melihat lagi pacarnya ada di dekat cafe. Mencoba menghubunginya juga tidak di angkat.

"Sial." Ucap Gino kesal. "Kenapa bos harus mendadak sih, pergi perjalanan bisnisnya." Lanjut Gino pergi dengan marah berjalan ke parkiran.

Baru berjalan menuju rumah pacarnya. Gino sudah dapat chat dari Mahesa untuk menyuruhnya pergi ke apartemennya.

******

Gak tahu apa masih suka dengan bab ini.

Jangan lupa follow vote dan komennya ya.

Continue Reading

You'll Also Like

275K 27K 15
(penulis amatir tapi pengen punya banyak karya HA-HA) [follow @lokatmada - account on wattpad sebelum membaca] _________________________________ Mau...
5.8K 430 58
"Versi Baru Kehidupan dan Cinta" Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Ph...
637K 38.4K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
101K 8.6K 46
Velyn adalah seorang peri budak tanpa elemen kekuatan yang diperlakukan secara tidak adil oleh para peri bangsawan di dunia peri. Sayapnya dipotong...