CINTA DALAM DO'A

Oleh Liana652

4.2M 253K 23.3K

[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan... Lebih Banyak

prolog
1. Perkenalan
2. Pasaran
3. Kabar Kepulangan
4. Pertemuan Pertama
5. Kitab
6. Belanja Bulanan
7. Sendal Milik Gus Syafiq
8. Ndalem
9. Rencana Boyong
10. Zia Boyong
11. Merasa Bersalah
12. Cincin Yang Hilang
13. Barirah Dan Mughtis
14. Kecelakaan
16. Berpisah
17. Rumah Sakit
18. Pulang
19. Sakit Perut
20. Khawatir Berujung Salah
21. Jakarta
22. Humaira
23. Kesabaran Gus Syafiq
24. Gus Syafiq Salting
25.Kesedihan Zia
26. Sisi Lain Gus Syafiq
27. Gus Syafiq Manja
28. Sakit
29. Ngambek
30.Penjelasan
31. Modus
32. Kesiangan
33. Pergi
34.Ketakutan Gus Syafiq
35. Di lamar
36. Bayi besar
37. Do'a yang bersautan
38. Zia Marah
39. Awal mula berjodoh
40. Wisuda alfiyah
41. Amarah Gus Syafiq
42. Terungkap
43. Nasihat Gus Syafiq
44. Jealous
45.Gus Syafiq vs Gus Abi
46. Zia gengsi
47. Rumah
48. Khadijah dan Muhammad
49. Terluka
50. Pengakuan
51. Salting
52. Salah paham
53. Perdebatan
54. Koma
55. Kekuatan do'a
56. Amnesia
57. Sensitif
INFO
58. Kembali
59. Hadiah

15. Rahasia Yang Terbongkar

72.3K 3.9K 163
Oleh Liana652

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Pendarahan di kepala zia lumayan parah, tetapi alhamdulillah bisa di atasi untung saja zia langsung di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Saat di bawa ke ruangan IGD untung yang menangani dokter perempuan dan beberapa perawat juga perempuan semua, karna sebelum sampai ke sini kang santri yang menghubungi pihak rumah sakit sempat berpesan bahwa korban adalah santri dari abah karim.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok abah karim muhammad al-farizi, kyai yang rendah hati, dermawan, dan sederhana. Di lingkungan pesantren warga-warga sekitar sudah-sangat menghormati beliau.

Kebetulan rumah sakit yang zia tempati milik sahabat abah karim sendiri. Jadi tidak asing bagi mereka kalau sudah menyebut nama beliau, karna pemilik RS sendiri yang langsung memberi tahu kalau seandainya ada pasien dari pesantren abah karim lebih di teliti, apalagi untuk perempuan.

Zia sudah di obati pakaiannya pun sudah di ganti beserta jilbabnya, dokter dan perawat yang membantu zia pun satu-persatu mulai keluar.

Mungkin efek obat bius yang sudah tidak lagi bekerja sepasang mata yang tadinya menutup secara perlahan mulai terbuka.

Silau yang mungkin bisa zia jabarkan, setelah bisa menyesuaikan pencahayaanya zia melihat ke sekeliling yang nampak asing dan sangat sepi, zia belum sadar sepenuhnya di saat dirinya sudah bisa mengontrol rasa pusing yang langsung menyerang dirinya, zia coba untuk meng ingat-ingat kenapa bisa dirinya berada di rumah sakit.

Secara perlahan zia ingat putaran-putaran kejadian di saat dirinya berlari sangat cepat dan tidak melihat keadaan sekitar hingga tiba-tiba zia merasa tubuhnya di hantam sesuatu yang sangat keras dan kencang, lalu setelah itu zia tidak ingat apa-apa.

Tiba-tiba zia teringat kejadian sebelum dirinya di tabrak, kejadian yang membuat dirinya begitu kaget, dan yang membuat hatinya begitu sakit.

Terdengar pintu ruangan seperti di buka, zia pun menutup matanya kembali seakan-akan belum sadar dengan kondisi mata yang meneteskan air mata.

Di hatinya terus mengucapkan istigfar guna untuk menenangkan hatinya.

Perlahan seseorang mendekati ranjang yang zia tempati.

Dalam keadaan mata yang tertutup zia berusaha berfikir positif kalau yang masuk ayahnya, bundanya atau dokter.

"Zaujati,"

Deg.

"Istriku,"batin zia.

Zia berusaha meyakinkan dirinya bahwa yang dirinya dengar itu salah baik di ndalem maupun sekarang. Tapi di sisi lain zia tidak bisa menampik bahwa suara yang dirinya dengar sangat-sangat zia kenali.

Tanpa zia sadari matanya tidak bisa berbohong, matanya tau isi hati yang zia rasakan hingga terus saja meneteskan air mata.

Gus syafiq yang melihat mata zia terus saja mengeluarkan air mata berfikir mungkin istrinya kesakitan di bawah alam sadarnya, hingga tanpa sadar jari-jari tangan miliknya bergerak dengan sendirinya menghapus air mata yang mengalir dari mata ke pipi mulus istrinya.

Zia yang merasa kaget karna tiba-tiba pipinya di sentuh pun langsung membuka matanya dan menepis tangan yang lancang menyentuhnya.

Gus syafiq yang sama kagetnya karna secara tiba-tiba tanganya di tepis sangat kuat pun langsung tersadar dan matanya melihat ke arah zia dengan pandangan kaget.

"Ka kamu sudah sa sadar,"ucap gus syafiq sepontan.

Jantung gus syafiq berdetak sangat kencang, dalam hatinya dia berucap.

"Astagfirullah ya allah,"

Apa saat dirinya memenggil zaujati tadi dia mendengarnya.

Zia masih mencerna semuanya, jadi semuanya benar yang dirinya dengar di ndalem, kalau dirinya sudah.

Untuk melanjutkan perkataanya pun zia tidak sanggup walaupun dia mengatakan di dalam hatinya.

Jadi orang yang ada di sampingnya adalah suaminya, gus di pesantrennya adalah suaminya, dirinya sudah menikah, dirinya seorang istri.

Banyak pertanyaan yang ingin zia tanyakan namun di satu sisi zia masih berharap kalau ini hanya mimpi.

Tidak lama kemudian beberapa perawat masuk untuk memindahkan zia ke ruang rawat inap.

"Permisi mas, pasien harus kami pindahkan dulu ke ruang yang sudah di siapakan,"

Gus syafiq hanya mengangguk.

Saat brankar zia di bawa keluar, semua keluarga sontak yang tadinya duduk langsung berdiri.

Bunda fira yang melihat ternyata putrinya sudah sadar pun tersenyum bahagia.

"Yah ade udah sadar,"

"Iya bun alhamdulillah,"

Abah yang melihat gus syafiq keluar pun langsung menghampiri putranya.

"Gus istrimu sudah sadar,"

"Nggih bah alhamdulillah,"

"Zia kayanya sudah tau,"ujar gus syafiq memberi tahu.

Setelah mendengar cerita gus syafiq, mereka cukup kaget ternyata semuanya sudah terbongkar, memang harusnya tidak usah kaget karna cepat atau lambat pasti akan terbongkar.

"Terus ini gimana yah,"tanya bunda fira.

Beliau takut putrinya tidak bisa menerima ini semua. Pantas saja saat beliau tadi melihat putrinya pandangan matanya kosong, bunda kira itu hal yang wajar karna mungkin memang zia baru sadar tapi ternyata tatapan itu seolah menjelaskan isi hatinya.

Semuanya terjadi secara mendadak, seharusnya zia akan tau saat nanti umurnya sudah memasuki 20 tahun, tapi ternyata kita sebagai manusia hanya bisa berencana.

"Ya sudah kita bicarakan dan jelaskan pelan-pelan insyaallah zia bisa mengerti dan menerima, cepat atau lambat juga pasti akan terbongkar,"nasihat abah.

"Ayah setuju sama abah yai kita bicarakan ini sama-sama,"

"Syafiq takut kalo zia marah,"

"Biar nanti ayah yang menjelaskan,"ucapnya sembari menepuk punggung gus syafiq.

Gus syafiq merasa sangat beruntung mempunyai mertua yang sebaik ayah raka dan bunda fira.

"Ya sudah ayo kita susul,"ajak ayah.

Mereka pun akhirnya menyusul zia yang sudah lebih dulu di bawa ke ruangan.

Sampai di depan ruangan zia bertepatan dengan salah satu perawat yang keluar dari ruangan zia.

"Permisi keluarga atas nama nanzia anatasya,"

"Saya ibunya sus,"

"Silahkan masuk bu tadi pasien bilang ingin bicara dengan bunda dan ayahnya,"

"Kyai, umi saya dan istri izin masuk dulu,"

"Iya pak raka silahkan, kami biar menunggu di sini dulu,"

"Fiq ayah masuk dulu, kamu tenang yah biar ayah coba bicara pelan-pelan sama zia,"

"Terimakasih yah terimakasih banyak,"

Ayah pun mengangguk sambil tersenyum dan langsung masuk bersama bunda fira.

Saat pintu di buka ayah dan bunda melihat zia yang hanya menatap ke atas dengan pandangan kosong.

"Sayang,"panggil bunda.

Zia pun menoleh dan menatap bunda dan ayahnya secara bergantian lalu matanya meneteskan air mata lagi.

Bunda yang melihat putrinya menangis pun khawatir.

"Sayang apa ada yang sakit, mau bunda panggilin dokter,"

"Sakit bun,"

"Iya sayang apa yang sakit bilang sama bunda,"

"Hati ade sakit bun,"

Bunda dan ayah yang mengerti maksud zia pun hanya diam. Mereka bingung ingin menjelaskan dari mana.

"Kenapa, kenapa ayah sam bunda bohongin zia, kenapa semua orang bohongin zia, apa cuman zia di sini yang ngga tau apa-apa"tanya nya beruntun.

"Zia beneran udah nikah bun, zia udah jadi seorang istri yah, kenapa ayah sama bunda ga bilang dulu sama aku apa aku ga penting buat andil dalam keputusan besar ini,"

"Ade dengerin ayah, ayah janji kalo ade udah sembuh nanti ayah ceritain semuanya,"

Tadinya ayah memang ingin langsung memberi tahu tapi setelah melihat kondisi putrinya ayah tidak tega, takutnya zia belum benar-benar pulih yang akan membuat kesehatanya semakin menurun.

"Kenapa ga sekarang aja yah,"

Ayah dan bunda saling pandang seolah berbicara lewat mata, cukup lama mereka terdiam akhirnya ayah pun angkat bicara.

"Apa yang ade tau saat ini semuanya benar,"

Mendengar penuturan sang ayah rasanya hati zia sangat sesak, sangat sulit untuk zia jelaskan. Berulang-ulang zia meyakinkan dirinya bahwa ini semua mimpi namun ternyata.

"Kamu dan syafiq sudah menikah 1 tahun yang lalu,"

1 tahun. Selama itu ternyata dirinya bukan seorang gadis melainkan seorang istri, pantas saja prilaku gus syafiq ke dirinya sangat-sangat berbeda tapi mengapa baru sekarang zia menyadarinya.

"Kamu ingat saat abah yai, umi dijah dan keluarga pamit pergi berangkat untuk umroh dan bertepatan ayah dan bunda juga izin ada kerjaan di luar negri, itu sebenarnya kami berangkat menuju mekkah,"

Flashback.

"Widih selamat ya cil, lulus sma nih padahal harusnya baru masuk smp,"

"Ih abang orang udah gede gini masih di bilang bocil, udah lulus sma yah,"

"Iya makanya kan abang bilang harusnya baru masuk smp liat aja mana ada anak lulusan sma sekecil kamu,"

"Aku ngga kecil abang aja yang badanya kaya raksasa,"

"Enak aja ini namanya ideal ga semua badan cowo bisa kaya abang,"

"Halah badan ko keras kaya batu,"

"Lah emang kamu lembek kaya adonan gorengan,"

"Udah-udah jarang ketemu juga berantem mulu, abang udah jangan ledekin adenya terus,"lerai bunda.

"Anak ayah udah gede udah lulus sma aja perasaan baru kemaren ayah lapin ingusnya,"

"Ish ayaahh,"

"Haha selamat ya nak, semoga ilmu yang ade dapet barokah dan manfaat, ayah bangga ayah bener-bener ngga nyangka ade bisa berjuang dan bertahan buat nghafalin al-quran, di jaga hafalanya ya sayang,"ucap ayah sembari memeluk putri satu-satunya.

"Makasih ayah, ade juga bangga banget punya ayah kaya ayah raka pokonya ayah adalah seorang pahlawan paling the best di dunia,"

"Bunda ga bisa ngomong apa-apa, pokonya bunda juga bangga sama ade, makasih yah udah berjuang dan kasih bunda mahkota,"ucap bunda dengan menangis.

Zia pun memeluk bundanya.

"Harusnya ade yang bilang makasih sama bunda, tanpa doa bunda dan ayah ade bukan apa-apa, mahkota yang ade kasih buat bunda belum setara dengan perjuangan bunda yang udah nglahirin ade dan membesarkan ade,"

Saat ayah, bunda dan bang ezra pamit untuk pulang zia merengek untuk ikut pulang, tapi ternyata tidak di beri izin oleh umi dijah katanya karna zia sudah lulus otimatis akan di angkat sebagai pengurus makanya tidak boleh pulang.

"Kalo ade pulang pun ayah sama bunda ngga di rumah, ayah sama bunda ada kerjaan di luar kota, besok langsung berangkat, ayah janji kalo akhir tahun nanti libur ayah jemput ade pulang nanti kita liburan bareng. Mau yah?,"bujuk ayah raka.

"Mau ya sayang, bukanya bunda ngga izinin ade buat pulang, lagian nanti kalo ade pulang kan ga ada temen bang ezra kuliah, ayah sama bunda ngga ada,"

"Tapi ade di sini juga sendiri bun kan temen-temen ade pada pulang, mereka di izinin tapi ko cuman ade yang ngga di izinin,"

Setelah berbagai cara untuk membujuk zia, akhirnya zia pun mau untuk tetap di pesantren.

Keesokan harinya zia di panggil ke ndalem.

"Nduk, umi, abah dan keluarga lainya pamit mau pergi umroh nggih, kamu di sini jaga pondok sama mba-mba yang lain. Minta doanya biar di beri kelancaran acaranya yah,"

"Nggih umi. Aamiin semoga perjalanannya di beri kelancaran dan selamat sampe tujuan,"

"Aamiin makasih nggih nduk,"


Zia ingat kejadian itu saat dirinya sesudah di wisuda.

Ternyata itu alasannya kenapa dirinya tidak si izinkan pulang.

Zia juga ingat sebelum umi dijah pergi beliau mencium keningnya dan abah mengelus kepalanya, zia fikir saat itu semua mba-mba juga di perlakukan seperti itu namun ternyata dirinya sadar bahwa tidak ada santri lainya selain dirinya yang ikut mengantar ke bandara.

Saat umi pamit pun beliau bilang semoga acaranya lancar, dan zia benar-benar tidak engeh sama sekali.

Sepulangnya umi dijah dan keluarga dari umroh, sorenya zia di panggil untuk ke ndalem.

"Nduk sini duduk,"ucap umi.

Di ndalem semua keluarga inti berkumpul, abah, umi, gus ahmad dan ning athaya dan juga ning kayla. Kecuali gus syafiq yang masih di tarim saat itu.

"Umi boleh minjem tangan mu,"

Zia hanya manut dan tidak banyak bicara langsung memberi tangan kananya.

Tanpa di sangka-sangka umi dijah malah memakai kan cincin di jari manis miliknya.

"Umi,"

"Ini hadiah dari umi buat sampean di trima nggih,"

"Kalo boleh tau hadiah buat apa umi,"

"Hadiah sampean wisuda nduk, di jaga yah,"

"Makasih umi, padahal ngga usah repot-repot dengan umi yang sudah doain zia, zia udah seneng"

"Mbak foto ya sama umi buat kenang-kenangan,"ujar ning athaya.

"Nah iya sini biar kayla yang fotoin,"

"Sama abah juga dong bah, biar sekalian,"

Akhirnya zia, umi dijah dan abah pun foto bersama.

Jadi cincin yang di kasih umi yang katanya hadiah buat aku wisuda ternyata cincin nikah, pantas saja kemarin gus syafiq kelihatan panik saat tau kalau cincin zia hilang.

Ya allah ternyata dirinya terlalu bodoh jelas-jelas sudah banyak kejadian-kejadian yang janggal.

"Syafiq nikahin kamu di makkah, di saksikan langsung oleh guru-gurunya di tarim yang ikut serta hadir, ayah, abah dan keluarga lainya,"

Zia hanya menunduk dan menangis saat mendengar penjelasan ayahnya. Namanya di sebut di rumah allah harusnya saat-saat itu zia merasakan deg-degan, haru, senang dan pastinya bahagia, tapi ini dirinya malah tidak tahu apa-apa.

"Ke-kena kenapa yah, ak-aku be-belu belum siap,"ucapnya terbata-bata karna menangis sesunggukan.

"Ayah tau nak, kamu belum siap buat menikah umur kamu juga masih sangat muda dan ayah juga ingat saat kamu bilang kalau ingin menikah di atas umur 20, tapi ini semua sudah terjadi sayang kita tidak bisa menentang takdir. Kita hanya manusia yang bisa berencana tapi allah yang menentukan,"

"Kenapa ayah setuju dan mengizinkan gus syafiq untuk menikahi kamu, nak menikah itu ibadah, ibadah yang sangat panjang untuk itu jangan sampai kamu salah memilih imam untuk membawa mu menuju janahnya allah, kalo boleh jujur ayah juga berat melepas kamu untuk orang lain, tapi ayah percaya kalo syafiq bisa membingbing kamu untuk lebih baik lagi, bukan karna dia anak kyai, bukan karna dia tampan bukan pula karna dia di hormati banyak orang. Tapi karna akhlak dan agamanya yang insyaallah ketika dia marah tidak akan meninggikan nada suaranya dan tidak akan pernah main tangan, karna dia tau cara memuliakan perempuan, yang bisa menjaga pandangan matanya dan ketika cintanya melemah karna dunia maka agamanya lah yang menyadarinya,"

Nasihat yang ayah berikan membuat zia sadar, banyak di luaran sana perempuan ingin menikah dengan laki-laki yang paham agama begitupun dirinya. Dan sekarang dirinya di nikahi oleh laki-laki yang banyak di idam-idamkan banyak perempuan karna agama dan akhlaknya.

Sebenarnya bukan zia tidak menerima gus syafiq sebagai suaminya, zia hanya keget dan belum siap, zia merasa kejadianya sangat begitu cepat. Perasaan yang sekarang zia rasakan, campur aduk antara marah, kecewa, bingung, sakit dan itu semua tidak bisa zia jelaskan.

"Di luar ada umi dijah, abah yai dan gus syafiq, mereka nungguin ade, ade mau ketemu,"tanya bunda saat keadaan zia sedikit tenang.

Zia hanya mengangguk.

"Umi, kyai, syafiq mari masuk,"ajak bunda saat sudah di luar.

"Biar umi sama abah saja duluan bun syafiq nanti nyusul,"

"Loh kenapa nak, gapapa ayo masuk,"

Gus syafiq sebenarnya ingin sekali masuk untuk melihat keadaan istrinya, tapi di sisi lain gus syafiq takut kalau zia ternyata tidak menerima ini semua.

"Sudah ayo masuk,"ajak bunda sembari menarik tangan gus syafiq supaya mengikutinya.

Saat pintu di buka terlihat zia yang sedang memeluk ayahnya dengan punggung yang bergetar.

Gus syafiq yang melihat itu hatinya merasa sakit, apa zia memang benar-benar tidak menerima ini semua, apa dia marah, apa dia akan meminta pisah denganya.

"Ya allah aku pasrahkan kepadamu sesungguhnya rencanamu lebih indah dari rencanaku," batin gus syafiq berbicara.

Apapun keputusan yang akan zia ambil gus syafiq akan menerimanya, sekalipun jika harus pisah.



















●●●

KASIHAN BANGET GUS BELUM JUGA MESRA-MESRAAN MASA IYA HARUS PISAH😭

KIRA-KIRA ZIA TERIMA GA YAH, SOALNYA KALO GA NERIMA PISAH😭😭

KEMAREN BANYAK YANG NANYA KENAPA BAB 15 GA BISA DI BUKA, ITU AKU SALAH PENCET GAES HARUSNYA AKU UP BAB 14 MALAH KEPENCET BAB 15 MAKANYA AKU BATALIN UP.

JANLUP SEBELUM LANJUT KE BAB SELANJUTNYA KOMEN SAMA VOTE NYA.

Minta tolong juga buat ramein lapak aku🙏
Follow ig:
-@mochi_atn
-@syafiq_alfarizii
-@nanzia_antasya

TERIMAKASIH❤️

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.3K 126 9
Menceritakan tentang seorang gadis yang bertemu dengan seorang CEO sekaligus guru di sekolah tempat ia menggali ilmu. Bintang Valerio Alderik itulah...
30.1K 343 2
[ Follow akun ini ya sayang sayang aku<3] [Sequel Ana Uhibbuka Fillah Imam Pilihan Abi] ⚠️Peringatan Kebaperan Tingkat Tinggi⚠ Gadis bernama Azahra P...
2.5M 134K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
5.7M 244K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...