REDFLAG

By iLaDira69

68.1K 5.5K 874

Sapphire sangat mencintai Raven. Pria itu treat Sapphire like a queen. Hubungan mereka sangat sempurna. Namun... More

PROLOG
REDFLAG - 1
REDFLAG - 2
REDFLAG - 3
REDFLAG - 4
REDFLAG - 5
REDFLAG - 6
REDFLAG - 7
REDFLAG - 8 🔞
REDFLAG - 9 🔞
REDFLAG - 10 🔞
REDFLAG - 12 🔞
REDFLAG - 13
REDFLAG - 14
REDFLAG - 15
REDFLAG - 16
REDFLAG - 17
REDFLAG - 18
REDFLAG - 19
REDFLAG - 20
REDFLAG - 21
REDFLAG - 22
REDFLAG - 23
REDFLAG - 24
REDFLAG - 25
REDFLAG - 26
REDFLAG - 27

REDFLAG - 11

2.2K 170 42
By iLaDira69

Kegiatan padat Sapphire dengan Raven selama ini tidak ada apa-apanya dengan bermain seharian dengan Rasya di taman bermain.

Sapphire sangat kelelahan dan badannya pegal-pegal. Begitu sampai di rumah lalu bersih-bersih dan kemudian langsung istirahat. Sapphire tidur sangat pulas, untung saja dia dan Rasya sudah makan malam sebelum pulang.

Kualitas tidur yang baik membuat badan Sapphire segar saat dia bangun pagi-pagi. Hari Minggu adalah hari libur, Sapphire tidak memiliki jadwal kuliah yang menjadi kesibukannya selama ini.

Raven datang sebelum siang, menjemput kekasihnya dan mereka berpelukan hangat saling melepas rindu. Keduanya pergi ke supermarket setelah siang, sekalian makan di luar.

Raven mendorong troli, sedangkan Sapphire membantu Raven memilih produk dan kemudian memasukkan ke dalam troli.

"Kemarin aku sama kak Rasya naik beberapa wahana gitu. Kenapa ya aku jadi takut sekarang?" tanya Sapphire.

Dia menceritakan pengalamannya kemarin bersama Rasya pada Raven. Raven menjadi pendengar yang baik, berbelanja sambil mengobrol.

"Udah nggak pernah main lagi mungkin?" ucap Raven sedikit ragu. Raven tidak cemburu dengan kedekatan Sapphire bersama Rasya. Dia memberikan kebebasan untuk keduanya jika suatu saat nanti mereka ingin pergi lagi.

Raven bukan lelaki posesif yang berlebihan. Dia juga memiliki kesibukan tersendiri, lagi pula Raven tahu Sapphire tidak akan aneh-aneh saat bersama orang lain. Gadis manis itu sangat penurut dan memiliki batasan-batasan tertentu.

"Kayaknya deh. Dulu aku sama kak Rasya sering banget ke taman bermain. Main semua wahana aku nggak takut. Tapi sekarang jadi takut." Sapphire sedih dengan perubahan tersebut. Dia khawatir bila selanjutnya tidak berani menaiki beberapa wahana lagi.

"Nanti kita sering main ke taman bermain. Kamu main sepuasnya!" ajak Raven menenangkan gadis itu.

Senyum lebar nan cantik terbit di wajah Sapphire. Dia mengangguk setuju dan sangat menantikan momen tersebut. "Sayang, kemarin kamu ngapain aja?" tanya Sapphire berubah manja. Menggandeng lengan Raven dan bergelayut sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aku kuliah," jawab Raven seadanya. Mengambil pencuci wajah dari rak kemudian memasukkan ke troli.

"Kamu nggak balas pesan aku," Sapphire kembali protes. Dia menumpu dagunya pada bisep Raven, memandang lelaki itu dengan wajah lucu dan menggemaskan.

"Kamu lagi main sama sepupu kamu. Aku nggak mau ganggu kamu, supaya kamu menikmati waktu seharian kemarin." jelas Raven dengan wajah serius dan tentu saja membuat perasaan Sapphire menghangat. "Aku nungguin kamu pulang, tapi kayaknya kamu capek banget. Makanya aku nggak telpon atau kirim pesan lagi. Aku khawatir kamu terganggu dan nggak bisa istirahat total."

Sapphire benar-benar terharu. Raven sangat perhatian dan pengertian. "Aku capek banget, nggak sempet ngabarin kamu," jelas Sapphire, perasannya menjadi merasa bersalah membuat Raven menunggu.

Sudah jelas-jelas Raven tidak mau mengganggu agar konsentrasi Sapphire tidak terpecah belah. Saat bermain dengan sepupunya tapi memikirkan Raven. Pasti seharian kemarin Raven penasaran dengan kegiatan Sapphire.

"Sayang, maafin aku," pinta Sapphire sambil menggoyang-goyangkan lengan Raven.

"Kamu nggak salah kok," ucap Raven menenangkan.

"Tapi kamu nungguin kabar dari aku."

Raven terkekeh, menundukkan kepalanya sehingga wajah mereka saling bertabrakan. Dia mengecup pipi Sapphire dengan gemas lalu merangkul bahunya.

Sapphire tersenyum lebar tanpa memperlihatkan barisan gigi, bergerak memeluk pinggang Raven erat dan bermanja-manja di lorong supermarket. Sapphire membalas ciuman Raven di pipi lelaki tersebut.

"Sayang, kamu butuh apa lagi?" tanya Sapphire sambil melirik troli yang belum penuh.

"Kamu mau makan masakan aku nggak?" tanya Raven.

"Mau," Sapphire menjawab cepat. "Kamu mau masak apa?"

"Kamu mau apa? Salmon teriyaki mau?" tawar Raven sambil menyatukan kembali wajah mereka.

"Mau," Sapphire kembali menjawab semangat.

"Baiklah, mari kita pilih salmon." Raven terkekeh dan merangkul pinggang Sapphire menuju tempat ikan. "Pakai kentang atau nasi?" lanjutannya saat mereka melewati rak beras.

"Nasi,"

Mereka berhenti di lorong tempat beras. Raven memilih salah satu beras berkualitas tinggi dengan kemasan kecil yang cukup untuk mereka berdua.

Selanjutnya keduanya memilih ikan salmon. Sapphire menekan-nekan telunjuknya pada daging ikan yang dilapisi plastik wrap.

Setelah mendapatkan ikan, mereka memilih beberapa bumbu. Sapphire sama sekali tidak paham soal bumbu perdapuran. Sehingga dia sangat mengagumi Raven yang mandiri.

***

"Sayang, kalau masak nasi berasnya dicuci dulu atau langsung masukin air?" tanya Sapphire setelah menuang beras ke wadah rice cooker.

Dia dan Raven sedang sibuk mengeluarkan barang belanja yang mereka tadi beli.

Sapphire tertarik dengan beras berukuran kecil dalam kemasan. Memainkan beras seperti menggenggam, menyusun satu persatu di atas meja juga memindahkan ke wadah.

"Cuci dulu dong," jelas Raven sambil meminta wadah rice cooker dari Sapphire untuk dicuci dan dimasak.

Sapphire memperhatikan secara seksama. Raven sengaja memasak nasi terlebih dahulu agar nanti saat mengolah ikan matang bersamaan.

Sapphire tampak nyaman berada di apartemen Raven. Sudah terbiasa mampir ke sana. Kadang kalau tidak ada kegiatan di luar, mereka di apartemen Raven seharian.

"Sayang, aku bantu kamu ngapain?" tanya Sapphire.

"Kamu duduk aja," suruh Raven, tidak membutuhkan bantuan Sapphire karena dia bisa menanganinya sendiri.

Sapphire sangat penurut, dia duduk di seberang meja. Mengupas buah jeruk dan memakannya.

"Sayang, nanti aku ikut les masak ya? Supaya nanti masakin buat kamu," ucap Sapphire dengan antusiasme.

Aroma masakan Raven menggunggah selera. Sapphire juga ingin memiliki banyak kemampuan untuk berbagi dengan Raven.

"Kamu mau masakin buat aku?" goda Raven sambil mendekat. Mengecup bibir Sapphire dengan lembut dan mesra.

"Iya," jawab Sapphire menganggukkan kepalanya.

Raven menyeringai, jika Sapphire ingin les memasak. Maka ada dua kemungkinan, Sapphire mengajaknya ikut atau dia hanya sendiri sehingga waktu luang Raven semakin banyak.

"Kamu sendiri?"

"Kamu ikut,"

Senyum Raven memudar. Sapphire memilih opsi pertama. Dengan begitu, waktu kebersamaan mereka akan semakin banyak.

"Aku udah bisa masak," jelas Raven lembut.

"Kamu temenin aku." ucap Sapphire manja.

Lelaki itu terkekeh, tidak langsung menyetujui. Dia harus berhati-hati agar tidak terjebak. Raven tidak ingin membuat Sapphire curiga dengan terlalu banyak alasan.

"Nanti kalau kamu sudah benar-benar siap ya?" saran Raven tanpa menyakiti perasaan Sapphire.

"Serius kamu mau temenin aku?" tanya Sapphire berbinar-binar bahagia.

"Heum," jawab lelaki itu dengan pandangan lembut.

"Sayang, makasih," Sapphire melebarkan kedua tangannya dan memeluk leher Raven. Mengecup pipi lelaki itu dengan gemas dan beruntun.

"Asal kamu senang, aku juga ikut senang." gumam Raven lembut.

Mereka membuat jarak, Raven kembali pada pan melanjutkan kegiatannya. Sapphire memandang kekasihnya tersebut sambil senyum-senyum. Mengagumi Raven yang sempurna.

"Sayang, sebenarnya kak Rasya mau mengundang aku makan malam ke rumahnya." jelas Sapphire dengan hati-hati dan mengerucutkan bibirnya.

Raven memutar badannya dan mengerutkan dahi. "Oh iya? Kapan?"

"Rabu,"

Raven manggut-manggut sambil berpikir keras. Jadwalnya kosong di hari Rabu, jika Sapphire pergi makan malam ke rumah Rasya, kemungkinan besar mereka sudah pulang setidaknya sore untuk persiapan.

Raven sedang memilih gadis yang akan dia kencani selanjutnya. Lelaki itu sangat beruntung, dengan kepulangan Rasya, Sapphire sepertinya akan sangat sibuk.

"Yaudah, nggak apa-apa makan malam ke rumah om kamu," kata Raven.

"Boleh?"

"Iya," Raven membenarkan. "Aku nggak akan menghalangi kamu kok. Namanya keluarga harus menjaga silaturahmi."

"Sayang ...," gumam Sapphire terharu. Raven sangat perhatian, dia mengira lelaki itu akan kesal atau cemburu.

Raven memeluk Sapphire lagi, mengecup bibirnya lembut dan beruntun. Sapphire menerima dengan sukacita.

Dia akan mengabari pada Rasya, Sapphire bersedia dengan undangan makan malam keluarga.

***

Jakarta, 05 Februari 2024

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 506 24
[ON GOING] Alby Madava salah satu pelajar dari sekolah ternama Nusantara Highschool, ia adalah emas bagi sekolahnya. Berbagai kejuaraan sudah ia raih...
191M 4.5M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
3.5K 278 7
Walaupun sudah punya kekasih, Niko tetap suka flirting ke perempuan-perempuan lain, termasuk kepada tetangga kekasihnya sendiri. Apakah sang kekasih...
6.5M 332K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...