2891 mdpl

By SimfoniHitam_

23.5K 1.3K 1K

(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) (JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DI DALAMNYA) ‼️DI LARANG PLAGIAT‼️ "Semesta, aku mem... More

PROLOG
BAB 1- DIA, ADANANTA TENGGARA
BAB 2 - PENGHUNI DI DALAM CERITA
BAB 3 - APAKAH INI CEMBURU SEORANG SAHABAT?
BAB 4 - HARI YANG MENYENANGKAN
BAB 5 - SOSOK ABANG YANG KEREN
BAB 6 - TONGKRONGAN COMPANY
BAB 7 - CERITA MALAM DI DERMAGA
BAB 8 - KELAS MUSIK DI HARI YANG CERAH
BAB 9 - HUJAN YANG MENGGUYUR KOTA BUMI
BAB 10 - KISAH YANG AKAN TETAP TINGGAL
BAB 11 - CERITA TENTANG KEMARIN
BAB 12 - RASA KHAWATIR
BAB 13 - TIDAK ADA TUNTUTAN DALAM PERSAHABATAN
BAB 14 - DOA YANG SELALU DI SEMOGAKAN
BAB 15 - SAJAK INDAH BERSAMA PEMANDANGAN INDAH
Bab 16 - MENGENAL SOSOK ADANANTA
BAB 18 - BAHAGIA YANG MENJADI ANGAN-ANGAN
BAB 19 - BERPETUALANG BERSAMA IBUFAMS
BAB 20 - PULANG DENGAN HADIAH YANG MENGESANKAN
BAB 21 - ROOFTOP GEDUNG TINGGI
BAB 22 - HARI BESAR ICOM
BAB 23 - HARAPAN SEORANG ADANANTA
BAB 24 - PERIHAL KEHILANGAN
BAB 25 - CERITA YANG BARU SAJA DI MULAI
BAB 26 - PENENANG SEBUAH RASA
Bukan Update
BAB 27 - TEMPAT TERNYAMAN TIDAK HARUS BERBENTUK RUMAH

BAB 17 - PERSIAPAN MENJELAJAH BERSAMA ICOM

477 35 14
By SimfoniHitam_

Jangan lupa meninggalkan jejak sebelum membaca!

Jangan jadi Sider!!!

SELAMAT MEMBACA❤️

***

Mendengarkan song Adam Ulanicki - Rumors 🎶🎧

"Waktu adalah hadiah terbaik, saat seseorang memberikan waktunya. Berarti dia memberikan sebagian dari hidupnya yang tak bisa di ambil kembali"

***

Sekarang disinilah Adananta bersama teman-temannya, mempersiapkan segala peralatan untuk trip kedua kalinya di lusa nanti bersama dengan anggota Icom lainnya, sebelum mereka merayakan hari besar Icom yang sebentar lagi, anggap saja mencari kesenangan untuk meredakan sedikit berisiknya pikiran di kepala. Semua sudah mereka diskusikan beberapa minggu lalu secara bersama. Dan semuanya turut andil dalam trip ini.

"Kira-kira apa lagi yang kurang, ya?" tanya Reven yang sedang mengecek alat-alat yang akan di bawa nanti.

"Kayaknya udah semua." timpal Zirga

Adan berdiri di sebelah Zirga, "Anak-anak yang lain udah siap?" tanya laki-laki itu pada teman-temannya

Bian mengangguk, "Udah. Kemarin mereka ngabarin gue" jawab Bian

"Bagus"

"Setelah ini kabarin anak-anak yang lain, suruh kesini. Ada yang perlu gue sampaikan" ujar Adan

"Oke" balas Bian

Setelah siap dengan peralatan yang dibutuhkan, kini Adananta bersama dengan teman-temannya menunggu anggota lainnya untuk berkumpul di Kedai siang ini.

"Halo para penggemar gue!" ucap Aga dengan percaya dirinya setelah sampai di Kedai

Sabda menatap Aga dengan sinis, "Apaan nih orang? Dateng-dateng bukannya ngucap salam" ucap Sabda yang hanya di balas dengan bodo amat oleh Aga

"Terserah saya, dong. Saya, 'kan, manusia tampan" ujar Aga membalas Sabda

"Nih orang ngeselin banget" kesal Sabda

Bian menghela nafasnya, "Lo juga sama!"

"Kenapa gue? Noh temen lo yang mulai duluan!" tunjuk Sabda pada Aga yang sekarang sudah duduk santai di sebelah Bumi.

"Iri nih sih Sabda? f**k kata gue teh" ucap Aga

"Tolong tahan gue, Sep. Gue mau ngehajar manusia sok ganteng ini" ucap Sabda yang menarik baju nya sendiri agar tidak menghajar Aga, sedangkan laki-laki yang mau di hajarnya hanya tertawa melihat tingkah kocak Sabda.

Asep yang merasa dipanggil, hanya menoleh kearah Sabda tanpa bergerak membantu Sabda. "Sok atuh, berantem" ujar Asep mempersilahkan

Sabda berhenti menarik bajunya sendiri, "Lo tuh nggak bisa banget di ajak kerja sama, males gue" kesal Sabda

"Ya, sama. Gue juga males sama lo" timpal Asep

"Ribut banget dah lo semua. Bahas apaan, sih" ucap salah satu anggota yang baru saja sampai

"Biasa. Sedikit kegilaan Sabda" jawab Bumi enteng

"Yaelah, si es batu nimbrung aja" balas Sabda

Bumi menatap Sabda dengan tatapan tajam nya. "Lo kalau ngomong sekali lagi, beneran gue timpuk pakai sepatu hiking, Sab" ancam Bumi, membuat Sabda langsung membungkam mulutnya.

Sebenarnya Sabda bisa saja membantah ucapan Bumi, tetapi karena ucapan Bumi selalu tidak main-main. Jadi, ia urungkan saja daripada nanti ia di tinggalkan lusa nanti.

"Kayaknya udah pada dateng semua" ucap Bian bersuara ketika melihat anggota yang lain sudah berkumpul

Para anggota Icom saling menoleh satu sama lain untuk mengecek apakah sudah lengkap atau belum.

"Mungkin langsung aja. Ada yang perlu Adan sampaikan sama kita semua. Kepada kapten dipersilahkan"

Bian mempersilahkan Adan untuk berdiri di tengah-tengah untuk menyampaikan sesuatu.

"Thanks, Men"

Laki-laki dengan slayer merah di kepala berjalan menghadap kearah teman-temannya yang lain. Menampilkan wajah teduh nya. Senyuman dibibirnya tidak pernah luntur sama sekali. Semua menatap Adan dengan penasaran, tumben sekali seorang Adananta mengumpulkan mereka semua disini.

"Okeh, gue berdiri disini bukan menganggap diri gue sebagai ketua. Gue cuma ingin menyampaikan pesan yang mungkin akan bermanfaat untuk kita semua" ucap Adan menatap teman-temannya secara bergantian, "Selama kita mengarungi perjalanan nanti, gue minta untuk kalian jaga sikap, attitude dan jaga kebersihan dimanapun kalian berpijak." sambung laki-laki itu.

"Dan yang paling penting, harus izin ke keluarga kalian masing-masing. Paham?!!" ucap Adan

"Siap, Kapten!" jawab mereka semua

"Bagus!"

Adan terdiam untuk beberapa detik, kemudian menghela nafasnya yang seperti berat. Seperti ada yang sedang menganggu pikirannya sekarang.

"Waktu akan terbuang sia-sia kalo kita nggak mengabadikan momen kayak gini, Men. Kapan lagi untuk kita jalan-jalan kayak gini, 'kan? Jadi, luangkan lebih banyak waktu untuk orang-orang di sekeliling kita. Bawa semuanya dengan rasa senang dan tawa yang banyak agar punya momen untuk di kenang" ucap Adan tersenyum.

"Mari beri penghargaan untuk diri kita yang udah berjuang sampai detik ini, berikan waktu dan ruang untuk kita tumbuh dan berkembang bersama-sama, mari menerima kenyataan bahwa melepaskan hal yang sudah terjadi tidak dapat diubah bukanlah sebuah kekalahan, Men" lanjutnya dengan mata yang tak lepas dari pandangan teman-temannya.

"GUE SETUJU BANGET SAMA LO, MEN!" teriak Ivanda cowok berkaca mata.

"Woi, Van! Nggak usah teriak di samping telinga gue, bisa?" kesal Sabda yang mengelus telinga sebelah kanannya.

Ivanda cengengesan, "Maaf, Sab. Gue terlalu bersemangat kali ini" ucapnya terkekeh

Bumi tertawa kecil melihat Sabda yang mengelus telinga nya yang sakit.

"Parah banget sih lo, Van. Telinga gue sakit banget njir" omel Sabda mengelus telinganya.

"Maaf, Men. Sini coba gue liat? Congek lo keluar nggak, Sab?" ucap Ivanda polos

Semua tertawa mendengar ucapan polos yang keluar dari mulut Ivanda.

"NGOMONG SEKALI LAGI? LO MAU BIKIN GUE MALU, VAN?" balas Sabda sangat kesal.

Bian mengelus pundak Sabda, "Udah, Men, sabar"

"Padahal gue sedang menikmati dan mendengerkan omongan Adan tadi, eh lo berdua bikin keseriusan gue hilang seketika" ujar Adit masih tak habis pikir dengan kedua temannya yang sangat random.

"Merusak suasana lo berdua!" sarkas Bumi

Adan terkekeh, "Mungkin itu aja yang ingin gue sampaikan sama lo semua. Intinya jaga satu sama lain" ucap laki-laki itu

Semua anggota Icom mengangguk, kemudian melakukan kegiatan mereka masing-masing. Sedangkan Sabda duduk bersama dengan kentang goreng dan secangkir kopi susu di depannya.

"Cariin gue cewek, Men. Gue sedang kesepian nih" ujar Reven yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya.

"Apa gue deketin anak Psikolog aja, ya? Gue penasaran sama satu cewek soalnya" lanjutnya menghentikan atensi nya dari handphone.

Sabda tidak mengubris ucapan Reven, masih sibuk dengan kentang goreng di mulutnya.

Zirga yang posisinya duduk di sebelah Reven lantas memukul tengkuknya membuat cowok itu meringis. "Modus banget lo! Dasar sok ganteng" sarkas Zirga

"Lo kenapa mukul gue sih? Sakit woi" Reven tak mau kalah. Lalu dengan cepat ia mencomot kentang goreng di piring Sabda.

"Kentang gue!!"

"Minta satu"

"Tapi lo ngambil nya empat samsul!!"

Reven terkekeh, "Pelit banget sih lo!"

"Tai lo!" ujar Sabda kesal pada temannya ini.

Reven dan Asep tertawa terbahak-bahak melihat wajah Sabda yang sudah seperti anak kecil yang makanannya di ambil, keduanya tertawa sambil menggebrak meja membuat perhatian Adan dan Bumi langsung terarah kearah mereka.

"Reven, Asep, diem woi! Lo berdua nggak liat muka-muka orang yang pengen makan lo hidup-hidup?" Bian menunjuk wajah Adan dan Bumi dengan dagunya membuat Asep dan Reven meringis pelan lalu dengan cepat menyatukan tangan di depan dada mereka.

"Hampura" ujar mereka berdua.

Sabda tertawa kecil, "Rasain lo berdua. Mati kutu, 'kan?" ujar Sabda menyilangkan tangannya di depan dada.

Dengan tawa setelah persiapan yang sudah sangat siap, malam itu menjadi saksi pertikaian cowok-cowok keren dengan candaan random mereka. Sangat di sayangkan jika tidak tertuang di cerita pada bab yang memorinya tidak akan di lupakan.

***

VOTE DAN KOMENNYA, YA, MEN

BIASAKAN UNTUK MENINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA!

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 193 2
"Lagi dimana sayang?" "Emang ada pesan barang?" tanya kurir itu lewat telepon. "Engga, cuma kangen aja" jawab Feolla tanpa rasa berdosa. "Gila!" ump...
336 86 9
Hubungan tanpa status, kisahnya paling sulit dipahami, namun kenangannya paling sulit dilupakan. -🌷🌷🌷 Jenaya menyukai Regha, tetapi Jenaya lebih...
1.8K 61 9
Welcome to our Story! Selamat membaca kisah antara Athaya dan Danial❤ *** Menjadi kekasih Danial adalah impian semua kaum hawa SMA Kartika, termasuk...
74.1K 8.2K 43
PEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢...