Dream Calls

By Choccostar_

156 106 62

Bagai sesuatu yang disengaja, lelaki itu terus saja muncul dalam mimpi Irana. Sesuatu itu terus berulang memb... More

✯ Prolog
✯ mimpi itu, bunga tidur.
✯ Penggalan lain kisah mereka.
✯ kembali berulang.
✯ sekalipun tak bisa terpejam.
✯ Obat Tidur dari Sila
✯ terbangun

✯ purple hyacinth

28 20 10
By Choccostar_


Happy reading (◕ᴗ◕✿)

_____________________________________

" Ya ampun mbak, akhirnya dateng juga. Bu Irma udah nunggu di kamar 2," papar Isha setibanya ia di butik.

" Maaf ya Isha, saya jadi ngerepotin kamu," tutur Irana tidak enak sambil memegang tangan Isha sejenak, lalu beranjak menuju kamar 2 sesuai instruksi asisten nya.

Ia berjalan memutari bangunan milik nya untuk sampai di kamar 2 yang letaknya cukup jauh dari pintu masuk.  Pikiran nya cukup kacau hari ini, bahkan ia hampir memasuki ruangan yang salah dua kali. Entah mengapa ia  sama sekali tak bisa fokus. Padahal Irana sudah hafal diluar kepala semua ruangan di butik ini.

Untung nya saat ini ia sudah tiba di depan pintu bercat coklat di hadapan nya. Ia langsung menyiapkan diri dengan senyum yang biasa ia tampilkan kepada pelanggan sebelum memegang kenop pintu dihadapan nya.

" Huhh, oke, fokus," gumam nya lalu membuka pintu.

" Selamat pagi, Bu Irma."

Sapaan Irana dijawab tak kalah ramah oleh Bu Irma, perempuan berambut tergelung itu langsung berjalan mendekati sang pemilik butik dan memeluknya ala ala teman se-per-arisan.

" Astaga cantiknya, Mbak Irana," puji Bu Irma.

" Ya ampun, Bu. Terimakasih, tapi Bu Irma lebih cantik, hehe."

" Silahkan duduk dulu, Bu. Saya mintakan teh sebentar ya."

Irana pun menggiring Bu Irma untuk duduk di sofa yang terletak di pinggir ruangan dan kembali keluar untuk meminta teh.

" Mbak!" Panggil nya pada wanita berjilbab abu-abu yang lewat di depan ruangan.

" Tolong bawakan satu teko teh kemari, ya."

Pegawai itu mengangguk dan beranjak setelah Irana memasuki kembali ruangan.

" Jadi, Bu. Mau pilih yang mana?" Tanya nya sambil membawakan beberapa baju yang telah dipilih minggu lalu.

Lama tak menjawab, Bu Irma justru menatapnya lekat sebelum mengeluarkan suara.

" Aduh mbak, andai kamu mau sama anak saya dulu," ucapnya memelas.

Sungguh. Irana paling benci bahasan ini. Anak nya sudah akan menikah, namun ibunya masih terus saja mengejar Irana. Ia merasa kasihan pada calon menantunya. Semoga Bu Irma tidak bersikap buruk pada menantunya nanti.

" Haha, jangan gitu lah, Bu. Saya jadi gaenak," kekehnya kikuk.

Tak lama setelah perbincangan itu, seorang gadis berkucir tengah tampak membuka pintu bersama dengan lelaki tunggu di sebelahnya. Itu adalah anak dan calon menantu Bu Irma. Gadis itu tersenyum ramah kepadanya.

" Hai, mbak. Salam kenal, saya Aina," sapanya ramah.

" Saya Irana, mbak."

" Silahkan mbak, ini beberapa gaun yang udah di pilih Bu Irma minggu lalu."

Aina mulai berjalan mendekati beberapa manekin yang berjejer di sebelah Irana.

" Ini gimana, mas?" Tanya Aina pada calon suaminya.

" Ini agak terbuka, Ain. Gimana kalo yang ini aja," saran Bu irma sembari mendekati satu manekin di sebelah Aina.

" Mbak Aina suka model yang kanan ya? Tapi kalau memang mau, kami bisa usahakan untuk membuatkan mix dari dua model itu," terang Irana.

" Gimana Ain?"

" Boleh, Bun."

" Yasudah mbak, minta tolong ya. Dua minggu lagi insyaallah saya kesini."

" Iya, Bu. Tenang aja, semua pasti beres tepat waktu sama butik kami," ucapnya yakin.

" Makasih ya, mbak," tambah Aini.

Pasangan itu akhirnya ikut berjalan keluar ruangan menyusul sang ibunda yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruangan tersebut.

Irana bergerak menyatukan gelas gelas dan teko nya ke atas nampan. Ia duduk sejenak di sofa untuk melepas penat.

Niatnya hanya memjamkan mata saja, bukan untuk tidur. Namun siapa sangka, ia benar benar terlelap. Matanya terpejam dan nafasnya mulai teratur.

" Orang bilang, telinga adalah yang paling terakhir berfungsi sebelum orang itu meninggal. Dengarkan aku baik baik," ucap gadis berkepang itu sembari mencengkram rahang gadis lemah di hadapan nya.

" Irana. Apa yang seharusnya menjadi milik ku. Pasti akan benar-benar menjadi milik ku. Dan kamu, kamu hanya tempat singgah dari semua milik ku," bisik gadis itu dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Sesaat setelah gadis itu beranjak keluar, ia mendengar derap langkah orang lain masuk.

" Anna," suaranya parau.

" Anna! Bangun!"

" Anna."

Drrrt... Drrrtt..

Telinga Irana menangkap suara dering ponsel dari tempat yang tak jauh darinya. Ia membuka mata dan menyadari wajahnya basah kembali.

Mimpi itu lagi.

Tanpa memikirkan nya terlalu dalam, ia lantas mencari suara yang ternyata berasal dari ponsel nya. Telepon masuk dari Isha ternyata.

" Halo?"

"Mbak, kebawah mbak, ada kiriman bucket lagi."

"Lagi?"

" Iya mbak, turun aja dulu."

Sambungan terputus. Ia pun memutuskan untuk keluar menemui bawahan nya.

Namun, setibanya ia di lobby, justru tak ada seorangpun disana. Bahkan, penjaganya pun menghilang. Ia pun mencari ponsel nya berniat untuk menghubungi sekertaris nya.

" Aduh, ketinggalan di kamar 2," gumam nya.

Saat hendak berbalik. Netranya tanpa sengaja menatap serangkaian bunga yang tergeletak di atas kursi di balik pembatas.

Itu pasti bunganya.

Hanya itu yang terlintas di pikiran nya. Ia langsung menghampiri tempat bunga itu berada. Ia amati keseluruhan bucket itu.  Seikat bunga ¹hyacinth ungu.

²

Entah sejak kapan, yang pasti ia sering sekali mendapat kiriman bunga ini tanpa tau siapa pengirim nya. Beberapa kali ia mendapati bucket itu sudah bertengger di depan pagar rumah nya. Tak jarang juga pengirim nya mengirim ke alamat butik nya seperti hal nya hari ini.

Yang ia tahu pasti hanya satu, bunga yang dikirim selalu saja sama.

Hyacinth ungu.

Tanpa pikir panjang ia membawa bucket itu menuju ruangan nya.

" Ah iya, ponsel ku," gumam nya sebelum berbalik arah.

Ia membuka perlahan pintu yang tertutup itu. Setelahnya terpampang jelas ponsel nya tergeletak di kursi. Ia segera mengambil ponsel itu dan kembali ke ruangan nya.

Setelah duduk tenang di sofa ruangan nya. Ia langsung membuka roomchat Isha di ponsel nya.


Tak lama setelah pesan itu terbaca, ketukan pintu terdengar dari pintu ruangan nya.

" Masuk aja, Sha," titahnya.

" Kenapa ya, Mbak?" Tanya Isha penasaran.

" Kamu yang nerima ini tadi Sha?" Ucap nya sambil menunjuk bucket bunga yang tergeletak di meja didepan nya.

" Duduk dulu dong, masa kamu mau berdiri terus," tambah nya saat menyadari Isha yang masih berdiri.

Gadis itu langsung duduk di sofa dekat Irana. Ia melihat bucket yang dimaksud Irana.

" Ah, ini ya mbak? Ini tadi yang ngirim bapak bapak jaket ijo mbak," jelas Isha.

" Bapak bapak jaket ijo? Gojek maksud kamu Sha?"

" Iya mbak."

" Kenapa gak langsung sebut aja sih, pake bilang bapak bapak baju ijo segala," dengus Irana.

" Gak di endors Mbak hehe," jawab nya cengengesan.

" Kamu ini ada ada aja."

" Yaudah, Sha. Saya cuma mau nanya itu aja, makasih ya."

Gadis di hadapan Irana ini hanya membalas dengan anggukan serta senyum manis di wajah nya. Ia kemudian beranjak keluar.

Sedangkan Irana masih bergelut dengan pikiran nya sendiri, tentang siapakah sebenarnya sosok yang terus mengiriminya bunga serupa berkali kali.

Dirinya termenung dengan mata yang menatap lurus kearah seikat bunga di meja.

.
_____________________________________

To be continued....

✯Fyi

¹ Selain menjadi bunga lambang kesedihan, hyacinth ungu juga melambangkan duka, penyesalan, iri hati, serta kebencian.

² cr pict from pinterest.

Continue Reading

You'll Also Like

570 279 4
[DIFOLLOW DULU GUYS] Cerita ini menceritakan kisah seorang gadis kecil bernama Vera bellezza, yang selalu disembunyikan dari kehidupan luar oleh sang...
681K 53.2K 30
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
13K 1.1K 28
"Perbedaan yang bikin kita bakal nyatu atau engga, itu kehendak tuhan." WARN!! - 18+ - Toxic word - Fake history ©We Are Different Start :6 Agustus...
1.6M 83.9K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...