Mōichido, Senpai!!

By _genanganraindu

3.7K 296 23

LAPAK BxB!! MOHON UNTUK KESADARAN DIRI NYA YA TEMAN-TEMAN!! *** Semua berawal dari Murayama yang tanpa sengaj... More

satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
Sepuluh
sebelas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas

dua belas

178 14 1
By _genanganraindu

Warning!!
Lapak bxb, yang gak suka boleh langsung di skip!
Adegan 18+ dan kekerasan, mohon untuk sadar diri nya kawandddd!

***





Todoroki terlihat kembali membuka lembaran buku yang tengah dia pegang. Namun, sesekali pria itu juga masih bisa mendengarkan apa yang sedang teman-temannya bicarakan di depannya. Sepertinya berita tentang penyerangan di daerah SWORD masih menjadi berita hangat di setiap sudut kota, semua orang nampak terlihat khawatir dengan kejadian tersebut dan sepertinya itu juga yang tengah di rasakan oleh semua teman-temannya saat ini. Tidak bisa Todoroki pungkiri, masalah ini akan terus menjadi hal yang menakutkan untuk siapapun. Apalagi untuk mereka yang tinggal di lingkungan yang tidak lepas dari banyak nya kekerasan.

"Lalu apa yang akan kita lakukan, Fujio?" tanya Tsukasa sambil menatap Fujio yang nampak tengah menyadarkan tubuhnya.

"Kita tidak tahu kapan mereka akan menyerang kita, sepertinya belakangan ini mereka mulai mengincar Oya," tambahnya yang langsung mendapat anggukan setuju dari semua teman-temannya.

Pria dengan rambut yang tersisir rapih itu terdiam dalam beberapa saat. Sorot matanya terlihat begitu tajam seolah dapat menjelaskan jika dia tidak berada dalam keadaan tenang saat ini. Tentu saja, kali ini mereka bukan berhadapan dengan anak sekolah seperti sebelumnya, melainkan sebuah geng yang sangat berbahaya.

Semua orang juga tidak akan lupa dengan pertempuran besar yang terjadi terakhir kali. Menyadari itu tentu saja bagi mereka yang masih seorang pelajar dan dengan kekuatan yang tidak seberapa menjadi sesuatu yang sangat menggangu dan menakutkan.

Tapi, sebagai seorang pemimpin Fujio juga tidak mungkin tinggal diam. Apalagi setelah kelulusan Murayama, pria itu seolah melepas tanggung jawabnya begitu saja. Jika Fujio tidak bergerak dan mengambil keputusan, kemungkinan besar Oya akan benar-benar di serang dan itu semua tidak boleh terjadi.

"Tentu saja kita akan melakukan sesuatu. Mereka hampir menyerang beberapa teman kita, dan kita tidak bisa tinggal diam," ucap Fujio setelah cukup lama terdiam.

Todoroki yang mendengar itu langsung menutup buku yang sedari tadi dia baca, matanya menatap Fujio yang berdiri tidak jauh darinya. Melihat bagaimana pria itu saat ini membuatnya sadar jika Fujio benar-benar tidak akan tinggal diam, apalagi saat dia tahu jika beberapa anak Oya sempat hampir saja mendapatkan penyerangan beberapa hari yang lalu.

Namun, Todoroki juga sudah berjanji pada Murayama untuk tidak melibatkan lagi anak penuh waktu dalam masalah SWORD. Dia tidak mungkin mengingkari perjanjian yang sudah keduanya buat beberapa waktu lalu, apalagi kemarin Murayama jug kembali mengingatkan Todoroki untuk tidak terlibat membuat nya harus bisa mengendalikan semua teman-temannya.

"Fujio?!" Panggil Todoroki.

Fujio yang merasa terpanggil segera menoleh dan mendapati Todoroki tengah berjalan ke arahnya, pria dengan kacamata itu menghentikan langkahnya saat sudah berada tepat di hadapannya.

Kini semua mata tertuju pada keduanya, melihat ini membuat semua orang yang tengah berada di sana menerka-nerka apa yang akan terjadi di antara mereka.

Todoroki mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu teman-temannya. Raut wajah cemas dan tegang nampak terlihat jelas di sana. Namun, Todoroki sudah memberikan seluruh kepercayaannya pada Murayama, karena itu Todoroki tidak akan membiarkan semua teman-temannya ikut terlibat lebih jauh dalam masalah ini.

"Dengar semuanya!" Suara Todoroki berhasil memecah keheningan, membuat dirinya kembali menjadi pusat perhatian. Semua mata menatap penuh tanda tanya ke arahnya.

Todoroki menghembuskan nafasnya sesaat sebelum akhirnya kembali menatap Fujio yang berada di depannya, dia tahu mungkin mengatakan ini bisa saja terjadi sedikit perselisihan antara keduanya. Tapi, tetap saja Todoroki harus melakukan semua ini apapun yang terjadi.

"Aku tahu kalian mungkin sangat terganggu dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Dengan segala kemungkinan terburuk yang tidak akan bisa kita hindari." Todoroki mulai bersuara, dengan sebisa mungkin Todoroki mengatakan nya dengan tenang agar semua teman-temannya bisa memahami apa yang akan dia katakan.

"Aku bisa mengerti bagaimana kalian begitu khawatir dengan keselamatan semua orang, dan aku juga tidak bisa memungkiri jika mau tidak mau kita semua akan terlibat dalam permasalahan ini."

"Peperangan yang mungkin bisa terjadi kapanpun tanpa bisa kita sadari, aku tahu kalian semua merasa terbebani dengan masalah yang bahkan tidak kita tahu bagaimana bisa terjadi."

"Tapi..."

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan, Todoroki?" Potong Fujio tiba-tiba yang membuat perkataan Todoroki langsung terhenti.

Mendengar bagaimana Todoroki mengatakan nya sebenarnya sudah membuat Fujio sadar apa yang ingin pria itu katakan. Todoroki yang saat ini sangat jauh berbeda dengan pertama kali dia datang ke Oya, perubahan itu bisa semua orang rasakan termasuk Fujio yang bahkan hanya baru mengenalnya dalam waktu satu tahun terakhir.

"Kita tidak akan melakukan apapun," ucap Todoroki akhirnya sambil ikut menatap Fujio.

Semua orang yang berada di sana cukup terkejut dengan perkataan Todoroki barusan, tidak terkecuali dengan Fujio. Tentu saja, siapa yang tidak terkejut dengan apa yang baru saja pria itu katakan, karena bagaimanapun ini sungguh terlihat aneh untuk seorang Todoroki yang mereka kenal selalu ingin terlibat dalam masalah apapun.

"Apa yang kau katakan, Todoroki?" Tanya Fujio sambil menatap nyalang ke arah pria dengan kacamata itu.

"Seperti yang kau dengar, kita tidak akan melakukan apapun dan ikut campur dalam masalah yang sedang terjadi dengan SWORD." Jawab Todoroki dengan begitu tenang.

"Kita memiliki perjanjian dengan pemimpin Oya sebelumnya. Oleh karen itu, kita tidak akan terlibat masalah apapun yang berkaitan dengan mereka," jelas Todoroki berusaha untuk membuat semua teman-temannya mengerti.

Meski sebenarnya hal itu tidak akan mudah juga, karena dia bisa melihat bagaimana raut wajah tidak setuju dari semua teman-temannya. Apalagi Fujio, orang yang menempati posisi sebagai pemimpin itu juga nampak tidak setuju dengan keputusan yang diusulkan Todoroki.

"Apa yang kau katakan, Todoroki? Apa kau sadar dengan perkataan mu barusan? Bagaimana bisa kau mengambil keputusan seperti itu setelah beberapa temanmu hampir saja di serang oleh mereka." Fujio menatap bingung ke arah Todoroki. Pria itu sedikit melangkah maju hingga kini jarak antara keduanya benar-benar sudah sangat dekat.

"Ini bukan hanya tentang penuh waktu atau paruh waktu Todoroki, tapi ini tentang semua orang. Bukan  hanya kita yang berada disini tapi mereka yang bahkan tidak apapun juga pasti akan terkena imbasnya."

"Seperti yang kau katakan tadi, bahkan jika kita melakukan sesuatu mereka masih memiliki peluang untuk menghabisi kita semua. Lalu, bagaimana jika kita hanya diam? Apa kau ingin mereka kembali menghancurkan tempat kita seperti dulu?"

"Apa kau ingin hal itu terjadi lagi, hah?"

Fujio berusaha mengeluarkan semua keresahan nya, dia sangat menolak keras dengan perkataan Todoroki yang tidak akan melibatkan siswa penuh waktu dalam masalah yang cukup besar ini.

Semua orang yang sedari tadi mendengarkan hanya bisa memperhatikan keduanya, mereka semua terlihat lebih setuju dengan apa yang Fujio katakan. Karena, bagaimanapun yang dikatakan oleh Fujio benar adanya. Entah membuat pergerakan atau bahkan hanya diam dan menghindar semua akan tetap berujung dengan hal yang sama, semua akan di hancurkan.

"Persetan dengan perjanjian yang kalian buat dengan Murayama, apapun yang terjadi kita tidak bisa diam saja," tegas Fujio sambil menatap tajam ke arah Todoroki yang nampak hanya terdiam di tempatnya. Rahang pria dengan rambut yang tersisir rapih itu mengeras menahan rasa emosinya, tangannya ikut mengepal kuat seiring dengan giginya yang bergemeletuk kasar.

"Ada apa denganmu, Todoroki? Bukankah kau selalu ingin membatalkan perjanjian itu? Bahkan kau berani menantang Murayama dan bertarung dengan nya, lalu kenapa hari ini kau berbicara seperti itu?" Tanya Fujio yang merasa tidak mengerti dengan jalan pikiran pria itu saat ini.

Meskipun Todoroki adalah pribadi yang tertutup dan terkesan dingin karena sifatnya yang pendiam, namun semua orang tahu jika pria itu begitu memikirkan semua teman-temannya. Untuk teman-temannya pria itu rela mengorbankan dirinya sendiri, tapi apa yang terjadi hari ini cukup membuat semua orang kebingungan dengan apa yang terjadi dengan pria berkacamata itu.

Siapapun tidak akan pernah lupa jika Todoroki adalah orang yang paling menentang Murayama selama ini, meski sudah di kalahkan berkali-kali pun Todoroki tetap saja masih ingin melawan pria itu. Tapi, bagaimana bisa di saat masalah genting seperti ini terjadi dengan tanpa keraguan Todoroki mengambil keputusan yang bertolak belakang.

"Bahkan orang yang di panggil sebagai pemimpin pun entah berada di mana saat ini, dia bahkan meninggalkan tanggung jawabnya begitu saja tanpa memikirkan semua orang yang berada di bawahnya. Lalu apa yang harus kita harapkan darinya? Apa yang bisa kita harapkan dari Murayama yang bahkan tidak bertanggung jawab atas posisinya, hah?"

Rahang Todoroki langsung mengeras saat mendengar perkataan Fujio barusan, mendengar bagaimana pria itu seolah meremehkan Murayama membuat tangan Todoroki tanpa sadar mengepal kuat di bawah sana. Giginya bergemeletuk kasar menahan emosi nya yang sedikit terpancing. Mungkin bagi semua orang yang tengah berada disini mereka hanya tahu jika Murayama tidak melakukan apapun.

Dengan kondisi dimana Murayama sudah bukan lagi siswa dari Oya mereka mungkin berpikir jika pria itu  seolah benar-benar melepas tanggung jawab nya begitu saja, padahal Todoroki tahu betul meskipun pria itu terlihat begitu tenang dia pasti tengah melakukan sesuatu sekarang. Murayama tidak akan mungkin diam saja ketika semua teman-temannya berada dalam bahaya. Dan sepertinya bukan hanya Murayama saja yang memikirkan masalah ini, tapi semua petinggi di setiap distrik yang berada di SWORD pasti tidak akan tinggal diam.

Dengan sekuat tenaga Todoroki berusaha untuk bersikap tenang di tempatnya, meski nyatanya dia benar-benar merasa tidak terima ketika Fujio mengatakan hal yang buruk tentang Murayama. Tapi sebisa mungkin Todoroki harus bisa menahan emosi nya saat menyadari jika semua orang yang berada di sana tengah berada dalam kondisi tidak baik juga.

"Aku mengerti perasaan kalian saat ini, aku mengerti apa yang sangat menggangu pikiran mu, Fujio. Tapi, masalah SWORD bukan hanya tentang kita, aku yakin mereka pasti sedang berusaha melakukan sesuatu untuk masalah ini. Murayama juga tidak mungkin diam saat melihat teman-temannya berada dalam masalah."

"Aku hanya ingin kalian tidak dengan cepat mengambil keputusan, melawan mereka bukanlah hal yang mudah. Walaupun semua orang yang berada di Oya bersatu kemungkinan untuk menang sangat lah kecil, mengingat jika musuh kita bukan hanya orang biasa."

"Mereka jauh berbeda dengan anak sekolah yang biasa kita hadapi. Kekuatan, gaya bertarung kita jelas kalah telak dari mereka. Karena itu, aku hanya ingin kalian sedikit bersabar dan mempercayakan semuanya kepada mereka. Lagipula ini bukan pertama kalinya terjadi di daerah SWORD."

Todoroki terdiam untuk beberapa saat, matanya kembali beredar menatap ke arah teman-temannya sebelum akhirnya kembali menatap Fujio yang masih menatap tajam ke arahnya.

"Aku percaya kepadanya, dia pasti akan melakukan hal yang seharusnya dia lakukan," kata Todoroki.

"Jadi kalian tidak perlu khawatir," imbuhnya.

"Dan satu lagi," Todoroki kembali membalas tatapan Fujio yang sedari tadi tidak teralih kan darinya sebelum akhirnya tangannya terulur melepas kacamata yang bertengger di hidung nya.

"Fujio!"

"Selama ini aku tidak pernah secara langsung mengakui mu sebagai pemimpin ku. Walaupun aku selalu berada satu langkah di belakang mu di setiap pertarungan, bukan berarti aku sudah menganggap mu sebagai pemimpin penuh waktu."

"Kau bahkan belum pernah bertarung dengan orang yang memiliki posisi tertinggi di sekolah ini. Bahkan dengan diriku yang sudah di akui oleh semua orang yang berada di sini."

"Jadi, jika kau ingin melakukan hal sesuka mu setidaknya lakukan apa yang harus kau lakukan, Fujio!"

"Jika kau ingin keputusan yang kau ambil bersifat mutlak, maka lakukanlah apa yang seharusnya kau lakukan! Buktikan jika kau pantas dengan hal itu!"

Fujio dan semua orang yang mendengarkan disana tidak bisa menyembunyikan perasaan terkejut mereka, semua orang saling melempar pandang satu sama lain seolah kebingungan dengan situasi yang tengah terjadi saat ini.

Tatapan mereka kembali terfokus pada Fujio dan Todoroki. Perkataan Todoroki barusan terdengar seperti sebuah tantangan untuk Fujio. Apa Todoroki berniat untuk mengajak Fujio bertarung? Apalagi saat mengingat jika sejak awal memang belum ada pertarungan yang menentukan siapa yang pantas menjadi di pemimpin di antara keduanya

"Sebelum kau melakukannya dengan Murayama, kau bisa melakukannya dengan ku lebih dulu, Fujio!"

"Todoroki, apa kau sudah gila? Apa yang kau pikirkan?" Suara itu bukan dari Fujio melainkan dari Tsuji yang berada di seberangnya, pria dengan rambut yang di kepang itu berjalan mendekat ke arah Todoroki di ikuti Shibaman di belakangnya. Dia benar-benar merasa tidak tahan dengan apa yang sedang terjadi di antara kedua orang itu.

"Apa kau berusaha membuat semuanya nya semakin runyam, hah? Bagaimana bisa disaat seperti ini kau ingin bertarung dengannya?" Tanya Tsuji lagi.

"Dia benar, mengapa kalian malah seperti ini? Ini bukan waktu yang tepat untuk memperdebatkan hal yang tidak penting," tambah Tsukasa yang juga merasa jika perdebatan ini semakin panjang dan kemana-mana.

Dia sudah cukup geram melihat perdebatan antara Todoroki dan Fujio yang ternyata berujung dengan sebuah tantangan untuk bertarung. Jika mereka tidak menengahi keduanya, pertarungan sia-sia itu bisa saja benar-benar terjadi. Mengingat jika dua orang itu sama-sama keras kepala dan teguh dengan pendirian masing-masing.

"Todoroki, Fujio, aku mengerti apa yang kalian pikirkan sekarang. Tapi bagaimanapun kalian berdua adalah orang yang penting di Oya saat ini, semua anak penuh waktu berapa di bawah kalian berdua. Jika kalian tidak bisa mengambil keputusan dengan kepala dingin, bagaimana kita bisa menghadapi masalah ini?"

Todoroki dan Fujio yang mendengar itu hanya bisa terdiam, yang mereka katakan memang benar adanya. Jika Fujio menyanggupi tantangan Todoroki maka perkelahian itu hanya sebuah hal yang sia-sia dan tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi, tetap saja Todoroki tidak bisa menahan rasa kesal nya hingga membuat dia tidak bisa berfikir dengan benar. Mendengar Fujio yang meragukan Murayama cukup memancing emosinya, entahlah hanya saja ada rasa tidak terima di diri Todoroki.

"Benar Fujio, Todoroki, kami semua sangat mengandalkan kalian berdua disini. Tidak peduli siapapun yang lebih kuat di antara kalian, kita hanya perlu bekerja sama untuk mengatasi semuanya," ucap Nakagoshi yang langsung mendapat anggukan setuju dari semua orang yang berada di sana.

Setelah semua fraksi yang berada di Oya bersatu sejak kejadian melawan Kidra beberapa waktu yang lalu membuat mereka mulai cukup dekat sebagai teman, di tambah dengan pertarungan terakhir kali dengan Senomon membuat kepercayaan mereka mulai tumbuh satu sama lain. Seiring dengan berjalannya waktu mereka mulai bisa memahami sifat dan karakter masing-masing. Karena itu mereka bisa mudah memahami apa yang sebenarnya Todoroki dan Fujio inginkan.

"Kita bisa membicarakan hal ini lagi setelah semuanya mulai tenang, jadi lebih baik untuk saat ini kita bubar saja!" usul Tsukasa berusaha untuk mencegah terjadinya situasi yang lebih buruk.

Todoroki dan Fujio sedang dalam kondisi yang tidak bisa berfikir jernih, mereka bisa saja mengambil keputusan tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena itu, sebisa mungkin Tsukasa harus memisahkan mereka terlebih dahulu hingga kedua benar-benar sudah bisa berfikir dengan kepala dingin.

"Ayo pergi, Todoroki! Ini tidak akan baik untuk mu dan kita semua," ajak Shibaman sambil berusaha menarik lengan Todoroki.

"Tidak, Shibaman! Aku tidak bisa membiarkan dia bergerak semaunya," ucap Todoroki sambil menepis tangan pria itu dari lengannya.

"DENGAR SEMUANYA!!!" teriakan Todoroki yang tiba-tiba berhasil membuat semua orang kembali menoleh ke arahnya. Mereka menatap penuh kebingungan ke arah Todoroki yang nampak tengah menunduk kan kepalanya, tubuh pria itu nampak terlihat begitu bergetar dengan kedua tangan nya yang sudah mengepal. Namun, tidak lama tiba-tiba Todoroki kembali bersuara, dan kali ini semua orang yang berada di sana benar-benar di buat bungkam dengan perkataan pria yang terkenal sangat pendiam itu

"Jika kalian berani melakukan sesuatu yang menentang perjanjian yang sudah Murayama buat, maka kalian akan langsung berhadapan dengan ku."

"Aku tidak peduli dengan apapun tujuan kalian melakukan nya, tapi aku benar-benar akan menghabisi kalian semua."

Todoroki kembali mengenakan kacamata nya, pandangannya menatap  mereka satu persatu dengan begitu tajam. Bagaimana raut wajah pria itu yang terlihat begitu serius, membuat semuanya bisa memastikan jika Todoroki benar-benar dengan perkataan nya. Apalagi mereka tahu betul jika Todoroki adalah tipe manusia yang selalu menepati janjinya.

Helaan nafas terdengar samar dari bibir Todoroki, matanya terpejam untuk beberapa saat sebelum akhirnya pria itu berjalan mendekati Fujio hingga keduanya saling menatap satu sama lain. Tangan pria itu terulur menepuk bahu Fujio pelan lalu berniat untuk pergi dari sana. Namun, sebelum benar-benar menjauh Todoroki kembali menahan langkah nya, pria itu memutar tubuhnya dan kembali mengatakan sesuatu yang cukup mengejutkan semua orang.

"Aku mempercayainya dengan mempertaruhkan diriku sendiri, jika dia gagal melakukan hal yang seharusnya dia lakukan maka aku akan menanggung semua nya."

"Fujio, kau bisa memegang perkataan ku! Aku tidak akan menarik apa yang sudah aku katakan. Jadi, untuk saat ini percayakan semuanya pada mereka! "

"Semuanya akan baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja"

"Dan Murayama, aku sangat mempercayai nya."



***



Sorry banget kalo banyak typo males banget revisi ulang, ketemu di part selanjutnya

Continue Reading

You'll Also Like

41.1K 3.6K 18
"No matter how far we're apart, the red thread's always linked and will never break. '𝘊𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶'𝘳𝘦 𝘮𝘺 𝘢𝘭𝘮𝘢 𝘨𝘢𝘮𝘦𝘭𝘢." -Kaizo "As...
1.4M 81.4K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
3.9K 551 8
Just a fiction! Jayyan pernah bilang, 'jangan terlalu banyak bersedih, kau pasti akan menemukan orang yang membuat hari-harimu jauh lebih baik.' Ben...
1.1K 86 9
Hanya sebuah cerita random yang saya buat karena akhir-akhir ini saya lagi suka sama shipper TsukiHina. Bagi yang berminat untuk membacanya jangan lu...